Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGEMBANGAN PROFESI GURU PLPG KELOMPOK 3

Nama kelmpok : Kelompok 3


Anggota : 1. Mohammad Fuad
: 2. Yasir Arrohman
: 3. Petrus Pangli
: 4. Suharno
: 5. Asmar Baco

Apa esensi peningkatan kompetensi guru? Buatlah penjelasan ringkas mengenai keterkaitan
masing-masing jenis kompetensi guru! Apa yang dimaksud dengan pengembangan
keprofesian guru secara berkelanjutan? Apa esensi uji kompetensi guru? Apa dampak ikutan
hasil uji kompetensi bagi guru?
Jawab :
Apa esensi peningkatan kompetensi guru ?
Jawab :
Esensi peningkatan kompetensi guru berfokus pada peningkatan dan
penyesuaian kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi
pelajaran yang actual dengan menggunakan berbagai pendekatan , metoda , teknologi
pembelajaran terkini.
Reformasi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang system pendidikan nasional , Undang-Undang Nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen dan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan menuntut reformasi guru untuk memiliki tingkat
kompetensi yang lebih tinggi , baik kompetensi pedagonik , kepribadian , professional
, maupun social.
Buatlah penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-masing jenis kompetensi
guru!
Jawab :
Penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-masing kompetensi guru :
a. Kompetensi Pedagogik
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik peserta
didik dilihat dari berbagai aspek fisik , moral , social , cultural , emosional dan
intelektual.
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati
, yaitu :
Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik , moral , social
, cultural , emosional dan intelektual.
Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang diampu.
Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif , empatik , dan santun dengan peserta didik.
Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar , memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
Aspek-aspek yang diamati :
1. Bertindak sesuai dengan norma agama , hokum , social , dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur , berakhlak mulia , dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap , stabil , dewasa , arif dan
berwibawa.
4. Menunjukan etos kerja , tanggung jawab yang tinggi , rasa bangga menjadi gur
, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Sosial
Criteria kinerja guru dalam kaitannya dengan kompetensi social disajikan sebagai
berikut :
1) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin ,
agama , ras , kondisi fisik , latar belakang keluarga , dan status social ekonomi.
2) Berkomonikasi secara efektif , empatik , dan santun dengan sesame pendidik ,
tenaga kependidikan , orang tua dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia.
4) Berkomunikasi dengan komonitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lsin.
d. Kompetensi Profesional
Apek-aspek yang diamati :
1) Menguasai materi , struktur , konsep , dan pola piker keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan mata pelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
mengembangankan diri.
Apa yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan ?
Jawab :
Pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan merupakan guru yang
memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu
peserta didik serta guru yang memiliki golongan kepangkatan III/a dengan
melakukan pengembangan diri dan golongan III/b wajib melakukan publikasi
ilmiah dan/atau karya inovatif dan golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib
melakukan presentasi ilmiah.
Apa esensi uji kompetensi guru ?
Jawab :
Esensi uji kompetensi guru yaitu berfokus pada keempat kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagonik , kepribadian , social , dan
kompetensi professional.
Apa dampak ikutan hasil uji kompetensi bagi guru ?
Jawab :
Dampak ikutan hasil uji kompetensi bagi guru yaitu mengetahui seberapa besar
kompetensi yang dimiliki guru Selain itu, Melalui uji kompetensi guru dapat juga
dirumuskan profil kompetensi guru serta Kondisi nyata itulah yang menjadi dasar
peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi menjadi basis
utama desain program peningkatan kompetensi guru. Uji kompetensi dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang penguasaan materi pembelajaran setiap guru.
Berdasarkan hasil uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level
tertentu, sekaligus menentukan kelayakannya.
B. Mengapa penilaian kinerja guru perlu dilakukan secara kontinyu? Jelaskan tahap-tahap
penilaian kinerja guru! Bagaimanakah konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian kinerja
guru?
Mengapa penilaian kinerja guru perlu dilakukan secara kontinyu?
Jawab:
karena sebagian peningkatan karir guru dalam pengembangan pembelajaran dan
kinerja guru supaya kinerja guru maksimal yang mana penelitian ini bertujuan untuk
promosi kenaikan pangkat serta jabatan fungsional seorang guru.
Jelaskan tahap-tahap penilaian kinerja guru
Jawab :
Tahap-tahap penilaian kinerja guru yaitu:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, halhal yang harus dilakukan oleh penilai maupun guru yang
akan dinilai, yaitu:
a. Memahami Pedoman PK Guru, terutama tentang sistem yang diterapkan dan
posisi PK Guru dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru;
b. Memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk
indicator kinerja;
c. Memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian yang akan
dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan,
serta mengumpulkan dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil
penilaian; dan
d. Memberitahukan rencana pelaksanaan PK Guru kepada guru yang akan dinilai
sekaligus menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya.
2. Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum menetapkan nilai
untuk setiap kompetensi, yaitu:
a. Sebelum pengamatan. Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai
sebelum dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang
ketiga.
b. Selama pengamatan. Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai
wajibmencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
c. Setelah pengamatan. Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi beberapa aspek
tertentu yang masih diragukan.
3. Tahap Penilaian
a. Pelaksanaan penilaian
Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan skala
nilai 1, 2,3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu
memberikan skor 0,1, atau 2 pada masingmasing indikator untuk setiap
kompetensi. Pemberian skor ini harus didasarkan kepada catatan hasil
pengamatan dan pemantauan serta buktibukti berupa dokumen lain yang
dikumpulkan selama proses PK Guru.
b. Pernyataan Keberatan terhadap Hasil Penilaian
Keputusan penilai terbuka untuk diverifikasi. Guru yang dinilai dapat
mengajukan keberatan terhadap hasil penilaian tersebut. Keberatan
disampaikan kepada Kepala Sekolah dan/atau Dinas Pendidikan, yang
selanjutnya akan menunjuk seseorang yang tepat untuk bertindak sebagai
moderator. Dalam hal ini moderator dapat mengulang pelaksanaan PK Guru
untuk kompetensi tertentu yang tidak disepakati atau mengulang penilaian
kinerja secara menyeluruh. Pengajuan usul penilaian ulang harus dicatat dalam
laporan akhir. Dalam kasus ini, nilai PK Guru dari moderator digunakan
sebagai hasil akhir PK Guru. Penilaian ulang hanya dapat dilakukan satu kali
dan moderator hanya bekerja untuk kasus penilaian tersebut.
Bagaimanakah konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian kinerja guru?
Yang saya ketahui tentang konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian
kinerja guru yaitu pengkonversian Nilai kinerja guru hasil PK Guru ke skala
nilai menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hasil konversi ini selanjutnya
digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PK Guru dan persentase perolehan
angka kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru.
Sebelum melakukan pengkonversian hasil PK Guru ke angka kredit, tim penilai
harus melakukan verifikasi terhadap hasil PK Guru.yang disampaikan oleh
sekolah untuk pengusulan penetapan angka kredit.Jika diperlukan dan
dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PK Guru dapat mencakup kunjungan ke
sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat.
C. Apa perbedaan utama antara pengembangan keprofesian dan pengembangan karir guru?
Mengapa pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya? Apa
perbedaan utama pengembangan guru yang belum S1/D-IV dan belum bersertifikat pendidik
dengan yang sudah memilikinya?
Apa perbedaan utama antara pengembangan keprofesian dan pengembangan karir
guru?
Jawab
Sebagai pendidik yang profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan
tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
profesional. Menagcu pada National Education Association (NEA) Amerika Serikat,
standar pendidikan guru meliputi lima komponen pendidikan, yaitu : perencanaan,
implementasi, personalia program, dan isi program serta keanggotaan dalam profesi
guru.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan
bahwa terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu:
Pembinaan dan pengembangan Profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir.
A. Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian meliputi :
- Pembinaan kompetensi Pedagogik,
- Pembinaan kompetensi Kepribadian,
- Pembinaan kompetensi Sosial, dan
- Pembinaan kompetensi Profesional.
Ini semua dimaksudkan dilakukan melalui jabatan fungsional.
B. Pembinaan dan Pengembangan Karir meliputi :
- Penugasan,
- Kenaikan Pangkat, dan
- Promosi.
Mengapa pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya?
Jawab:
Pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya
karena ini dimaksudkan untuk menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan /atau olah raga
( PP Nomor 74 tahun 2008 ).Selain itu, Pengembangan Keprofesian guru dikaitkan
dengan jabatan Fungsionalnya dimaksudkan agar Guru bisa memenuhi standar yang
ditentukan Pemerintah didalam pendidikan dan bertanggung jawab atas tugasnya
apalagi Guru yang sudah memiliki sertifikat. Guru sertifikat harus bisa
mengembangkan keprofesiannya dengan mengikuti Pelatihan pelatihan yang dapat
mengembangkan karirnya sebagai Guru yang berkompeten. Selain itu, keterkaitan
dengan jabatan fungsionalnya hasil pengembangan dan pembinaan profesi dan karir
guru diharapkan dapat menjadi acuan di dalam melaksanakan tugasnya disekolah
maupun dimasyarakat.
Apa perbedaan utama pengembangan guru yang belum S1/D-IV dan belum
bersertifikat pendidik dengan yang sudah memilikinya?
Didalam UU Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru tentang pengembangan dan
peningkatan kompetensi guru. Jelas sekali Guru yang professional harus memenuhi
kualifikasi akademik minimum S-1/D-IV dan bersertifikat pendidik sesuai dengan
peraturan perundang undangn. Guru yang memenuhi kriteria professional inilah
yang akan akan mampu menjalankan fungsi utama secara efektif dan efesien untuk
mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta,
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kegiatan pengembangan dan peningkatanm profesional guru yang sudah
memiliki sertifikat pendidik dimaksud dapat berupa :
Kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensidan/atau keprofesian,
Pendidikan,
Pelatihan,
Pemagangan,
Publikasi ilmiah atas penelitian atau gagasan inovatif,
Karya inovatif,
Presentasi pada forum ilmiah,
Publikasi buku teks pelajaran yang lolos penilaian oleh BSNP,
Publikasi buku Pengayaan,
Publikasi buku pedoman guru,
Publikasi pengalaman Lapangan pada pendidikan khusus dan /atau pendidikan
layanan khusus dan,
Penghargaan atas prestasi atau ddedikasi sebagai Guru yang diberikan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah.
Sedangkan Guru yang yang belum memenuhi kualifikas seperti diatas dan
berdasarkan Undang undang PP nomor 74 Tahun 2008, untuk memenuhi kualifikasi
S-1/D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 atau program D-IV pada
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan dan /atau program
pendidikan nonkependidikan. Sebagai Contoh pengembangan untuk guru yang belum
S-1/D-IV dan belum memiliki sertifikat dengan mengikuti percepatan misalnya untuk
mendapatkan S-1/D-IV agar dapat memenuhi Kualifikasi yang diingikan Pemerintah
Pusat serta mengikuti pelatihan seperti halnya Sertifikasi Guru yang dilakukan
Universitas sebagai penyelenggaranya.

D. Identifikasikan contoh-contoh kasus yang menunjukkan perlunya perlindungan hukum,


perlindungan profesi, perlindungan K3, dan perlindungan HaKI bagi guru!
Jawab :
Perlindungan secara hukum yang diberikan pada guru untuk menjaga/melindungi dari
segala anomali atau tindakan semena-mena dari yang mungkin atau berpotensi
menimpanya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Perlindungan hukum
dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta didik,
orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain.
Contohnya :
a. tindak kekerasan,
b. ancaman, baik fisik maupun psikologis
c. perlakuan diskriminatif,
d. intimidasi, dan
e. perlakuan tidak adil
Perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan
dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam menyampaikan
tugas.
Contohnya :
a. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang keahlian,
minat dan bakat.
b. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-tugas
profesional dilakukan dengan mempertimbanagkan dewan kehormatan guru
Indonesia.
c. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau kesepakatan
kerja bersama.
d. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan atau perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
e. Penyelenggara atau kepela satuan pendidikan formal wajib melindungi guru dari
praktik pembayaran imbalan yang tidak wajar.
f. Setiap guru mempunyai kebebasan akademik untuk menyampaikan pandangan.
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan pada guru yang
mencakup perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan atau
resiko lain.
Contohnya : pemberian asuransi/jaminan pemulihan kesehatan.
Perlindungan terhadap hasil karya/hak cipta yang seorang guru.
Contohnya :
a. hak cipta atas penulisan buku,
b. hak cipta atas makalah,
c. hak cipta atas karangan ilmiah,
d. hak cipta atas hasil penelitian,
e. hak cipta atas hasil penciptaan,
f. hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta sejenisnya, dan;
g. hak paten atas hasil karya teknologi
E. Mengapa guru harus memiliki komitmen terhadap Kode Etik? Mengapa UU No. 14 Tahun
2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi? Apa implikasi kewajiban menjadi
anggota organisasi profesi bagi guru?
Mengapa guru harus memiliki komitmen terhadap kode etik ?
Jawab :
Guru harus berkomitmen terhadap kode etik karena itu akan mendorong mereka
berperilaku sesuai dengan norma norma yang diperbolehkan (agama, adat istiadat,
dan perbuatan yang baik dan berahlak mulia) dan menghindari norma-norma yang
dilarang dalam pendidikan (perbuatan negatif yang dapat merusak tunas bangsa harkat
dan martabat negara). Dengan memegang komitmen terhadap kode etik, dengan
demikian akualisasi diri guru dapat melaksanakan proses pendidikan secara profesional,
bermartabat, dan beretika akan terwujud. Ketaatan guru pada Kode Etik akan
mendorong mereka berperilaku sesuai dengan norma-norma yang dibolehkan dan
menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh
organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan
kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan demikian,
aktualisasi diri guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara
profesional, bermartabat, dan beretika akan terwujud. Dampak ikutannya adalah, proses
pendidikan dan pembelajaran yang memenuhi kriteria edukatif berjalan secara efektif
dan efisien di sekolah.
Mengapa UU no.14 tahun 2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi ?
Jawab :
UU no.14 tahun 2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi
karena untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesian organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk kode
etik. Selain itu, didalam mengikuti organisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian terhadap masyarakat.
Apa implikasi kewajiban menjadi anggota organisasi profesi bagi guru?
Jawab :
Kewajiban menjadi anggota organisasi profesi bagi guru sesuai Undang
undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengamanatkan bahwa guru wajib
menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi antara lain:
a. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik Guru dan
Ikrar atau Janji Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-
masing.
c. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-peraturan
dan disiplin yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing.
d. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif.
e. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi guru
dimana dia terdaftar sebagai anggota.
f. Memiliki Kartu Anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota.
g. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia
terdaftar sebagai anggota.
h. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi dimana
dia terdaftar sebagai anggota.
i. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru harus
memilih organisasi atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan
peraturan perundang undangan.

Anda mungkin juga menyukai