Anda di halaman 1dari 50

GEOKIMIA PANAS BUMI

Bahan Kuliah Program Sarjana


T. Geologi Usakti
Oleh: Untung Sumotarto
METODE-METODE GEOKIMIA DALAM
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI PANAS BUMI

Referensi:
http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_-
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf
Metode-metode geokimia berperan utama dan
diterapkan secara luas dalam eksplorasi dan
eksploitasi sumber panas bumi.
Fokus:
Peran geokimia dalam mencari dan mengembangkan sis-
tem2 panas bumi (T>1800C)
Teknik-teknik pengambilan conto fluida (sampling)
Interpretasi data misalnya:
- Geothermometer
- Kualitas fluida, scaling, dll.
Eksplorasi dan Pengembangan Panas Bumi
Pada awal projek eksplorasi panas bumi, belum dapat
dipastikan apakah hasilnya akan ekonomis, dan layak
secara teknis maupun lingkungan.

Karena itu eksplorasi dan pengembangan panas bumi


memerlukan resiko uang bervariasi.

Akibat ketidakpastian itu, menjadi praktek umum mem-


bagi pekerjaan persiapan ke dalam tahap2 untuk memi-
nimalisir cost tetapi memaksimalkan data dan informasi
yang diperoleh pada setiap tahap.
Strategi Proyek Panas Bumi
Tahapan Utama Proyek Panas Bumi

Eksplorasi Permukaan
Pemboran Eksplorasi
Pemboran Produksi
Perencanaan PLTP Awal
Pembiayaan, Pemboran Produksi
Tambahan, Konstruksi
Operasi, Monitoring
Pembagian Waktu Detail
Bermacam metode geokimia diterapkan secara di semua
tahapan eksplorasi dan pengembangan panas bumi.

Filosofi dasar di belakang metode2 geokimia dalam eksplo-


rasi panas bumi adalah bahwa fluida-fluida di permukaan
(larutan cair dan campuran gas) mencerminkan kondisi ki-
mia fisika dan panas di dalam reservoir di kedalaman.
Studi-studi geokimia bermacam fluida panas bumi pada
prinsipnya melibatkan tiga tahapan:

Pengambilang Sampel
Analisis
Interpretasi Data
Untuk mendapatkan sampel2 fluida panas bumi yang re-
presentatif memerlukan teknik-teknik pengambilan sam-
pel beserta tempat penampungnya (container).
Tugas Utama Geokimia Pada Tahap Eksplorasi
Mengestimasi temperatur bawah permukaan menggu-
nakan geotermometer kimia dan isotop serta model2
percampuran (mixing model).

Mengidentifikasi asal usul fluida panas bumi terutama


dengan teknik-teknik isotop.

Menentukan sifat-sifat kimia fluida dalam hubungannya


dengan masalah lingkungan, scaling, dll.

Menyajikan data hingga tahapan model konsep sistem


panas bumi yang dipelajari.
Tugas Geokimia Pada Tahap Pemboran Eksplorasi
Menyajikan informasi tentang rasio air uap yang ber-
da dalam reservoir.
Melakukan kajian thd kualitas fluida panas bumi sehu-
bungan dengan rencana penggunaannya.
Melakukan kajian thd kualitas fluida panas bumi sehu-
bungan dengan masalah lingkungan (pembuangan).
Menyajikan informasi terkait kecenderungan scaling da-
ri fluida dalam produksi demikian juga pada sumur2 in-
jeksi dan sarana permukaan lainnya (pipa2, dll).
Menyajikan informasi tambahan mengenai model kon-
sep reservoir panas bumi yang dipelajari.
Tugas Geokimia Pada Tahap Pemboran Produksi
Dan Operasi PLTP
Mengidentifikasi daerah pasokan (recharge) yang ma-
suk ke dalam reservoir air tanah dangkal atau air pa-
nas yang lebih dalam.
Melakukan kajian proses pendidihan di dalam aquifer2
produksi.
Mengidentifikasi perubahan2 kimiawi fluida panas bumi.
Mengkuantifikasi perubahan2 pada kecenderungan ter-
jadinya scaling dan korosi.
Memantau kualitas fluida panas bumi dalam kaitannya
dengan masalah lingkungan.
Analisis kimia dan isotop itu mahal harganya dan meru-
pakan pekerjaan yang perlu ketelitian, semuanya sia-sia
jika pengambilan sampelnya salah.
Interpretasi data kimia menjadi tidak berarti atau bah-
kan menyesatkan, jika pengambilan sampelnya salah.

Penting ditekankan perlunya sampling yang teliti.


Sampling di lapangan T tinggi
Safety first
Pemilihan lokasi yang cocok
Fumaroles
Mata air Panas
Ambil sampel fluida termal dan
non-termal
Teknik pengambilan sampel dari fumarola
Pengambilan Sampel dari
Sumur2 Eksplorasi
Sumur2 Produksi
PLTP
Webre Separator
Teknik pengambilan sampel dari sumur panas bumi dua fasa
Interpretasi Data - Geothermometers
Geothermometer Kimia dan Isotop mungkin merupakan
alat geokimia yang paling penting untuk ekslorasi dan
pengembangan sumber daya panas bumi.
Geothermometer digunakan dalam berbagai pekerjaan:
- Estimasi T bawah permukaan reservoir panas bumi
- Monitor perubahan T reservoir selama produksinya.
Geothermometer diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
- Geothermometer air atau larutan
- Geothermometer uap atau gas
- Geothermometer isotop
Geothermometer air dan uap umumnya disebut sebagai
Geothermometer Kimia.
Geothermometer Air atau Larutan
Dikembangkan terutama pada era 1960 hingga 1980-an.
Geothermometer yang paling penting antara lain:
- Silica Geothermometer
- Na/K Geothermometer
- Na-K-Ca Geothermometer
Geothermometer lain:
- Na/Li
- Li/Mg
- Na-K-Mg
Prinsip Metode Geothermometer
1. Ambil sampel2 fluida panas bumi dari sumber2 dengan
berbagai T
2. Analisis kimia kandungan Silica (SiO 2)
3. Plot konsentrasi (C) vs. T dimana sampel diambil
4. Temukan hubungan matematik antara C dan T.
Prinsip Metode Geothermometer
Contoh: Silica Geothermometer

?
Na-K-Ca Geothermometer
Sejarah Geothermometer Silica
Diusulkan oleh Bodvarsson pada 1960 dan dikembang-
lebih lanjut oleh Bodvarsson & Palmason pada 1961.
Fournier & Rowe, 1966, 1200 3300C.
Arnorsson, 1975: Chalcedony.
Fournier, 1977. Silica-enthalpy mixing model.
Fournier Potter, 1982, persamaan baru 200 3300C
serta memperhitungkan faktor salinitas.
Sejarah Geothermometer Silica (Conted)
Diketahui sejumlah polimorf silica di alam.
Kwarsa, silika amorf, moganite, tridymite, crystobalite,
coesite, stichovite..
Chalcedony adalah varietas kwarsa, tersusun oleh kristal
kwarsa sangat halus, demikian halus shg energi permu-
kaannya menambah tingkat kelarutannya, karena itu
menjelaskan mengapa chalcedony lebih mudah larut di-
banding kwarsa.
Pengalaman Iceland adalah bahwa air geotermal men-
capai kesetimbangan dengan chalcedony di bawah 1800C
sedangkan dengan kwarsa pada T lebih tinggi.
Daya larut (Solubility) kwarsa, chalcedony, opal, dan silika a-
morf dalam air bertekanan 1 bar di bawah 100 0C dan pada
tekanan uap dari larutan pada temperatur lebih tinggi.
Contoh Geothermometer Silica
S adalah konsentrasi Silica (SiO2) dalam g/kg.
Contoh Geothermometer Silica (Conted)
S adalah konsentrasi Silica (SiO2) dalam g/kg.
Geothermometer Kation
Na+ , K+ , Li+ , Ca+2 , Mg+2 , adalah yang paling banyak
digunakan.
Rasio Na/K dalam air panas bumi awalnya digunakan un-
melokalisir zona2 upflow di Wairakei oleh Ellis dan Wil-
son pada 1961
Pada saat itu telah pula diusulkan bahwa ratio Na/K
mungkin dikontrol oleh kesetimbangan antara air pa-
nas bumi dan feldspar alkali dan tergantung pada T.
Sejumlah kalibrasi empiris telah diusulkan.
Belakangan Arnorsson et al. telah menurunkan kalibrasi
baru berdasarkan data termodinamika eksperimental.
Contoh Geothermometer Kation
Kurva2 yang diusulkan untuk geothermometer Na-K.
Contoh Geothermometer Kation
Contoh Geothermometer Kation (Conted)
Geothermometer Uap (Gas)
Geothermometer gas pertama dikembangkan oleh
DAmore & Panichi (1980).
Pada intinya ada 3 tipe geothermometer uap:
1. Gas-gas equilibria
2. Mineral-gas equilibria yang melibatkan H2S, H2 dan
CH4, serta asumsi CO2 nilainya tetap (externally fixed)
3. Mineral-gas equilibria.

Dua Geothermometer pertama hanya membutuhkan da-


ta kelimpahan relatif komponen gas2 dalam fasa gas.
Geothermometer ketiga memerlukan informasi konsen-
trasi gas dalam uap.
Torfajokull, Iceland
CO2/N2 Gas Geothermometer
Geothermometer Isotop
Fraksionasi isotop unsur2 ringan jumlahnya cukup besar
dan tergantung pada T.
Memungkinkan menggunakan distribusi isotop2 stabil
H, C, dan O di antara komponen2 terlarut dan dalam
gas sebagai geothermometer.
Sejumlah geothermometer isotop telah dikembangkan
dan cukup luas digunakan.
Contoh Geothermometer Isotop
1. 12CO
2 + 13CH4 13CO
2 + 12CH4

2. CH3D + H2O HDO + CH4

3. HD + H2O H2 + HDO

4. S16O4 + H218O S16O318O+ H216O

Geothermometer isotop pertama didasarkan pada nilai


d13C di dalam CO2 dan CH4, yang kedua dan ketiga pada
nilai d2H dalam CH4 dan uap dan pada H2 dalam uap.
Geothermometer keempat menggunakan d18O dalam
SO4 terlarut dan air cair.
Mixing model digunakan
untuk estimasi T reservoir
Scaling & Korosi
Sejumlah tugas masa depan Geokimia:
Banyak masalah kimia belum terpecahkan mungkin ber-
asosiasi dengan penambangan fluida panas bumi dari
reservoir dalam dan panas.
Fluida superkritik
Presipitasi, scaling, korosi, dll.
Metode2 geokimia sangat tergantung pada projek masa
sekarang melibatkan pengambilan dan penyimpanan
CO2 di sejumlah tempat.
Mungkin diperlukan metode dan teknik2 baru.
Penting penguatan database termodinamik untuk pro-
gram2 komputer yang menggunakan evaluasi data dan
pemodelan.
Metode2 Geokimia akan
terlibat dalam projek2
panas bumi masa depan.
Selesai
Back-up Slides
X

Anda mungkin juga menyukai