Disusun oleh :
Atrial fibrilasi dapat terjadi secara episodic maupun permanen. Jika terjadi
secara permanen, kasus tersebut sulit untuk dikontrol (Philip and Jeremy, 2007).
Gambaran elektrokardiogram atrial fibrilasi adalah irama umumnya tidak teratur
dengan frekuensi laju jantung bervariasi (bias normal/lambat/cepat). Jika laju jantung
kurang dari 60 kali permenit disebut atrial fibrilasi slow ventricular respons (SVR),
jika laju jantung 60-100 kali permenit disebut atrial fibrilasi normo ventricular respon
(NVR) sedangkan jika laju jantung lebih dari 100 kali permenit disebut atrial fibrilasi
rapid ventricular respon (RVR). Kecepatan QRS biasanya normal atau cepat dengan
gelombang P tidak ada atau jikapun ada menunjukkan depolarisasi cepat dan kecil
sehingga bentuknya tidak dapat didefinisikan (Chuchum, 2010).
B. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/
berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
3. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
4. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
5. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
6. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
C. TANDA & GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
1. CHF Kronik
Meliputi: anoreksia, nokturia, edema perifer, hiperpigmentasi ekstremitas bawah,
kelemahan, heaptomegali,ascites, dyspnea, intoleransi aktivitas barat, kulit
kehitaman.
2. CHF Akut
Meliputi: ansietas, peningkatan berat badan, restletness, nafas pendek, bunyi
krekels, fatigue, takikardi, penurunan resistensi vaskuler, distensi vena jugularis,
dyspnea, orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing bronchial, sianosis, denyut
nadi lemah dan tidak teraba, penurunan urin noutput, delirium, sakit kepala.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4
kelainan fungsional :
D. PATHOFISIOLOGI
kanan
Kontraktilitas
COP
CHF
Suplai darah jaringan Suplai oksigen otak Renal flow Bendungan vena
sistemik
Splenomegali Hepatomegali
Sesak nafas
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema.
3) Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena
efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
4) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
5) Olah raga secara teratur
b.CHF Akut
1) Pembatasan aktivitas
2) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
3) Pembatasan cairan (< 1,5 liter/hari).
2. Farmakologis
Tujuan: untuk mengurangi afterload dan preload
a.First line drugs; diuretic
1) Tujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi
kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.
2) Obatnya adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic,
metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran
cairan), Kalium-Sparing diuretic
b.Second Line drugs; ACE inhibitor
Tujuan; membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja
jantung.Obatnya adalah:
1) Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk
kegagalan diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikel
untuk relaksasi
2) Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
3) Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi
sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
4) Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan
relaksasi dan pengisian dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada
CHF kronik).
5) Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon
miokard. Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi HR,
mencegah iskemi miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.
3. Pendidikan Kesehatan
a.Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang penyakit
dan penanganannya.
b. Informasi difokuskan pada: monitoring BB setiap hari dan intake natrium.
c.Diet yang sesuai untuk lansia CHF: pemberian makanan tambahan yang
banyak mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dll.
d. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat ditoleransi dengan
bantuan terapi.
(Udjianti, 2010)
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN (POLA FUNGSI KESEHATAN)
a. Aktifitas /istirahat : Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah,
dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubhan status mental, tanda vital
berubah saat beraktifitas.
b. Sirkulasi : Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katup
jantung,anemia , syok dll , TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama
jantung, nadi apical bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer bekurang
perubahan dalam denyutan nadi jugularis warna kulit kebiruan punggung
kuku pucat atau sianosis hepar adakag pembesaran bunyi nafas krekles atau
ronkhi edema.
c. Integritas ego : Ansietas stress marah takut dan mudah tersinggung
d. Eliminasi : Gejala penurunan berkemih urun berwarna pekat,berkemih
malam hari diare/ konsipasi.
e. Makanan / cairan : Kehilangan nafsu makan mual, muntah,penambahan Bb
signifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan
diuretic distensi abdomen edema umum dll.
f. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
g. Neurosensori : Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung
h. Nyeri/kenyamanan : Nyeri dada akut kronuk nyeri abdomen sakit pada otot
gelisah
i. Pernafasan : Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dngan beberapa
bantal.btuk dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan
oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.
j. Keamanan : Perubahan dan fungsi mental, kehilangan kekuatan/tonus otot.
k. Interaksi social : Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan
natrium oleh ginjal
b. Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah
c. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan
perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tujuan & KH Intervensi Rasional TTD
Dx
1. Setelah dilakukan 1. Kaji lokasi dan 1.untuk mengetahui
tindakan keperawatan luas edema lokasi dan luas
selama 3x24 jam edema pasien
diharapkan edema
berkurang dengan KH : 2.Berikan diuretik 2. untuk
a. Terbebas dari sesuai intruksi memobilisasi cairan
edema, efusi, udem
anaskara
b. Terbebas dari 3. Ajarkan pasien 3. untuk membantu
kelelahan, tentang keseimbangan
kecemasan atau penghematan cairan
kebingungan energi
4. Kolaborasikan 4. Untuk
dengan Tenaga merencanakan terapi
Rehabilitasi Medik yang tepat
dalam
merencanakan
progran terapi yang
tepat.
3. Setelah dilakukan 1. Monitor suara 1. Untuk
tindakan keperawatan nafas, seperti mengetahui suara
selama 2x24 jam pasien dengkur nafas
dapat bernafas dengan
lancar dengan KH : 2. Lakukan 2. Untuk membantu
1.Mendemonstrasikan fisioterapi dada jika melancarkan jalan
peningkatan ventilasi perlu nafas
dan oksigenasi yg
adekuat 3. Tinggikan 3. Agar pasien rileks
kepala dan bantu dan nyaman
untuk mencapai
posisi yang
senyaman
mungkin.
4. Untuk
4. Kolaborasi merencanakan terapi
pemberian oksigen yang tepat
4. PENGGUNAAN REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA