Dalam Konstruksi Baja
Dalam Konstruksi Baja
Ada dua jenis baut mutu tinggi yang ditetapkan ASTM yaitu A325 dan A490. Baut A325
terbuat dari baja karbon sedang dengan kekuatan leleh (yield strength) dari 560 sampai
dengan 630 MPa, sedangkan baut A490 terbuat dari baja alloy yang mempunyai kekuatan
leleh mendekati 790 sampai dengan 900 MPa (Catatan : tergantung juga ukuran diameter).
Ukuran diameter baut berkekuatan tinggi berkisar sampai dengan 1 khusus baut A449
sampai dengan 3. Ukuran baut yang sering digunakan pada struktur bangunan adalah dan
7/8, sedangkan untuk struktur jembatan 7/8 sampai dengan 1.
Baut kekuatan tinggi dikencangkan untuk menimbulkan tegangan tarik yang ditetapkan pada
baut sehingga terjadi gaya jepit (clamping force) pada sambungan. Oleh karena itu beban
kerja sesungguhnya dipikul oleh gaya gesekan antara pelat atau batang yang disambung.
Gaya ini disebut Proof Load.
- Kekuatan Sambuangan
SNI 03-1729-2002 pasal 13.2.2. menyatakan, suatu baut yang memikul gaya terfaktor, Ru
harus memenuhi syarat berikut,
dengan :
Sesuai dengan cara bekerjanya baut maka baut dibedakan dalam dua type yaitu tipe friksi
(friction type) dan tipe tumpu (bearing type).
Pada baut tipe friksi (friction type), kekuatan baut didapat dari gesekan (friction) yang terjadi
antar pelat atau batang yang disambung. Baut tipe ini sering dikenal dengan istilah slip -
critical connections, yaitu baut yang mengandalkan kekuatan slip antara permukaan batang
yang disambung. Agar baut tipe ini bekerja maka diperlukan suatu alat yang dapat
mengencangkan baut atau memberikan momen torsi pada baut sedemikian hingga baut
mengalami prategang tarik.
Pada sambungan tipe friksi yang mengunakan baut mutu tinggi yang slipnya dibatasi, satu
baut yang hanya memikul gaya geser terfaktor.
Kuat geser nominal satu baut dalam sambungan tipe friksi yang ditentukan sebagai berikut :
= 1,13 . . . .
dengan :
= 0,35 koefisien gesek untuk bidang kontak dalam keadaan bersih adalah jumlah bidang
geser.
Pada baut tipe tumpu (bearing tipe), kekuatan baut didapat dari adanya gaya tumpu pada
bidang kontak antara baut dan pelat yang disambung, atau kemampuan menahan geseran
pada penampang baut.
Pada baut tipe tumpu, keruntuhan sambungan dapat terjadi karena keruntuhan geser pada
baut atau keruntuhan tumpu pada elemen yang disambung seperti plat/batang.
Kegagalan Sambungan
Kekuatan sambungan dengan baut atau paku keling dievaluasi dengan meninjau beberapa
kemungkinan kegagalan (failure). Kekuatan biasanya dihitung dengan mempertimbangkan
jumlah lapis pelat/batang yang disambung. Ada 6 (enam) tipe kegagalan yang mungkin
terjadi pada sambungan, yaitu :
Baja berbentuk batang berpenampung bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang
diproduksi dan bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)
bahan baku yang digunakan yaitu billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia.
Diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan baton sirip.
Sirip melintang, setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang
melintang terhadap susu batang baja tulangan beton
Rusuk, setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja
tulangan beton
Jenis, berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja
tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip.
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tapi tidak bersirip, disingkat BjTP.
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk
menigkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif
terhadap beton, disingkat BjTS.
Syarat mutu
Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna
yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan
Bentuk
Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang
diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang,
serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang
teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka
atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di
mana angka atau huruf harus ditiadakan.
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 terhadap sumbu batang,
apabila membentuk sudut antara 45 sampai 70, arah sirip melintang pada satu sisi, atau
kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70 arah yang berlawanan tidak
diperlukan.
1 P6 6 0,2827 0,222
2 P8 8 0,5027 0,395
3 P 10 10 0,7854 0,617
4 P 12 12 1,131 0,888
5 P 14 14 1,539 1,21
6 P 16 16 2,011 1,58
7 P 19 19 2,835 2,23
8 P 22 22 3,801 2,98
9 P 25 25 4,909 3,85
10 P 28 28 6,158 4,83
11 P 32 32 8,042 6,31
Tabel 2 Ukuran baja tulangan beton sirip
Diameter
Dia-meter Tinggi sirip Jarak sirip Lebar rusuk
dalam
nominal Luas penam melintang melintang Meman-jang Berat
nominal
No Penamaan pang nominal nomimal
min maks
(d) (maks) (maks)
(do)
2
Mm cm mm mm Mm Mm mm Kg/m
CATATAN Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip
0,7854 x d 2
L= (cm2 ) dibulatkan sampai 4 angka berarti
100
b) Keliling nominal (K)
K= 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal