Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERANAN LEADERSHIP DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Oleh : Edi Suryadi 1

ABTSRAK

Organisasi merupakan wadah sekelompok orang yang memiliki tujuan yang ingin dicapai
melalui orang-orang yang ada di dalamnya. Pencapaian melalui orang-orang tersebut merupakan
kunci tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Namun masih banyak masyarakat yang menilai
keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dikaitkan dengan adanya proses produksi barang
atau jasa yang berkualitas dan berkuant itas. Walaupun demikian jika ditelusuri lebih jauh, maka
kita akan mendapatkan kenyataan bahwa bagian atau unsur penting bahkan terpenting di antara
bagian-bagian tersebut adalah sumber daya manusia, personalia atau tenaga kerja. Karena kita
ketahui faktor sumber daya manusia/ tenaga kerja merupakan pengendali dari seluruh akt ivitas
perusahaan. Akan tetapi tujuan organisasi akan tercapai apabila didukung oleh kepempinan dan
budaya organisasi yang baik uga sehingga kinerja pegawai akan meningkat. Dengan kinerja
pegawai meningkat akan berindikasi pada kinerja organisasi juga.

Keyword : Leadership, Budaya Organsisasi, dan Kinerja Pegawai

A. Pendahuluan integrasi potensi-potensi internal dalam


Dewasa ini lingkungan organisasi baik melaksanakan tugas yang semakin kompleks.
negeri maupun swasta tumbuh dan berkembang Upaya ini harus dilakukan jika organisasi ini
dengan sangat dinamis, sangat memerlukan hendak mempertahankan kinerjanya yaitu
adanya sistem manajemen yang efektif dan dalam memberikan pelayanan pendidikan
efisien artinya bahwa semuanya dapat dengan kepada masyarakat. Untuk itu, ia tidak dapat
mudah berubah atau menyesuaikan diri dan mengabaikan sumber daya manusia yang
dapat mengakomodasikan setiap perubahan dimiliki termasuk perhatian atas kepuasan
baik yang sedang dan telah terjadi dengan kerjanya. Pengabaian atasnya dapat berdampak
cepat, tepat dan terarah. Dengan demikian, pada kinerja organisasi juga dapat berdampak
organisasi sudah tidak lagi dipandang sebagai serius pada kualitas pelayanan pendidikan.
sistem tertutup (closed system) tetapi organisasi Kinerja individu akan mencerminkan dari
merupakan sistem terbuka (opened system) yang kinerja organisasi itu sendiri. Apabila kinerja
harus dapat merespon dan mengakomodasikan peagwai baik maka kinerja organisasi pun
berbagai perubahan eksternal dengan cepat baik juga. Hal ini sesuai dengan pendapat
dan efisien. Prawirosentono (1999:3) bahwa :
Mengingat adanya dinamika internal Terdapat hubungan yang erat antara
(perkembangan peran) dan tuntutan eksternal kinerja perorangan (individual performance)
yang semakin berkembang, organisasi dengan kiner ja lembaga (institutional
dihadapkan pada upaya penyesuaian diri performance). Dengan perkataan lain kinerja
untuk merespons dinamika eksternal dan seorang karyawan (individual performance) baik

1
Dosen Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran dan Prodi M2B SPS UPI

Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi (Edi Suryadi) 1


maka kemungkinan besar kinerja perusahaan yang berkepentingan (seperti investor atau
(corporate performance) juga baik. instansi pemerintah terkait) maupun bagi
Sedangkan menurut Gibson (1996) pembentukan dan pengembangan budaya
mengemukakan bahwa kinerja organisasi organisasi itu sendiri dalam mengatasi
tergantung dari kinerja individu atau dengan berbagai masalah yang sedang dan akan
kata lain kinerja individu akan memberikan dihadapi.
kontribusi pada kinerja organisasi, artinya Perhatian atas budaya organisasi
bahwa perilaku anggota organisasi baik secara menjadi semakin meningkat ketika baik
individu maupun kelompok memberikan perspektif kebijakan publik maupun perspektif
kekuatan atas kinerja organisasi sebab manajemen publik dalam administrasi negara
motivasinya akan mempengaruhi pada kinerja masih menyisakan sejumlah masalah dalam
organisasi. masa transisi di negara sedang berkembang
Pimpinan merupakan salah satu (Minogue, Polidano, Hulme : 1998, 3-4).
indikator di mana kinerja organisasi dapat Kunci dari sejumlah masalah yang tersisa
tercapai. Dengan Kepemimpinan memiliki tersebut menunjuk pada nilai, kepercayaan,
peranan penting pada peningkatan kinerja dan norma institusional dan dibarengi
pegawai. Tanpa adanya kepemimpinan pula dengan sikap-sikap individual. Hal ini
atau bimbingan, hubungan antara tujuan mengarah pada substansi budaya organisasi
perorangan dengan tujuan perusahaan dan bagaimana mengubah budaya tersebut.
mungkin menjadi lemah. Kondisi tersebut Paparan dalam tulisan ini berupaya untuk
mungkin akan menimbulkan situasi di mana menjelajahi budaya organisasi pelayanan
individu bekerja untuk mencapai tujuan publik di Indonesia. Meskipun tidak cukup
pribadinya, sementara perusahaan menjadi mewakili namun memberikan wacana
tidak efisien dalam pencapaian sasaran idiografis yang memadai.
yang sudah direncanakan. Oleh karena itu Apabila di gambarkan dalam
kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu sebuah paradigma maka seperti tampak
perusahaan ingin sukses. Seorang pemimpin dalam gambar di bawah ini.
harus dapat memberikan perhatian penuh
baik terhadap produksi atau jasa maupun
semangat kerja dan kepuasan pegawai melalui Leadership

penggunaan pendekatan yang baik dalam


Kinerja Pegawai
pelaksanaan pekerjaan. Begitu pula untuk
meningkatkan kinerja pegawai terhadap
Budaya Organisasi
seluruh aktivitas organisasi, dapat dilakukan
antara lain melalui pemberian motivasi.
Gambar 1
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana Paradigma Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai

seseorang dapat menjadi pemimpin (leader)


melalui aktivitas yang terus menerus sehingga
dapat mempengaruhi yang dipimpinnya B. Leadership (Kepemimpinan)
(followers) dalam rangka untuk mencapai Definisi kepemimpinan telah mengalami
tujuan organisasi atau perusahaan. perkembangan dan pergeseran. Dalam
Selain kepempinan faktor budaya paradigma lama kepemimpinan diartikan
organisasi juga memiliki peranan yang sangat sebagai kemampuan dan kesiapan yang
penting di dalam pencapaian kinerja organisasi. dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang
Pemahaman atas budaya pada tingkat lain, dengan memotivasi, menggerakkan,
organisasi ini merupakan sarana terbaik bagi mengarahkan, mengajak, menuntun dan jika
penyesuaian diri anggota-anggotanya, bagi perlu memaksa mereka untuk melakukan
orang luar yang terlibat masyarakat dan atau tidak melakukan sesuatu. Dalam

2 MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 1 - 9


paradigma baru, kepemimpinan dimaknai inter per sonal, peranan yang ber sifat
secara lebih luas, bukan sekedar kemampuan informasional, dan peran pengambilan
mempengaruhi, yang lebih penting adalah keputusan. Yang dimaksud dengan peranan
kemampuan member inspirasi kepada pihak yang bersifat interpersonal dalam organisasi
lain, agar mereka secara proaktif tergugah adalah bahwa seorang pemimpin dalam
untuk melakukan berbagi tindakan demi perusahaan atau organisasi merupakan
tercapainya visi, misi dan tujuan oragnisasi. simbol akan keberadaan organisasi, seorang
Jams A.F. Stoner dalam Adyas (www. pemimpin ber tanggung jawab untuk
daneprairie.com) ber pendapat bahwa memotivasi dan memberikan arahan kepada
kepemimpinan sebagai proses pengarahan bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai
dan mempengaruhi akt ivitas yang berkaitan peran sebagai penghubung. Peranan yang
dengan tugas para anggota kelompok (Stoner bersifat informasional mengandung arti
dalam Umar, 1998 : 31). Sedangkan menurut bahwa seorang pemimpin dalam organisasi
DuBrin (2005:3) mengemukakan bahwa : mempunyai peran sebagai pemberi, penerima
Kepemimpinan itu adalah upaya dan penganalisa informasi. Sedangkan peran
mempengaruhi banyak orang melalui pemimpin dalam pengambilan keputusan
komunikasi untuk mencapai tujuan, mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai
cara mempengaruhi orang dengan peran.
petunjuk atau perintah, tindakan yang Kepemimpinan yang efektif harus
menyebabkan orang lain bertindak memberikan pengarahan terhadap usaha-
atau merespons dan menimbulkan usaha semua pekerjaan (pegawai) dalam
perubahan positif, kekuatan dinamis mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa
p e n t i n g ya n g m e m o t iva s i d a n kepemimpinan atau bimbingan hubungan
mengkoordinasikan organisasi dalam antara tujuan perseorangan dan tujuan
rangka mencapai tujuan, kemampuan organisasi mungkin menjadi lemah.
untuk menciptakan rasa percaya diri Fungsi utama seorang pemimpin adalah
dan dukungan diantara bawahan agar mengambil keputusan (decision making).
tujuan organisasional dapat tercapai. Merujuk pandangan Lawrence R.Jauch and
Siagian (2002:62) mengemukakan William F. Glueck, dapat disimpulkan bahwa
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan terdapat lima aspek penting yang menjadi
seseorang untuk mempengaruhi orang lain indikator kunci dalam pengambilan keputusan
(para bawahannya) sedemikian rupa sehingga stratejik, yaitu:
orang lain itu mau melakukan kehendak 1. Rasionalitas
pemimpin meskipun secara pribadi hal itu Hal ini dapat diukur dari sisi manfaat
mungkin tidak disenanginya. m a k s i mu m , ke t e p at a n p e m i l i h a n
Sedangkan Nimran (2004:64) alternatif, dan kepastian penetapan skala
mengemukakan bahwa kepemimpinan atau prioritas dalam merealisasikan visi dan
leadership adalah merupakan suatu proses misi organisasi.
mempengaruhi perilaku orang lain agar 2. Relevansi
berperilaku seperti yang akan dikehendaki. Hal ini dapat diukur dari tingkat
Robbins (1996:39) mengemukakan bahwa kesesuaiannya dengan tujuan dan dan
kepemimpinan adalah sebagai kemampuan kebutuhan organisasional
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah 3. Kepuasan
tercapainya tujuan. Hal ini dapat diukur dari tingkat
Siagian (2002:66) mengemukakan penerimaan stakeholder, dampak positif
bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dari keputusan serta komitmen semua
dalam organisasi atau perusahaan ada pihak dalam mengimplementasikannya.
tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat

Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi (Edi Suryadi) 3


4. Fleksibillitas or developed in learning to cope with
Hal ini dapat diukur dari kesesuaiannya its problems of external adaptation
dengna situasi yang dihadapi dan and internal integration, and that have
kemampouan beradaptasi terhadap worked well enough to be considered
perubahan. valid, and therefore, to perceive, think,
5. Komprehensif and feel in relation to those problems.
Hal ini dapat diukur dari keluasan cakupan Terdapat beberapa teori utama budaya
permasalahan yang dapat diatasi. organisasi yang telah meluas dikenal di
Anoraga et al. (1995) dalam Tika kalangan teoritisi dan praktisi organisasi.
(2006:64) mengemukakan bahwa ada Pertama adalah teori yang dikemukakan oleh
sembilan peranan kepemimpinan seorang Kluckhon-Strodtbeck dalam Robbins (1996)
dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai yang mengemukakan enam dimensi budaya
perencana, pemimpin sebagai pembuat dasar. Masing-masing dimensi ini memiliki
kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin variasi yang membedakan antara budaya yang
sebagai pelaksana, pemimpin sebagai satu dengan budaya lainnya. Dimensi pertama
pengendali, pemimpin sebagai pemberi hadiah adalah hubungan dengan lingkungan yang
atau hukuman, pemimpin sebagai teladan memiliki variasi dominasi terhadap lingkungan,
dan lambang atau simbol, pemimpin sebagai harmoni dengan lingkungan, dan tunduk atau
tempat menimpakan segala kesalahan, dan didominasi oleh lingkungan. Dimensi kedua
pemimpin sebagai pengganti peran anggota adalah orientasi waktu yang memiliki variasi
lain. tentang orientasi pada masa lalu, masa kini,
Dengan adanya peranan dari seorang dan masa depan. Dimensi ketiga adalah kodrat
pemimpin itu merupakan salah satu upaya atau sifat dasar manusia yang bervariasi
dalam pencapaian tujuan organisasi. tentang pandangan bahwa pada dasarnya
manusia itu baik, atau buruk, atau campuran
C. Budaya Organisasi antara baik dan buruk. Dimensi keempat
Banyaknya definisi tentang budaya adalah orientasi kegiatan yang memiliki
organisasi diajukan oleh para pakar variasi adanya penekanan untuk melakukan
seperti halnya Robbins (1996) yang telah tindakan, penekanan untuk menjadi atau
mendefinisikan budaya organisasi sebagai mengalami sesuatu, dan penekanan pada
suatu persepsi bersama yang dianut oleh upaya mengendalikan kegiatan. Dimensi
anggota-anggota organisasi itu dan menjadi kelima ialah fokus tanggungjawab yang
suatu sistem dari makna bersama. Sementara mempunyai variasi individualistis, kelompok,
itu, Schein (1991) memilih definisi yang dapat atau hierarkis. Dimensi terakhir yaitu konsep
menjelaskan bagaimana budaya berkembang, ruang yang tumpuan variasinya terletak pada
bagaimana budaya itu menjadi seperti kepemilikan ruang yang terbagi pada variasi
sekarang ini, atau bagaimana budaya dapat pribadi, publik atau umum, dan campuran
diubah jika kelangsungan hidup organisasi antara keduanya.
sedang dipertaruhkan. Untuk itu diperlukan Budaya suatu organisasi tidak muncul
definisi yang dapat membantu memahami begitu saja dari suatu kehampaan. Banyak
kekuatan-kekuatan evolusi dinamik yang pandangan yang dikemukakan oleh para
mempengaruhi suatu budaya berkembang pakar organisasi tentang unsur-unsur yang
dan berubah. Schein akhirnya memberikan terkandung dalam budaya organisasi namun
definisi yang lebih dapat diterima oleh pada intinya sama.
berbagai pihak yaitu bahwa budaya organisasi Dua pakar budaya organisasi terkemuka
merupakan : Bennis dan Brown (1999) dalam A.B Susanto
a pattern of basic assumptions that a (2004:8) mengemukakan tiga tingkatan unsur
given group has invented, discovered, budaya organisasi yakni:

4 MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 1 - 9


a. Artifacts, yang terjemahan bebasnya Seluruh sumber daya manusia yang
adalah sesuatu yang dimodifikasi oleh ada di dalam suatu organisasi harus dapat
manusia untuk tujuan tertentu. Artifacts memahami dengan benar budaya organisasi
merupakan hal yang paling mudah dilihat yang ada. Pemahaman ini sangat berkaitan
dan ditangkap saat kita memasuki sebuah dengan setiap gerak langkah setiap kegiatan
organisasi karena hubungan erat dengan yang dilakukan, baik perencanaan yang
apa yang kita lihat, kita dengar dan kita bersifat strategis dan taktikal atau kegiatan
rasakan saat berada di dalamnya. dari implementasi perencanaan.
Mary Jo Hatch mengindikasikan artefak Di samping itu, untuk memberikan
sebagai aktivitas yang tidak banyak dukungan kepada sumber daya manusia di
diketahui orang, artefak merupakan dalam usaha memahami budaya organisasi
manifestasi dari kegiatan dalam budaya perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana
perusahaan. Selanjutnya Mary Jo Hatch budaya organisasi itu dibentuk.Suatu
mengkategorisasikan artefak sebagai budaya pada hakekatnya adalah sebuah
berikut: fenomena kelompok, untuk menelaah proses
b. Espoused Value (nilai yang didukung oleh terbentuknya budaya organisasi tidak dapat
perusahaan), yang mencakup strategi, lepas dari dukungan kelompok. Selain
tujuan dan filosofis dasar yang dimiliki itu, proses kemunculan budaya organisasi
oleh organisasi. Nilai-nilai ini dapat memakan waktu yang cukup lama dan
dipahami jika seseorang sudah mulai umumnya melibatkan seseorang tokoh
menyelami perusahaan tersebut. (manajer puncak) yang mengintroduksikan visi
c. Basic Assumption (asumsi dasar), yaitu dan nilai-nilai kepada stafnya. Pembentukan
asumsi-asumsi tersirat yang dipegang budaya organisasi dijadikan acuan oleh
bersama dan menjadi dasar pijakan. seluruh anggota kelompoknya untuk bertindak
dan berperilaku.

Manajemen Puncak

Filosofi Organisasi yang


Kriteria Seleksi Budaya Organisasi
Dijumpai

Sosialisasi

Gambar 2
Terbentuknya Budaya Organisasi Menurut Stephen P. Robbins
(Sumber: Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Jilid 2, 1996:302).

Gambar tersebut menjelaskan tersebut akan dimunculkan ke permukaan


bagaimana budaya organisasi dibangun yang nantinya akan menjadi karakteristik
dan dipertahankan. Dari gambar tersebut budaya organisasi.
dapat dilihat filsafat orgaisasi dimana pendiri Pembentukan tim seleksi bertujuan
memiliki asumsi, persepsi, dan nilai-nilai yang agar kriteria-kriteria yang telah ada (persepsi,
harus diseleksi terlebih dulu. Hasil seleksi asumsi, dan nilai-nilai) tidak dipilih secara

Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi (Edi Suryadi) 5


subjektif tetapi disaring dulu dari beberapa kinerja dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
sumber daya manusia dalam organisasi. a. Penyatuan tujuan. Dalam perusahaan
Ke b e r h a s i l a n p r o s e s s o s i a l i s a s i dengan budaya yang kuat, karyawan
tergantung pada dua hal utama yaitu: cenderung berbaris mengikuti penabuh
a. Derajat keberhasilan mendapatkan gendrang yang sama.
ke s e s u a i a n d a r i n i l a i - n i l a i ya n g b. Budaya yang kuat sering dikatakan
dimiliki oleh karyawan baru terhadap m e m ban t u kin e r ja bisn is kare n a
organisasi. menciptakan suatu tingkatan yang luar
b. Metode sosialisasi yang dipilih oleh biasa dalam diri para karyawan.
manajemen dan yang dipilih oleh c. Budaya yang kuat membantu kinerja
manajemen puncak di dalam karena memberikan strutur dan control
implementasinya. yang dibutuhkan tanpa harus bersandar
Pada akhirnya tercapailah sasaran yang pada birokrasi formal yang kaku dan yang
diinginkan organisasi yakni terbentuknya dapat menekan motivasi dan inovasi.
b u d aya o r ga n i s a s i . Ka r yawa n wa j i b Berdasarkan hal tersebut, pengenalan,
mempelajari budaya organisasi dalam bentuk penciptaan, dan pengembangan budaya
cerita, acara ritual, material dan bahasa. organisasi dalam suatu perusahaan mutlak
Budaya organisasi berkaitan erat diperlukan dalm rangka membangun
dengan pemberdayaan karyawan (employee perusahaan yang efektif dan efisien sesuai
empowerment) di suatu perusahaan. Semakin dengan misi dan visi yang hendak dicapai.
kuat budaya organisasi, semakin besar
dorongan para karyawan untuk maju bersama D. Peranan Leadership dan Budaya
dengan perusahaan. Organisasi terhadap Kinerja
Gaya dan pola perilaku karyawan pada Pegawai
sistem manajemen tradisional dan manajemen Pemimpin dapat mempengar uhi
inovasi berbeda, yang menyebabkannya moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas
adalah budaya organisasi yang terbentuk kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
di dalamnya. Budaya organisasi sangat suatu organisasi (kinerja). Keberhasilan
mempengaruhi kinerja para karyawan dalam suatu organisasi baik sebagai keseluruhan
perusahaan. Budaya organisasi bersifat maupun berbagai kelompok dalam suatu
intangible, tidak formal dan tidak langsung organisasi tertentu, sangat tergantung pada
terjadi, tetapi mempunyai peranan penting mutu kepemimpinan yang terdapat dalam
sebagai cara berfikir, cara memandang, organisasi yang bersangkutan. Bahkan
menerima keadaan dan merasakan sesuatu kiranya dapat dikatakan bahwa mutu
dalam perusahaan. kepemimpinan yang terdapat dalam suatu
Empat konsep corporate culture. Pertama; organisasi memainkan peranan yang sangat
norma, aturan, nilai-nilai, etos kerja, kedua; dominan dalam keberhasilan organisasi
seremoni, ritual, symbol, arsitektur. Ketiga; tersebut dalam menyelenggarakan berbagai
protokol, prosedur, birokrasi, tata tertib kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja
dan terakhir; pendiri, pahlawan, pemimpin, para pegawainya (Siagian, 1999).
manajer. Pengembangan budaya perusahaan Kepemimpinan dapat didefinisikan
tidak mungkin dimulai dari karyawan bawah. sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk
Budaya perusahaan hanya akan berjalan berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang
efektif bila dimulai dari level pimpinan dan sudah ditentukan (Manullang, 2001: 141).
manajer. Menurut Gibson, (2005: 334), kepemimpinan
adalah suatu upaya penggunaan jenis
Dengan demikian, kekuatan budaya pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk
organisasi berhubungan dengan dengan memotivasi orang-orang mencapai tujuan

6 MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 1 - 9


tertentu. Dalam kepemimpinan terdapat mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
suatu pemikiran, apabila tanpa kepemimpinan mencapai tujuan jika diterapkan sesuai
suatu organisasi adalah kumpulan orang- dengan koridor yang telah ditetapkan kedua
orang dan mesin-mesin yang tidak teratur belah pihak sesuai dengan jabatan yang
(kacau-balau). Kepemimpinan yang efektif dimiliki.
harus dapat memberikan pengarahan Budaya Organisasi adalah total skor
terhadap usaha-usaha semua pekerjaan pertanyaan/pernyataan dengan indikator:
dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa inisiatif, toleransi terhadap tindakan beresiko,
kepemimpinan atau bimbingan, hubungan kejelasan arah organisasi, integrasi, dukungan
antara tujuan perseorangan dan tujuan dari manajemen, kontrol, identitas, sistem
organisasi mungkin akan menjadi renggang imbalan, toleransi terhadap konflik, dan
(lemah). Keadaan ini bisa menimbulkan komunikasi (Binawan Nur Tjahjono dan Tri
situasi di mana perseorangan bekerja untuk Gunarsih:2010).
mencapai tujuan pribadinya, sementara itu Budaya organisasi secara keseluruhan
keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien merupakan organisasi dalam dirinya sendiri,
dalam mencapai sasarannya. karena budaya melekat pada organisasi.
Kepemimpinan memiliki peranan Dengan terciptanya budaya organisasi,
penting pada peningkatan kinerja pegawai. setiap individu akan mengikatkan dirinya
Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, dengan nilai-nilai, aturan-aturan kebijakan,
hubungan antara tujuan perorangan dengan prosedur, dalam setiap tingkah lakunya yang
tujuan perusahaan mungkin menjadi lemah. membuat pekerjaan menjadi menyenangkan.
Kondisi tersebut mungkin akan menimbulkan Dengan keterikatan individu dalam pekerjaan,
situasi dimana individu bekerja untuk sehingga menyatu dalam perilaku dan
mencapai tujuan pribadinya, sementara tindakan akan memperkuat komitmen
perusahaan menjadi tidak efisien dalam kerjanya sebagai bagian dari organisasi yang
pencapaian sasaran yang sudah direncanakan. mempunyai konsekuensi tanggung jawab
Oleh karena itu kepemimpinan sangat akan keberhasilan organisasi.
diperlukan bila suatu perusahaan ingin Peningkatan Kinerja Pegawai dapat
sukses. Seorang pemimpin harus dapat dilakukan dengan jalan merubah/memperbaiki
memberikan perhatian penuh baik terhadap budaya organisasi yang lebih baik karena
produksi atau jasa maupun semangat kerja Budaya Orgnaisasi secara positif signifikan
dan kepuasan pegawai melalui penggunaan mempengaruhi kinerja (Binawan Nur Tjahjono
pendekatan yang baik dalam pelaksanaan dan Tri Gunarsih:2010)
pekerjaan. Begitu pula untuk meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian
kinerja pegawai terhadap seluruh aktivitas diantaranya oleh Adyas (www.daneprairie.
perusahaan, dapat dilakukan antara lain com) membuktikan bahwa budaya organisasi
melalui pemberian motivasi dari pimpinan dan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
didukung oleh budaya organisasi yang baik. terhadap kinerja perusahaan, artinya budaya
Berdasarkan hasil penelitian organisasi yang merupakan hasil dari interaksi
diantaranya oleh Adyas (www.daneprairie. ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi
com) membuktikan bahwa kepemimpinan kelompok-kelompok orang dalam lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap organisasinya, akan membentuk suatu
kinerja perusahaan, artinya kepemimpinan persepsi subyektif keseluruhan mengenai
merupakan suatu upaya untuk memengaruhi organisasi berdasarkan pada faktor-faktor
banyak orang melalui proses komunikasi seperti toleransi resiko, tekanan pada tim,
u n t u k m e n c a p a i t u j u a n o r ga n i s a s i dan dukungan orang, persepsi keseluruhan
diharapkan dapat menimbulkan perubahan ini akan menjadi budaya atau kepribadian
positif berupa kekuatan dinamis yang dapat organisasi tersebut yang mampu mendukung

Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi (Edi Suryadi) 7


dan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan E. Daftar Bacaan
dan kinerja perusahaan serta dampak yang Binawan Nur Tjahjono dan Tri Gunarsih.
lebih besar pada budaya yang lebih kuat. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di
E. Kesimpulan Lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi Jawa
Kepemimpinan memainkan peranan Tengah.Jurnal (www.google.com).
yang amat penting, bahkan dapat dikatakan D u b r i n A n d r e w J. , 2 0 0 5 . Leadership
amat menentukan dalam usaha pencapaian (Terjemahan), Edisi Kedua, Prenada Media,
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jakarta.
Pimpinan membutuhkan orang lain, yaitu G i b s o n , I va n c e v i c h , D o n n e ly, 1 9 9 7 .
bawahan untuk melaksanakan secara Organizations (Terjemahan), Cetakan
langsung tugas-tugas, di samping memerlukan Keempat, PT. Gelora Aksara Pratama,
sarana dan prasarana lainnya. Kepemimpinan Jakarta.
yang efektif adalah kepemimpinan yang Hadi Senen, Syamsul. 2009. The Influence of
mampu menumbuhkan, memelihara dan Social and Physical Condition, Individual
mengembangkan usaha dan iklim yang Needs, and Work Ability Serve Performance
kondusif di dalam kehidupan organisasional. its Implication to Employees Satisfaction
Budaya perusahaan memiliki peran (A Study at PT Telekomunikasi Indonesia,
yang sangat strategis untuk mendorong dan Tbk. (PT Telkom) Region Devision III in West
meningkatkan efektivitas kinerja organisasi Java Province).Disertasi.UNPAD:Tidak
(kinerja pegawai), selain itu budaya organisasi dipublikasikan.
adalah instrumen untuk menentukan arah Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen Personalia
organisasi, mengarahkan apa yang boleh dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
dilakukan dan tidak boleh dilakukan, BPFE.
bagaimana mengalokasikan sumber daya Hasibuan, S.P M. 2001. Manajemen Sumber
dan mengelola sumber daya organisasional, Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
dan juga sebagai alat untuk menghadapi -----------. 1994. Manajemen Sumber Daya
masalah dan peluang dari lingkungan internal Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
dan eksternal. Hal yang paling mendasar Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno.
dari budaya organisasi adalah sebagai sistem Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan
kontrol sosial bagi anggota organisasi untuk dan Budaya Organisasi TerhadapKepuasan
mengendalikan perilaku yang diharapkan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada
sesuai tujuan perusahaan sehingga tujuan Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada
perusahaan yang telah direncanakan jauh- PT. Pei Hai International Wiratama
jauhari dapat terlaksana. Indonesia).UNES.
Kinerja pegawai merupakan hasil dari Minogue, M., Polidano, C. & Hulme, D.
suatu proses atau seperangkat proses yang 1998 Beyond the New Public Management
menciptakan pemahaman bersama mengenai :Changing Ideas and Practices in Governance.
apa yang harus dicapai (dan bagaimana hal Edward Elgar, Cheltenham, UK.
itu dicapai) serta bagaimana dapat mengatur Nawawi, Hadari dan Marsini Hadari. 1990.
orang dengan cara yang dapat meningkatkan Administrasi Personal untuk Menghasilkan
kemungkinan tercapainya tujuan tersebut. Produktivitas Kerja. Jakarta : CV. Haji Mas
Kinerja peagwai yang tinggi bisa tercapai Agung.
apablia didukung dengan adanya leadership Nimran Umar, 2004. Perilaku Organisasi,
dan budaya organisai yang baik pula. Cetakan Ketiga, CV. Citra Media,
Surabaya.

8 MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 1 - 9


Prawirosentono, Suyadi, 1999, Jelang Perda Administratif dan Operasional. Jakarta:
gangan Bebas Dunia, Yogyakarta: BPFE. Bumi Aksara.
Robbins Stephen P., 1996. Organizational Schein, E.H. 1984 Coming to a new awareness of
Behavior (Terjemahan) Jilid 2, Edisi Ketujuh, organizational culture. Sloan Management
PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Review winter.
Ruky.S A. 2001. Sistem Manajemen Kinerja: Siagian Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan
Performance Management System, Panduan ProduktivitasKerja, Cetakan Pertama, PT.
Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Rineka Cipta, Jakarta.
Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Tika H. Moh. Pabundu, 2006. Budaya Organisasi
Utama. dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan
Sastrohadiwiryo S, Bejo. 2002. Manajemen Pertama, PT. Bhumi Aksara, Jakarta.
Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan www.daneprairie.com

Analisis Peranan Leadership dan Budaya Organisasi (Edi Suryadi) 9

Anda mungkin juga menyukai