Anda di halaman 1dari 14

Gangguan Alam Perasaan

Pengertian

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh
keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh
syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau
kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi (Gibbson Towsend , M C, 1995).

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan manifestasi gejala-
gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam perasaan biasanya akan didapat
suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir (Keliat B.A. 1999).

Keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh seluruh kehidupan dan
fungsi kehidupan seseorang.

Mania

a) Gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat
atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang.
b) Dapat diiringi perilaku berupa peningkatan aktivitas flight or idea, euphoria,
penyimpangan sex.

Tanda dan gejala dengan mania (Stuart & Sundeen, 1995)

a) Afektif : gambaran berlebihan, peningkatan harga diri, tidak tahan kritik


b) Kognitif : ambisi mudah terpengaruh, mudah beralih perhatian, waham kebosanan,
flight or idea.
c) Fisik : gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat, peningkatan aktivitas, dehidrasi.
d) Tingkah laku : agresif, aktivitas motorik meningkat, kurang perawatan, seks berlebihan
dan bicara bertele-tele.

Depresi

Adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau kondisi
klinis secara menyeluruh. Tanda dan gejala dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995).

Afektif Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah,


perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus
asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.
Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi,
hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran
merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.
Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan,
konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada,
over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan,
gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas,
kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable,
berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.

2. Psikodinamik

Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit, yaitu
perubahan natriun dan kalium didalam neuron. Perubahan biokimia (noreefinefrin, dopamine
dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar
noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu berada dalam episode depresi dan
sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan
perilaku maniak. (Gibbson Towsend , M C, 1995).

3. Rentang Respon Emosinal

Rentang respon emosi individu dapat berfluktuasi dari respon emosi adaftif sampai respon
maladaftif.Responsif adalah respon emosional yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada
rentang ini individu dapat berpartisipi dengan dunia eksternal dan internal.

Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu
yang mengalami kehilangan dan mengalami proses kehilangan misalnya bersedih, berfokus
pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak
brerlangsung lama.

Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal,
menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan tentang lingkungan.

Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan memanjang,
tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi berduka yag menajang ini
dapat terjadi beberapa tahun.

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang
meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi
ini dapat diiringi dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang
meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau kondisi
klinis secara menyeluruh.

Terapi Depresi

1. Terapi Individual

1) Eksplorasi perasaan kehilangan, dan fasilitasi proses berduka.


2) Diskusikan perilaku mengalahkan diri, harapan yang tidak realistis,dan
kemungkinan distorsi dari realita.
3) Kaji bagaimana distorsi kognitif pada klien turut menyebabkan depresi.
4) Dorong pengungkapan rasa frustasi,marah,dan putus asa.
5) Upayakan untuk mengubah pola berpikir negatif otomatis tentang diri, orang
lain, lingkungan, dan masa depan.
6) Beri kesempatan kepada klien, seperti berdiskusi dan bermain peran untuk
menyelesaikan masalah interpersonal
7) Monitor masalah-masalah fisiologis yang diinduksi atau diperburuk oleh
depresi.
8) Dorong diskusi tentang seksualitas sehingga klien dapat menceritakan
kekhawatiran, mengetahui bagaimana depresi mempengaruhi libido, dan
menyadari bahwa hasrat seksual biasanya kembali muncul jika depresi
menurun.

2. Terapi Keluarga

1) Kaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan


menyelesaikan masalah, dan stresor.
2) Dapatkan informasi dari masing-masing anggota keluarga tentang situasi
keluarga saat ini
3) Tentukan bagaimana konflik atau krisis ditangani, dan evaluasi dukungan
anggota keluarga yang satu terhadap yang lain.
4) Kaji tingkat ketertutupan dan ketidakpedulian anggota keluarga
5) Fokuskan pada mengidentifikasi dan mengintervensi distorsi kognitif yang
mengganggu fungsi keluarga yang sehat.
6) Ajarkan anggota keluarga tentang keterampilan komunikasi, penyelesaian
masalah, pengelolaan stres, dan ekspresi perasaan yang konstruktif
7) Fasilitasi pengungkapan ansietas, rasa marah,rasa tidak berdaya dan rasa
bermusuhan, dan ajarkan cara-cara untuk mengatasi secara efektif aspek-aspek
yang mengancam pada situasi saat ini.
8) Kaji perasaan bersalah dan menyalahkan yang mungkin terjadi akibat
pandangan yang tidak realistis terhadap situasi krisis.

Pengobatan

1) Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang menderita
gangguan bipolar.
2) Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas hebat dan
untuk menangani perilaku manik
3) Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannyadalam antimanik.
4) Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam (Antivan),
kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik akut dan untuk
klien yang sulit ditangani.
5) Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus cepat,

Tiga fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel Pedolaman


Depresi adalah fase akut, fase lanjut, dan fase pemeliharaan. Dalam fase akut gejalanya
ditangan, dosis obat dsisesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan, dan klien
diberikan penyuluhan.pada fase lanjut klien dimonitor pada dosis efektif untuk
mencegah terjadinya kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang berisiko
kambuh seringkali tetap diberi obat baahkan selama waktu remisi. Untuk klien yang
dianggap tidak berisikotinggi mengalami kambuh, pengobatan dihentikan.

a) Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna


untuk menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki
efek antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi
lebih cepat daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin
(MAO)
b) Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan
sejak adanya SSRI dan SSRIs atipikal.
c) Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan
ansietas sedang.
d) Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif(ECP) jika terdapat
depsresi hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak
berespon terhadap protokol pengobatan antidepresan.

II. Proses Keperawatan

1. A. Pengkajian.

1. Faktor predisposisi

1) Faktor genetik, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan


melalui garis keturunan.
2) Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi
diakibatkan oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud
mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci
dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
3) Teori kehilangan, berhubungan dengan factor perkembangan
misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat
traumatis denagn orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.
4) Teori kognitif, mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan
perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif terhadap diri,
sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi pesimis dan
memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta hidup sebagai tidak
harapan.
5) Model belajar ketidakberdayaan, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena
individu mempunyai pengalaman kegagalan-kegagalan, lalu menjadi pasif dan
tidak mampu menghadapi masalah. Akhirnya timbul keyakinan individu akan
ketidakmampuannya mengendalikan kehidupannya sehingga ia tidak berupaya
mengembangkan respons yang adaptif.
6) Model perilaku, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya
penguatan positif selama bereaksi dengan lingkungan.
7) Model biologis, mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan
hipersekresi kortisol.

2. Faktor presipitasi

Ada lima stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan:

1) Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan cinta
seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri.
2) Kejadian penting dalam kehidupan seseorang sebagai keadaan yang mendahului
episode depresi dan mempunyai dampak pada masalah saat ini dan kemampuan
individu untuk menyelesaikan masalah
3) Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi berkembangnya
depresi, terutama pada wanita.
4) Sumber koping termasuk status social ekonomi, keluarga, hubungan inter personal dan
organisasi kemasyarakatan. Kurangnya sumber pendukung social, menambah stress
individu.
5) Ketidak seimbangan metabolisme dapat menimbulkan gangguan alam perasaan.
Khususnya obat-obatan anti hipertensi dan gangguan zat adiktif. Kebanyakan penyakit
kronis yang melemahkan sering disertai depresi. Depresi pada usia lanjut akan menjadi
komplek jika disertai kerusakan organic dan gejala depresi secara klinik.

Mekanisme koping

Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan
supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme
koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania
merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang efektifnya
koping dalam menghadapi kehilangan.

Perilaku

Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari mania
adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi kesedihan dan
kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.

Data subyektif depresi

1) Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.


2) Sering mengemukakan keluhan somatik.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup.
4) Merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
Data obyektif depresi

1) Gerakan tubuh yang terhambat


2) Tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot
3) Ekspresi wajah murung,
4) Gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi
stupor.
5) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.
Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
6) Konsentrasi terganggu,
7) Tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada
pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal
(irasional), waham, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka
menunjukkan sikap bermusuhan (hostility)
8) Mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang berhubungan dengan respon emosional adalah

1. Ketidakberdayaan
2. Berduka disfungsional
3. Keputusasaan
4. Resiko tinggi terhadap cedera
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
6. Defisit perawatan diri
7. Gangguan pola tidur
8. Resiko mencedrai diri

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi mencedrai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping
individu tidak efektif.
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
selera makan.
3. Diagnosis keperawatan untuk depresi : Resiko perilaku kekerasan terhadap diri
sendiri

Kemungkinan penyebab

a) Nyeri emosional
b) Depresi atau tidak mampu mengekspresikan kemarahan atau rasa gusar
c) Perubahan biokimia
d) Riwayat penganiayaan

Ratasan karakteristik

a) Ekspresi rasa bersalah atau malu


b) Ekspresi rasa tidak berdaya atau putus asa
c) Perilaku mengalahkan diri
d) Mengungkapkan secara verbal adanya penyimpangan pikiran

D. Perencanaan

Tujuan Umum :

Setelah tindakan perawatan diterapkan, klien dapat berespon emosional yang


No
adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima oleh
lingkungan.
Tujuan Khusus Rasionalisasi Tindakan
1 Klien terlindungi dari Klien dengan gangguan alam 1. Rawat klien
dari upaya mencederai perasaan berat berada dalam dirumah sakit bila
diri sendiri atau bunuh resiko tinggi untuk ada resiko bunuh
diri. melakukan bunuh diri diri yang tinggi

2 Klien mampu Perubahan lingkungan dapat 1. Secara terus


mengembangkan diri melindungi klien, mengurangi menerus evaluasi
stress dan memberikan klien terhadap
sumber pengembangan baru kemungkinan
melakukan bunuh
diri
2. Bantu klien untuk
dapat beradptasi
dengan lingkungan
barunya.

3 Klien mampu membina Klien depresi biasanya 1. Lakukan


hubungan terapeutik enggan terlibat dalam pendekatan yang
dengan perawat . hubungan terapeutik. hangat, menerima
Diperlukan cara agar klien klien apa adanya
dapat menerima dan bertahan dan bersifat empati
dalam hubungan terapeutik. 2. Mawas diri dan
dapat
mengendalikan
perasaan dan
reaksi diri perawat
sendiri (misalnya
rasa marah, frustasi
dan empat)

4 Klien Klien depresi mempunyai 1. Tunjukkan respon


mampu mengenali dan kesul;itan dalam emosinal dan
mengidentifikasi dan menerima klien
mengekspresikan mengekspresikan 2. Gunakan
emosinya perasaannya. kemampuan
berkomunikasi.
3. Berikan respon
empati dengan
berfokus pada
perasaan bukan
pada kenyataan
yang terjadi.
4. Mengaku
kesedihan klien
dan berikan
harapan
5. Bantu klien untuk
mengekspresikan
perasaannya.
6. Bantu klien untuk
mengekspresikan
perasaan marahnya
dengan tepat
7. Bantu klien untuk
menurunkan
tingkat
kecemasannya :

1.Sediakan waktu untuk


berdiskusi dan bina
hubungan yang sifatnya
supportif.

2.Beri waktu untuk klien


berespon.

3.Beri perawatan individu


sebagai manusia layaknya.

5 Klien mampu Memodifi memodifikasi pola 1. Diskusikan tentang


memodifikasi pola kognitif yang negatif akan masalah yang
kognitif yang negatif membantu meningkatkan dihadapi klien
pengendalian diri, tingkah tanpa memintanya
laku dan perubahan harga diri untuk
menyimpulkannya.
2. Identifikasi
pemikiran yang
negatif dan Bantu
untuk
menurunkannya
melalui interupsi
atau substitusi.
3. Bantu klien untuk
meningkatkan
pemikiran yang
positif.
4. Evaluasi ketepatan
persepsi klien,
logika dan
kesimpulan yang
dibuat klien.
5. Identifikasi
persepsi klien yang
tidak tepat,
penyimpangan dan
pendapatnya yang
tidak rasional
6. Bantu klien untuk
dapat merubah
tujuan yang tidak
realistis ketujuan
yang realistis.
7. Kurangi tujuan-
tujuan yang tidak
mungkin dicapai.
8. Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya.
9. Bantu klien untuk
menyadari nilai
yang dimilikinya
atau perilakunya
dan perubahan
yang terjadi.

6 Klien mampu untuk Penampilan prilaku yang baik 1. Beri tanggung


aktif mencapai tujuan akan jawab untuk
yang realistik mengurangi/menghilangkan melakukan terapi
perasaan tak berdaya dan tindakan yang
putus asa. terorientasi.
2. Beri dorongan
kepada klien untuk
melakukan
kegiatan secara
teratur atau beri
kebebasan
melakukan
kegiatan sehingga
energi klien dapat
disalurkan.
3. Persiapkan
program yang
dapat dilakukan
dengan baik.
4. Tetapkan tujuan
yang realistis,
relevan dengan
kebutuhan klien
dan minatnya serta
difokuskan pada
kegiatan yang
positif.
5. Fokuskan kegiatan
pada saat ini,
bukan kegiatan
pada masa lalu atau
masa dating
6. Beri pujian jika
klien berhasil
melakukan
kegiatan atau
penampilannya
bagus
7. Pertahankan
penampilan atau
kegiatan jika
mungkin.
8. Buat jadwal
exercise fisik
dalam rencana
keperawatan.

7 Klien mampu untuk Sosialisasi akan mengurangi 1. Kaji kemampuan


melakukan hubungan kesempatan untuk menarik klien untuk
interpersonal diri dan akan meningkatkan bersosialisasi dan
harga diri, melalui dukungan yang
pemanfaatan dari dukungan diperlukan serta
lingkunagn yang tepat dan minat klien
menerima. 2. Diskusikan sumber
social yang ada dan
dapat digunaka.
3. Tunjukkan
kemampuan
bersosialisi yang
efektif.
4. Gunakan role play
dalam melakukan
interaksi social.
5. Beri umpan balik
dan pujian
terhadap
kemampuan klien
dalam melakukan
hubungan
interpersonal yang
efektif.
6. Beri dorongan
kepada klien untuk
meningkatkan
hubungan
sosialnya dalam
lingkungan yang
lebih luas.
7. Beri dorongan
dengan penuh
kekeluargaan
terhadap respon
emosional klien
yang adaptif.
8. Beri dukungan dan
libatkan dalam
terapi keluarga dan
terapi kelompok
jika diperlukan.

8 Klien mampu Perawatan fisik dan terapi 1. Lengkapi


meningkatkan somatic diperlukan untuk pengkajian tentang
kesehatan fisik dan mengatasi perubahan fisik kesehatan fisiologi
kesejahteraannya. yang terjadi karena gangguan klien.
alam perasaan 2. Bantu klien untuk
memenuhi
kebutuhan
perawatan diri
terutam kebutuhan
nutrisi, dan
kebersihan diri.
3. Anjurkan klien
untuk dapat
melakukan
pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
secara mandiri jika
memungkinkan.
4. Berikan terapi
pengobatan.

Intervensi dan Rasional depresi :


a) Buat kontrak dengan klien untuk tidak bunuh diri. Tujuan utama kontrak adalah agar
klien mencari staf nakes jika timbul perasaan ingin bunuh diri dan lebih membicarakan
perasaan tersebut dari pada melaksanakannya. Tujuan lain adalah agar tersedia waktu
untuk mengeksplorasi beberapa alternatif bersama dengan klien. Menegosiasikan
kerangka waktu kontrak pencegahan bunuh diri bersama dengan klien didasari pada
kemampuan klien untuk bekerja sama dengan perawat.
b) Tentukan tingkat pencegahan bunuh diri yang diperlukan dan evaluasi ulang
kemungkinan bunuh diri dikegiatan sehari-hari. Seorang klien depresi dapat beresiko
besar melakukan bunuh diri jika terapi mengalami kemajuan dan tingkat energi
bertambah.
c) Cari adanya benda berbahaya pada barang pribadi milik klien. Tindakan ini
meningkatkan rasa aman dan mencegah klien agar tidak melukai diri dengan
meenggunakan barang pribadi.
d) Monitor klien secara ketat selama operan, waktu makan, dan jika staf nakes yang
tersedia lebih sedikit. Klien cenderung untuk melakukan bunuh dirijika anggota staf
sedang sibuk atau melakukan tugas ganda.
e) Dorong klien untuk mengekspresi perasaannya yang kuat kepada staf nakes. Klienn
memerlukan penguatan untuk mempelajari dan mempraktikan ekspresi perasaan yang
sesuai.

E. Evaluasi

1) Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.


2) Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat
digali.
3) Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.
4) Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi
sepenuhnya.
5) Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan.
6) Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.
7) Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan manifestasi gejala-
gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam perasaan biasanya akan didapat
suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir (Keliat B.A. 1999).

Faktor predisposisi

a) Faktor genetik, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui


garis keturunan.
b) Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh
perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa
kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
c) Teori kehilangan, berhubungan dengan factor perkembangan misalnya kehilangan
orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis denagn orang yang sangat
dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

Faktor presipitasi

1. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan cinta
seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri.
2. Kejadian penting dalam kehidupan seseorang sebagai keadaan yang mendahului
episode depresi dan mempunyai dampak pada masalah saat ini dan kemampuan
individu untuk menyelesaikan masalah
3. Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi berkembangnya
depresi, terutama pada wanita.

Pengobatan

1. Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang
menderita gangguan bipolar.
2. Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas
hebat dan untuk menangani perilaku manik.
3. Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannyadalam
antimanik.
4. Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam
(Antivan), kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik
akut dan untuk klien yang sulit ditangani.
5. Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar
siklus cepat,
Saran

Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penangan masalah keperawatan khusunya
klien dengan Gangguan Alam Perasaan harus memiliki pengetahuan yang luas dan tindakan
yang dilakukan harus rasional sesuai gejala penyakit dan asuhan keperawatan hendaknya
diberikan secara komprehensif, biopsikososial cultural dan spiritual.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat B.A. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa.


Jakarta : FIK-UI
Keliat B.A. 2005. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Marilynn E Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Gibbson Towsend , M C, 1995. Kumpulan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku
Kedoktera

Anda mungkin juga menyukai