Anda di halaman 1dari 4

GLUKOSAMIN DAN KONDROITIN

Glukosamin adalah salah satu dari kelompok biokimia yang dikenal sebagai gula
amino. Senyawa dengan rumus kimia C6H13NO5 ini diproduksi secara alami oleh tubuh untuk
membentuk glikosaminoglikan, protein pembentuk tulang rawan. Selain diproduksi tubuh,
glukosamin hadir dalam jumlah sedikit pada makanan seperti udang, lobster, dan kepiting.
Glukosamin ditemukan sebagai komponen utama dari rangka luar krustasea, artropoda,
dan cendawan. Glukosamin tersedia dalam beberapa bentuk: glukosamin sulfat (GS) yang
distabilkan oleh natrium klorida atau kalium klorida, glukosamin hidroklorida (GH) dan N-
asetil glukosamin (NAG).

Glukosamin bermanfaat menjaga metabolisme tulang rawan dan membantu


memperbaiki tulang rawan yang rusak atau terkikis. Bersama dengan kondroitin, glukosamin
sudah banyak terbukti dapat membantu mengatasi masalah sendi pada penderita
osteoarthritis. Glucosamine terbukti dapat menstimulasi produksi tulang rawan dan
menghambat enzim yang menghancurkan tulang rawan.

Tapi manfaat glukosamin tidak berhenti di situ saja. Ternyata, glukosamin dapat
membantu menghambat terjadinya perubahan metabolisme tulang pada penderita
osteoarthritis. Seperti tercantum pada jurnal Arthritis and Rheumatism, suplementasi
glukosamin dapat menghambat terjadinya peningkatan laju pembongkaran tulang yang
dialami oleh penderita osteoarthritis.

Matriks tulang rawan mampu menyerap air dan mengembang sedemikian rupa,
sehingga membnetuk bantalan yang baik sesuai dengan fungsi tulang rawan sendi. Ketika
usia bertambah, proses penghacuran matriks tulang rawan lebih besar dibandingkan
kemampuan tubuh untuk membentuknya, sehingga membuat tulang rawan menjadi aus atau
menipis. Bila tulang rawan mengalami kerusakan, akan timbul gangguan berupa osteoartritis
(pengapuran sendi). Kondisi itu membuat tulang-tulang berdekatan, ruang sendi menjadi
sempit dan tulang bisa saling bergesekan ketika kita bergerak.
Mekanisme kerja glukosamin yaitu dangan meningkatkan sintetis glikosaminoglikan
dan mencegah destruksi tulang. Glukosamin dapat merangsang sel-sel tulang rawan untuk
pembentukan proteoglikan dan kolagen yang merupakan protein esensial untuk memperbaiki
fungsi persendian.

Glikosaminoglikan dapat menghambat sejmlah enzim yang berperan dalam degradasi


tulang rawan, antara lain hialuronidase, protease, elastase, dan catepsin B1 in vitro dan juga
merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi
manusia. Dari penelitian Rejholec tahun 1987, pemakaian glikosaminoglikan selama 5 tahun
dapat memberikan perbaikan dalam rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja
(mangkir) yang secara statistik bermakna. Juga dilaporkan pada pemeriksaan radiologis
menunjukkan progresifitas kerusakan tulang rawan yang menurun dibandingkan dengan
kontrol (Soeroso, et. Al, 2007)

Chondroitin adalah molekul yang terjadi secara alami dalam tubuh. Ini adalah
komponen utama dari tulang rawan, jaringan tangguh ikat bantal sendi. Chondroitin ini
merupakan glikosaminoglikan yang terbentuk oleh unit disakarida berulang yang terdiri dari
D-glucoronic asam (GlcUA) dan N-asetil D-galactosamin (GalNAc).

Komersial chondroitin berasal dari sumber alami, seperti tulang rawan ikan hiu dan
sapi, atau produksi sintetis. Chondroitin membantu menjaga tulang rawan sehat dengan
menyerap cairan (terutama air) ke dalam jaringan ikat. Hal ini juga dapat memblokir enzim
yang memecah tulang rawan, dan menyediakan blok bangunan untuk tubuh untuk
menghasilkan tulang rawan baru.

Pada penyakit sendi degenerative seperti osteoarthritis terjadi kerusakan tulang rawan
sendi dan salah satu penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya proteoglikan pada
tulang rawan tersebut. Menurut penelitian Uebelhart dkk (1998) pemberian kondroitin sulfat
pada kasus osteoarthritis mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kerusakan tulang
rawan sendi. Sedang Ronca dkk (1998) telah mengambil kesimpulan tentang kondroitin sulfat
sebagai berikut: efektivitas kondroitin sulfat pada pasien osteoarthritis mungkin melalui 3
mekanisme utama, yaitu 1) anti inflamasi; 2) efek metabolic terhadap sintesis hialuronat dan
proteoglikan; 3) anti-degradatif melalui hambatan enzim proteolitik dan menghambat efek
oksigen reaktif (Soeroso et.al, 2007).

Glukosamin dan kondroitin adalah gula amin yang dihasilkan dari kerang-kerangan,
yang merupakan komponen inti dari tulang rawan. Keduanya bekerja dalam merangsang
sintesis glikosaminoglikan, proteoglikan, dan asam hialuronat. Pengalaman klinis
menunjukkan glukosamin dapat membantu mengurangi gejala rematik. Dalam jangka
pendek, glukosamin telah teruji klinis menunjukkan gejala yang efektif pada pasien dengan
nyeri lutut rematik yang disebabkan oleh osteoarthritis (DeAngelo & Gordin, 2004).
Glucosamine dan chondroitin sulfat secara luas digunakan untuk pengobatan osteoarthritis,
meskipun mekanisme kerja kedua bahan tersebut kurang jelas (Felson, 2006).

SUMBER :

http://www.hilo.co.id/glukosamin-aksi-ganda-untuk-tulang-dan-sendi

http://majalahkesehatan.com/suplemen-glukosamin-manfaatnya-masih-dipertanyakan/

http://health.kompas.com/read/2012/05/16/11081615/Pentingnya.Glukosamin.Si.Pelumas.Se
ndi

Felson, David T. 2006. Osteoarthritis of the Knee. Akses


di http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/841 tanggal 19 November 2009, 12:03.

Soeroso, Joewono. Isbagio, Harry. Kalim, Handono. Broto, Rawan. Pramudiyo, Hadi.
2007. Osteoartritis dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus.
Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Anda mungkin juga menyukai