TINJAUAN PUSTAKA
Atresia ani yang dikenal dengan istilah imperforasi ani merupakan kelainan
kongenital dimana tidak terbentuk anus secara sempurna dengan atau tanpa fistula.3,4
Insidens kelainan ini didapatkan pada 1 dari 5000 kelahiran hidup.3,4, Atresia ani
diklasifikasikan secara khusus untuk laki laki dan perempuan berdasarkan ada
tidaknya fistula, letak fistula, kelainan rectum. Pada laki laki, insidens tertinggi yang
didapatkan adalah atresia ani dengan fistula rektouretra sementara pada perempuan
paling banyak didapatkan atresia ani dengan fistula rektovestibular. Klasifikasi secara
lengkap yakni sebagai berikut3
Dalam pemeriksaan klinis yang dilakukan, diperlukan deteksi dini pada
atresia ani sejak bayi lahir.4 Pemeriksaan yang penting adalah inspeksi menyeluruh
pada regio ani dan perineum.4 Pemeriksaan ada tidaknya mekonium yang keluar dari
lubang anus atau dari struktur lainnya diberi batas waktu 24 jam untuk diobservasi
karena ekspulsi mekonium memerlukan tekanan intraabdomen yang cukup tinggi
untuk bisa melewati fistula.4
Diagnosis
Hingga saat ini kolostomi yang dianggap ideal dalam tatalaksana malformasi
anorektal adalah divided descending colostomy.4 Hal ini disebabkan karena kolostomi
ini memungkinkan terjadinya dekompresi yang adekuat, dan segmen kolon distal
non-fungsional yang pendek namun tidak mengganggu proses pull-through pada
tahap terapi definitif.4 Kolostomi pada kolon desendan atau sigmoid juga dianggap
lebih menguntungkan dibanding dengan kolostomi transversal, karena proses
pembersihan kolon distal pada proses kolostomi menjadi lebih mudah. Pada pasien
dengan fistel rektouretra, seringkali urin mengalami arus balik dan masuk ke dalam
kolon. Kolostomi pada lokasi yang lebih proksimal membuat waktu transit urin dalam
kolon menjadi lebih lama dan memungkinkan terjadinya absorbsi dari urin,
menyebabkan terjadinya asidosis metabolik.4 Loop colostomy memungkinkan
masuknya feses dari stoma proksimal ke distal, dan dapat menyebabkan terjadinya
infeksi, dilatasi rektal, dan impaksi feses. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah
kolostomi pada rektosigmoid bagian bawah - proses ini membuat segmen distal
menjadi terlalu pendek dan sulit untuk dimobilisasi pada proses pull through.4
Posterior Sagital Anorectoplasty