Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM TTL
JOB 1
PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN

Disusun Oleh :
LT-2A
KELOMPOK 2:
1. Alkautsar Nikko 3.31.15.0.03
2. Andika Jaka S 3.31.15.0.04
3. Ariyani F 3.31.15.0.05

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016/2017
I. Teori Dasar
Pengukuran dilakukan untuk memeriksa kondisi belitan transformator dan koneksi
terminal dan juga baik untuk digunakan sebagai referensi untuk pengukuran dimasa yang akan
datang serta bisa digunakan sebagaiuntuk menghitung nilai beban (misalnya kerugian pada
referensi 75o C) suhu. Mengukur berliku resistensi dilakukan dengan menggunakan arus DC
dan sangat tergantung pada suhu.

II. Peralatan dan Bahan


a. 1 Percobaan Transformer
b. 1 Tiga phase Altenator
c. 1 amperemeter
d. 1 voltmeter
e. 1 termometer infrared
f. kabel hubung

III. Diagram Rangkaian

Gb. 1.1 Mengukur Resistansi Armatur Gb. 1.2 Mengukur Resistansi Bidang
IV. Langkah Percobaan
4.1 Mengukur Resistansi Armatur
a. Untuk mengukur resistansi armature susunlah diagram rangkaian seperti pada gambar 1.1
b. Pastikan listrik dalam keadaan hidup
c. Masukkan kabel pada motor uv
d. Atur switch pada amperemeter sebesar 300 A
e. Amati hasil pemgukuran pada voltmeter
f. Catat hasil pengamatan pada tabel
g. Ulangi langkah c sampai e sesuai dengan data yang akan diamati
h. Ukur suhu pada motor dengan termometer infrared

4.2 Mengukur Resistansi Bidang


a. Untuk mengukur resistansi bidang susunlah diagram rangkaian seperti pada gambar 1.2
b. Pastikan listrik dalam keadaan hidup
c. Masukkan kabel pada motor F1 dan F2)
d. Atur switch pada amperemeter sebesar 30 A
e. Amati hasil pemgukuran pada voltmeter
f. Catat hasil pengamatan pada tabel
g. Ulangi langkah d sampai e sesuai dengan data yang akan diamati
h. Ukur suhu pada motor dengan termometer infrared

V. Lembar Kerja
Table 5.1 Resistansi Pada Armatur
Suhu: 75 0 C
Phases I (mA) 300 400 500 600
UV U (V) 3,6 5 6,1 7,4
R () 12 12,5 12,2 12,3
VW U (V) 3,6 5 6,1 7,4
R () 12 12,5 12,2 12,3
WU U (V) 3,6 5 6,1 7,4
R () 12 12,5 12,2 12,3
, ,
= = = = = = ,
, ,
,
= = = , = = = ,
, ,

() = = = ,

, ,
= = = = = = ,
, ,
, ,
= = = , = = = ,
, ,

() = = = ,

, ,
= = = = = = ,
, ,
, ,
= = = , = = = ,
, ,

() = = = ,

() + () + () , + , + ,
= = = ,


= = , = ,

Table 5.2 Resistansi Pada Bidang
Suhu: 75 0 C

I (mA) 30 40 50 60 70
U (V) 10,5 14 17,2 20,5 24
R () 350 350 344 341,67 342,86

, ,
= = = = = =
, ,
,
= = = = = = ,
, ,

= = = ,
,

, , ,
= = = , = = =
, + , +

= = , = ,

= = , = ,
VII. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Pada percobaan ini, pengukuran resistansi dilakukan dengan menggunakan rumus


mencari nilai resistansi antar fasa U-V. V-W, dan U-W.
2. Untuk mengukur resistansi pada armature, bagian stator harus dihubungkan
bintang.
3. Resistansi yang dihasilkan antar fasa U-V, V-W, dan U-W besarnya relative stabil
meskipun arus yang mengalir berbeda-beda besarnya.
4. Suhu lingkungan mempengaruhi besarnya hasil pengukuran.
5. Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus, sedangkan arus belitan
berbanding terbalik dengan resistansi belitan.

5.2 Saran

1. Pastikan saat melakukan praktikum dalam keadaan savety.


2. Setelah menyusun rangkain diagram periksa kembali apakah rangkaian sudah sesuai
dengan diagram ataukah belum.
3. Apabila terjadi short, maka segera matikan sumber.
VIII. Analisa data

Pada tabel 5.1, pengukuran resistansi pada armature yang dialiri arus sebesar 300mA
mendapatkan data beda potensial pada fasa U dan V; V dan W; W dan U sebesar 3,6V. Ketika
dialiri arus sebesar 400mA mendapatkan data beda potensial pada fasa U dan V; V dan W; W dan
U sebesar 5V. Ketika dialiri arus sebesar 500mA mendapatkan data beda potensial pada fasa U
dan V; V dan W; W dan U sebesar 6,1V. Ketika dialiri arus sebesar 600mA mendapatkan data
beda potensial pada fasa U dan V; V dan W; W dan U sebesar 7,4V. Beda potensial antar fasa,
entah antara U dan V; V dan W; ataupun W dan U besarnya sama ketika arus yang mengalir sama.
Besarnya resistansi pada armature berdasarkan data di atas, jika dihitung menggunakan
rumus adalah sebesar 12 untuk beda potensial sebesar 3,6V dan arus mengalir sebesar 300mA;
12,5 untuk beda potensial sebesar 5V dan arus mengalir sebesar 400mA; 12,2 untuk beda
potensial 6,1V dan arus mengalir sebesar 500mA; 12,3 untuk beda potensial 7,4V dan arus
mengalir 600mA. Jadi, besar resistansi antar tiap fasa rata-rata (Rav) adalah 12,25 dan resistansi
pada armature sebesar 6,125.
Pada tabel 5.2, pengukuran resistansi pada bidang dilakukan sebanyak 5 kali percobaan.
Percobaan pertama, arus yang mengalir sebesar 30mA mendapatkan data V=10,5V dan R=350.
Percobaan kedua, arus yang mengalir sebesar 40mA mendapatkan data V=14V dan R=350.
Percobaan ketiga, arus yang mengalir sebesar 50mA mendapatkan data V=17,2V dan R=344.
Percobaan keempat, arus mengalir sebesar 60mA mendapatkan data V=20,5V dan R=341,67.
Percobaan kelima, arus mengalir sebesar 70mA mendapatkan data V=24V dan R=342,86. Besar
R (resistansi) diperoleh melalui perhitungan. Besarnya resistansi rata-rata pada bidang berdasarkan
data di atas, jika dihitung menggunakan rumus adalah sebesar 345,7.
Saat melakukan percobaan, hasil yang diperoleh dipengaruhi oleh suhu lingkungan
sekitarnya. Untuk percobaan kali ini, suhu dianggap sebesar 75oC, jadi konstanta suhunya setelah
dihitung menggunakan rumus sebesar. Sehingga, hasil akhir dari percobaan ini masih tetap sama
karena konstanta suhunya sama dengan 1.

Anda mungkin juga menyukai