Anda di halaman 1dari 8

UPEJ 2 (1) (2013)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN
GERAK LURUS SISWA KELAS VII SMP
Gilang Shinta Nurani , Sukiswo Supeno Edie, Siti Khanafiyah

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Indonesia, 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Gumelar, menunjukkan bahwa hasil belajar
Diterima Maret 2013 siswa rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan strategi pembelajaran yang
Disetujui Maret 2013 dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menerapkan peta konsep dalam
Dipublikasikan Mei 2013 pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
________________ hasil belajar setelah menerapkan peta konsep dalam kegiatan pembelajaran dan mendeskripsikan
Keywords: bagaimana penerapan peta konsep dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
concept maps, learning siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berhasil dilaksanakan dalam tiga
outcomes, enchancement siklus. Hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi tiap siklus, sedangkan hasil belajar afektif
____________________ dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan peta konsep dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik.

Abstract
___________________________________________________________________
Based on the observations in SMP Negeri 1 Gumelar, indicating that the student learning outcomes is
low. To solve these problems, need a learning strategies to improve student learning outcomes, which is by
applying the learning concept maps. The purpose of this study was to determine whether there was a learning
outcomes enchancement after applying concept maps in learning activities and describe how the application of
concept maps in teaching so as to improve student learning outcomes. This research is a class action has been
carried out in three cycles. The results obtained from the study of cognitive evaluation tests each cycle, whereas
affective and psychomotor learning outcomes derived from the observation sheet. The results showed that the
application of concept maps in teaching can improve student learning outcomes, whether cognitive, affective
and psychomotor.

2013UniversitasNegeri Semarang


Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6935
Gedung D7 Lantai 2 Kampus UNNES,Semarang, 50229
E-mail: intha_noerany@yahoo.co.id
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN sehingga dapat meningkatkan hasil belajar


siswa.
Hasil observasi awal dan wawancara Penelitian dilakukan dalam tiga siklus
dengan guru bidang studi fisika menunjukkan dengan materi yang berbeda. Siklus I membahas
bahwa hasil belajar siswa kelas VII rendah. tentang pengertian gerak, perbedaan jarak dan
Rendahnya hasil belajar ditunjukkan oleh nilai perpindahan serta perbedaan kelajuan dan
rata-rata ujian akhir semester gasal tahun ajaran kecepatan. Siklus II membahas tentang gerak
2011/2012 yang belum mencapai KKM fisika lurus beraturan (GLB) dan siklus III membahas
yang ditetapkan yaitu 70. Sebagian siswa tentang gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
mengalami kesulitan belajar dalam mata Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelajaran fisika karena banyak terdapat pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik
persamaan-persamaan yang dirasa sulit untuk pengumpulan data yang digunakan adalah tes
dipahami. Selain itu, siswa hampir selalu diajar dan observasi. Tes digunakan untuk
dengan metode ceramah yang membuat siswa mengumpulkan data tentang penguasaan dan
menerima pengetahuan secara abstrak dan siswa pemahaman siswa (aspek kognitif) dalam pokok
kurang terlibat dalam pembelajaran. Faktor- bahasan gerak lurus melalui tes obyektif berupa
faktor tersebut dapat menyebabkan soal pilihan ganda. Sedangkan observasi
pembelajaran yang bermakna belum tercapai. dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik
hendaknya guru lebih melibatkan peran siswa siswa.
dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu strategi Data hasil belajar dianalisis
pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa menggunakan analisis deskriptif. Untuk data
adalah dengan menerapkan peta konsep dalam hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik
kegiatan pembelajaran. Penerapan peta konsep menggunakan rumus:
dalam kegiatan pembelajaran sangat efektif
dalam meningkatkan hasil belajar (Imaduddin &
Unggul, 2012). Berdasarkan hasil penelitian
(Arikunto, 2007)
yang dilakukan oleh Adiarta dan Ni Ketut
Untuk mengetahui peningkatan hasil
(2004) di SMUN 1 Singaraja, disimpulkan
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik dari
bahwa pembelajaran dengan peta konsep dapat
satu siklus ke siklus berikutnya digunakan uji
menurunkan proporsi miskonsepsi siswa, selain
gain:
itu juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil ( )
belajar siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (Wiyanto, 2008)
mengetahui penerapan peta konsep dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar HASIL DAN PEMBAHASAN
dan mengetahui pelaksanaan penerapan peta
konsep dalam pembelajaran sehingga dapat Penerapan peta konsep dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus
dirancang untuk meningkatkan hasil belajar
METODE siswa. Pelaksanaan penerapan peta konsep
dalam pembelajaran pada pokok bahasan gerak
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas lurus berpedoman pada RPP dan LKS yang
VII A SMP Negeri 1 Gumelar yang berjumlah penyusunannya telah disesuaikan dengan silabus
dari 32 siswa. Faktor yang diteliti dalam SMP. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran juga
penelitian ini adalah hasil belajar baik kognitif, ditunjang oleh lembar observasi ranah afektif
afektif maupun psikomotorik, dan pelaksanaan dan ranah psikomotorik, serta soal evaluasi
pembelajaran dengan penerapan peta konsep akhir siklus yang berbentuk soal pilihan ganda.
8
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

Sintaks pembelajaran dengan penerapan siswa, sehingga dapat memberikan kesempatan


peta konsep dalam penelitian ini diawali dengan kepada siswa untuk terlibat secara langsung
memberikan motivasi dan apersepsi kepada dalam proses pembelajaran. Saat siswa terlibat
siswa, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara fisik dan mental dalam proses
mengenai permasalahan dalam kehidupan pembelajaran, maka pengetahuan maupun
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang konsep yang diperoleh siswa akan mudah
akan diajarkan. Kemudian guru melakukan diingat. Yulianto (2009) mengemukakan bahwa
apersepsi, yaitu dengan mengajukan pertanyaan pembelajaran yang memberikan kesempatan
tentang materi sebelumnya yang berkaitan pada siswa untuk terlibat secara langsung dalam
dengan materi yang akan dibahas. Selanjutnya proses pembelajaran akan memberikan hasil
guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang lebih baik dibandingkan dengan
yang terdiri dari empat anggota. Bersamaan pembelajaran yang tidak memberikan
dengan itu salah satu siswa membantu guru kesempatan tersebut kepada siswa. Dengan
mengumpulkan tugas merangkum materi fisika demikian setelah proses pembelajaran selesai,
yang diberikan guru pada hari sebelumnya. siswa mendapatkan pengetahuan dan konsep,
Langkah selanjutnya yaitu guru dibantu sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
beberapa siswa melakukan demonstrasi dengan Dalam penerapan peta konsep pada
melakukan eksperimen. Data hasil eksperimen kegiatan pembelajaran, kesempatan siswa untuk
dijadikan sebagai bahan kegiatan diskusi mengolah informasi dapat diperoleh saat siswa
kelompok. Kemudian guru membagikan peta mengerjakan peta konsep yang belum sempurna
konsep yang belum sempurna kepada setiap dan melakukan diskusi. Semakin banyak siswa
siswa dan membimbing siswa melakukan melakukan kegiatan diskusi, maka siswa akan
diskusi kelompok untuk membahas hasil semakin banyak berkesempatan untuk menggali
percobaan dan menyelesaikan peta konsep yang informasi. Kurniawati (2010) menyatakan
belum sempurna. Setelah kegiatan diskusi bahwa penerapan peta konsep yang digunakan
kelompok selesai, guru membimbing kegiatan pada saat pembelajaran, memberikan pengaruh
diskusi kelas membahas hasil eksperimen, yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
diawali dengan menunjuk perwakilan beberapa Hasil penelitian lainnya yang dikemukakan oleh
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi Chiou (2008), menyatakan bahwa peta konsep
kelompoknya, kemudian ditanggapi oleh siswa dapat membantu siswa dalam meningkatkan
yang lain. Selanjutnya guru bersama siswa minat dan hasil belajar.
menyimpulkan hasil diskusi kelas mengenai Selain hasil belajar kognitif, penerapan
hasil eksperimen. peta konsep dalam pembelajaran juga dapat
Langkah pembelajaran berikutnya, guru meningkatkan hasil belajar afektif dan
kembali menunjuk perwakilan siswa untuk psikomotorik siswa. Hasil belajar afektif yang
mempresentasikan hasil diskusi kelompok diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini
mengenai peta konsep, yang kemudian adalah aspek kejujuran dan tanggung jawab.
ditanggapi oleh siswa yang lain. Selanjutnya Penerapan peta konsep dalam pembelajaran
guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi mengajak siswa terlibat secara langsung. Untuk
kelas tentang peta konsep. Setelah kesimpulan menanamkan sikap kejujuran dan tanggung
hasil diskusi diperoleh, guru mengevaluasi siswa jawab siswa, dilakukan melalui proses
secara individual melalui tes evaluasi akhir pembiasaan dalam pembelajaran.
siklus. Untuk hasil belajar psikomotorik, yang
Pelaksanaan pembelajaran pokok diteliti dalam penelitian ini yaitu: menyiapkan
bahasan gerak lurus dengan langkah-langkah alat dan bahan percobaan; dan melakukan
tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, percobaan. Dengan adanya kegiatan percobaan,
karena dalam pembelajaran terdapat kegiatan dapat melatih kemampuan siswa untuk
percobaan dan diskusi yang dilakukan oleh
9
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

menyiapkan alat dan bahan percobaan, serta bahwa peta konsep akan mempermudah siswa
melakukan percobaan. dalam perencanaan, berkomunikasi, menjadi
Siswa yang terlibat dalam kegiatan kreatif, mudah menyelesaikan masalah,
diskusi membutuhkan interaksi yang lebih aktif memusatkan perhatian, mampu menyusun dan
dengan siswa lain, sehingga akan memperoleh menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan
hasil yang optimal. Hal ini sejalan dengan lebih baik, belajar dengan lebih cepat dan
pendapat Buzan (2010 : 6) yang menyatakan efisien.
Tabel 1. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa

Aspek Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III


Nilai Tertinggi 80 90 100
Nilai Terendah 40 40 50
Nilai Rata-rata 69,69 72,19 80,31
Ketuntasan Klasikal 71,88 % 78,13 % 87,50 %
Gain score 0,22 (rendah) 0,42 (sedang)

Berdasarkan Tabel 1, hasil belajar menyesuaikan diri apabila situasi tersebut


kognitif siswa mengalami peningkatan di setiap diubah.
siklus. Peningkatan hasil belajar kognitif Pada siklus I, prinsip keterlibatan
tersebut disebabkan oleh penerapan peta konsep langsung siswa tidak terlaksana secara optimal,
dalam kegiatan pembelajaran pada pokok dan alokasi waktu yang tersedia tidak cukup
bahasan gerak lurus. Penerapan peta konsep untuk melakukan kegiatan. Untuk
pada pembelajaran melibatkan siswa untuk ikut meningkatkan hasil belajar kognitif, maka
berperan dalam proses pembelajaran, sehingga disusunlah rencana tindakan pada siklus II,
siswa terbiasa untuk belajar sebelum proses yaitu guru menjelaskan agar siswa melakukan
pembelajaran berlangsung. Dengan adanya kegiatan sesuai dengan prosedur yang
keterlibatan siswa secara langsung, menjadi diarahkan, sehingga kegiatan pembelajaran
pendukung bagi peningkatan hasil belajar dan dapat berjalan lancar dan waktu yang tersedia
aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Imaduddin dan Unggul (2012), yang Pada siklus II, hasil pengamatan
mengatakan bahwa peta konsep sangat efektif menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa
dalam meningkatkan hasil belajar fisika. mengalami peningkatan berkategori rendah.
Dari hasil pengamatan pada siklus I Kelemahan pada siklus II yaitu alokasi waktu
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa yang tersedia masih belum cukup karena siswa
belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini merasa kesulitan saat melakukan kegiatan
disebabkan siswa belum terbiasa belajar dengan percobaan gerak lurus. Untuk memaksimalkan
menggunakan peta konsep seperti yang hasil belajar kognitif siswa, maka disusunlah
diterapkan dalam penelitian ini, sehingga siswa rencana tindakan pada siklus III, yaitu guru
masih mengalami kesulitan dalam melakukan memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh
kegiatan pembelajaran, baik pada pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan
demonstrasi, diskusi, maupun presentasi. agar pemahaman yang diperoleh siswa
Keadaan tersebut sejalan dengan pendapat maksimal. Seperti yang dikemukakan Sardiman
Djamarah (2006:203) yang menyatakan apabila (2006:77) bahwa memberikan motivasi kepada
siswa sudah terbiasa belajar dalam kondisi siswa berarti menggerakkan siswa untuk
tertentu, maka siswa akan sulit untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu.

10
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

Pada siklus III hasil belajar kognitif siswa dengan pendekatan peta konsep pemahaman
mengalami peningkatan berkategori sedang. terhadap materi pelajaran lebih meningkat.
Peningkatan dikarenakan siswa telah terbiasa Menurut Vanides et. al.,(2005) peta konsep akan
belajar dengan menggunakan peta konsep menunjukkan pola berpikir siswa yang akan
seperti yang diterapkan dalam penelitian ini. membantu guru dalam menentukan tingkat
Prinsip keterlibatan siswa secara langsung dalam pemahaman siswa terhadap materi yang
pembelajaran dengan menerapkan peta konsep dipelajari.
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar ranah afektif siswa diketahui
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maanah melalui pengamatan selama proses
(2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran pembelajaran. Penilaian hasil belajar afektif
fisika dengan pendekatan peta konsep dapat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
meningkatkan hasil belajar siswa. Novak (1984) sikap atau perilaku siswa selama proses
mendukung pernyataan tersebut melalui pembelajaran sedang berlangsung. Ranah afektif
penelitiannya yang menyimpulkan bahwa yang dinilai meliputi kejujuran dan tanggung
pembelajaran dengan pendekatan peta konsep jawab. Nilai-nilai hasil belajar afektif siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa


Perolehan
Keterangan
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Kejujuran (%) 64 70 80
Aspek
Tanggung jawab (%) 64 71 76
Nilai tertinggi 87,50 100 10
Rekapitulasi
Nilai terendah 50 50 50
nilai akhir
Nilai rata-rata 64,06 70,70 77,73
Jumlah siswa yang tuntas 20 24 28
Rekapitulasi
Jumlah siswa yang tidak tuntas 12 8 4
ketuntasan
Ketuntasan klasikal 62,50 72 87,50
Gain score 0,18 0,24
Criteria (rendah) (sedang)

Berdasarkan Tabel 2, hasil belajar afektif Pada siklus I, hasil belajar afektif siswa
siswa mengalami peningkatan setelah belum memenuhi indikator keberhasilan.
menggunakan penerapan peta konsep dalam Selama proses pembelajaran, siswa kurang
kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan bertanggungjawab pada kewajibannya. Ini
gerak lurus. Peningkatan hasil belajar afektif ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang tidak
terjadi karena siswa terlibat secara langsung menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat
dalam proses pembelajaran. Pengalaman secara waktu. Selain itu siswa juga tidak jujur saat
langsung dan pembiasaan sikap kejujuran dan diberi kesempatan untuk bertanya jika
tanggung jawab inilah yang membawa mengalami kebingungan terhadap materi. Siswa
perubahan sikap ke arah yang lebih baik. Hal ini lebih memilih pasif atau bermain sendiri dalam
sesuai dengan pendapat Anni (2007: 163) yang kegiatan diskusi kelompok. Hal ini
mengatakan bahwa perubahan perilaku dalam menunjukkan bahwa aspek tanggung jawab dan
belajar terjadi karena didahului oleh proses kejujuran siswa masih rendah.
pengalaman.
11
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

Untuk meningkatkan hasil belajar afektif, dalam kegiatan diskusi akan mendapatkan
maka guru menyusun rencana tindakan pada tambahan nilai.
siklus II, yaitu guru memberikan bimbingan dan Pada siklus III hasil belajar afektif siswa
motivasi kepada siswa agar dapat menyelesaikan mengalami peningkatan dengan kriteria sedang
tugas dengan baik dan tepat waktu. Pemberian dan sudah mencapai indikator keberhasilan.
motivasi ini dengan cara memberitahukan Peningkatan tersebut dikarenakan siswa sudah
kepada siswa, bahwa siswa yang mengumpulkan terbiasa belajar dengan langkah pembelajaran
tugas tepat waktu akan mendapatkan tambahan seperti dalam penelitian. Siswa mengerjakan
nilai. tugas dengan baik dan tepat waktu. Begitu pula
Hasil pengamatan pada siklus II pada kegiatan presentasi, siswa yang awalnya
menunjukkan bahwa hasil belajar afektif pasif dalam pembelajaran, kini sudah mulai
mengalami peningkatan meskipun belum aktif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
mencapai indikator keberhasilan dan kriterianya Adiarta dan Ni Ketut (2004), bahwa
rendah. Peningkatan hasil belajar afektif tersebut pembelajaran dengan peta konsep dapat
terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa belajar menurunkan proporsi miskonsepsi siswa, selain
dengan sintaks dalam penelitian ini. Sebagian itu juga dapat meningkatkan hasil belajar afektif
siswa sudah menyelesaikan tugas dengan baik siswa.
dan tepat waktu. Pada kegiatan diskusi, masih Hasil belajar ranah psikomotorik siswa
terdapat beberapa siswa yang pasif diketahui melalui pengamatan selama proses
menyampaikan pendapat, bermain dan tidak pembelajaran. Menurut Elizabeth Simpson,
mendengarkan pendapat siswa yang sedang kategori untuk ranah psikomotorik meliputi
presentasi. persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
Untuk memaksimalkan hasil belajar terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan
afektif siswa, maka disusunlah rencana tindakan kreativitas (Anni, 2007: 10). Penilaian hasil
pada siklus III, yaitu guru memberikan belajar psikomotorik siswa dalam penelitian ini
bimbingan dan motivasi. Motivasi ini berupa meliputi: menyiapkan alat dan bahan
pemberitahuan kepada siswa, bahwa siswa yang percobaan, serta melakukan percobaan. Nilai
aktif bertanya dan menyampaikan pendapat hasil belajar psikomotorik siswa disajikan pada
Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa


Perolehan
Keterangan
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Menyiapkan alat dan bahan (%) 66 70 77
Aspek
Melakukan percobaan (%) 65 72 77
Nilai tertinggi 87,50 100 100
Rekapitulasi
Nilai terendah 50 50 50
nilai akhir
Nilai rata-rata 65,63 70,70 77,73
Jumlah siswa yang tuntas 20 24 28
Rekapitulasi
Jumlah siswa yang tidak tuntas 12 8 4
ketuntasan
Ketuntasan klasikal 62,50 71,09 76,95
Gain score 0,16 0,20
kriteria (rendah) (sedang)

12
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa hasil pertama kalinya bagi siswa, sehingga sebagian
belajar psikomotorik siswa meningkat setelah besar siswa tidak lagi mengalami kesulitan
digunakan penerapan peta konsep dalam dalam menyiapkan alat dan bahan, serta
kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan melakukan percobaan. Untuk memaksimalkan
gerak lurus. Pada penerapan peta konsep dalam hasil belajar psikomotorik siswa, maka
kegiatan pembelajaran, terdapat kegiatan disusunlah rencana tindakan pada siklus III,
percobaan dimana siswa terlibat secara langsung yaitu selain memberikan bimbingan, guru juga
dalam pembelajaran. Pembelajaran yang perlu memotivasi siswa agar bersungguh-
melibatkan siswa berpengaruh pada sungguh dalam menyiapkan alat dan bahan
pertumbuhan psikomotoriknya. Aspek maupun melakukan percobaan.
psikomotorik berkaitan dengan anggota tubuh Pada siklus III hasil belajar psikomotorik
atau tindakan yang memerlukan koordinasi dari siswa mengalami peningkatan dengan kriteria
syaraf dan otot. Hal inilah yang menyebabkan sedang dan sudah mencapai indikator
peningkatan hasil belajar psikomotorik. Selain keberhasilan. Peningkatan tersebut dikarenakan
itu, peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa siswa sudah terbiasa dengan langkah
juga dipengaruhi oleh ketertarikan siswa pembelajaran dalam penelitian ini. Selain itu
terhadap proses pembelajaran dengan kegiatan percobaan sudah berulang kali
mengunakan penerapan peta konsep. Hal ini dilakukan siswa, sehingga siswa tidak
sesuai dengan hasil penelitian Sari dan Nasikh mengalami kesulitan dalam menyiapkan alat
(2009), yang menyatakan bahwa hasil penilaian dan bahan, serta melakukan percobaan.
psikomotorik siswa setelah diterapkan
pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta KESIMPULAN
konsep mengalami peningkatan.
Pada siklus I, hasil belajar psikomotorik Berdasarkan hasil penelitian di kelas VII
siswa belum memenuhi indikator keberhasilan. A SMP Negeri 1 Gumelar, disimpulkan bahwa
Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa penerapan peta konsep dalam pembelajaran
dengan langkah pembelajaran dalam penelitian dapat meningkatkan hasil belajar fisika, baik
ini. Selain itu, siswa baru pertama kali untuk aspek kognitif, afektif maupun
melakukan kegiatan percobaan sehingga masih psikomotorik siswa pada pokok bahasan gerak
bingung dalam menyiapkan alat dan bahan lurus.
untuk percobaan. Siswa juga mengalami Penerapan peta konsep dalam
kesulitan dalam melakukan percobaan. Untuk pembelajaran pokok bahasan gerak lurus
meningkatkan hasil belajar psikomotorik, guru dilaksanakan kepada siswa dengan seluruh
menyusun rencana tindakan pada siklus II, yaitu rangkaian pembelajaran yaitu pemberian
guru membimbing siswa agar dapat menyiapkan motivasi, penyampaian apersepsi, melakukan
alat dan bahan percobaan. Selain itu guru juga kegiatan percobaan, diskusi kelompok tentang
menjelaskan agar siswa melakukan kegiatan hasil percobaan dan menyelesaikan peta konsep
secara urut sesuai langkah-langkah dalam LKS, yang belum sempurna, presentasi hasil diskusi
sehingga dapat melakukan percobaan dengan kelompok, menanggapi presentasi, dan
benar dan menemukan konsep gerak lurus. membuat kesimpulan pembelajaran. Dalam satu
Hasil pengamatan pada siklus II rangkaian siklus diakhiri dengan pelaksanaan tes
menunjukkan bahwa hasil belajar psikomotorik evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil
mengalami peningkatan meskipun belum belajar kognitif siswa. Sedangkan lembar
mencapai indikator keberhasilan dan kriterianya observasi digunakan untuk mengamati
rendah. Peningkatan hasil belajar psikomotorik peningkatan hasil belajar afektif dan
tersebut terjadi karena siswa mulai terbiasa psikomotorik siswa.
dengan langkah pembelajaran dalam penelitian
ini. Kegiatan percobaan juga bukan untuk yang
13
G.S. Nurani,dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (1) (2013)

SARAN Imaduddin, M.C & Unggul H. N. U. 2012. Efektifitas


Saran yang dapat disampaikan yaitu Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII.
Humanitas, Vol. IX No.1.
hendaknya guru memadukan peta konsep
Kurniawati, Dhida Dwi. 2010. Pengaruh Metode Mind
dengan model atau metode pembelajaran yang
Mapping dan Keaktifan Belajar Siswa
lain secara silih berganti agar siswa tidak jenuh terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan
dengan pembelajaran yang dilakukan. Saran Sosial pada Siswa Kelas VIII Sekolah
yang selanjutnya disampaikan untuk peneliti Menengah Pertama Muhammadiyah 5
lain, yaitu hendaknya dapat meneliti aspek hasil Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
belajar afektif dan psikomotorik yang lainnya. Skripsi: FKIP UMS.
Selain itu selama proses pengamatan hasil Maanah, Yuli. 2010. Pembelajaran Fisika dengan
belajar afektif dan psikomotorik dilakukan oleh Pendekatan Peta Konsep untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
observer dengan jumlah yang sesuai, hal ini
Bahasan Cahaya. Skripsi: FMIPA UNNES.
dimaksudkan agar proses pengamatan dapat
Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning how to
dapat dilakukan dengan lebih maksimal. learn. New York: Cambridge Press.
Sardiman. 2006. Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Bumi Aksara.
Sari, N. F. & Nasikh. 2009. Efektivitas Penerapan
Adiarta, A. & Ni ketut R. 2004. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik
Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif Dengan Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan
Peta Konsep Dalam Pengubahan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
Konseptual Pada Pembelajaran Fisika. Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester genap
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Tahun Ajaran 2006-2007. JPE-Volume 2,
Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII. Nomor 1.
Anni, C. T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Vanides, J., Yin, Y., Tomita, M., & Ruiz-Primo, M.A
Press. 2005. Using Concept maps in the Science
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Classroom. Journal of Research in Science
Jakarta: Bumi Aksara. Teaching, 42(2) : 166-184.
Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains
Gramedia Pustaka Utama. Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Chiou, C. 2008. The Effect of Concept Mapping on Semarang: Unnes Press.
Students Learning Achievements and Yulianto & Rusmiyati. 2009. Peningkatan
Interests. Journal of Innovations in Education Keterampilan Proses Sains Dengan
and Teaching International, 45(4) : 375-387. Menerapkan Model Problem Based-
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Instruction.Jurnal Pendidikan Fisika
Rineka Cipta. Indonesia, 5: 75-78.

14

Anda mungkin juga menyukai