Dampak Perumnas THP Lingk Sosial

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK PEMUKIMAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS)

TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKATNYA (STUDI KASUS


PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN,
KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
Oleh : Sri Damaiyanti Siahaan
Rosnah Siregar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial yang terjadi
di Perumnas Mandala. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian Deskriptif kualitatif. Jumlah polulasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Perumnas Mandala
yang berjumlah 1000 kepala keluarga, sedangkan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 100 kepala keluarga yang dipilih secara acak
sederhana (random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
dengan metode deskriptif kualitatif selanjutnya penulis akan
menganalisis data dengan menggunakan rumus tabel frekuensi.
Dari hasil data yang dikumpulkan diketahui bahwa : hubungan sosial
yang terjadi di Perumnas Mandala dalam dampak pemukiman
Perumahan Nasional yaitu masyarakat yang ada di Perumnas Mandala
merupakan masyarakat yang ramah terhadap masyarakat yang lain,
dimana 85 responden (85%) menjawab bahwa masyarakat yang ada di
Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab masyarakat yang
ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%)
sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala
tidak ramah sebanyak 0 responden (0%). Kemudian keamanan di
lingkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden
(68%), dan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala
baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan
di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden
(3%).
Maka dampak dari pembangunan perumahan nasional yaitu memberi
dampak yang negatif terhadap lingkungan sosial masyarakatnya, dimana
hubungan sosial masyarakatnya kurang baik.
Kata Kunci: Dampak, Perumnas, Lingkungan Sosial
A. Pendahuluan
Kebutuhan hidup manusia yang mendasar secara umum yaitu kebutuhan akan
sandang, pangan dan papan. Kebutuhan akan papan disini diartikan sebagai kebutuhan
manusia untuk memiliki tempat tinggal yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh

Sri Damaiyanti Siahaan adalah Mahasiswa jurusan PP-Kn FIS Universitas Negeri Medan

Dra. Rosnah Siregar, SH., M.Si adalah Dosen jurusan PP-Kn FIS Universitas Negeri Medan

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 122


dan sebagai tempat membangun keluarga, kebutuhan akan papan ini juga sering disebut
dengan kebutuhan primer yang tidak dapat diabaikan, karena dengan adanya tempat
tinggal manusia dapat bermasyarakat sekaligus dapat membina kepribadiannya.
Tempat tinggal pada umumnya dalam bentuk rumah walaupun pada saat ini
banyak bentuk lain yang dijadikan sebagai tempat tinggal oleh sebagian masyarakat
seperti Apartemen dan Rumah susun, tetapi konsep dasarnya tetap disebut dengan
rumah. Apabila dilihat dari segi hukum, maka rumah dapat dijadikan sebagai tempat
kedudukan alat domisili bagi setiap orang ketika melakukan hak dan kewajibannya di
dalam hukum.
Undang-Undang No. 4 tahun 1992 Pasal 1 Tentang Perumahan dan Pemukiman
mengatakan bahwa Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar selain pangan dan sandang.
Namun kenyataannya tidak mudah bagi kebanyakan orang untuk bisa mempunyai
rumah yang layak terutama di daerah-daerah berpenduduk padat dimana nilai rumah
dan tanah relatif tinggi.
Begitu sulitnya mereka, khusunya golongan ekonomi lemah untuk memperoleh
sebidang tanah sekedar untuk tempat tinggal atau dijadikan sumber hidup. Demikian
pula mereka sangat rentan terhadap faktor-faktor yang mengakibatkan mereka
kehilangan hak menguasai atau memiliki tanah. Di lain pihak, sekelompok orang
dengan mudah menguasai dan memiliki tanah dengan jumlah yang besar, ironisnya
tidak sedikit tanah-tanah yang dikuasai itu tidak dimanfaatkan dengan peruntukannya
bahkan ada yang dilatarkan.
Menyadari dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk, memberikan
pengaruh terhap kebutuhan akan perumahan, apalagi masyarakat yang ada di perkotaan
yang semakin lama jumlah penduduknya semakin banyak, sedangkan untuk
membangun rumah tersebut tidak semua masyarakat dapat melakukannya. Maka salah
satu solusi yang terbaik bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan dana
terbatas adalah dengan disediakannya perumahan sederhana, yang saat ini sedang
dikembangkan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta.
Program pemerintah dalam hal menyediakan rumah sederhana yang dapat
dijangkau oleh kemampuan keuangan masyarakat adalah dengan membangun

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 123


perumahan yang dikenal dengan Perumnas atau Perumahan Nasional diseluruh wilayah
Indonesia termasuk di Kota Medan dan sekitarnya. Di Kota Medan dan sekitarnya
sudah dibangun beberapa Perumnas seperti Perumnas Helvetia, Perumnas Mandala,
Perumnas Simalingkar dan terakhir Perumnas Martubung.
Perum perumnas adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengadaan perumahan dan pemukiman, dengan memperhatikan kelayakan dan
keterjangkauan dan selalu berusaha mencapai targetyang ditetapkan. Sebagai salah satu
perusahaan tentunya Perum Perumnas memiliki sasaran dan tujuan yang ingin dicapai,
dalam pencapaian tujuannya ini, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
adalah manusia, sasaran, tempat kedudukan, pekerjaan, teknologi, struktur dan juga
lingkungan, dan faktor lainnya adalah melaksanakan penilaian prestasi pegawainya.
Sehubungan dengan itu upaya pembangunan perumahan terus ditingkatkan
untuk menyediakan perumahan dengan jumlah yang semakin meningkat, dengan harga
yang terjangkau oleh masyarakat terutama golongan yang berpenghasilan rendah dan
tetap memperhatikan persyaratan, minimum bagi perumahan yang layak, sehat, aman
dan serasi.
Dalam pembangunan perumahan, termasuk pembangunan kota-kota baru perlu
diperhatikan kondisi dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, laju
pertumbuhan penduduk dan penyebarannya, pusat-pusat produksi dan tata guna tanah
dalam rangka membina kehidupan masyarakat yang maju.
Tujuan pembangunan perumahan untuk mewujudkan kawasan dan lingkungan
perumahan dengan lingkungan hunian yang berimbang meliputi rumah sederhana,
rumah menengah dan rumah mewah dengan perbandingan dan kriteria tertentu sehingga
dapat menampung secara serasi antara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai
kalangan seperti profesi, tingkat ekonomi serta status sosial.
Lingkungan perumahan adalah kawasan perumahan yang mempunyai batas-
batas dan ukuran-ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta
saran lingkungan yang terstruktur.
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman
mengatakan bahwa Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya,

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 124


sedangkan sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk
penyelengaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Rumah adalah tempat tinggal dan tempat berlindung bagi manusia. Lebih dari
itu rumah juga merupakan sarana pembinaan keluarga lahir bathin, tempat
mengembangkan watak dan kepribadian warganya. Bahkan rumah sebagai ruang
kehidupan yang terkecil merupakan wadah yang sangat penting bagi pembinaan hidup
bermasyarakat maupun hidup berbangsa. Menyadari pentingnya rumah bagi
terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia, maka berdirilah perusahaan milik
pemerintah yang menangani masalah perumahan dengan Perusahaan Umum
Pembangunan Perumahaan Nasional atau dikenal dengan PERUM PERUMNAS pada
tanggal 18 Juli dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1974, PERUM PERUMNAS
dibidang usaha pengadaan perumahaan rakyat dimulai pada tahun 1950, sehingga pada
bulan April 1952 dibentuk jawatan perumahan rakyat.
Pada tahun 1963 dibentuk Badan Perencanaan Perumahaan dan pada tahun 1972
diadakan lokakarya dijakarta yang kemudian disusul pembentukan Badan
Kebijaksanaan Perumahaan Nasional ( BKPN ) pada tahun 1974.
Sejak didirikannya tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai
pioneer dalam penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah. Melalui konsep skala besar, Perumnas berhasil memberikan
kontribusi signifikan dalam pembentukan kawasan permukiman dan kota-kota baru
yang terbesar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
hubungan sosial yang terjadi di lingkungan Perumnas, sehingga penulis mengangkatnya
menjadi judul skripsi : Dampak Pemukiman Perumahan Nasional (PERUMNAS)
Terhadap Lingkungan Sosial Masyarakatnya ( Studi Kasus Perumnas Mandala,
Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara).
B. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka sesuai dengan
judul peneliti akan melakukan penelitian di Perumnas mandala Medan. Adapun
penentuan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan-pertimbangan Praktis, dan
lokasi penelitian ini merupakan daerah tempat tinggal penulis.Penulis telah mengenal

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 125


secara dekat sifat-sifat masyarakatdi daerah tersebut. Populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan masyarakat Perumnas Mandala sebanyak 3000 jiwa dimana jumlah
kepala keluarga sebanyak 1000 Kepala Keluarga (KK). Berdasarkan buku pedoman
penulisan skripsi jurusan Pkn (2004:14) dikatakan bahwa sampel merupakan bagian
yang diambil secara representatif dari populasi (mewakili populasi). Menurut buku
pedoman penulisan skripsi, (FIS, 2005:15) dikatakan bahwa:
a. 1-100 : jumlah sampelnya 100%
b. 101-200 : jumlah sampelnya 80%
c. 201-400 :jumlah sampelnya 60%
d. 401-600 : jumlah sampelnya 40%
e. 601-800 : jumlah sampelnya 20%
f. 800-1000/lebih : jumlah sampelnya 10%

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil sampel sebanyak 10%


dari jumlah populasi sehingga penulis memeperoleh sampel sebanyak 100 kepala
keluarga (KK) dengan menggunakan rumus random Sampling. Sesuai dengan rumus
yang digunakan, maka perhitungannya adalah kepala keluarga (KK).
10 x 1000 = 100

100

Ada dua variabel dalam penelitian ini, antara lain :


a. Variabel Terikat (x), yang menjadi variabel terikat penelitian ini adalah Perumnas.
b. Variabel Bebas (y), Dalam penelitian ini, variabel bebas (Y) adalah lingkungan
sosial.
Definsi operasional dalam penelitian ini yaitu Perusahaan Umum Pembangunan
Perumahan Nasional adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, dimana seluruh modalnya dimiliki negara
berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi-bagi. Lingkungan hidup
sosial yaitu kehidupan masyarakat manusia baik secara individu maupun secara
bersama-sama yang terbawa dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan
manusia lain ataupun unsur-unsur lingkungan hidup lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 126


Dalam penelitian dan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam
penulisan ini, penulis mendapat data melalui Observasi (Pengamatan) langsung ke objek
penelitian yakni Perumnas Mandala Medan. Angket merupakan salah satu alat
mengumpulkan data dengan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang
dilengkapi dengan jawaban-jawaban yang lebih dari satu serta diberikan kebebasan
untuk memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia sebagaiman dengan keadaan
sebenarnya. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 option jawaban. Bobot nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut :
Option a diberikan nilai 3
Option b diberikan nilai 2
Option c diberikan nilai 1
Teknik analisis data diperluka dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa langkah-langkah yaitu:
1. Pengumpulan data
2. Klasifikasi data
3. Analisis data/ pengolahan data
4. Penjabaran hasil temuan data.
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif selanjutnya penulis
akan menganalisis data dengan menggunakan rumus tabel frekuensi.

dimana
P : Persentasep pertanyaan yang dijawab
F : Jumlah frekuensi setiap pilihan jawaban
N : jumlah soal

Analisis data dalam penelitian ini, penulis menempuh langkah-langkah sebagai


berikut:
a. Analisis data tentang hubungan antar masyarakat di Perumnas Mandala
b. Analisis data tentang kerukunan masyarakat di Perumnas Mandala
c. Analisis data tentang kemananan di Perumnas Mandala

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 127


Tujuan analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipersentase. Untuk lebih jelasnya pengolahan data dari setiap
pertanyaan mempunyai masing - masing satu tabel yakni sebagai berikut :
1. Masyarakat Yang Ada di Perumnas Mandala
Dari tabel 1 dapat diketahui yaitu 85 responden (85%) menjawab bahwa
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%)
sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala tidak ramah
sebanyak 0 responden (0%).
Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral
dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai
warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau
pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita
munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek
kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan
tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang lain. Keramahan
yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti
harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai
rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan.
Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang
ramah terhadap masyarakat yang lain. Karena suatu pemukiman atau wilayah akan
aman apabila masyarakatnya ramah. Akan tetapi di Perumnas Mandala masyarakatnya
kurang ramah sehingga keamanannya pun kurang
2. Hubungan Antara Masyarakat Yang Satu Dengan Masyarakat Yang Lain
Dari tabel 2 dapat diketahui yaitu 72 responden (72%) menjawab bahwa
hubungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain sangat baik, dan
yang menjawab hubungan masyarakat yang satu dengan yang lain baik sebanyak 24
responden (24%) sedangkan yang menjawab hubungan masyarakat yang satu dengan
yang lain kurang baik sebanyak 4 responden (4%).
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompok-
kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 128


sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. hubungan antar
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat baik.
3. Perserikatan Tolong-Menolong di Perumnas Mandala
Dari tabel dapat diketahui yaitu 52 responden (52%) menjawab bahwa ada
perserikatan tolong menolong seperti STM di Perumnas Mandala dan yang menjawab
tidak ada sebanyak 45 responden (45%) sedangkan yang menjawab tidak tahu
bahwasanya ada atau tidaknya perserikatan tolong-menolong di Perumnas Mandala
sebanyak 3 responden (3%).
Menurut Nasrul Effendi (2009:99) menyatakan bahwa : anggota masyarakat
yang hidup dalam suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan
kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling
memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupannya. Manusia adalah makhluk sosial,
artinya setiap manusia membutuhkan pertolongan orang lain.Tolong menolong juga
disebut saling membantu. Dalam tolong menolong hendaknya disertai sikap saling
member dan menerima. Menolong orang lain hendaknya dilakukan secara tulus hati
atau ikhlas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat di
Perumnas Mandala saling tolong menolong.
4. Kerukunan Bertetangga Di Perumnas Mandala
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa 60 responden (60%) menjawab bahwa
kerukunan bertetangga di Perumnas Mandala sangat rukun, dan yang menjawab
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala rukun 36 responden (36%) sedangkan yang
menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang rukun sebanyak 4
responden (4%).
Kerukunan adalah suatu perilaku yang mencerminkan adanya saling pengertian
agar tercipta perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan. Ciri-ciri hidup rukun, yaitu :
1. Menghargai pendapat orang lain
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Membina hubungan baik
4. Saling menghormati

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 129


5. Saling menyayangi
Manfaat hidup rukun / pentingnya hidup rukun , yaitu:
a. Tidak adanya pertengkaran
b. Hidup dalam keluarga menjadi harmonis
c. Hidup menjadi aman
d. Hidup menjadi tenteram dan damai
e. Memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan bertetangga di
Perumnas Mandala sangat rukun.
5.Antara Blok Masyarakat Di Perumnas Mandala Pernah Terjadi Keributan
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden (70%) menjawab
bahwa antara blok masyarakat di Perumnas Mandala pernah terjadi keributan, dan yang
menjawab kadang-kadang masyarakat di Perumnas Mandala melakukan keributan
sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang menjawab masyarakat di Perumnas
Mandala tidak pernah melakukan keributan sebanyak 5 responden (5%).
Antara blok masyarakat yang ada di Perumnas Mandala pernah terjadi keributan.
Dimana faktor terjadinya keributan tersebut karena faktor dari anak remajanya.
6. Kerukunan Hidup Yang Berbeda Agama Di Perumnas Mandala
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 76 responden (76%) menjawab
bahwa kerukunan hidup yang berbeda agama di Perumnas Mandala baik dan sebanyak
24 responden (24%) menjawab bahwa masyarakat yang berbeda agama di Perumnas
Mandala kurang baik sedangkan sebanyak 0 responden (0%) menjawab masyarakat
yang berbeda agama di Perumnas Mandala tidak baik. Hubungan masyarakat di
Perumnas Mandala baik walaupun dilihat dari perbedaan agama.
7. Hubungan Masyarakat Yang Berbeda Suku di Perumnas Mandala
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 75 responden (75%) menjawab
hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala baik dan yang
menjawab hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala kurang baik
sebanyak 16 responden (16%) sedangkan sebanyak 9 responden (9%) menjawab bahwa
hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala tidak baik.
Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat
yang ada di Perumnas mandala baik apabila dilihat dari perbedaan suku.

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 130


8. Hubungan Komunikasi Masyarakat di Perumnas Mandala Bila Dilihat Dari
Segi Perekonomian
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 81 responden (81%) menjawab
bahwa hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi
perekonomian baik, dan yang menjawab bahwa komunikasi masyarakat di Perumnas
Mandala bila dilihat dari segi perekonomian kurang baik sebanyak 10 responden (10%)
sedangkan yang menjawab tidak baik sebanyak 9 responden (9%).
Hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala baik apabila dilihat
dari segi perekonomian. Di Perumnas Mandala dapat kita lihat bahwa masyarakatnya
ada yang mampu maupun tidak mampu. Akan tetapi perekonomian tidak menjadi
penghalang hubungan komunikasi di Perumnas Mandala.
9. Hubungan Masyarakat di Perumnas Mandala Bila Dilihat Dari segi
Pendidikan
Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa sebanyak 81 responden (81%) menjawab
hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan baik, dan
yang menjawab hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi
pendidikan kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak
baik ada 1 responden (1%).
Hubungan masyarakat di Perumnas Mandala baik bila dilihat dari segi
pendidikan. Pendidikan didukung karena faktor perekonomian. Akan tetapi, pendidikan
tidak membatasi hubungan komunikasi masyarakat yang berpendidikan dengan
masyarakat yang kurang berpendidikan.
10. Antar Tetangga di Perumnas Mandala Pernah Terjadi Keributan
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden menjawab antar
tetangga tidak pernah terjadi keributan, dan yang menjawab antar tetangga sering terjadi
keributan sebanyak 26 responden (26%) sedangkan sebanyak 4 responden (4%)
menjawab antar tetangga pernah terjadi keributan. Antar tetangga di Perumnas Mandala
tidak terjadi keributan. Ini dapat kita lihat bahwa masyarakat di Perumnas Mandala
sangat rukun.
11. Keamanan Lingkungan di Perumnas Mandala
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa keamanan di lingkungan Perumnas
Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 131


lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang
menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3
responden (3%).
Menjaga keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama sebagai
warga negara yang baik. Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharan keamanan
lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat
dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan
Lingkungan. Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan
dan ketertiban di Perumnas Mandala. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas
dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya dengan manusia lain, maka
tercipta suatu masyarakat dan suatu peradapan serta kebudayaan manusia yang
didalamnya terdapat nilai-nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam
hidup bermasyarakat. Keamanan lingkungan di Perumnas Mandala kurang baik.
12. Antar Remaja di Lingkungan Perumnas Mandala Pernah Membuat
Keributan
Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden (70%) menjawab
antar remaja di lingkungan Perumnas Mandala pernah membuat keributan, dan yang
menjawab antar remaja sering membuat keributan di Perumnas Mandala sebanyak 25
responden (25%) sedangkan yang menjawab antar remaja tidak pernah membuat
keributan di Perumnas Mandala sebanyak 5 responden (5%). Antar remaja di
lingkungan Perumnas Mandala pernah membuat keributan.
13. Keramahan Masyarakat Yang Ada di Sekitar Lingkungan Perumnas
Mandala
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa sebanyak 62 responden (62%) menjawab
karamahan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Perumnas Mandala kurang baik,
dan yang keramahan masyarakat yang ada disekitar lingkkungan Perumnas Mandala
baik sebanyak 21 responden (21%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada
disekitar Perumnas Mandala tidak baik sebanyak 7 responden (7%).
Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral
dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai
warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau
pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 132


munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek
kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan
tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang lain. Keramahan
yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti
harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai
rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan.keramahan masyarakat yang
ada di sekitar Perumnas Mandala kurang baik.
14. Kerja Sama Antar Warga Dalam Memperbaiki Fasilitas Lingkungan
Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa sebanyak 80 responden (80%) menjawab
bahwa kerja sama antarwarga dalam memperbaiki fasilitas Perumnas Mandala sangat
baik dan yang menjawab baik sebanyak 18 responden (18%) sedangkan yang menjawab
kurang baik sebanyak 2 responden (2%).
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan
setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas
untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia
melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan
makhluk hidup lainnya.
H. Kusnadi (2003) mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama mempunyai
beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
a) Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan
produktivitas.
b) Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif,
efektif, dan efisien.
c) Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan
menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.
d) Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait
serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e) Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat
kelompok.
f) Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi
dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan
situasi dan kondisi yang telah baik.

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 133


Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama antar
warga dalam meperbaiki fasilitas lingkungan Perumnas Mandala sangat baik.
15. Tingkah Laku Remaja Yang Ada di Sekitar Lingkungan Perumnas Mandala
Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa sebanyak 71 responden (71%) menjawab
tingkah laku remaja yang ada disekitar Perumnas Mandala kurang baik, dan yang
menjawab baik sebanyak 22 responden (22%) sedangkan yang menjawab sangat baik
sebanyak 7 responden (7%).
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan,
naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Dilihat dari bentuk respon terhadap
stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi
belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktek (practice).
D. Pembahasan
Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa tingkah laku remaja
yang ada di Perumnas Mandala kurang baik.
Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang
ramah terhadap masyarakat yang lain. Karena suatu pemukiman atau wilayah akan
aman apabila masyarakatnya ramah. Akan tetapi disini kita lihat bahwa masyarakat di
Perumnas Mandala kurang ramah sehingga keamanan pemukiman Perumnas kurang
baik. Hubungan antar masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat baik dimana
yang menjawab sangat baik sebesar 72% atau 72 orang.
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompok-
kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi
sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. 52 responden
(52%) menjawab bahwa di lingkungan Perumnas Mandala ada perserikatan tolong
menolong seperti STM dan yang menjawab tidak ada sebanyak 45 responden (45%)

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 134


sedangkan yang menjawab masyarakat yang satu dengan yang lain tidak tahu ada
perserikatan tolong-menolong sebanyak 3 responden (3%). Dari penjelasan ini dapat
disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat di Perumnas Mandala saling tolong
menolong. Kehidupan bertetangga di Perumnas Mandala sangat rukun. Dan dapat
dilihat bahwa antar tetangga tidak pernah terjadi keributan. Antara blok masyarakat di
Perumnas Mandala pernah terjadi keributan, dan yang menjawab kadang-kadang
masyarakat di Perumnas Mandala melakukan keributan sebanyak 25 responden (25%)
sedangkan yang menjawab masyarakat di Perumnas Mandala tidak pernah melakukan
keributan sebanyak5 responden (5%). Dan dari sini dapat dketahui bahwa keamanan di
lingkunagan Perumnas Mandala kurang baik. Masyarakat di Perumnas Mandala tidak
pernah membeda-bedakan agama dalam bertetangga. Masyarakat di Perumnas Mandala
tidak membeda-bedakan suku dalam bertetangga meskipun di Perumnas Mandala
terdapat berbagai suku. Hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila
dilihat dari segi perekonomian baik, dan yang menjawab bahwa komunikasi masyarakat
di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi perekonomian kurang baik sebanyak 10
responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak baik sebanyak 9 responden (9%).
Hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan baik, dan
yang menjawab hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi
pendidikan kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak
baik ada 1 responden (1%).
Antar tetangga tidak pernah terjadi keributan, dan yang menjawab antar tetangga
sering terjadi keributan sebanyak 26 responden (26%) sedangkan sebanyak 4 responden
(4%) menjawab antar tetangga pernah terjadi keributan. Keamanan di lingkungan
Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab
keamanan di lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%)
sedangkan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik
sebanyak 3 responden (3%).
Sebanyak 70 responden (70%) menjawab antar remaja di lingkungan Perumnas
Mandala pernah membuat keributan, dan yang menjawab antar remaja sering membuat
keributan di Perumnas Mandala sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang
menjawab antar remaja tidak pernah membuat keributan di Perumnas Mandala
sebanyak 5 responden (5%).

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 135


Sebanyak 62 responden (62%) menjawab karamahan masyarakat yang ada di
sekitar lingkungan Perumnas Mandala baik, dan yang keramahan masyarakat yang ada
disekitar lingkkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 21 responden (21%)
sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada disekitar Perumnas Mandala tidak baik
sebanyak 7 responden (7%).
Sebanyak 80 responden (80%) menjawab bahwa kerja sama antar warga dalam
memperbaiki fasilitas lingkungan sangat baik dan yang menjawab baik sebanyak 18
responden (18%) sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 2 responden (2%).
Sebanyak 71 responden (71%) menjawab tingkah laku remaja yang ada disekitar
Perumnas Mandala kurang baik, dan yang menjawab baik sebanyak 22 responden
(22%) sedangkan yang menjawab sangat baik sebanyak 7 responden (7%).
Dari analisa data dan pengolahan data yang telah diakukan sehubungan dengan
penelitian ini, maka terdapat beberapa temuan dalam penelitian ini. Setelah yang telah
diuraikan di atas, serta seluruh permasalahan yang diangkat akan dijawab. Oleh karena
itu, penulis tetap berorientasi pada hasil-hasil yang diperoleh dari analisa data yang
telah dilakukan.
Adapun permasalahan yang akan dijawab adalah Bagaimana hubungan sosial
masyarakat di Perumnas Mandala?.
Untuk menjawab keberhasilan penelitian ini, permasalahan tersebut perlu dijawab
berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan melalui alat
pengumpul data yaitu observasi dan angket. Adapun data-data yang diperoleh dari
penelitian adalah sebagai berikut:
Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang
ramah terhadap masyarakat yang lain, dimana 85 responden (85%) menjawab bahwa
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab
masyarakat yang ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%)
sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat ramah
sebanyak 0 responden (0%). Karena suatu pemukiman atau wilayah akan aman apabila
masyarakatnya ramah. Keamanan di lingkungan Perumnas Mandala kurang baik
sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas
Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan di
lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden (3%).

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 136


Dengan demikian hubungan sosial masyarakat di Perumnas Mandala kurang
baik dapat diterima dan jika dikonsultasikan dengan kriteria penelitian yang
dikemukakan Arikunto (2001:234) sebagai berikut:
80-100 : sangat baik
66-79 : baik
56-65 : sedang
40-55 : kurang
30-39 : sangat kurang
Maka dampak dari pembangunan perumahan nasional yaitu memberi dampak
yang negatif terhadap lingkungan sosial masyarakatnya, dimana hubungan sosial
masyarakatnya kurang baik.
E.Penutup
Masyarakat Perumnas Mandala memiliki kelas-kelas sebagai akibat-akibat dari
kemampuan manusia mengadakan penilaian. Masyarakat Perumnas Mandala memiliki
sikap yang ramah antar sesama anggota masyarakat tanpa membeda-bedakan baik dari
segi agama, suku, pendidikan maupun perekonomian, dimana masyarakat di Perumnas
Mandala saling tolong-menolong antar sesama masyarakat. akan tetapi di Perumnas
Mandala pernah tejadi keributan akibat faktor dari anak remajanya, sehingga dikatakan
masyarakatnya kurang ramah. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang
dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu perorangan, antara
kelompok kelompok manusia, maupun antara individu perorangan dengan kelompok
manusia.
Jadi dapat dilihat bahwa interaksi itu adalah suatu hubungan dimana hubungan
tersebut melibatkan individu/manusia karena tanpa interaksi tidak dapat kehidupan
bersama. Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya
kontak sosial dan adanya komunikasi. Interaksi di Perumnas Mandala kurang baik.
Keamanan di lingkungan Perumnas Mandala disini dapat kita lihat bahwa kurang baik
karena faktor dari anak remaja yang ada di Perumnas Mandala tersebut.

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 137


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Deliyanto, Bambang. 2000. Lingkungan Sosial Budaya. Jakarta: Universitas Terbuka
Husin, Suady. 2009. Etika dan Pengantar Hukum Lingkungan. Medan. FIS
UNIMED

Kusnadi. 2003. Kerja Sama dan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia
Nasrul, Effendi. 2009. Lingkungan Sosial Budaya. Jakarta: Erlangga
Ritonga, dkk. 2003. Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Salim, Emil. 2003. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: PT. Mutiara
Sumber Widya
Samlawi, Azhari. 2003. Etika Lingkungan Dalam Pembangunan Berwawasan
Lingkungan. Dirjen Dikti
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Subagyo, Joko. 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangan. Jakarta:
PT. Rimeka Cipta

Peraturan/UU:

Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perusahaan Umum


Pembangunan Perumahan Nasional
Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman

Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor 00 2013 138

Anda mungkin juga menyukai