Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Bersatu dalam Keragaman dan Demokrasi

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Nama Anggota : 1. Reta Febrianti


2. Ririn Carolin
3. Sella Anggraini
4. Sella Oktaviani
5. Sepi Eryana
6. Shella Novita
Kelas : XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 4
Guru Pembimbing : Dra. Mursidah

SMK NEGERI 3 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2017/2018
A. Demokrasi dalam Islam
Di dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang berisi pesan-pesan mulia tentang bersikap
demokratis, tentang musyawarah dan toleransi dalam perbedaan.

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

B. Asbabun Nuzul
Sebab-sebab turunnya ayat 159 surat Ali-Imran ini kepada Nabi Muhammad saw.
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abas r.a., Ibnu Abas r.a. menjelaskan bahwasanya
setelah terjadi perang Badar Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar r.a.
dan Umar bin Khatab r.a. untuk meminta pendapat mereka tentang para tawanan perang
Badar. Abu Bakar r.a. berpendapat, mereka sebaiknya dikembalikan kepada keluarga
mereka dan keluarga mereka membayar tebusan. Namun Umar bin Khatab r.a.
berpendapat, mereka sebaiknya dibunuh dan yang diperintah membunuh adalah keluarga
mereka. Rasulullah saw. kesulitan dalam memutuskan, kemudian turun ayat 159 surat
Ali-Imran ini sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar r.a. (HR.Kalabi).

Hadits yang diriwayatkan Tirmidzi

Artrinya:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih
sering bermusyawarah dengan para sahabat dari pada Rasulullah saw. . [HR.
at-Tirmizi.
Dalam kehidupan bermasyarakat, musyawarah menjadi sangat penting karena:
a. Permasalahan yang sulit menjadi mudah setelah dipecahkan oleh orang banyak
lebih- lebih kalau yang membahas orang yang ahli.
b. Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
c. Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada
d. hubungannya dengan orang banyak
e. Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain
f. Berlatih menghargai pendapat orang lain.
C. Demokrasi dan Syura
Demokrasi
Secara kebahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata yaitu demos yang berarti
rakyat dan cratos yang berarti kekuasaan. Secara istilah, kata demokrasi ini dapat
ditinjau dari dua segi makna.

Pertama, demokrasi dipahami sebagai suatu konsep yang berkembang


dalam kehidupan politik pemerintah, yang di dalamnya terdapat penolakan terhadap
adanya kekuasaan yang terkonsentrasi pada satu orang dan menghendaki peletakan
kekuasaan ditangan orang banyak (rakyat) baik secara langsung maupun dalam
perwakilan.

Kedua, demokrasi dimaknai sebagai suatu konsep yang menghargai hak-hak dan
kemampuan individu dalam kehidupan bermasyarakat.

Syura
Menurut bahasa, dalam kamus Mujam Maqayis al-Lugah memiliki dua pengertian, yaitu
menampakkan dan memaparkan sesuatu atau mengambil sesuatu.

Menurut istilah, dari beberapa ulama yang memberikan definisi syura:


1. Ar raghib al-Ashfahani dalam kitabnya Al Mufradat Gi Gharib Al- quran
mendefinisikan proses mengemukakan pendapat dengan saling mengoreksi antara
peserta syura.
2. Ibnu al-Arabi al-Maliki dalam Ahkam Al-quran mendefinisikan berkumpul untuk
meminta pendapat (dalam suatu permasalahan) yang pesertanya saling mengeluarkan
pendapat yang dimiliki.
3. Menurut pakar fikih kontemporer dalam asy Syura fi Zilli Nizami Al- hukm Al-islami
adalah proses menelusuri pendapat para ahli dalam suatu permasalahan untuk mencapai
solusi yang mendekati kebenaran.

Persamaan antara demokrasi dan syura:


Syura hanya merupakan mekanisme kebebasan berekspresi dan penyaluran pendapat
dengan penuh keterbukaan dan kejujuran. Itu berarti adanya penghargaan terhadap orang
lain.
Demokrasi menjangkau ruang likup yang lebih luas. Demokrasi menanamkan nilai-nilai
egaliter atau sederajat yaitu penghormatan terhadap potensi individu,penolakan terhadap
kekuasaan tiran, dan memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk berpartisipasi
dalam mengurus pemerintahan. Demokrasi bermain pada wilayah politik, dan syura
bagian dari proses berdemokrasi. Nilai luhur yang diusung konsep demokrasi adalah nilai
yang sejalan dengan visi islam.

D. Pandangan Ulama (intelektual muslim) tentang Demokrasi


1. Abul Ala Al-Maududi
Al-Maududi secara tegas menolak demokrasi. Menurutnya, Islam tidak
mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada
rakyat untuk menetapkan segala hal. Demokrasi adalah buatan manusia
sekaligus produk dari pertentangan Barat terhadap agama sehingga
cenderung sekuler. Karenanya, al-Maududi menganggap demokrasi
modern (Barat) merupakan sesuatu yang bersifat syirik. Menurutnya, Islam
menganut paham teokrasi (berdasarkan hukum Tuhan).

2. Mohammad Iqbal
Dekmorasi modern telah kehilangan sisi spiritualnya sehingga jauh dari etika.
Demokrasi yang merupakan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
telah mengabaikan keberadaan agama. Parleman yang merupakan pilar demokrasi
bisa saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan agama. Islam tidak dapat
menerima demokrasi Barat yang telah kehilangan moral dan spiritual.
Muhammad Iqbal menawarkan model demokrasi:
a. Tauhid sebagai landasan asasi.
b. Kepatuhan pada hukum.
c. Toleransi sesama warga.
d. Tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna kulit.
e. Penafsiran hukum Tuhan melalui ijtihad.

3. Muhammad Imarah
Dalam demokrasi kekuasaan legislatif (membuat dan menetaokan hukum) secara
mutlak berada di tangan rakyat. Dalam syura kekuasaan tersebutmerupakan
wewenang Allah SWT pemegang kekuasaan hukum tertinggi. Jadi Allah SWT
sebagai al-syari (legislator) dan manusia sebagai faqih (yang memahami dan
menjabarkan hukum-Nya). Dalam filsafat barat, manusia memiliki kewenangan
legislatif dan eksekutif. Sementara menurut islam yang memiliki otoritas itu
adalah Allah Swt. Allah berfirman: ingtalah, menciptakan dan memerintah
hayalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam. (Q.S.al-Araf/7:54).
Inilah yang membedakan syariah islam dan demokrasi. Namu hukum atas
persetujuan umuat, pandangan mayoritas, serta orientasi pandangan umum, dsb.
Sejalan dengan islam.

4. Yusuf al-Qardhawi
Demokrasi sejalan dengan Islam dilihat dari beberapa hal:
Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkan banyak orang siapa yang berhak
memimpin dan mengurus keadaan mereka. Mereka memilih yang mereka sukai.
Demikian juga dengan islam, islam menolak seoserang menjadi imam yang tidak
disukai oleh mamum di belakangnya.
Usaha rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran sejalan dengan islam.
Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Jika dia tidak melakukannya
bearti dia telah menyalahi perintah Allah Swt. Untuk memberikan kesaksian.
Penetapan hukukmyang berdasarkan suara mayoritas tidak bertentangan dengan
perinsip islam.

5. Salim Ali al-Bahasnawi


Demokrasi memiliki sisi baik yang tidak bertentangan dengan islam yaitu adanya
kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan dengan islam. Namun demokrasi
memiliki sisi buruk seperti penggunaan hak legistatif secaras bebas yasng bisa
mengarah pada sikap menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Maka dia menawarkan adanya islamisasi demokrasi:
a. Menetapkan tanggung jawab setiasp individu dihadapan Allah Swt.
b. Wakil rakyat harus berakhlaq islam dalam musyawarah dan tugas lainnya.
c. Mayooritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak ditemukan
dalam al-quran dan sunnah.
d. Komitmen terhadap islam terkait dengan persyaratan jabatan sehingga hanya
yang bermoral yang duduk di parlemen.

Anda mungkin juga menyukai