Anda di halaman 1dari 4

1. Perbedaan epilepsy dan status epilepticus?

Epilepsi adalah kejang tanpa provokasi yang terjadi dua kali atau lebih dengan
interval waktu lebih dari 24 jam. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dan gangguan yang berat misalnya malformasi kongenital, pasca infeksi, tumor,
penyakit vaskuler, penyakit degeneratif dan pasca trauma otak
Status epileptikus adalah kondisi kejang berkepanjangan mewakili keadaan
darurat medis dan neurologis utama. International League Against Epilepsy
mendefinisikan status epileptikus sebagai aktivitas kejang yang berlangsung terus
menerus selama 30 menit atau lebih. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika
seseorang mengalami kejang persisten atau seseorang yang tidak sadar kembali
selama lima menit atau lebih, harus dipertimbangkan sebagai status epileptikus.
2. Perbedaan kejang status epilepticus dan kejang peningkatan TTIK?
Kejang pada peningkatan TTIK didahului oleh penurunan kesadaran kalau kejang
status epilepticus kejang dulu baru penurunan kesadaran.
3. Tujuan terapi epilepsy dan sampai berapa lama terapinya?
Obat anti epilepsi ( OAE ) merupakan salah satu aspek yang diperlukan bagi
penderita epilepsi yang bertujuan untuk mengatasi serangan kejang, walaupun tidak
dapat mengatasi masalah kelainan neurologinya atau masalah kognitif dan
psikososialnya. Keputusan untuk memulai terapi OAE didasarkan pada pertimbangan
kemungkinan terjadinya serangan epilepsi yang berulang dan risiko terjadinya efek
buruk akibat terapi obat antiepilepsi. Obat anti epilepsi dikategorikan menjadi dua lini
yaitu lini pertama dan lini kedua. obat lini I yang direkomendasikan digunakan untuk
bayi dan anak-anak secara rutin yaitu fenobarbital, asam valproat, karbamazepin, dan
fenitoin, OAE lini kedua topiramat, lamotrigin, levetiracetam, clobazam, clonazepam,
nitrazepam, Adrenocorticotropic hormone ( ACTH ), steroid. ( Berg dkk., 2012 ).
Prinsip pengobatan epilepsi adalah dimulai dengan monoterapi, bila kejang tidak
dapat dihentikan dengan dosis maksimal, mulai pemberian monoterapi kedua, apabila
monoterapi kedua berhasil menghentikan kejang, segera hentikan monoterapi pertama
dan lanjutkanpemberian monoterapi kedua. Apabila kejang tidak dapat dihentikan
dengan monoterapi kedua pertimbangkan untuk pemberian politerapi ( kombinasi 2-3
OAE lini pertama ). Politerapi seharusnya dihindari sebisa mungkin. Namun
demikian, kurang lebih 30-50% pasien tidak berespon terhadap monoterapi. Tujuan
pemberian OAE dalam epilepsi adalah menghilangkan kejang dengan efek samping
obat yang minimal ( Wibowo dan Gofir, 2008 ).
4. Jacksonian March hanya di mana? Kejangnya seperti apa?

1
Jacksonian March adalah satu jenis kejang parsial sederhana. "Sederhana" dalam
konteks ini berarti pasien tidak kehilangan kesadaran. Sebagian berarti penembakan
neuron abnormal hanya terjadi di bagian otak, dan, oleh karena itu, gerakan atau
sensasi abnormal hanya sebatas bagian tubuh. Ciri khas Jacksonian March adalah (1)
itu hanya terjadi di satu sisi tubuh; (2) itu berkembang dalam pola yang dapat
diprediksi dari kedutan atau sensasi kesemutan atau kelemahan pada jari, ibu jari kaki
atau sudut mulut, lalu meluncur beberapa detik ke seluruh otot tangan, kaki atau
wajah.
5. Klasifikasi epilepsy?
Klasifikasi dari epilepsi yang seragam dan diterima secara universal
merupakan sarana komunikasi untuk membandingkan dan mengevaluasi penelitian
ilmiah serta untuk pengobatan. Saat ini dikenal dua jenis klasifikasi yang dipakai oleh
ILAE ( International League Against Epilepsy ) tahun 1981 yaitu klasifikasi bangkitan
atau serangan kejang dan klasifikasi sindrom epilepsi. Klasifikasi serangan kejang
merupakan klasifikasi kejang yang dibuat berdasarkan manifestasi secara klinis dan
EEG. Sebaliknya klasifikasi sindrom epilepsi adalah klasifikasi epilepsi yang dibuat
untuk mendiskripsikan kelompok yang menunjukkan aspek sama dalam berbagai hal,
baik manifestasi klinis, umur, dan prognosis. Satu sindrom epilepsi dapat
menunjukkan serangan kejang yang bervariasi ( Sankar dkk., 2005; Panayiotopoulos,
2005 ). Berdasarkan serangan kejang epilepsi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
kejang fokal ( penyebabnya terbatas pada satu bagian otak di salah satu hemisfer ) 9
dan kejang umum ( adanya keterlibatan kedua hemisfer sebagai penyebab kejang ),
kejang unclassified ( kurangnya informasi terhadap kategori kejang ). Kejang fokal
dapat disertai atau tanpa penurunan kesadaran diklasifikasikan menjadi kejang parsial
sederhana, kejang parsial komplek, dan kejang parsial sekunder menjadi umum.
Kejang umum selalu disertai dengan penurunan kesadaran diklasifikasikan menjadi
kejang absanse, kejang absanse atipikal, kejang mioklonik, kejang klonik kejang
tonik, kejang tonik-klonik, dan kejang atonik. Kejang unclassified didapatkan adanya
gejala prodromal epilepsi, dimana terjadi perubahan mood dan lekas marah beberapa
jam sampai hari sebelum terjadinya kejang ( Gurnett dan Dodson, 2009; Camfield dan
Camfield, 2012 ).
6. Indikasi rawat inap pasien status epilepticus?
Status Epileptikus
Bangkitan berulang
Kasus Bangkitan Pertama
Epilepsi intraktabel

2
DAFTAR PUSTAKA

3
https://www.epilepsy.com/article/2013/6/do-you-know-what-jacksonian-march

Medscape Emedicine. Status Epileptic http://emedicine.medscape.com

http://erepo.unud.ac.id/9142/3/f8f57fbf25ed516c0b91ed72c93dd08d.pdf

Anda mungkin juga menyukai