Anda di halaman 1dari 14

LACTOBACILLI

Pendahuluan

Rongga mulut mengandung banyak dan berbagai macam mikroflora. Salah satu
peran utama dari ekosistem yang kompleks ini adalah plak gigi yang berkembang
secara alami pada jaringan mulut. Biofilm ini menunjukkan suatu organisasi yang
sangat kompleks yang masih relatif stabil dengan waktu meskipun adanya
perubahan lingkungan. Bila keseimbangan terganggu dan muncul
ketidakseimbangan di antara bakteri asal, patologi seperti karies gigi atau
periodontitis bisa terjadi. 4

Lactobacilli merupakan saprofit pada material tumbuhan dan hewan (misalnya:


susu). Beberapa spesies umum ditemukan menghuni rongga mulut dan beberapa
bagian tubuh hewan dan manusia. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk
mentoleransi lingkungan asam dan dipercaya berperan dalam proses karies. L.
casei, L. rhamnosus, L. Acidophilus, dan L. oris umum ditemukan di rongga
mulut.2

Secara historis, Lactobacilli adalah mikroorganisme yang pertama terlibat dalam


pengembangan karies gigi. Mereka muncul selama tahun-tahun pertama
kehidupan seorang anak, dan hadir dalam jumlah yang tinggi dalam saliva, pada
dorsum lidah, selaput lendir, langit-langit keras, di plak gigi dan, dalam jumlah
yang lebih sedikit, pada permukaan gigi. Kehadiran Lactobacilli dalam rongga
mulut tergantung pada berbagai faktor seperti pada molar tiga yang erupsi
sebagian atau pada perangkat orthodontik. 4

Taksonomi Lactobacilli termasuk kompleks dan sampai saat ini masih dalam
revisi konstan. 2

1
Genus Lactobacillus untuk saat ini terdiri atas lebih dari 125 spesies dan
mencakup jenis organisme yang luas. Genus ini polifiletik dengan genus
Pediococcus membagi kelompok L. casei, dan spesies L. acidophilus, L.
salivarius, dan L. reuteri menjadi perwakilan dari tiga subclade yang berbeda.
Genus Paralactobacillus termasuk di dalam kelompok L. salivarius. Dalam
beberapa tahun ini, anggota lain dari genus Lactobacillus (dulunya dikenal dengan
cabang Leunocostoc dari Lactobacillus) telah diklasifikasi ulang ke dalam genus
Atopobium, Carnobacterium, Weissella, Oenococcus, dan Leuconostoc. Baru
akhir-akhir ini, P. dextrinicus, yang merupakan spesies Pediococcus, telah telah
diklasifikasi ulang sebagai spesies Lactobacillus.3

Habitat dan transmisi


Lactobacilli ditemukan di rongga mulut, saluran pencernaan, dan saluran genital
wanita. Pada rongga mulut, populasinya kurang dari 1% flora total. Jalur
transmisinya tidak diketahui.2

Spesies Lactobacillus memproduksi hidrogen peroksida dengan menghambat


pertumbuhan dan virulensi jamur pathogen Candida albicans secara invitro dan
invivo. Setelah terapi antibiotik, spesies Candida tertentu dapat menekan
pertumbuhan kembali spesies Lactobacillus pada bagian tubuh dimana mereka
hidup bersama, seperti dalam saluran pencernaan.2

Karakteristik

Bakteri ini berbentuk coccobacillary (mayoritas berbentuk batang) Gram positif -


atau non-haemolitik fakultatif anaerob, mikroaerophilik, dan merupakan bakteri
non-spora. Organisme ini memfermentasikan karbohidrat membentuk asam
(acidogenic) dan dapat bertahan dalam kondisi asam (aciduric), dapat bersifat
homofermentatif atau heterofermentatif. 2

2
Homofermenters: memproduksi mayoritas asam laktat (65%) dari fermentasi
glukosa. Contohnya: Lactobacillus acidophilus dan
Lactobacillus casei.
Heterofermenters: memproduksi asam laktat sama banyaknya dengan asetat,
etanol, dan karbon dioksida. Contohnya: Lactobacillus
fermentum.

Kultur dan identifikasi


Lactobacilli tumbuh dalam kondisi microaerophilic dengan keberadaan karbon
dioksida dan pH asam (6.0). Media untuk tumbuhnya merupakan media yang
diperkaya glukosa atau darah. Medium selektif khusus yaitu agar jus tomat
(pH=5) dapat meningkatkan pertumbuhan Lactobacilli dan di saat yang sama
menekan pertumbuhan bakteri lainnya. Identifikasinya menggunakan reaksi
biokimia.2 Bakteri ini dapat menyebabkan penurunan pH lingkungan sampai
kurang dari 4.5. Spesies ini mampu bertahan dalam pH hingga 2.2 . 1

Patogenitas
Lactobacilli seringkali diisolasi dari lesi karies dalam dimana pH nya cenderung
asam. Peneliti terdahulu bahkan percaya bahwa Lactobacilli merupakan bakteri
kariogenik yang utama (teori yang sudah terbukti tidak benar), dimana jumlah
Lactobacilli pada saliva dijadikan indikasi aktivitas karies individual. Walaupun
tes ini tidak dapat dijadikan acuan, tetapi merupakan hal yang berguna untuk
memonitor pola makan pasien karena tingkat Lactobacilli berhubungan dengan
intake karbohidrat ke dalam tubuh.2

Peran Lactobacillus Dalam Karies Gigi

Populasi mikroba yang terlibat dalam karies gigi diketahui sangat kompleks dan
bervariasi serta belum sepenuhnya teridentifikasi, meskipun organisme kunci
umumnya diakui terkait dengan perkembangan penyakit. 1

3
Miller (1890) pertama sekali menunjukkan invasi bakteri berbentuk batang dari
tubulus dentin baik pada dentin karies maupun non-karies. Menurut Owen,
kumpulan Lactobacilli pada dentin karies dilaporkan oleh Goadby pada 1899.
Namun, Lactobacilli lebih dianggap sebagai penginvasi sekunder daripada perintis
awal karies gigi serta penyakit pulpa dan periapikal. 1

Identifikasi spesies Lactobacilli yang ditemukan di jaringan karies belum


sistematis. Beberapa penulis hanya membuat analisis kuantitatif sederhana dari
tingkat Lactobacilli. 1

Pada anak-anak, kehadiran Lactobacilli di karies mahkota tidak diragukan.


Namun, jumlahnya lebih sedikit dari Streptococcus mutans dan tidak ditemukan
dalam karies yang baru terjadi. Kehadiran mikroorganisme juga tergantung pada
ukuran kavitas, yaitu lebih banyak di kavitas sedang dan besar. 1

Pada orang dewasa, Lactobacilli ditemukan pada karies akar dan karies dentin
yang dalam yang terkait dengan pulpitis. Hahn et al. telah menyatakan adanya dua
jenis lesi karies: lesi Lactobacilli tingkat tinggi dan rendah. Pada lesi Lactobacilli
tingkat tinggi, perkembangan bakteri dari dentin dangkal yang nekrotik ke tingkat
yang lebih dalam sangat bervariasi. 1

Lactobacillus sebelumnya dipercaya sebagai penyebab dental karies. Pertanyaan


yang masih dalam perdebatan adalah apakah bakteri ini ada dalam lesi karies
karena cenderung berada dalam lingkungan asam atau karena bakteri ini
memproduksi asam dan merusak email gigi.2

Bakteri ini dipertimbangkan sebagai penyebab karies karena:

Jumlah populasi yang besar pada banyak lesi karies mempengaruhi email
(banyak penelitian memperlihatkan prevalensi tinggi pada karies di
permukaan akar)
Korelasi positif antara jumlah plak dan saliva serta aktivitas karies
Kemampuan untuk tumbuh pada lingkungan pH rendah (dibawah pH 5)
dan untuk memproduksi asam laktat

4
Kemampuan untuk mensintesa ekstraseluler dan IPSs dari sukrosa
Kemampuan beberapa turunannya untuk menyebabkan karies pada tikus
gnotobiotik (bebas kuman)
Fakta bahwa jumlahnya di dental plak berasal dari lokasi yang sehat
biasanya rendah2

Sisi negatifnya, bagaimanapun Lactobacillus jarang diisolasi dari plak sebelum


perkembangan karies, dan biasanya tidak tampak pada lesi awal.2

Walaupun peran Lactobacillus pada proses karies tidak dijelaskan, tetapi


dipercaya bahwa:

Bakteri ini lebih terlibat pada progresi karies email dalam


Bakteri ini merupakan organisme perintis dalam mempercepat proses
karies terutama pada dentin2

Lactobacillus sp. seperti L. acidophilus dinilai lebih penting dalam progresi lesi
karies daripada bakteri lainnya yang telah menginisiasi kerusakan gigi. Walaupun
Lactobacillus sp. bersifat acidogenic dan aciduric tinggi, bakteri ini tidak
memiliki mekanisme perlekatan yang efektif yang memungkinkannya untuk
berakumulasi pada permukaan gigi yang tidak karies. Bakteri lain (S. mutans)
yang lebih berperan penting dalam serangan awal pada gigi. Bagaimanapun,
terdapat sejumlah Lactobaccili yang ditemukan pada plak gigi dan mungkin juga
terdapat di saliva. Jika bakteri dalam plak gigi memproduksi asam dan
menyebabkan demineralisasi gigi, bakteri aciduric seperti S. mutans dan
Lactobacillus sp. diuntungkan sehingga dapat bermultiplikasi cepat. Bakteri
nonaciduric mulai mati, meninggalkan nutrisi yang lebih banyak untuk bakteri
aciduric. Tempat terbaik untuk berkembangnya bakteri Lactobacillus sp. adalah di
dalam lesi karies dengan tingkat keasaman tinggi itu sendiri. Seiring dengan
berkembangnya Lactobacillus sp., bakteri ini serta S. mutans memproduksi lebih
banyak asam dan jika terdapat gula akan menyebabkan lesi berkembang.4

5
Sifat Kariogenik Dari Laktobasillus Rongga Mulut

Walaupun kerusakan gigi tidak dianggap sebagai gangguan nutrisi, hal ini
merupakan hasil dari ketidakseimbangan terhadap konsumsi karbohidrat sehari-
hari. Hal ini disebabkan karena sifat bakteri kariogenik terkait dengan
metabolisme sukrosa yang terlibat dalam dua sifat patogen yaitu perlekatan
(adherence) dan produksi asam. 1

Permukaan sel Lactobacilli memiliki lapisan S. Lapisan protein ini memiliki


struktur kristal dan bertanggung jawab atas permukaan hidrofobik. Bakteri
mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (pH, kekuatan ion) pada
permukaan hidrofobik, tetapi strain dengan lapisan S tidak melekat lebih baik dari
strain tanpa lapisan S. 1

Beberapa penulis telah mempelajari hidrofobisitas strain Lactobacilli yang


diisolasi dari plak gigi, lidah, gusi dan saliva dalam subjek normal dan pada
pasien dengan karies. Sejumlah besar Lactobacilli yang diisolasi dari lidah, plak
gigi dan saliva menunjukkan sifat hidrofobik dari sedang sampai tinggi. L.
acidophilus dan L. paracasei adalah spesies yang paling hidrofobik. L.rhamnosus
dan L.plantarum menunjukkan tingkat hidrofobik tinggi pada plak gigi dan gusi
tetapi juga menunjukkan tingkat rendah pada saliva dan lidah. 1

Produksi exopolysaccharides merupakan faktor kunci dalam perlekatan


Lactobacillus ke biofilm gigi. Dalam industri makanan, beberapa spesies
Lactobacilli telah dipelajari secara ekstensif, namun penelitiannya lebih sedikit
mengenai spesies ini pada rongga mulut. 1

Faktor penentu kariogenik yang paling dikenal dari Lactobacilli adalah


kemampuannya untuk menghasilkan asam dan kemampuannya untuk tumbuh dan
bertahan dalam lingkungan asam.

Dalam rangka membatasi potensi kariogenik ini, telah direkomendasikan


penggunaan pengganti gula seperti poliols. Sejumlah penelitian telah memberikan

6
hasil yang bertentangan pada kemampuan Lactobacilli untuk fermentasi sorbitol
atau xylitol. Beberapa penulis menunjukkan bahwa sorbitol tidak difermentasi
oleh Lactobacilli tetapi dalam penelitian lain bakteri ini mampu memetabolisme
poliols ini lebih lambat dari sukrosa, tetapi nilai pH akhir kurang dari nilai kritis
5,5. Meskipun aspek metabolik xylitol telah dipelajari untuk Streptokokus rongga
mulut, beberapa spesies Lactobacilli tampaknya mampu memfermentasi poliol ini.
Namun, penelitian yang kontradiktif lainnya menunjukkan bahwa Lactobacillus
tidak dapat tidak tumbuh atau untuk menghasilkan asam dengan adanya molekul
ini. Penelitian kontroversi ini bisa menimbulkan pertanyaan tentang penggunaan
xylitol secara intensif untuk pencegahan karies karena beberapa spesies pertama
yang tidak dapat mencerna, mampu beradaptasi untuk kemudian memfermentasi
poliol ini. 1

Lactobacillus dalam saliva

Lactobacillus dalam saliva subjek normal

Lactobacilli tidak ada pada rongga mulut bayi yang baru lahir dan muncul selama
tahun pertama kehidupan. Mc Carthy et al., mengamati keberadaan spesies ini di
50% dari bayi yang baru lahir selama tahun pertama dengan tingkat 200-30000
bakteri / sampel. 1

Pada anak-anak tanpa karies, tingkat Lactobacilli salivary bervariasi antara studi
yang berbeda. Carlsson et al. menganggap bahwa Lactobacilli menjadi teratur
hadir di 50% anak-anak dan hanya sejak usia 2 tahun. Kemudian, Khler et al.
menunjukkan bahwa 40% dari populasi anak-anak berusia 3 tahun memiliki
Lactobacilli dalam tingkat yang bervariasi 2,103-4,104 CFU / ml dalam saliva.
Untuk anak-anak dari usia 6 hingga 16 tahun, tingkat ini sedikit lebih besar
(54,6%).1

7
Di sisi lain, penulis lain melaporkan adanya Lactobacilli di semua sampel. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat Lactobacilli saliva selama masa
kanak-kanak adalah asupan karbohidrat. 1

Pada orang dewasa muda, kehadiran Lactobacilli tidak bersyarat dan bergantung
pada relung ekologi yang sesuai. Pit dan fisure atau erupsi sebagian gigi molar
ketiga menyediakan lingkungan kuat yang menguntungkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme ini. 1

Penelitian lain menunjukkan korelasi signifikan antara kebiasaan merokok dan


tingkat Lactobacilli salivary. 1

Dalam subjek dengan usia lanjut, tingkat Lactobacilli cenderung meningkat.


Jumlah yang lebih tinggi telah ditemukan pada subjek yang memakai removable
protesa dan mengkonsumsi banyak obat. Menurut Saotome et al. pengukuran
tingkat Lactobacilli saliva mungkin berguna untuk menentukan kesehatan rongga
mulut pada orang tua. 1

Sebagian besar penelitian hanya merupakan studi kuantitatif. Namun, tampaknya


menarik untuk mengidentifikasi spesies Lactobacilli yang hadir dalam rongga
mulut dari subjek normal untuk membuat perbandingan yang sesuai dengan
spesies yang ditemukan dalam saliva, plak gigi atau sampel dentin dari subyek
dengan karies. 1

Bahkan jika banyaknya metode membuat sulit untuk mengidentifikasi tingkat


spesies Lactobacilli yang ditemukan dalam saliva anak-anak dan orang dewasa
tanpa karies, kita bisa melihat kelompok L. casei yang predominan. 1

Lactobacillus dalam saliva dan prediksi karies

Evaluasi risiko karies merupakan masalah lama yang bertujuan untuk


menargetkan orang yang membutuhkan pencegahan intensif dan dengan demikian
dapat meningkatkan efisiensi program kesehatan masyarakat. 1

8
Jumlah Lactobacillus yang ada dalam 1 ml saliva (CFU / ml) digunakan untuk
menentukan efisiensi tindakan diet atau untuk mengevaluasi risiko karies. Hal ini
digunakan sendiri atau berhubungan dengan parameter-parameter lainnya.
Menururt Granath et al. ini adalah kriteria yang lebih baik daripada tingkat saliva
terhadap Streptococus mutans. Sebuah korelasi yang kuat telah dibentuk antara
jumlah Lactobacillus dan karies. Semakin tinggi indeks DMF, semakin tinggi
jumlah Lactobacillus. 1

Beberapa penelitian juga telah dilakukan pada orang dewasa untuk menyelidiki
hubungan Lactobacilli salivary dengan karies akar dan hasil menunjukkan
korelasi yang kuat diantara keduanya. Sullivan et al. memperkirakan bahwa
kehadiran Streptokokus atau Lactobacilli dalam plak gigi bukan merupakan
indikator yang lebih baik terhadap aktivitas karies dibandingkan jumlahnya dalam
saliva. Hasilnya dikonfirmasi oleh penelitian Motisuki et al. yang menunjukkan
metode sampling yang signifikan. 1

Oleh karena itu, hubungan jumlah Lactobacillus dengan karies tidak perlu
dipertanyakan lagi. Namun, hubungan antara jumlah Lactobacillus dan aktivitas
karies dipertanyakan sebagai penentu resiko karies. 1

Studi van Palenstein et al. tampaknya mendukung pertimbangan teori mengenai


potensi terbatas jumlah bakteri sebagai penentu karies. Di sisi lain, rendahnya
jumlah Lactobacillus tampaknya menunjukkan aktivitas karies yang rendah.
Signifikansi klinis dari jumlah Lactobacillus juga lebih terpercaya ketika
diterapkan pada sejumlah besar sampel dari satu orang. 1

Seperti dalam studi antara subjek normal, identifikasi yang tepat ketika
menggunakan metode biokimia terhadap Lactobacilli dalam saliva pada pasien
dengan karies merupakan hal yang sulit. Dengan munculnya alat molekuler,
identifikasi ini telah menjadi lebih terjangkau. Penting untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara beberapa spesies dan karies, karena hal ini akan sangat
membantu bagi pemahaman yang lebih baik dari reservoir alami Lactobacillus

9
dan akan memungkinkan pengembangan alat-alat baru untuk mencegah kerusakan
gigi. 1

Pengaruh beberapa patologi umum pada Lactobacilli dalam saliva

Beberapa penulis telah meneliti pengaruh beberapa patologi umum pada tingkat
Lactobacilli saliva. Sebuah hubungan antara penyakit melibatkan kekeringan
rongga mulut dan jumlah Lactobacillus telah ditetapkan. Antilla et al. telah
menunjukkan hubungan antara jumlah Lactobacillus salivary dan gejala gangguan
saraf. Oleh karena itu menunjukkan peningkatan risiko penyakit gigi antara
subyek depresi, yang harus dipahami dalam pengobatan mereka. Sebuah faktor
kemungkinan dalam korelasi Lactobacillus / gangguan saraf dapat diet,
sebagaimana subyek yang depresi mengkonsumsi banyak makanan manis.
Penjelasan lain terkait dengan penurunan sistem kekebalan juga dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi. 1

Jumlah Lactobacilli salivary yang tinggi telah berhubungan dengan hiposalivasi


atau xerostomia. Bardow et al. menjelaskan hubungan antara tingkat
demineralisasi gigi dan asupan obat pada orang dewasa berusia 44-84 tahun.
Subjek merasakan pengaruh pada aliran saliva, komposisi saliva dan tingkat saliva
serta keluhan mulut kering. Mereka menunjukkan bahwa subjek dengan tingkat
aliran yang tidak distimulasi rendah (0.10ml / mn) memiliki Lactobacilli sekitar
20 kali lebih banyak dalam per ml saliva dibandingkan dengan subjek yang
memiliki tingkat aliran saliva normal. Kenaikan ini lebih besar pada pasien yang
mengalami radioterapi. 1

Lactobacillus dalam plak gigi

Hubungan antara Lactobacillus dan plak gigi pada tingkat kuantitatif atau
kualitatif sulit ditentukan dari literatur sehingga banyak dilakukan penelitian pada

10
populasi yang berbeda (usia, indeks DMF, asupan fluoride). Selain itu, metode
pengambilan sampel juga sangat bervariasi. 1

Berbagai tingkat Lactobacillus dalam plak yang melapisi permukaan gigi sehat
telah ditemukan dalam studi yang berbeda. Van Houte et al. mengamati kehadiran
Lactobasilus sekitar 50% dari 2 sampel pada populasi remaja. Sigurjons et al.
menemukan Lactobacilli dalam 62% dari subjek percobaan sedangkan
Babaahmady et al. mengidentifikasi Lactobacilli 21% dari sampel. 1

Di sisi lain, terdapat korelasi positif antara frekuensi isolasi Lactobacilli dan
adanya lesi white spot. Beighton et al. telah melakukan survei pada anak-anak
(usia 3 sampai 4 tahun) dan memperlihatkan hasil Lactobacilli diisolasi pada 54%
dari anak-anak dengan karies dan 7% dari anak-anak tanpa karies. Matee et al.
mengisolasi Lactobacilli dari plak gigi anak-anak yang memiliki karies berat dan
jumlahnya 100 kali lipat lebih tinggi daripada sampel dari anak-anak yang tidak
karies. 1

Penelitian yang dilakukan pada populasi dewasa menunujukkan peningkatan


tingkat Lactobacilli dalam plak gigi sesuai dengan keberadaan karies akar. 1

Studi kualitatif menegaskan dominasi spesies kelompok L. casei di plak gigi pada
sampel lesi karies. Pada anak-anak, mikroorganisme yang dominan yaitu L. casei.
Tetapi pada anak usia dini, spesies yang paling sering ditemukan dalam karies
adalah L. fermentum. Yang terakhir ini juga lebih sering ditemukan pada sampel
plak gigi pada orang dewasa. 1

Wilcox et al. telah menunjukkan bahwa dari 7 spesies Lactobacilli yang diamati,
hanya dua yang memiliki kemampuan koagregasi dengan Streptokokus. 1

Strain Lactobacillus salivarius koagregasi dengan Streptococcus


salivarius, Streptococcus gordonii, Streptococcus crista dan strain
Streptococcus sanguis II. Koagregasi ini dimediasi oleh protein pada
permukaan Lactobacilli dan tidak dihambat oleh laktosa.

11
Lactobacillus fermentum berkoagregasi dengan S. gordonii dan S. sanguis.
Koagregasi ini dimediasi oleh protein pada permukaan Streptokokus dan
dihambat oleh laktosa. 1

Filoche et al. menunjukkan sedikit pembentukan biofilm oleh Lactobacilli di


mono-cultur. Dalam kultur bersama dengan spesies Actinomyces jumlah L.
rhamnosus meningkat 7-20 kali dibandingkan dengan biofilm mono-kultur. S.
mutans juga berkontribusi pada pertumbuhan biofilm besar Lactobacilli tetapi V.
parvula tidak berpengaruh. Para penulis menyimpulkan bahwa spesies
Actinomyces ini merupakan kunci pertumbuhan dari spesies Lactobacillus dalam
biofilm, seperti yang dilakukan S. mutans pada tingkat lebih rendah. 1

Pengaruh Laktobasilus Dalam Rongga Mulut

Dalam beberapa kasus, Lactobacilli juga bisa memainkan peran yang


menguntungkan dengan menghambat pertumbuhan beberapa bakteri kariogenik.
Michalek et al. membuktikan bahwa L. casei tidak berkontribusi terhadap proses
karies, bahkan sebaliknya, jika ada dalam plak dapat mengurangi S. mutans yang
menyebabkan karies gigi - diinduksi pada tikus gnobiotic. 1

Ahumada et al. telah menunjukkan bahwa 36% dari Lactobacilli yang diisolasi
dari lidah mampu menghambat pertumbuhan S. mutans. Kelompok bersifat
homofermentatif menghasilkan zat penghambat lebih banyak dari kelompok
heterofermentative. 1

Sookhee et al. mengisolasi dua spesies Lactobacilli (L. pacasei dan L. rhamnosus)
yang memiliki daya antimikroba terhadap Streptococci (S. mutans, S. sanguis, S.
salivarius), Staphylococcus aureus, Actinomyces viscosus, porphyromonas
gingivalis, dan Candida.1

Ishikawa et al. melaporkan bahwa pada sistem kultur in vitro, L. salivarius dapat
menghambat pembentukan Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, dan

12
Prevotella nigrescens dalam 24 jam. Konsumsi tablet yang mengandung L.
salivarius juga dilaporkan dapat menurunkan bakteri batang anaerob pada saliva
setelah 4 minggu. 1

L. fermentum juga dapat menghambat produksi glucan yang larut air oleh S.
mutans. Pertumbuhan S. mutans tidah dihambat tetapi yang dihambat adalah
perlekatan in vitro nya. 1

Lactobacilli dikenal dalam perannya untuk meningkatkan kesehatan usus dan


digunakan secara luas pada produk fermentasi susu seperti yoghurt. Bakteri yang
sering digunakan dalam produksi makanan termasuk Lactobacilli dan
Bifidobacteria (Bifidobacterium bifidum). 1

Lactobacilli memiliki peranan penting pada ekosistem rongga mulut, baik yang
sehat maupun yang karies. Penelitian tidak menunjukkan adanya satu bakteri yang
spesifik sebagai penyebab tunggal karies, tetapi yang berhubungan dengan karies
terutama berasal dari grup Casei.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Badet C. and Theubaud N.B. 2008. Ecology of Lactobacilli in the Oral


Cavity: A Review of Literature. The open microbiology journal,
2008,2,38-48.

2. Samaranayakhe, L. 2012. Essential Microbiology for Dentistry 4th edition.


Edinburgh: Elsevier.

3. Bagg, J., et al. 2006. Essentials of Microbiology for Dental Students 2nd
edition. New York: Oxford University Press.

4. Miller, C. H.; Palenik, C. J. 2014. Infection Control and Management of


Hazardousmaterial for Dental Team 5th edition. Missouri: Mosby.

14

Anda mungkin juga menyukai