Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN PENERAPAN GMP DAN SSOP PADA PRODUK IKAN ASIN KERING

DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN


DI KABUPATEN KENDAL

THE STUDY OF GMP AND SSOP APPLICATION ON DRIED-SALTED FISH


PRODUCT TO ENHANCE FOOD SAFETY IN KENDAL REGENCY

Rini Susianawati 1), Lachmuddin Syarani2), Tri Winarni Agustini2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis dan mengidentifikasi produk ikan
asin kering yang dihasilkan oleh pengolah untuk dapat meningkatkan jaminan keamanan
pangan dan mutu bagi konsumen yang disesuaikan dengan SNI. 2) Mengetahui tingkat
penerapan kelayakan dasar (GMP, SSOP) pengolah ikan asin kering di Kabupaten Kendal. 3)
Menganalisa hubungan sosial ekonomi antara pengolah ikan asin kering dengan penerapan
kelayakan dasar. Metode penelitian bersifat diskriptif, studi kasus dan eksperimen. Proses
pengambilan sampel dilakukan dengan cara survey, observasi dan wawancara. Untuk
mendapatkan sampel dilakukan dengan Stratified Random Sampling dengan jumlah
responden 15. Data/sampel produk ikan asin dianalisis secara organoleptik, TPC, coliform,
E. coli dan kadar air. Sampling air sumber dianalisis untuk TPC dan coliform , E. coli. Uji
statistik dilakukan dengan uji Anova (Program SPSS versi 11).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian laboratorium ikan
tembang asin kering di pengolah besar (E-G) untuk uji organoleptik = 7.03 ; uji TPC berkisar
antara 3.4 x 103 9.7 x 103 kol/g, uji coliform antara 23 460 MPN/g, kadar air 41.32
46.36% dan di pengolah kecil (H-S) untuk uji organoleptik= 6.99 ; uji TPC antara 3.2 x 103
9.95 x 103 kol/g; uji coliform antara 39-460 MPN/g, kadar air 41.32-47.36%, dan di semua
pengolah tidak teridentifikasi adanya bakteri E. coli pada ikan tembang asin kering.
Sedangkan pengujian pada air sumber dari pengolah besar (E-G) untuk uji TPC 6.55 x 106
7.42 x 106 kol/mL dan di pengolah kecil (H-S) untuk uji TPC 5.55 x 105 6.8 x 106 kol/mL,
coliform 930-1200 MPN/mL dan dijumpai adanya E. coli 1 pengolah. Secara keseluruhan
tingkat penerapan kelayakan dasar pengolah E-G antara 58-77% dan pengolah H-S antara 27-
68%. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara
pengalaman kerja dengan tingkat penerapan kelayakan dasar (rs = 0.5393), sedangkan antara
tingkat pendidikan dan umur tidak terjadi korelasi kuat (rs = 1.5893 dan 0.8768).

Kata kunci :Ikan asin kering, Program Kelayakan Dasar, TPC, Coliform, E.coli

1)
Staf Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah
2)
Staf Pengajar FPIK UNDIP Semarang
40

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


ABSTRACT

The aims of this research were; 1) to analyze and to identify dried salted fish product
produced by the processors to be able to improve food safety and quality assurance for
consumers according to SNI, 2) to know the application level of Prerequisite Program (GMP,
SSOP) on dried salted fish processors in Kendal Regency, 3) to analyze the social economic
relation between of dried salted fish processors and the application of Pre Requisite
Program. The research methods were descriptive, case study, and experiment. The sampling
process was done by survey, observation, and interview. The samples were obtained by
Stratified Random Sampling to 15 respondents. The data of dried salted fish product obtained
were analyzed for organoleptics, TPC, Coliform, E. coli and Moisture Content. The source
water sample was analyzed forTPC, Coliform and E. coli. The statistics test was conducted by
Anova Test with SPSS version 11.
The result showed that the laboratory test on dried salted Goldstripe sardinella fish at
big fish processors (E-G), has organoleptics test of 7.03; TPC test was ranging from 3.4 x 103
to 9.7 x 103 col/g, coliform test was ranging from 23 to 460 MPN/g, the moisture content was
ranging from 41.32 to 46.36%. In the small processors (H-S), has organoleptics test of 6.99,
TPC test was ranging from 3.2 x 103 to 9.95 x 103 col/g, coliform test was ranging from 39 to
460 MPN/g, the moisture content was ranging from 41.32 to 47.36%. The E. coli bacteria on
salted dried Goldstripe sardinella fish was not identified in all processors. In additional, the
test on source water of the E-G processors for TPC test was ranging from 6.55 x 106 to 7.42 x
106 col/mL, and in the H-S processors for TPC test was ranging from 5.55 x 105 to 6.8 x 106
col/mL, coliform was from 930 to 1200 MPN/mL and the presence of E. coli was found in one
processor. As the whole, the application level of Pre Requisite Program for the E-G
processors was between 58 and 77%, and the H-S processors were between 27 and 68%. The
result of Rank Spearman correlation, showed, there was a strong correlation between
working experience and the application level of Pre Requisite Program (rs=0.5393), whereas
between the education and age level did not present a strong correlation (rs=1.5893 and
0.8768).

Keywords: Dried salted fish, Prerequisite Program, TPC, Coliform, E. coli

41

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


I. PENDAHULUAN belum sepenuhnya menerapkan program

Hasil perikanan merupakan sanitasi, sehingga untuk meningkatkan

komoditas yang mudah mengalami proses mutu produk ikan asin kering yang aman

kemunduran mutu dan pembusukan, untuk di konsumsi dan terjamin perlu

dimana hal ini terjadi setelah ikan dilakukan tindakan perbaikan dan rekaman

ditangkap. Dengan demikian perlu pengendalian sanitasi.

penanganan yang cepat, tepat dan benar Maka perlu sekali dilakukan

untuk menjaga kualitasnya sebelum penelitian yang mengkaji tentang

dipasarkan dan sampai ke tangan penerapan kelayakan dasar pengolah ikan

konsumen, maka perlu adanya pengawetan asin kering untuk peningkatan mutu

untuk memperpanjang daya awet. produk dalam menjamin keamanan produk

Jenis usaha pengolahan dan yaitu apakah di pengolah tradisional

pengawetan ikan yang banyak didominasi terutama ikan asin kering telah

di Kabupaten Kendal adalah melaksanakan pengolahan yang benar

pengeringan/pengasinan. Dimana sentra- sesuai GMP (Good Manufacturing

sentra olahan ikan asin kering ini berada di Practise) dan telah melaksanakan sanitasi

Desa Tambaksari, Desa Gempolsewu dan hygiene sesuai prosedur operasionalnya

Desa Sendang Sikucing. (SSOP/ Sanitation Standard Operating

Olahan ikan asin kering yang biasa Prosedures) serta pengkajian peningkatan

dilakukan masih bersifat tradisional dan mutu untuk menjamin keamanan pangan

melakukan produksi menurut pesanan, khususnya produk ikan asin kering yang

dipasarkan sendiri, disetor ke pengepul dilakukan untuk memenuhi standar SNI

besar dengan kapasitas produksi sekitar 1 yang dapat dipahami sebagai produk yang

kwintal 3 ton ikan. berkualitas dan hygiene, tidak tercemar

Proses pengolahan yang dilakukan bahan kimia serta aman dikonsumsi

pada prinsipnya sama sudah melakukan konsumen.

produksi secara benar baik pada pengolah Penelitian ini bertujuan

besar maupun pengolah kecil mulai dari menganalisa dan mengidentifikasi produk

penerimaan bahan baku dari hasil lelang, ikan asin kering yang dihasilkan oleh

pencucian, penggaraman, pencucian, pengolah untuk kemudian

sortasi dan pengemasan. Namun masalah membandingkannya dengan SNI,

sanitasi di seluruh UPI ikan asin kering mengetahui tingkat penerapan kelayakan
dasar (GMP, SSOP) pengolah ikan asin
Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 42

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


kering di Kab. Kendal dan menganalisa Analisis data yang digunakan
hubungan sosial ekonomi antara pengolah adalah :
ikan asin kering dengan penerapan
kelayakan dasar. 2.1. Analisis Data Uji Organoleptik

Perhitungan nilai organoleptik


II. MATERI DAN METODE
dilakukan dengan score sheet dari panelis
ditabulasi dengan mencari hasil rata-rata
Metode penelitian menggunakan
setiap panelis pada taraf kepercayaan 95 %
metode diskriptif dengan pelaksanaan
(BSN, 1994).
penelitian dengan cara survey, observasi
Rumus perhitungan :
untuk mengkaji tingkat penerapan
P(X1,96.s/n < < X+1,96.s/n) = 95 %
kelayakan dasar pengolah; metode
eksperimen dilakukan pembuatan ikan asin n
X = i = 1 xi
kering dengan perlakuan konsentrasi n
garam yang berbeda (10%, 20%,30%,
n
35%) yang hasil uji mutu sesuai dengan s = i = 1 (Xi X)2
SNI dipergunakan sebagai kontrol dalam n
n
kajian produk ikan asin kering dari S2 = 1 = 1 (Xi X)2
pengolah dan metode studi kasus pada UPI n

yang terpilih sebagai sampel./responden. Keterangan :


Penentuan sampel dilakukan
n = banyaknya panelis
dengan cara Stratified Random Sampling.
S2 = keseragaman nilai mutu
Untuk menentukan sampel ditetapkan 35%
1,96 =:koefisien standar deviasi pada
dari jumlah populasi, maka diperoleh
taraf 95 %
jumlah responden dalam penelitian adalah
X = nilai mutu rata-rata
15 pengolah (Sudjana, 1995) yang terdiri
Xi = nilai mutu dari panelis ke I,
dari 3 pengolah besar dan 12 pengolah
dimana I = 1 sampai n
kecil dengan rumus perhitungannya
s = simpangan baku nilai mutu.
menurut Marzuki (2003) adalah :
P = nilai organoleptik
n/NxN1 dan n/NxN2, dimana :
n : sampel (15 pengolah), N : populasi
(42 pengolah), N1 : populasi pengolah
besar (8 pengolah) dan N2 : populasi
pengolah kecil (34 pengolah).

43 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


2.2. Analisa Data Uji TPC, Coliform, E. 2.4.Analisa Hubungan Sosek Dengan
coli, Kadar air Tingkat Penerapan Kelayakan Dasar

Uji mikrobiologi pada air Untuk mengetahui hubungan


sumber dan ikan asin kering dilakukan antara sosek (pendidikan, pengalaman
dengan menggunakan uji statistik kerja, umur) dengan tingkat penerapan
dengan uji beda/Anova Program SPSS kelayakan dasar digunakan korelasi
versi 11 (Imam Ghozali, 2001) untuk Rank Spearman.
mengetahui apakah sampel yang Perhitungan koefisien korelasi
diamati memenuhi standar SNI atau Spearman menurut Santoso Singgih
tidak. Dan uji kadar air dilakukan pada (2001), menggunakan rumus :
produk ikan asin kering. 6 d2
rs = 1 -
n ( n2 - 1 )
2.3.Tingkat Penerapan Kelayakan Dasar
Keterangan :
Analisis dilakukan secara
rs : nilai koefisien korelasi rank
diskriptif kuantitatif dengan langkah
d : perbedaan tiap pasang rank
sebagai berikut :
n : jumlah pasangan rank
Secara komputerisasi (program
Pengambilan keputusan
Microsofts Excel (Santoso Singgih,
berdasarkan pada keputusan apabila
2001), nilai penerapan program
didapat r < 0,6 maka korelasi kuat dan
kelayakan dasar pada masing-
apabila r > 0,6 maka korelasi lemah.
masing pengolahan dijumlahkan.
Hasil penjumlahan dibagi dengan
jumlah nomor uraian pengamatan
dan dikalikan 100. Dari hasil
perhitungan diperoleh prosentase
tingkat penerapan kelayakan dasar
yang selanjutnya diuji analisis
statistik diskriptif dengan program
SPSS versi 11(Santoso Singgih,
2001).

Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 44

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


III. HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa pada semua perlakuan dapat
diterima oleh panelis.
3.1. Uji Organoleptik Sedangkan dari pengolah nilai
organoleptik diperoleh nilai terendah 6.72
Tabel 1. Data Nilai Organoleptik Ikan dan nilai tertinggi 7.15. Namun dari
Tembang Asin Kering Hasil Penelitian
dan Pengolah beberapa pengolah didapatkan nilai yang
mendekati standar, hal ini dikarenakan
Kode Nilai organoleptik
bahwa produk terdapat rasa tambahan yaitu
A 6.62
B 6.90 rasa asin dalam menggunakan garam dan
C 7.10 produk belum kering betul, namun secara
D 7.20
E 7.13 keseluruhan penerimaan organoleptik
F 6.89 menunjukkan bahwa semua sampel ikan
G 7.09
H 7.15 asin kering dapat diterima panelis.
I 7.10 Untuk melihat perbedaan nilai
J 6.72
K 6.99 organoleptik ikan tembang asin kering dari
L 7.00 pengolah secara jelas dapat dilihat pada
M 6.95
gambar 1.
N 7.07
O 7.00 7.2
P 7.02 7.1
Nilai Organoleptik

Q 7.05 7
R 6.82 6.9
6.8
S 7.09 6.7
Keterangan : 6.6

A- D : Perlakuan penelitian 6.5


6.4
D : Control pada penelitian utama D E F G H I J K L M N O P Q R S
E, F, G : Pengolah besar Pengolah
H S : Pengolah kecil
Gambar 1. Nilai Organoleptik Ikan
Hasil organoleptik dari 4 perlakuan Tembang Asin Kering dari
Pengolah
(A-D) memenuhi standar SNI (> 6.5),
sehingga dikatakan produk ikan asin kering
utuh, bersih, bau netral, spesifik terasa
garamnya, padat tidak rapuh.. Perbedaan
nilai organoleptik tersebut mempengaruhi
tekstur yang tidak kompak, kenampakan
yang berbeda, namun secara keseluruhan
penerimaan organoleptik menunjukkan

45 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


3.2.Uji TPC,Coliform, E. coli yang rendah akan membantu pertumbuhan
Hasil penelitian berdasarkan uji bakteri (garam bersifat germicidal). karena
mikrobiologi tersaji dalam tabel 2.
fungsi dari pemberian garam adalah
Tabel 2. Data Nilai TPC, Coliform dan E. sebagai bahan pengawet dapat
coli Ikan Tembang Asin Kering Hasil
menghambat pertumbuhan bakteri (bersifat
Penelitian dan Pengolah
Kode TPC Coliform E. coli bakteriostatik) dan dapat membunuh
(kol/ gr) (MPN/gr)
bakteri (bersifat bakterisidal).
A 8.4 x 106 <3 negatif
4 Sedangkan hasil uji TPC ikan
B 8.1 x 10 <3 negatif
C 1.4 x 103 <3 negatif tembang asin kering dari pengolah
2
D 9,95 x 10 <3 negatif
E 3.4 x 103 23 negatif terendah 3200 kol/gr dan tertinggi 9900
3
F 9.7 x 10 460 negatif kol/gr dengan rata-rata secara keseluruhan
G 4 x 103 23 negatif
H 3.2 x 10 3
39 negatif di pengolah besar antara 3400-9700 kol/gr
3
I 3.4 x 10 39 negatif dan di pengolah kecil antara 3200-9900
J 9.87 x 103 460 negatif
3 kol/gr. Hal ini dikatakan masih berada di
K 9.7 x 10 210 negatif
L 9.93 x 103 460 negatif bawah ambang batas yang dipersyaratkan
3
M 9.95 x 10 460 negatif (1 x 105 kol/gr) atau dapat dikatakan
N 4 x 103 39 negatif
3 bahwa ikan tembang asin kering baik dan
O 4.35 x 10 150 negatif
3
P 4.35 x 10 150 negatif aman dikonsumsi oleh manusia.
Q 4.2 x 103 39 negatif
R 9.9 x 10 3
210 negatif Hasil uji beda SPSS versi 11 ,
S 4x 103 150 negatif didapat rata-rata nilai TPC pengolah 5,6,2

Hasil uji TPC produk ikan tembang (H,I,E) tidak berbeda maka ada pada satu

asin kering hasil penelitian B,C dan D kolom (kelompok 1). Begitu pula pada

berada di bawah ambang batas yang pengolah 4, 16, 11, 14, 12, 13

dipersyaratkan (1 x 105 kol/gr), namun (G,S,N,Q,O,P) dan pengolah 8, 3, 7, 9, 15,

perlakuan A nilai TPC diatas standar ikan 10 (K,F,J,L,R,M) pada subset kolom

asin kering yang dipersyaratkan. Hal ini sendiri (kelompok 2, 3). Sedangkan rata-

kemungkinan dalam proses penggaraman rata nilai TPC kontrol (kode 1/D) berbeda

pada perlakuan A pemberian garam lebih dengan pengolah pada kelompok 1,2 dan 3

sedikit dibanding pemberian garam pada diatas.

perlakuan lainnya sehingga menyebabkan Perbedaan hasil uji TPC produk

ikan lebih cepat busuk dan mengakibatkan ikan tembang asin kering pada masing-

timbul bau yang kurang enak spesifik ikan masing pengolah terlihat pada gambar 2.

asin, dengan demikian konsentrasi garam

Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 46

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 3. Data Nilai TPC, Coliform dan E.
10000
TPC Ikan (Kol/gr)
coli air Sumber
8000

6000
Kode TPC(kol/ Coliform E.coli
4000
gr)
2000
D 4.57 x 105 39 negatif
0 6
D E F GH I J K L MN O P QR S E 7.42 x 10 1200 negatif
6
Pengolah F 6.78 x 10 1200 positif
G 6.55 x 106 930 negatif
G 6
H 6.8 x 10 1200 negatif
Gambar 2. Nilai TPC Ikan Tembang Asin
Kering dari Pengolah I 6.55 x 106 930 negatif
6
J 5.62 x 10 1200 negatif
Hasil uji bakteri coliform dan E. K,L,M 5.55 x 105 930 negatif
5
N,O,Q 5.62 x 10 930 negatif
coli produk ikan tembang asin kering hasil P,R,S 5.57 x 10 5
1200 negatif
penelitian didapatkan hasil <3 MPN/gr dan
negatif E. coli. Sedangkan dari pengolah 8000000
7000000
didapatkan jumlah coliform 23 460 TPC (Kol/mL) 6000000
5000000
4000000
MPN/gr. Hal ini kemungkinan akibat 3000000
2000000
kontaminasi tangan pekerja, peralatan 1000000
0
C F H J L N P R
pengolahan yang kurang bersih,
Pengolah
penggunaan air yang bercampur dengan
Gambar 3. Nilai TPC Air Sumber dari
keperluan harian, lingkungan pengolahan Pengolah
berdekatan dengan lokasi budidaya.
Hasil uji TPC air sumber baik dari
Metode yang digunakan untuk mendeteksi
sumur artetis dan non artetis didapat nilai
bakteri tersebut adalah MPN (Most
TPC melebihi standar yang dipersyaratkan
Probable Number) yaitu menginokulasikan
(1 x 102 kol/mL). Kemungkinan air yang
pada medium yang mengandung lactose
digunakan masih mentah atau belum
dan diinkubasi pada suhu 35oC selama 48
mengalami proses sterilisasi atau ada
jam dengan ditunjukkan hasil positif
pengaruh lingkungan. Tingginya nilai
terbentuk gas pada tabung durham.
kandungan TPC pada air sumber
kemungkinan dikarenakan lokasi sumur di
desa Tambaksari merupakan daerah
hamparan sawah dan kolam pembesaran
ikan tawar, desa Gempolsewu merupakan
daerah bersandarnya kapal penangkap ikan
di Sungai Kalikuto di areal PPI Tawang
dan desa Sendang Sikucing yang berlokasi

47 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


dekat dengan Sungai Sendang Sikucing. buangan pakan ikan rucah pada
Hal ini juga dimungkinkan terjadi intrusi pembesaran lele sehingga ikut meresap ke
air laut pada saat musim penghujan yaitu sumur yang digunakan untuk proses
sering terjadi banjir di lokasi tersebut tersebut.
sehingga air bisa masuk ke sumur melalui Dengan demikian untuk mengatasi
celah-celah tanah yang dapat mencemari masalah air agar bersih, layak untuk
air didalamnya karena masuknya kotoran- diminum dan terhindar dari penyakit perlu
kotoran. upaya dengan pembuatan bak tandon air
Hasil uji beda SPSS versi 11, sebagai bak pengendapan dan perlu
diperoleh nilai rata-rata TPC air sumber penyaringan dengan saringan pasir,
pengolah 1(D) berbeda dengan pengolah 8 perlakuan dengan tambahan zat
(K/L/M) berbeda dengan pengolah 9,10 desinfektan untuk menekan mikroba dalam
(N,O,Q,P,R,S) berbeda dengan pengolah 7 air.
(J) berbeda dengan pengolah 6 (I) berbeda
dengan pengolah 3,5 (F,H) berbeda dengan 3.3.Uji Kadar Air
pengolah 4 (G) dan berbeda dengan
Tabel 4. Data Nilai Kadar Air Ikan
pengolah 2 (E).
Tembang Asin Kering Hasil Penelitian dan
Hasil uji bakteri coliform dan E. Pengolah
Kode Pengolah Nilai kadar air (%)
coli dari air sumber pada control (sumur
A 45.49
artetis) diperoleh coliform 39 MPN/mL B 41.36
sedangkan dari pengolah antara 930-1200 C 40.98
D 40.95
MPN/mL dan hanya 1 pengolah yang E 43.25
teridentifikasi adanya bakteri E. coli. Hal F 46.36
G 41.32
ini karena sumber air yang digunakan H 41.32
berbeda penggunaannya. Dari hasil I 41.45
J 47.25
penelitian berasal dari sumber air yang
K 43.47
biasa digunakan oleh penduduk untuk L 43.35
keperluan memasak dan minum. M 43.47
N 42.45
Sedangkan air dari pengolah untuk O 43.33
kepeluan MCK dan penanganan ikan yang P 43.25
Q 42.35
dimiliki secara pribadi maupun umum. R 47.36
Terdapatnya E. coli air pada pengolah F S 42.30
Hasil uji kadar air produk ikan asin
diduga rusaknya saluran pembuangan bak
ering hasil penelitian antara 40.95 45.49
penampung tinja ataupun tercemarnya

Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 48

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


% dan dari pengolah antara 41.32 lama dengan intensitas sinar matahari yang
47.36%. Kondisi tersebut tercantum pada mencapai 8jam/hari dengan waktu
gambar 4. pengeringan 3 hari berturut-turut dan perlu

48
memperhatikan dengan mempertahankan
47
46 pengepakan dan penyimpanan yang baik.
45
Kadar Air (%)

44
43
42 3.4.Tingkat Penerapan Kelayakan Dasar
41
40
39
38 Tabel 5. Tingkat Penerapan Kelayakan
37 Dasar Pengolah Ikan Asin Kering di
D E F G H I J K L MN O P QR S
Pengolah
Lokasi Penelitian

Gambar 4. Nilai Kadar Air Ikan Tembang No. Tingkat Penerapan


Asin Kering dari Pengolah Pengolah Kelayakan Dasar (%)
1. E 77
Hal ini berarti melebihi ambang 2. F 58
batas yang dipersyaratkan yaitu 40%. 3. G 64
4. H 66
Perbedaan tersebut diduga akibat adany 5. I 62
daya absorbsi garam untuk mengikat air 6. J 68
7. K 27
yang ada pada ikan yaitu air yang 8. L 29
bergerak ke permukaan dan kemungkinan 9. M 29
10. N 29
juga karena pengeringan yang tidak merata
11. O 29
yang menyebabkan kadar air meningkat. 12. P 27
13. Q 27
Sedangkan rendahnya kadar air disebabkan
14. R 27
adanya penyesuaian kadar air ikan dengan 15. S 27
kelembaban udara luar menuju Min 27
Maks 77
kesetimbangan. Rata-rata 42.87
Hasil uji beda SPSS versi 11 Median 29
Standar
diperoleh nilai kadar air pengolah 1,5,14, Deviasi 19.44
6,11,16,8,2,13,4,12,9,10
Tingkat penerapan kelayakan dasar
(D,H,Q,I,N,S,K,E,P,G,O,L,M) dalam satu
pengolah yang dipenuhi oleh pengolah
kolom yang berbeda dengan nilai kadar air
besar antara 58-77% dan pengolah kecil
pengolah 3,7,15 (F,J,R) dalam kolom
antara 27-68%. Dimana hasil tersebut
sendiri.
termasuk didalamnya adalah tingkat
Dengan demikian untuk mengatasi
penerapan GMP dan SSOP.
hal ini perlu dilakukan pengeringan yang

49 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


3.4.1. GMP kertas tebal (di pengolah besar) dan
tanpa dikemas ditaruh dalam keranjang
Cara pengolahan ikan tembang asin
(pengolah kecil).
kering pada pengolah besar maupun kecil
prinsipnya sama yaitu :
3.4.2. SSOP
Ikan hasil lelang/pembelian dari
nelayan disortir Kondisi lingkungan pengolah yang
Ikan dicuci dengan cara disiram dan berada di desa Tambaksari terletak di
dimasukkan dalam ember/bak beisi air perkampungan penduduk dekat dengan
yang dialirkan melalui slang dengan air hamparan sawah, sungai dan kolam;
yang berasal dari sumur pengolah di desa Gempolsewu berada di
Ikan digarami (dengan garam krosok) tengah perkampungan dan di area PPI
dengan cara disusun berlapis dengan Tawang yang terkesan kotor dengan sistem
garam dengan bagian dasar bak/ember pembuangan yang kurang baik dan
yang sudah berlapis garam dan lapisan pengolah yang berada di Sendang Sikucing
atas garam. Kemudian bak/ember berseberangan dengan Sungai Sendang
ditutup dengan rapat dengan karung Sikucing yang masuk di areal lokasi wisata
plastik dan pemberat dibiarkan selama pantai Sekucing.
1 hari 1 malam . Rancang bangun Unit Pengolah

Setelah itu ikan diambil dari bak/ember Ikan asin besar mempunyai bangunan yang

penggaraman dan diletakkan dalam terpisah antar bangunan rumah untuk

keranjang anyaman/tampah untuk pengolahan, pengemasan, penyimpanan

dicuci dengan cara diangkat dan rumah induk. Pada 3 pengolah kecil

dimasukkan ke ember yang berisi air (H, I dan J) mempunyai bangunan yang

dicuci sampai bersih yang kemudian masih bercampur dengan rumah induk .

ditiriskan. Dan pengolah kecil yang lain tanpa

Kemudian ikan dijemur diatas para- memperhitungkan syarat bangunan

para . Selama pengeringan ikan meskipun terbuat dari kayu/bambu yang

dilakukan pembalikan. beratap genting.

Setelah dinyatakan kering para-para Lantai unit pengolahan berlantai

diangkat di taruh di tempat teduh untuk plester/semen dan tanah yang

kemudian disortir. memungkinkan terjadinya kontaminasi.


Air yang digunakan pada
Selanjutnya ikan dikemas dalam
pengolahan ikan asin kering berasal dari
keranjang/karton berlapis plastik dan

Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 50

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


sumur artetis dan non artetis dalam jumlah tetapi tidak tersedia fasilitas cuci tangan
yang mencukupi walaupun digunakan seperti sabun tangan. Direktorat Bina
secara umum. Untuk pengolah besar Usaha Tani dan Pengolahan Hasil (1989)
menggunakan sumur biasa (non artetis) menyebutkan setiap unit pengolah ikan
milik pribadi dan pengolah kecil harus memiliki toilet 1 untuk 10 orang, 2
menggunakan sumur artetis yang toilet untuk 10-25 orang, 3 toilet untuk 25-
diopergunakan secara berkelompok. 50 orang dan penambahan 1 toilet untuk
Peralatan, wadah (keranjang setiap penambahan 50 orang dan harus
plastik, keranjang anyaman , bambu, dibedakan toilet pria dan wanita.
ember, para-para) cukup dijaga Pengemasan ikan asin berupa
kebersihannya sehingga mengurangi karton/keranjang yang didalamnya berlapis
terjadinya kontaminasi terhadap produk. kertas tebal dan plastik serta diberi label
Menurut Diskanlut (2006) dan Murniyati dan disimpan di gudang penyimpanan serta
et.al (1985) permukaan yang kontak tidak dijumpai adanya bahan kimia.
dengan pangan dibersihkan dengan air Pengawasan terhadap kesehatan
dingin dan disanitizer dengan Sodium karyawan didukung adanya pelayanan
hypochlorit (NaOCl) 100 ppm yaitu kesehatan masyarakat seperti puskesmas,
merupakan senyawa pembasmi kuman dokter dan bidan praktek.
yang dapat membunuh semua jenis
mikroba dan senyawa pembasmi spora. 3.5. Hubungan Sosek dengan Tingkat
Penerapan Kelayakan Dasar
Dalam bekerja karyawan tidak
menggunakan sarung tangan, Hasil analisa korelasi rank
menggunakan pakaian seadanya dari Spearman terjadi korelasi yang kuat antara
rumah dan hanya sebagian pekerja yang pengalaman kerja pengolah dengan tingkat
terlihat menggunakan pakaian luar, penerapan kelayakan dasar sebesar rs =
menggunakan alas kaki sandal. Hal ini 0.5393. Akan tetapi tidak terjadi korelasi
menandakan bahwa pekerja tidak yang kuat antara tingkat pendidikan dan
memperhatikan hygiene sehingga membuat umur pengolah dengan tingkat
produk mudah terkontaminasi. penerapapan kelayakan dasar yaitu sebesar
Lokasi pengolahan riskan terhadap rs = 1.58 dan rs = 0.87. Hal tersebut
binatang seperti ayam, kucing, tikus. berarti semakin tinggi angka pengalaman
Fasilitas toilet dan kamar mandi terpisah kerja pengolah akan semakin tinggi tingkat
dengan ruang pengolahan dengan jumlah penerapan kelayakan dasar pengolah
masing masing 1 sampai 2 buah, akan tersebut.

51 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


IV. KESIMPULAN antara pendidikan dan umur tidak terdapat
korelasi kuat (rs > 0.6) dengan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian penerapan kelayakan dasar.
laboratorium disimpulkan bahwa produk
ikan tembang asin kering secara UCAPAN TERIMA KASIH

organoleptik, TPC, E. coli telah memenuhi Pada kesempatan ini penulis


persyaratan SNI (organoleptik > 6.5 , TPC mengucapkan terima kasih kepada semua
5
< 1 x 10 koloni/gr, negatif E. coli), pihak yang telah ikut membantu dalam
meskipun belum memenuhi standar nilai penyelesaian artikel ini, terlebih kepada
coliform < 3 MPN/gr, yaitu didapat 23 Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS, selaku
460- MPN/gr. Ketua Program Studi Magister Manajemen
Hasil uji terhadap air baik dari Sumberdaya Pantai UNDIP, Prof. Dr.
sumur artetis maupun non artetis dari Lachmuddin Syarani dan Dr. Ir Tri
pengolah besar maupun kecil belum Winarni Agustini, MSc., Ir. Fronthea
memenuhi standar TPC mutu air untuk Swastawati, MSc. dan Ir. Eko Nur Cahyo
penanganan ikan yang dipersyaratkan ( 1 x Dewi, MSc, yang telah memberikana
102 koloni/mL). Hasil uji diperoleh 6.55 x masukan yang bermanfaat.
106 - 7.42 x 106 kol/mL (pengolah besar)
dan di pengolah kecil berkisar 5.55 x 106 - DAFTAR PUSTAKA
6
6.8 x 10 kol/mL. Sedangkan sumur artetis
yang sebagai control penelitian diperoleh Badan Standardisasi Nasional, 1994,
Metode Pengujian Mikrobiologi.
4.57 x 105 kol/mL. Sementara Uji Penentuan Angka Lempeng Total
kandungan bakteri coliform air sumber di SNI 01-2339-1991.

pengolah antara 930 1200 MPN/m, dan ________________________, Metode


hasil penelitian pada sumur artetis 39 Pengujian Mikrobiologi. Metode
Pengujian Coliform dan Escherichia
MPN/mL dan sumur non artetis 240 coli SNI 01-2332-1991 Produk
MPN/mL serta identifikasi bakteri E. coli Perikanan, BSN Jakarta.

diperoleh hasil negatif dan hanya 1 ________________________, Metode


responden yang dinyatakan positif E. coli. Pengujian Organoleptik SNI 01-
2345-1991. BSN Jakarta.
Tingkat penerapan kelayakan dasar
pengolah berkisar antara 27-77%. _______________________, Pengujian
Kadar Air SNI 01-2356-1991. BSN
Pengalaman kerja pengolah Jakarta.
berkorelasi kuat (rs < 0.6) dengan tingkat
penerapan kelayakan dasar, sedangkan

Rini Susianawati, Lachmuddin Syarani, Tri Winarni Agustini, Kajian Penerapan GMP dan SSOP 52

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Diskanlut Prov. Jawa Tengah, 2006,
Pelatihan Program Manajemen
Terpadu (PMMT) bagi
Penanggung Jawab UPI,
Disampaikan pada Pelatihan Tanggal
5 Juni 2006.

Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis


Multivariate Dengan Program
SPSS. Badan Penerbit UNDIP,
ISBN 979.704.015.1.

Moeljanto, 1982, Penggaraman dan


Pengeringan Ikan, PT. Penebar
Swadaya.

Murniyati, Rosmawaty P., Agnes M.A. dan


Siti Rahayu, 1985, Pengaruh
Perendaman Udang Segar
(Penaeus merguiensis de man)
dalam Larutan NaOCl Untuk
Mempertahankan Mutu
Kesegarannya, Laporan Penelitian
Teknologi Perikanan ISSN 0216
8316 No. 49 Th. 1985 Hal 19 26.

Santoso Singgih, 2001, Aplikasi Excel


dalam Statistik Bisnis, Penerbit PT
Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta

Sudjana, N. 1995. Tuntunan


Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar
Baru Algensindo, Bandung.

53 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 40-53

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai