Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Audit terhadap siklus produksi mencakup dua pendekatan yaitu pengujian pengendalian dan
pengujian substansi. Pengujian pengendalian bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian
intern terhadap siklus produksi, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi.
Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta
kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia.
Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk
yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut siklus produksi
ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian siklus produksi yaitu adalah aktivitas yang terkait
dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

II. Rumusan Masalah


A. Bagaimana Permasalahan audit terhadap siklus produksi?
B. Bagaimana pemahaman terhadap struktur pengendalian internal?
C. Bagaimana pengendalian internal terhadap persediaan?
D. Bagaimana pengujian substantif terhadap persediaan?
E. Apa saja kertas kerja yang dibutuhkan dalam pemeriksaan (audit)?

III. Tujuan
A. Untuk mengetahui Permasalahan audit terhadap siklus produksi.
B. Untuk mengetahui pemahaman terhadap struktur pengendalian internal.
C. Untuk mengetahui pengendalian internal terhadap persediaan.
D. Untuk mengetahui pengujian substantif terhadap persediaan.
E. Untuk mengetahui apa saja kertas kerja yang dibutuhkan audit.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI

Siklus produksi dan persediaan berhubungan dengan penyediaan bahan baku dan konversi
bahan baku(raw material) menjadi barang jadi(finished goods). Siklus ini meliputi :

perencanaan produksi
pengendalian jenis dan jumlah produk
pengendalian tingkat persediaan
berbagai transaksi maupun peristiwa yang berkaitan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

1. PERSEDIAAN

Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan persediaan
bahan baku dan bahan pembantu. Setelah itu, bila produksi dijalankan terjadi pengurangan persediaan
bahan baku dan pembantu yang menyebabkan adanya jenis persediaan baru, yaitu persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi.

Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan setiap jenis
usaha. Misal pada perusahaan manufaktur, persediaan yang ada adalah persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan
persediaan produk jadi.

Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan antara lain:

- persediaan bahan baku - harga pokok produksi


- persediaan bahan pembantu - harga pokok penjualan
- persediaan barang dalam proses - utang dagang
- persediaan barang jadi - biaya dibayar dimuka
- biaya tenaga kerja langsung - biaya depresiasi mesin dan peralatan
pabrik
- biaya overhead pabrik - biaya deplesi persediaan
- biaya reparasi dan perbaikan - akumulasi depresiasi mesin dan peralatan
pabrik
- biaya bahan bakar atau listrik - akumulasi deplesi persediaan

2
2. TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing- masing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas 5 kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.

Asersi Tujuan Audit atas Transaksi Siklus Produksi Tujuan Audit atas Saldo Siklus
Produksi
Keberadaan atas Harga pokok produksi yang tercatat Persediaan yang tercatat pada
Keterjadian menggambarkan berbagai biaya produksi neraca apakah secara fisik benar-
yang benar- benar terjadi selama periode benar ada.
yang bersangkutan
Kelengkapan Semua biaya produksi yang terjadi dalam Persediaan mencakup semua
satu periode telah dicatat dan disajikan bahan, produk dan perlengkapan
dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok yang ada di tangan, masih dalam
produksi. perjalanan dari pemasok, dan yang
ada di lokasi luar perusahaan
seperti di distributor penjualan
dipastikan sudah tercatat dan
diungkapkan dalam neraca.
Hak dan Hak atas persediaan yang berasal dari Hak milik atas persediaan pada
Kewajiban transaki siklus produksi yang dicatat. tanggal neraca.
Penilaian atau Transaksi siklus produksi telah disajikan a. Persediaan telah
Alokasi dalam laporan keuangan pada jumlah yang dinyatakan dengan tepat
tepat. pada harga yang terendah
antara harga pokok dan
harga pasar.
b. Unsur persediaan yang
rusak dimasukkan ke
dalam persediaan telah
diidentifikasikan.
c. Bila terjadi penurunan
nilai persediaan harus
dikurangi ke harga pokok
pengganti/ nilai bersih
yang dapat direalisasikan
Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi mendukung Persediaan dan harga pokok
pengungkapan penyajian dalam laporan keuangan termasuk penjualan telah diidentifikasi dan
klasifikasi dan pengungkapannya. diklasifikasikan secara tepat dalam
laporan keuangan.

3. MATERIALITAS

Persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan merupakan hal yang penting
untuk mencapai pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji
yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan adalah pemakai yang berakal sehat.
Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Akibatnya,
auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas
audit persediaan, tanpa melebihi yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakaian laporan
keuangan.

3
4. RESIKO BAWAAN

Terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan pada
perusahaan pabrikan dan perdagangan relatif tinggi, karena persediaan adalah merupakan bagian yang
material dari proses entitas itu. Volume transaksi pembelian yang tinggi, lokasi penyimpanan
persediaan di berbagai lokasi, keragaman jenis persediaan dan kemungkinan adanya alternatif
penilaian persediaan adalah beberapa karakteristik mengapa persediaan sangat penting bagi
perusahaan pabrikan dan perdagangan.

5. STRATEGI AUDIT

Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap
potensi terjadinya salah saji. Jika laporan keuangan yang disajikan untuk memperlihatkan
kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan,
maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi. Jika persediaan bersifat material bagi audit
laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan
pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memuaskan
perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

B. PEMAHAMAN TERHADAP STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Akuntan harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern yang meliputi :

1. Lingkungan pengendalian

Meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu

- Pertanggungjawaban urusan produksi ada pada direktur operasional, pemanufakturan atau


direktur produksi.
- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran serta
perhitungan varians.
- Adanya internal auditor.
- Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan, meliputi pemilihan tenaga kerja pabrik(produksi)
yang memenuhi kualifikasi tertentu.

2. Penaksiran Resiko

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran resiko entitas
untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan resiko yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke resiko tersebut.

3. Informasi dan Komunikasi(Sistem Akuntansi)

Sistem informasi akuntansi produksi perusahaan manufaktur termasuk pengendalian atas


rekening dan dokumen pendukung untuk bahan baku, barang dalam proses dan persediaan barang
jadi. Sistem informasi akuntansi siklus produksi- persediaan suatu perusahaan harus dapat
menyediakan adanya jejak audit yang lengkap atas setiap transaksi.

4. Pemantauan

Mencakup umpan balik dari para konsumen misalnya informasi mengenai kualitas dan
ketepatan waktu pengiriman dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian biaya, ketelitian data
biaya, serta pengawasan fisik terhadap persediaan.

4
5. Aktivitas Pengendalian

Digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan :

- Review tenaga kerja


- Pengolahan informasi
- Pengendalian fisik
- Pemisahan tugas

Dokumen dan Catatan yang digunakan

1. Order produksi 6. Move ticket


7. Laporan aktivitas produksi harian
2. Laporan permintaan material 8. Laporan produksi yang
diselesaikan
3. Slip pengeluaran material 9. Buku pembantu persediaan(sistem
4. Time ticket PDE)

C. PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SIKLUS PRODUKSI


a) FUNGSI TERKAIT

1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Fungsi ini merencanakan produksi berdasar order yang diterima dari pelanggan. Fungsi ini
mengisi laporan permintaan material yang berisi data mengenai material apa saja dan berapa
kuantitasnya yang diperlukan dan bertanggung jawab juga atas pengawasan penggunaan material dan
tenaga kerja.

2. Pengeluaran dan Bahan Baku (Material)

Bagian gudang bahan baku bertanggung jawab untuk menyimpan material. Bagian ini
mengeluarkan material berdasar slip pengeluaran material dan departemen produksi.

3. Pengolahan Barang dalam Produksi

Fungsi ini perlu mendokumentasikan tenaga kerja dan bahan baku yang dipergunakan dalam
setiap produksi. Bagian pencatat waktu harus mengawasi pengisian time ticket. Pemindahan barang
dalam proses antar departemen produksi harus melalui inspeksi yang memerlukan adanya otorisasi
move ticket yang harus ditandatangani departemen produksi penerima barang dalam proses. Bila
proses produksi suatu pesanan telah dikerjakan, produk harus melewati inspeksi terlebih dahulu.
Selanjutnya, bagian gudang barang jadi menandatangani move ticket akhir sebagai bukti bahwa
barang jadi telah diterima.

4. Perlindungan Persediaan Manufaktur

Perlindungan persediaan barang dalam proses dapatdilakukan dalam bentuk penggunaan


move ticket yang bernomor urut. Formulir tersebut digunakan untuk mengendalikan perpindahan
barang dalam proses dari satu departemen ke departemen lain.

5. Penentuan dan Pencatatan Biaya atau Harga Pokok Pemanufakturan (Produksi)

Fungsi ini melaksanakan beberapa kegiatan berikut:

- Pembebanan bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik ke barang
dalam proses.
- Pencatatan transfer harga pokok atau cost antar berbagai departemen produksi.
- Pencatatan transfer cost produk yang telah diselesaikan ke barang jadi.

5
6. Penjagaan Ketepatan Saldo Persediaan

Fungsi ini melakukan dua kegiatan pokok, yaitu:

- Melakukan pemeriksaan independen secara periodik kesesuaian file master


persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan produk jadi, dengan rekening yang
relevan dalam buku besar.
- Membandingkan kuantitas yang dinyatakan dalam file master persediaan tersebut
dengan jumlah persediaan yang tercantum dalam perhitungan independen secara
periodik atas persediaan di gudang.

b) PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan wawancara, observasi,


menelaah dokumen dsb. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan kuesioner, flowchart, atau
memo naratif (uraian tertulis).

1. Review Pendahuluan

Tujuannya adalah menentukan apakah pemahaman terhadap struktur pengendalian intern


memungkinkan pembatasan pada pengujian substantif.

2. Dokumentasi sistem

Pengendalian persediaan perusahaan dan prosedur akuntansi persediaan perusahaan dapat


didokumentasikan dalam bentuk flowchart, kuesioner dan naratif.

3. Menganalisa Alur Transaksi

Untuk menguatkan pemahaman atas sistem, auditor dapat melakukan tracing transfer yang
material dari bahan mentah ke barang dalam proses dan barang jadi dan menganalisa penjurnalan dan
posting biaya, persediaan.

c) PENETAPAN RESIKO PENGENDALIAN

Penetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektifitas kebijakan dan


prosedur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan. Proses penentuan resiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial,
pengendalian yang perlu dan pengujian pengendalian yang mungkin dilakukan.

6
FUNGSI SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN
POTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN

Perencanaan dan Produksi melebihi Order produksi harus Mengajukan


pengendalian produksi order disetujui terlebih pertanyaan mengenai
dahulu dalam prosedur persetujuan
perencanaan dan order produksi
pengendalian produksi

Pengeluaran bahan Penggunaan material Slip pengeluaran Memeriksa slip


baku (material) tanpa otorisasi material yang ditanda- pengeluaran mate-rial,
tangani harus ada da- dan memban-
lam pengeluaran dingkannya dengan
barang order produksi

Pengolahan bahan baku Jam tenaga kerja Time ticket diguna- Mengamati peng-
menjadi produk jadi langsung tidak kan untuk mencatat gunaan time ticket
dibe-bankan ke jam kerja dalam dan prosedur pen-
order produksi order produksi catatan waktu
Karyawan departe- Move ticket final Memeriksa move
men produksi akhir ditandatangani ticket final untuk
mengklaim barang petu-gas gudang melihat adanya
yang tidak diterima barang jadi untuk tanda tangan ter-
bagian gudang setiap pe-nerimaan otorisasi
barang jadi
Perlindungan Persediaan dicuri Akses ke Mengamati pro-
persediaan dari gudang persediaan hanya sedur penjagaan
pemanufakturan Barang dalam diberikan ke-pada keamanan
proses dicuri karyawan Mengamati pro-
selama proses berwenang sedur dan meme-
produksi Move ticket yang riksa move ticket
di-tandatangani
diguna-kan untuk
mengen-dalikan
perpindahan fisik
barang antar
departemen
produksi
Penentuan dan Ketidaktepatan Tarif penerapan Mengajukan
pencatatan biaya atau tarif overhead yang overhead dan biaya pertanyaan
harga pokok digunakan standar harus dise- mengenai prosedur
pemanufakturan Biaya pemanufak- tujui dahulu oleh penentuan tarif
(produksi) turan yang dialo- manajemen
kasikan ke barang Data yang Memeriksa
dalam proses tidak digunakan dalam rekonsiliasi
tercatat pengalokasian
Harga pokok direkonsiliasi
produk selesai dengan data dari
tidak ditransfer ke laporan aktivitas
barang jadi produksi harian
Data yang Memeriksa
digunakan dalam rekonsiliasi
pencatatan produk
selesai
direkonsiliasi
dengan data dari
laporan produksi
selesai

7
Penjagaan ketepatan Kuantitas persediaan Mengadakan Mengamati
saldo persediaan tercatattidak sesuai perhitungan indepen- perhitungan
dengan kuantitas di den secara periodik independen
tangan atas persediaan di
tangan dengan jumlah
dicatat

d) PENGUJIAN PENGENDALIAN TERHADAP PERSEDIAAN

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan terdiri atas:

1. Pengujian pengendalian catatan perpetual

Difokuskan pada transfer persediaan ke dan dari bahan baku, barang dalam proses dan barang
jadi.

2. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses

Difokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan overhead untuk barang dalam proses.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO PERSEDIAAN

Diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu:

1. Persediaan bahan baku:

Mencakup persediaan bahan baku dan pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok.

2. Persediaan barang dalam proses

3. Persediaan barang jadi:

Meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan dan di pihak ketiga seperti agen atau
distributor

a) PENETAPAN RESIKO DETEKSI

Dipengaruhi oleh resiko bawaan dan resiko pengendalian berbagaI transaksi yang
mempengaruhi resiko persediaan, serta tingkat resiko audit yang dapat diterima. Perhatian utama
diberikan pada faktor- faktor yang mempengaruhi resiko salah saji dalam asersi keberadaan/
keterjadian dan penilaian/ pengalokasian. Karena kombinasi antara resiko bawaan dan resiko
pengendalian dalam persediaan adalah tinggi untuk asersi keberadaan/ keterjadian dan penilaian/
pengalokasian, tingkat resiko deteksi yang diterima harus rendah. Keputusan ini akan mempengaruhi
pertimbangan pengujian substantif yang akan dilakukan.

E. PERTIMBANGAN PROGRAM AUDIT

1. Prosedur Inisial

Meliputi penelaahan saldo awal persediaan, menentukan penyesuaian audit berkaitan dengan
catatan periode tahun lalu, data- data yang ada dalam buku besar hendaknya diteliti untuk menentukan
adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus dan juga menentukan apakah
skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada dalam buku besar.

8
2. Penerapan Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini antara lain:

- Rate of gross profit


- Merchandise inventory turnover
- Number of sales in inventory
- Rasio persediaan per aktiva lancar

3. Pengujian Detail Transaksi

Meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data- data persediaan untuk mendapatkan
bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi saldo persediaan.

4. Observasi Perhitungan Persediaan Klien

Prosedur ini terutama digunakan bila:

- Persediaan sangat material bagi laporan keuangan perusahaan klien.


- Prosedur ini memang dapat diterpkan secara efektif dan efisien untuk audit
perusahaan tersebut.

5. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung

Prosedur pengujian ini dilakukan dengan cara melihat ke buku pembantu persediaan. Auditor
kemudian memilih sampel transaksi pembelian yang akan ditelusuri buktinya. Setelah itu, auditor
memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya.

6. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan Pembelian

Pengujian ini meliputi:

- Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal pisah
batas.
- Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk
membuktikan penjurnalan dilakukan pada periode akuntansi yang tepat.
- Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pemahaman dan
penjurnalan terkait.
- Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan penjurnalannya.

7. Pengujian Detail Saldo

- Observasi Perhitungan Persediaan Fisik Klien

Observasi persediaan menjadi prosedur yang diwajibkan karena persediaan bersifat material
bagi perusahaan. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien menyewa spesialis untuk menghitung
banyaknya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

- Waktu dan Luas Pengujian

Waktu penghitungan persediaan tergantung pada sistem persediaan klien dan efektifitas
pengendalian internal.

- Perencanaan Perhitungan Persediaan

Biasanya, auditor diminta untuk membantu menyusun perencanaan penghitungan oleh klien.
Auditor biasanya bertanggung jawab untuk merencanakan prosedur, menentukan banyaknya tenaga
kerja yang dibutuhkan, dan menunjuk anggota tim audit untuk lokasi tertentu.

9
- Melakukan Pengujian

Luasnya perhitungan yang dilakukan oleh auditor bergantung pada kehati- hatian yang
diterapkan oleh pekerja yang melakukan perhitungan, sifat dan komposisi persediaan, dan efektifitas
yang berkaitan dengan penjagaan fisik persediaan dan pemeliharaan catatan perpetual. Kesimpulan
berisi penyimpangan dari rencana perhitungan, luas penghitungan, kesimpulan pada keakuratan
penghitungan dan kondisi umum persediaan.

- Mengajukan Pertanyaan pada Manajemen Mengenai Kepemilikan

Manajemen harus memisahkan persediaan milik pelanggan. Sehingga bila dilakukan


perhitungan fisik, persediaan tersebut tidak ikut dihitung. Oleh karena itu, auditor perlu mengajukan
pertanyaan kepada manajemen mengenai kepemilikan persediaan.

f. Menelaah Data Mengenai Kualitas Persediaan

Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien yang tercantum dalam neraca benar- benar
dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi.

8. Pengujian Penetapan Harga Persediaan

Pengujian ini terdiri atas 2 langkah, yaitu:

- Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan


- Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen
pendukungnya

a. Pengujian Keakuratan Klerikal

Pengujian ini meliputi perhitungan kembali keseluruhan item yang ada di dalam daftar
persediaan dan memverifikasi keakuratannya.

b. Pengujian Harga

Prosedur ini meliputi pengujian dokumen pendukung baik untuk cost dan harga pasar dari
persediaan. Pengujian ini juga digunakan untuk menentukan apakah prosedur biaya yang digunakan
tahun lalu masih konsisten diterapkan untuk periode yang sekarang.

- Pengujian biaya pembelian persediaan, Untuk menelaah baik nilai cost


maupun nilai pasar persediaan

- Pengujian biaya persediaan hasil produksi, Ditelaah untuk menentukan


keakuratan dan konsistensinya

c. Konfirmasi Persediaan yang Ada di Gudang

Jika persediaan tersebut merupakan jumlah yang signifikan dalam total aktiva, maka auditor
perlu melaksanakan prosedur sebagai berikut:

- Menguji prosedur penyelidikan yang digunakan pemilik gudang atas penjaga


gudang dan penilaian kinerja penjaga gudang.

- Melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan di gudang, jika


dapat dilaksanakan.

9. Menelaah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam Laporan Keuangan

Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga
pokok produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Auditor juga dapat menentukan apakah pengungkapan persediaan yang rusak/ cacat dan lambat
perputarannya sudah memadai. Bukti dapat dihimpun melalui penelaahan atas notulen rapat
pertemuan dewan komisaris dan mengajukan pertanyaan pada manajemen.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam produksi, kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industri
dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku, dan dalam siklus produksi, persediaan bahan
baku mulai dari pembeliaan bahan baku, pemrosesan, hingga pencatatan tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam produksi perlu dilakukan sistem akuntansi supaya setiap transaksi yang terjadi baik dalam
pemenuhan bahan baku hingga ke tahap barang jadi (finish goods) dapat terkoordinir pengawasannya
sesuai dengan prosedur akuntansi yang berlaku pada umumnya.

Dokumen Yang digunakan dalam sklus produksi khususnya pada Transaksi Manufaktur
diantaranya yaitu surat order produksi, kartu jam kerja, bukti pengembalian barang ke gudang, bukti
memorial (journal voucher), bukti kas keluar, dan laporan produk selesai. Fungsi Yang Terkait Dalam
Transaksi Manufaktur diantaranya fungsi penjualan, fungsi otorisasi produksi, fungsi produksi, fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi akuntansi biaya, dan fungsi akuntansi
umum.

Pengendalian internal yang diperlukan dalam transaksi produksi manufaktur diantaranya


dilakukan pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang
menganggarkan biaya, adanya otorisasi baik atas surat order produksi, bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang dan kartu jam kerja oleh kepala fungsi produksi

11
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Auditing, Buku 2 Edisi 6, Penerbit Salemba Empat

http://wisudarini.blogspot.co.id/2015/01/audit-siklus-produksi-persediaan.html

https://www.slideshare.net/iamrabka/audit-terhadap-siklus-produksi-pengujian-pengendalian

12

Anda mungkin juga menyukai