Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan
kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam
berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi,
diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan
menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan
interaktif dan menjadi lebih dinamis.
Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi
alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan
karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam setiap aktivitasnya,
perawat menggunakan komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik
sangat penting terkait dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan
profesional dengan tim kesehatan lainnya.
1
BAB II
ISI
2
interpersonal dengan fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien. Komunikasi ini
adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga dapat dikategorikan
dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima
bantuan (Indrawati, 2003).
Berdasarkan paparan tersebut, secara ringkas definisi komunikasi terapeutik sebagai
berikut.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang
dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh
pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
3
kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Sikap perawat yang
menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut.
1. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
2. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
4. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, atau
menghindari untuk mengubah pikiran klien.
5. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata ya atau saya mengerti apa
yang bapak-ibu inginkan.
Contoh:
Topik : Klien mengeluh ingin pulang kerumah terus menerus
Klien : Suster, saya sudah bosan disini. Saya ingin pulang kerumah suster,
kapan sebenarnya saya bisa pulang sus?
Perawat: Iya Bu, saya mengerti Ibu ingin pulang secepatnya.
d. Mengulang (restating/repeating)
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa
perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik
4
sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut.
Contoh:
Topik : Klien mengeluh tidak bisa tidur
Klien : Saya tidak bisa tidur, saya sudah 2 malam ini tidak tidur.
Perawat : Bapak mengalami gangguan saat tidur?
e. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini
digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang
dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan
klien.
Contoh:
Topik : Perawat melakukan pengkajian tentang makanan kesukaan klien
Klien : Saya seorang vegetarian. Saya sangat suka makan makanan yang hijau
-hijau.
Suster : Coba jelaskan kembali apa yang Ibu maksud dengan vegetarian?.
f. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih
spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika
menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi
yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.
Contoh:
Topik : Perawat melakukan pengkajian tentang kondisi harian klien
Klien : Suster, kapan saya boleh makan makanan luar sus? Saya bosan makan
makanan disini.
Perawat: Baik Bu, nanti akan kita bicarakan hal itu ya Bu. Sebelum itu apakah
Ibu sudah minum obat?
g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat
menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil
5
pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus
bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
Contoh:
Topik : Klien bingung ingin memberitahu keluarganya tentang kondisinya
Klien : Apakah saya perlu memberitahu keluarga saya tentang kondisi saya
sekarang?
Perawat : Apakah Ibu merasa perlu memberitahu keluarga Ibu tentang kondisi Ibu
sekarang?
i. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi
pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu.
Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri,
mengorganisasi pikirannya, dan memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti
memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.
6
Topik : Perawat mencari tahu apa tindakan selanjutnya klien untuk mengatasi
masalahnya.
Suster : Saya paham terhadap masalah Bapak. Bapak merasa bahwa kesepian
karena anggota keluarga Bapak sibuk dengan urusannya masing-masing.
Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Bapak lakukan untuk
mengatasi masalah?
l. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau
klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya
menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa
pamrih.
Contoh:
Topik : Perawat menawarkan diri jika klien membutuhkan bantuan perawat
Perawat : Jika Ibu membutuhkan bantuan saya, Ibu bisa panggil saya di ruangan
atau Ibu bisa menekan tombol yang ada di samping tempat tidur Ibu
7
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi
alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan
karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam setiap
aktivitasnya, perawat menggunakan komunikasi terapeutik. Pengetahuan tentang komunikasi
dan komunikasi terapeutik sangat penting terkait dalam melakukan asuhan keperawatan dan
dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang
dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh
pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan