PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Audit terhadap siklus produksi mencakup dua pendekatan yaitu pengujian pengendalian dan
pengujian substansi. Pengujian pengendalian bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian
intern terhadap siklus produksi, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi.
Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta
kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia.
Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk
yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut siklus produksi
ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian siklus produksi yaitu adalah aktivitas yang terkait
dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
III. Tujuan
A. Untuk mengetahui Permasalahan audit terhadap siklus produksi.
B. Untuk mengetahui pemahaman terhadap struktur pengendalian internal.
C. Untuk mengetahui pengendalian internal terhadap persediaan.
D. Untuk mengetahui pengujian substantif terhadap persediaan.
E. Untuk mengetahui apa saja kertas kerja yang dibutuhkan audit.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus produksi dan persediaan berhubungan dengan penyediaan bahan baku dan konversi
bahan baku(raw material) menjadi barang jadi(finished goods). Siklus ini meliputi :
perencanaan produksi
pengendalian jenis dan jumlah produk
pengendalian tingkat persediaan
berbagai transaksi maupun peristiwa yang berkaitan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.
1. PERSEDIAAN
Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan persediaan
bahan baku dan bahan pembantu. Setelah itu, bila produksi dijalankan terjadi pengurangan persediaan
bahan baku dan pembantu yang menyebabkan adanya jenis persediaan baru, yaitu persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi.
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan setiap jenis
usaha. Misal pada perusahaan manufaktur, persediaan yang ada adalah persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan
persediaan produk jadi.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan antara lain:
2
2. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing- masing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas 5 kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi Tujuan Audit atas Transaksi Siklus Produksi Tujuan Audit atas Saldo Siklus
Produksi
Keberadaan atas Harga pokok produksi yang tercatat Persediaan yang tercatat pada
Keterjadian menggambarkan berbagai biaya produksi neraca apakah secara fisik benar-
yang benar- benar terjadi selama periode benar ada.
yang bersangkutan
Kelengkapan Semua biaya produksi yang terjadi dalam Persediaan mencakup semua
satu periode telah dicatat dan disajikan bahan, produk dan perlengkapan
dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok yang ada di tangan, masih dalam
produksi. perjalanan dari pemasok, dan yang
ada di lokasi luar perusahaan
seperti di distributor penjualan
dipastikan sudah tercatat dan
diungkapkan dalam neraca.
Hak dan Hak atas persediaan yang berasal dari Hak milik atas persediaan pada
Kewajiban transaki siklus produksi yang dicatat. tanggal neraca.
Penilaian atau Transaksi siklus produksi telah disajikan a. Persediaan telah
Alokasi dalam laporan keuangan pada jumlah yang dinyatakan dengan tepat
tepat. pada harga yang terendah
antara harga pokok dan
harga pasar.
b. Unsur persediaan yang
rusak dimasukkan ke
dalam persediaan telah
diidentifikasikan.
c. Bila terjadi penurunan
nilai persediaan harus
dikurangi ke harga pokok
pengganti/ nilai bersih
yang dapat direalisasikan
Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi mendukung Persediaan dan harga pokok
pengungkapan penyajian dalam laporan keuangan termasuk penjualan telah diidentifikasi dan
klasifikasi dan pengungkapannya. diklasifikasikan secara tepat dalam
laporan keuangan.
3. MATERIALITAS
Persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan merupakan hal yang penting
untuk mencapai pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji
yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan adalah pemakai yang berakal sehat.
Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Akibatnya,
auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas
audit persediaan, tanpa melebihi yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakaian laporan
keuangan.
3
4. RESIKO BAWAAN
Terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan pada
perusahaan pabrikan dan perdagangan relatif tinggi, karena persediaan adalah merupakan bagian yang
material dari proses entitas itu. Volume transaksi pembelian yang tinggi, lokasi penyimpanan
persediaan di berbagai lokasi, keragaman jenis persediaan dan kemungkinan adanya alternatif
penilaian persediaan adalah beberapa karakteristik mengapa persediaan sangat penting bagi
perusahaan pabrikan dan perdagangan.
5. STRATEGI AUDIT
Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap
potensi terjadinya salah saji. Jika laporan keuangan yang disajikan untuk memperlihatkan
kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan,
maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi. Jika persediaan bersifat material bagi audit
laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan
pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memuaskan
perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran Resiko
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran resiko entitas
untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan resiko yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke resiko tersebut.
4. Pemantauan
Mencakup umpan balik dari para konsumen misalnya informasi mengenai kualitas dan
ketepatan waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian biaya, ketelitian data
biaya, serta pengawasan fisik terhadap persediaan.
4
5. Aktivitas Pengendalian
Fungsi ini merencanakan produksi berdasar order yang diterima dari pelanggan. Fungsi ini
mengisi laporan permintaan material yang berisi data mengenai material apa saja dan berapa
kuantitasnya yang diperlukan dan bertanggung jawab juga atas pengawasan penggunaan material dan
tenaga kerja.
Bagian gudang bahan baku bertanggung jawab untuk menyimpan material. Bagian ini
mengeluarkan material berdasar slip pengeluaran material dan departemen produksi.
Fungsi ini perlu mendokumentasikan tenaga kerja dan bahan baku yang dipergunakan dalam
setiap produksi. Bagian pencatat waktu harus mengawasi pengisian time ticket. Pemindahan barang
dalam proses antar departemen produksi harus melalui inspeksi yang memerlukan adanya otorisasi
move ticket yang harus ditandatangani departemen produksi penerima barang dalam proses. Bila
proses produksi suatu pesanan telah dikerjakan, produk harus melewati inspeksi terlebih dahulu.
Selanjutnya, bagian gudang barang jadi menandatangani move ticket akhir sebagai bukti bahwa
barang jadi telah diterima.
- Pembebanan bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik ke barang
dalam proses.
- Pencatatan transfer harga pokok atau cost antar berbagai departemen produksi.
- Pencatatan transfer cost produk yang telah diselesaikan ke barang jadi.
5
6. Penjagaan Ketepatan Saldo Persediaan
1. Review Pendahuluan
2. Dokumentasi sistem
Untuk menguatkan pemahaman atas sistem, auditor dapat melakukan tracing transfer yang
material dari bahan mentah ke barang dalam proses dan barang jadi dan menganalisa penjurnalan dan
posting biaya, persediaan.
6
FUNGSI SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN
POTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN
Pengolahan bahan baku Jam tenaga kerja Time ticket diguna- Mengamati peng-
menjadi produk jadi langsung tidak kan untuk mencatat gunaan time ticket
dibe-bankan ke jam kerja dalam dan prosedur pen-
order produksi order produksi catatan waktu
Karyawan departe- Move ticket final Memeriksa move
men produksi akhir ditandatangani ticket final untuk
mengklaim barang petu-gas gudang melihat adanya
yang tidak diterima barang jadi untuk tanda tangan ter-
bagian gudang setiap pe-nerimaan otorisasi
barang jadi
Perlindungan Persediaan dicuri Akses ke Mengamati pro-
persediaan dari gudang persediaan hanya sedur penjagaan
pemanufakturan Barang dalam diberikan ke-pada keamanan
proses dicuri karyawan Mengamati pro-
selama proses berwenang sedur dan meme-
produksi Move ticket yang riksa move ticket
di-tandatangani
diguna-kan untuk
mengen-dalikan
perpindahan fisik
barang antar
departemen
produksi
Penentuan dan Ketidaktepatan Tarif penerapan Mengajukan
pencatatan biaya atau tarif overhead yang overhead dan biaya pertanyaan
harga pokok digunakan standar harus dise- mengenai prosedur
pemanufakturan Biaya pemanufak- tujui dahulu oleh penentuan tarif
(produksi) turan yang dialo- manajemen
kasikan ke barang Data yang Memeriksa
dalam proses tidak digunakan dalam rekonsiliasi
tercatat pengalokasian
Harga pokok direkonsiliasi
produk selesai dengan data dari
tidak ditransfer ke laporan aktivitas
barang jadi produksi harian
Data yang Memeriksa
digunakan dalam rekonsiliasi
pencatatan produk
selesai
direkonsiliasi
dengan data dari
laporan produksi
selesai
7
Penjagaan ketepatan Kuantitas persediaan Mengadakan Mengamati
saldo persediaan tercatattidak sesuai perhitungan indepen- perhitungan
dengan kuantitas di den secara periodik independen
tangan atas persediaan di
tangan dengan jumlah
dicatat
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan terdiri atas:
Difokuskan pada transfer persediaan ke dan dari bahan baku, barang dalam proses dan barang
jadi.
Difokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan overhead untuk barang dalam proses.
Mencakup persediaan bahan baku dan pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok.
Meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan dan di pihak ketiga seperti agen atau
distributor
Dipengaruhi oleh resiko bawaan dan resiko pengendalian berbagaI transaksi yang
mempengaruhi resiko persediaan, serta tingkat resiko audit yang dapat diterima. Perhatian utama
diberikan pada faktor- faktor yang mempengaruhi resiko salah saji dalam asersi keberadaan/
keterjadian dan penilaian/ pengalokasian. Karena kombinasi antara resiko bawaan dan resiko
pengendalian dalam persediaan adalah tinggi untuk asersi keberadaan/ keterjadian dan penilaian/
pengalokasian, tingkat resiko deteksi yang diterima harus rendah. Keputusan ini akan mempengaruhi
pertimbangan pengujian substantif yang akan dilakukan.
1. Prosedur Inisial
Meliputi penelaahan saldo awal persediaan, menentukan penyesuaian audit berkaitan dengan
catatan periode tahun lalu, data- data yang ada dalam buku besar hendaknya diteliti untuk menentukan
adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus dan juga menentukan apakah
skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada dalam buku besar.
8
2. Penerapan Prosedur Analitis
Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini antara lain:
Meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data- data persediaan untuk mendapatkan
bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi saldo persediaan.
Prosedur pengujian ini dilakukan dengan cara melihat ke buku pembantu persediaan. Auditor
kemudian memilih sampel transaksi pembelian yang akan ditelusuri buktinya. Setelah itu, auditor
memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya.
- Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal pisah
batas.
- Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk
membuktikan penjurnalan dilakukan pada periode akuntansi yang tepat.
- Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pemahaman dan
penjurnalan terkait.
- Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan penjurnalannya.
Observasi persediaan menjadi prosedur yang diwajibkan karena persediaan bersifat material
bagi perusahaan. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien menyewa spesialis untuk menghitung
banyaknya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Waktu penghitungan persediaan tergantung pada sistem persediaan klien dan efektifitas
pengendalian internal.
Biasanya, auditor diminta untuk membantu menyusun perencanaan penghitungan oleh klien.
Auditor biasanya bertanggung jawab untuk merencanakan prosedur, menentukan banyaknya tenaga
kerja yang dibutuhkan, dan menunjuk anggota tim audit untuk lokasi tertentu.
9
- Melakukan Pengujian
Luasnya perhitungan yang dilakukan oleh auditor bergantung pada kehati- hatian yang
diterapkan oleh pekerja yang melakukan perhitungan, sifat dan komposisi persediaan, dan efektifitas
yang berkaitan dengan penjagaan fisik persediaan dan pemeliharaan catatan perpetual. Kesimpulan
berisi penyimpangan dari rencana perhitungan, luas penghitungan, kesimpulan pada keakuratan
penghitungan dan kondisi umum persediaan.
Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien yang tercantum dalam neraca benar- benar
dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi.
Pengujian ini meliputi perhitungan kembali keseluruhan item yang ada di dalam daftar
persediaan dan memverifikasi keakuratannya.
b. Pengujian Harga
Prosedur ini meliputi pengujian dokumen pendukung baik untuk cost dan harga pasar dari
persediaan. Pengujian ini juga digunakan untuk menentukan apakah prosedur biaya yang digunakan
tahun lalu masih konsisten diterapkan untuk periode yang sekarang.
Jika persediaan tersebut merupakan jumlah yang signifikan dalam total aktiva, maka auditor
perlu melaksanakan prosedur sebagai berikut:
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga
pokok produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Auditor juga dapat menentukan apakah pengungkapan persediaan yang rusak/ cacat dan lambat
perputarannya sudah memadai. Bukti dapat dihimpun melalui penelaahan atas notulen rapat
pertemuan dewan komisaris dan mengajukan pertanyaan pada manajemen.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam produksi, kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industri
dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku, dan dalam siklus produksi, persediaan bahan
baku mulai dari pembeliaan bahan baku, pemrosesan, hingga pencatatan tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam produksi perlu dilakukan sistem akuntansi supaya setiap transaksi yang terjadi baik dalam
pemenuhan bahan baku hingga ke tahap barang jadi (finish goods) dapat terkoordinir pengawasannya
sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku pada umumnya.
Dokumen Yang digunakan dalam sklus produksi khususnya pada Transaksi Manufaktur
diantaranya yaitu surat order produksi, kartu jam kerja, bukti pengembalian barang ke gudang, bukti
memorial (journal voucher), bukti kas keluar, dan laporan produk selesai. Fungsi Yang Terkait Dalam
Transaksi Manufaktur diantaranya fungsi penjualan, fungsi otorisasi produksi, fungsi produksi, fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi akuntansi biaya, dan fungsi akuntansi
umum.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://wisudarini.blogspot.co.id/2015/01/audit-siklus-produksi-persediaan.html
https://www.slideshare.net/iamrabka/audit-terhadap-siklus-produksi-pengujian-pengendalian
12