Sri Poedji Hastoety Djaiman*, Sihadi, Kencana Sari, dan Nunik Kusumawardani
Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia
*Korespondensi Penulis: pujihadi@yahoo.com
Abstrak
Tahun 2013 persentase obesitas di Indonesia pada anak sekolah 512 tahun sebesar 18,8%, 1315
tahun sebesar 10,8%, dan 1618 tahun sebesar 7,3%. Anak-anak yang mengalami obesitas dapat
menyebabkan beberapa penyakit kronis meliputi gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin,
diabetes tipe 2 pada remaja, hipertensi, dyslipidemia, steatosis hepatik, gangguan gastrointestinal, dan
obstruksi pernafasan pada waktu tidur. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengkaji hasil penelitian
dengan kesamaan output yaitu prevalensi obesitas sebelum dan sesudah intervensi. Artikel bersumber
dari Medline, Gale, Proquest, Google, Ebsco, Science Direct, Cohrane, dan PubMed yang terbit tahun
201015. Total artikel yang ditemukan adalah 111 artikel yang relevan. Setelah artikel duplikat dikoreksi
secara sistematik review/metaanalisis dan kesamaan output, diperoleh 7 artikel eligible yang masuk
metaanalisis. Hasil metaanalisis menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan perilaku makan yang sehat
secara bermakna dapat mencegah terjadinya obesitas sebesar 0,827 kali (p=0,000) dibandingkan anak
yang tidak melakukan aktivitas fisik dan perilaku makan yang sehat. Dalam upaya peningkatan aktivitas
fisik disamping adanya pendidikan jasmani, sebaiknya diimbangi dengan memodifikasi lingkungan fisik
dan sosial, menyediakan sarana dan prasarana untuk aktivitas fisik termasuk sarana dan prasarana
olahraga. Dalam perubahan perilaku makan yang sehat diperlukan promosi yang lebih intensif tentang
pentingnya mengurangi makan dan minuman yang tinggi energi, lemak, dan gula termasuk mengurangi
minuman bersoda dan beralkohol, dan meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran.
Kata kunci: obesitas, aktivitas fisik, makanan sehat, anak sekolah
Abstract
In 2013 the percentage of overweight and obesity in Indonesia school children 512 year was 18.3%,
1315 year is 10.8% and 1618 year is 7.3%. Children who are obesed can lead to several chronic
diseases including glucose metabolism disorder, insulin resistance, type 2 diabetes in adolescents,
hypertension, dyslipidemia, hepatic steatosis, gastrointestinal disorders, and obstructed breathing
during sleep. The aim of this analysis was to examine the results of studies with similar output that was
the prevalence of obesity before and after the intervention. Articles were searched from Medline, Gale,
Proquest, Google, Ebsco, Science Direct, Cochrane, and PubMed published in 201015. Total articles
found were 111 relevant articles. Once corrected duplicate articles, systematic reviews/metaanalyzes,
and the similarity of output, only seven articles were eligible to be included in the metaanalysis. The
results showed that intervention of physical activity and healthy eating habits could significantly prevent
the occurrence of obesity by 0.827 times (p = 0.000) more than children who did not. In addition to their
physical education,modifying the physical and social environment, providing infrastructures for physical
activity including sports facilities and infrastructure are needed as efforts to increase physical activity. In
order to change the behavior of healthy eating, promotion of consuming less of high in energy, fat and
sugar include reducing carbonated and alcoholic beverages food and beverages, and more intake of
fruits and vegetables are required to be more effective.
Keywords: obesity, physical activity, healthy food, school children
Pendahuluan terhadap 197 anak sekolah laki-laki usia 914
Tahun 2013 prevalensi obesitas di tahun, hasilnya menunjukkan 24,9% obesitas
Indonesia pada anak usia 512 tahun sebesar dan 15,2% kegemukan. Perilaku mengonsumsi
18,8%, 1315 tahun sebesar 10,8%, dan 1618 makanan yang berlebih diperkirakan yang
tahun sebesar 7,3%.1 Penelitian di Arab Saudi menyebabkan obesitas.2 Penelitian di tujuh negara
39
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017, 3948
Eropa, yaitu Italia, Jerman, Belanda, Rumania, gizi kurang. Meledaknya kejadian obesitas di
Bulgaria, Lithuania, and Turki menunjukkan beberapa daerah di Indonesia akan mendatangkan
bahwa dari 5.206 anak sekolah umur 611 tahun masalah baru yang mempunyai konsekuensi-
15,6% kegemukan dan 4,9% obesitas.3 konsekuensi serius bagi pembangunan bangsa
Persentase kegemukan pada anak Indonesia khususnya di bidang kesehatan.
umur 611 tahun di Amerika sekitar 15%. Data Untuk menurunkan kematian akibat
statistik 6 tahun terakhir di Arkansas, Amerika penyakit gangguan metabolisme dan sirkulasi
mencengangkan, yaitu persentase obesitas di masa mendatang, selain dengan mengatasi
pada anak-anak di Arkansas sebesar 21,0%, penyakit juga dengan mengeliminasi kejadian
dan kegemukan sebesar 17,0%.4 Insiden dan obesitas sebagai penyebab utama. Keterkaitan
prevalensi anak kegemukan dan obesitas di yang erat antara kegemukan pada usia muda
Amerika merupakan masalah kesehatan yang terhadap usia tua menuntut untuk penanganan
serius karena komplikasi dari obesitas dapat dan pencegahan dilakukan sedini mungkin
memiliki efek jangka panjang yang serius dan pada saat anak masih dalam usia sekolah.
penyakit kardiovaskular, sleep apnea, diabetes Kejadian kegemukan pada anak sekolah perlu
tipe 2, penyakit saraf, dan penyakit paru.5 diupayakan penanggulangannya bagi yang sudah
Persentase kegemukan dan obesitas mengalami kegemukan dan dicegah bagi yang
pada anak sekolah (615 tahun) di Indonesia belum mengalami kegemukan. Beberapa upaya
sebesar pada tahun 2010 sebesar 18,3%.6 Data yang telah dilakukan adalah penyuluhan secara
ini bila dibandingkan dengan Arab Saudi dan massal ataupun konseling individu, penanganan
Amerika relatif masih lebih rendah, dan bila melalui penyuluhan, dan merujuk bagi anak yang
dibandingkan dengan tujuh negara di Eropa mengalami obesitas diiringi dengan penyakit
hampir sama. Namun kita tidak boleh lengah penyerta.
karena persentase kegemukan dan obesitas di Kementerian Kesehatan RI, telah me-
Indonesia lebih tinggi dibandingkan persentase nerbitkan buku pedoman pencegahan dan pen-
kurus yang sebesar 12,3%.6 Tidak hanya itu, anggulangan kegemukan dan obesitas pada anak
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sekolah. Buku pedoman tersebut memberikan
2007 hingga 2013 persentase kegemukan pada acuan tata cara penanganan dan pencegahan ke-
anak sekolah semakin meningkat. Riskesdas jadian kegemukan pada anak sekolah melalui
2007 menunjukkan persentase kegemukan pada beberapa kegiatan seperti: mempromosikan gaya
usia 614 tahun anak laki-laki sebesar 9,5% dan hidup sehat, penemuan kasus kegemukan dan
anak perempuan sebesar 6,4%. Riskesdas 2010 obesitas melalui penjaringan kesehatan di se-
menunjukkan persentase kegemukan pada anak kolah dan merujuk anak sekolah dengan kegemu-
6-12 tahun sebesar 9,2% dan Riskesdas 2013 kan dan obesitas ke puskesmas.9 Kesulitan dalam
menunjukkan persentase kegemukan pada anak menyusun suatu program adalah menjaga keber-
usia 512 tahun meningkat menjadi 10,8%.1,7,8 langsungan pelaksanaan program tersebut.
Menurut Mahoney et al. yang dikutip oleh Hadi,8 Untuk itu kajian ini bermaksud melakukan
obesitas pada anak-anak dapat menyebabkan evaluasi terhadap penanganan dan pencegahan
beberapa penyakit kronis meliputi gangguan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah
metabolisme glukosa, resistensi insulin, diabetes yang selama ini pernah dilakukan, dan seberapa
tipe 2 pada remaja, hipertensi, dyslipidemia, besar penanganan dan pencegahan tersebut
steatosis hepatic, gangguan gastrointestinal, dan memberikan kontribusi terhadap penanganan
obstruksi pernafasan pada waktu tidur. Lebih kegemukan dan obesitas pada anak sekolah yang
khusus lagi, obesitas pada remaja di kawasan pada akhirnya diharapkan dapat dihasilkan suatu
Asia Pasifik berhubungan dengan diabetes tipe 2 rekomendasi penanganan dan pencegahan yang
pada umur yang lebih muda.9 mungkin dapat lebih bisa dipertahankan.
Indonesia, seperti halnya negara-negara
Metode
berkembang lainnya, sudah mulai menghadapi
beban gizi ganda sejak beberapa tahun terakhir ini. Penelitian dilakukan di Jakarta sejak
Masalah kurang gizi masih merupakan masalah bulan Mei sampai dengan Desember 2015.
kesehatan sementara masalah kegemukan dan Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan
obesitas menunjukkan prevalensi yang sama menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
tingginya bahkan lebih tinggi dari prevalensi metode metaanalisis yaitu pendekatan kuantitatif
40
Metaanalisis: Pencegahan Obesitas pada Anak Sekolah ... (Sri Poedji Hastoety Djaiman, et al.)
untuk menghasilkan kombinasi yang sistematik Setelah tahapan penyeleksian berdasarkan kriteria
dari penelitian terdahulu untuk mencapai inklusi dan eksklusi, maka proses selanjutnya
kesepakatan. melihat kesamaan variabel output. Dalam kasus
Dalam metode metaanalisis tidak terlepas kajian ini tampaknya output yang memberikan
dari pencarian artikel sesuai topik yang dikaji. gambaran sama yaitu persentase obesitas sebelum
Penelusuran artikel/referensi dicari melalui dan sesudah.
internet dari delapan sumber utama referensi Analisis data dilakukan dengan
yaitu, Medline, Gale, Proquest, Google, Ebsco, menggunakan effect size yang sama dari semua
Science Direct, Cohrane, dan PubMed. studi. Effect size yakni perbedaan kejadian
Strategi pencarian artikel menggunakan efek antara kelompok perlakuan dan kelompok
kata kunci: obesitas pada primary school dan kontrol, skala variabel efek berupa data numerik.
secondary school, intervensi aktivitas fisik Dari effect size yang ada akan dimasukkan dalam
dan diet, publikasi terbitan tahun 2010 sampai software untuk kemudian akan dihitung effect size
2015. Setelah didapatkan sejumlah artikel, maka gabungan. Penentuan model dilakukan dengan
dilakukan pengecekan untuk melihat adanya melihat nilai varian, bila nilai varian signifikan
artikel yang sama/ganda. Bila ditemukan adanya maka penentuan model berdasarkan fixed effects
artikel yang sama, maka dilakukan pembuangan model namun sebaliknya bila nilai varian tidak
sehingga hanya ada satu artikel yang judul dan signifikan maka penentuan model berdasarkan
isinya sama. random effects model. Dalam konteks kajian ini
Tahap berikutnya dilakukan studi berdasarkan hasil yang didapat, yang dimaksud
kelayakan artikel apakah sesuai dengan kriteria effect size adalah variabel persentase/prevalensi
inklusi yang kita tetapkan atau tidak. Bila tidak obesitas sebelum dan sesudah penelitian
sesuai dengan kriteria inklusi/kelayakan yang yang dapat masuk tahap analisis berikutnya,
telah ditetapkan, maka artikel tersebut dikeluarkan sedangkan variabel lain isinya tidak konsisten
atau tidak masuk dalam analisis berikutnya. antar hasil penelitian yang satu dengan lainnya.
Dalam kriteria inklusi dan eksklusi yang Software yang digunakan dalam metaanalisis
diacu mempertimbangkan populasi, intervensi, menggunakan Stata versi 11.0.
hasil, tempat intervensi, desain, dan tahun
publikasi. Detail rincian uraian tentang kriteria Hasil
inklusi dan eksklusi dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan kata kunci obesitas pada
anak primary school dan secondary school,
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
tahun publikasi 201015, intervensi aktivitas
No Kriteria Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
fisik dan diet, maka akhirnya didapatkan jumlah
1 Populasi Anak usia sekolah 615 referensi seperti terlihat dalam Tabel 2.
tahun, yaitu usia masuk
sekolah dasar dan selesai
sekolah menengah Tabel 2. Jumlah Referensi dan Sumber
pertama.10
No Sumber Jumlah Referensi
2 Intervensi Terkait aktivitas fisik
dan diet baik sendiri, 1 Medline 18
gabungan atau bagian 2 Gale 11
dari program intervensi.
3 Proquest 16
41
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017, 3948
Kain dkk School-based obesity pre- 2014 Intervensi ini efektif 6-8 Awal 24,1% - - 651
vention intervention in dalam mengendalikan tahun Akhir 16,4% - - 651
Chilean children: effective obesitas, tetapi tidak
in controlling, but not re- mencegah. Meskipun
ducing obesity dampaknya kecil, na-
mun hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
bila tidak ada implemen-
tasikan intervensi, maka
obesitas akan meningkat
Rito dkk Program Obesity Zero 2012 Temuan menunjukkan 6-10 Awal 59,4 22,8 Awal 3,0 266
(POZ) - a communi- bahwa Program obesitas Akhir 50,3 22,4 Akhir 2,9 199
ty-based intervention to nol (POZ) adalah pro- 95,0 Awal 3,8
address overweight prima- gram intervensi yang 93,4 Akhir 5,5
ry-school children from five menjanjikan, di tingkat
Portuguese municipalities. kotamadya, untuk men-
gatasi masalah over-
weight dan obesitas
Llargues Assessment of a school- 2011 Intervensi pendidikan 6 Awal 9,6 Awal 17,1 (16,7.17,5) 272
dkk based intervention in eat- dalam kebiasaan makan Akhir 8,9 Akhir 17,9 (17,4.18,4) 272
ing habits and physical sehat dan aktivitas fisik
activity in school children: di sekolah dapat berkon-
the AVall study tribusi untuk menguran-
gi peningkatan arus da-
lam obesitas anak
42
Metaanalisis: Pencegahan Obesitas pada Anak Sekolah ... (Sri Poedji Hastoety Djaiman, et al.)
Adab dkk Preventing childhood obe- 2014 Studi kelayakan mem- 6-8 Awal 12,7 - 0,03 1,37 (n=571) 269
sity, phase II feasibility berikan informasi vari- Akhir 15,4 0,13 1,5 (n=488) 234
study focusing on South abel untuk program
Asians: BEACHeS intervensi. Arah yang
menguntungkan dari
hasil status berat badan
pada kelompok inter-
vensi mendukung ke-
butuhan ujicoba secara
definitif. Sebuah cluster
acak terkontrol sekarang
sedang dilakukan untuk
menilai uji klinis dan
costeffectiveness dari
intervensi
G r e v e Evaluating the impact of a 2015 Tidak ada hubungan 10,11 Awal 3,4 17,89 - 2506
dkk school-based health inter- yang signifikan secara Akhir 3,3 17,90 - 7431
vention using a randomized statistik antara partisi-
field experiment pasi dalam program dan
sejumlah proyek-proyek
promosi kesehatan lain-
nya di sekolah
Effect size yang memungkinkan sehat merupakan proteksi untuk risiko terjadinya
dilakukan metaanalisis adalah variabel persentase obesitas pada anak sekolah dengan nilai kisaran
obesitas. Untuk IMT agak sulit karena standar RR 0,455 hingga 0,972, hanya ada satu penelitian
ukuran dari output berbeda-beda. Berdasarkan yang mengungkapkan bahwa aktivitas fisik dan
nilai persentase dan jumlah sampel awal dan perilaku makan sehat merupakan faktor risiko
akhir dimasukkan kedalam program pengolahan terjadinya kegemukan pada anak sekolah. Nilai
dengan menggunakan Excel dan Stata versi 11.0, asosiasi atau effect size RR digunakan oleh karena
maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. dari ketujuh penelitian tersebut dilakukan dengan
Pada tujuh penelitian yang layak untuk desain eksperimen.
dianalisis secara metaanalisis, enam penelitian Dari ketujuh penelitian tersebut hanya
menunjukkan aktivitas fisik dan perilaku makan ada dua penelitian yang mempunyai effect size
43
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017, 3948
44
Metaanalisis: Pencegahan Obesitas pada Anak Sekolah ... (Sri Poedji Hastoety Djaiman, et al.)
terhadap kejadian obesitas. Demikian juga yang gizi dan kesehatan pada kelompok intervensi
membiasakan makan buah, dan lebih aktif secara juga lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
fisik juga memiliki risiko lebih rendah terhadap Namun untuk intervensi aktivitas fisik, tidak
kejadian obesitas. Sebaliknya anak yang biasa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok
minum minuman manis, mengonsumsi tinggi kontrol dan intervensi.21
karbohidrat dan lemak, mempunyai risiko lebih Temuan yang mirip ditemukan juga pada
tinggi terhadap terjadinya obesitas. Disamping penelitian Alexander22 di California, Amerika
itu, bila di rumah anak-anak sering melihat acara yang membagi dua kelompok, yaitu kelompok
TV (tidak banyak melakukan aktivitas) ternyata intervensi mendapat perlakukan perlakuan
juga memiliki risiko terjadinya obesitas lebih pendidikan ekstra fisik berupa total 150 menit
tinggi dibandingkan kelompok kontrol.19 Tidak (2,5 jam)/minggu, memasak makanan sehat 30
hanya itu, membiasakan hidup sehat melalui menit/minggu, pendidikan gizi di kelas dan lain-
konsumsi buah dan sayur serta aktivitas fisik lain, dan kelompok kontrol. Setelah enam bulan
yang memadai dapat dilakukan juga melalui dievaluasi, hasilnya tidak ada perbedaan BMI yang
pembelajaran materi di dalam kelas dengan signifikan terjadi antara intervensi dan kelompok
mengintegerasikan manfaat konsumsi buah sayur kontrol. Disimpulkan bahwa pendidikan gizi dan
dan aktivitas fisik ke dalam materi pembelajaran. olahraga dapat mencegah obesitas tidak menjadi
Penelitian pengaruh kebiasaan makan yang lebih parah, tetapi tidak dapat mengurangi jumlah
sehat dan aktivitas fisik terhadap anak sekolah penderita obesitas.22 Namun demikian, hasil
dasar umur 56 tahun telah dilakukan di Kota pengamatan di delapan sekolah di Mississippi dan
Granollers, Spanyol. Hasilnya, pada kelompok Tennessee disimpulkan pentingnya pendidikan
intervensi yang diberi perlakuan kebiasaan jasmani di sekolah sebagai salah satu promosi
makan yang sehat dan aktivitas fisik, ternyata perbaikan kesehatan yang dikemukakan oleh
pada dua tahun kemudian IMT anak-anak pada Amis et al.23
kelompok kontrol adalah 0,89 kg/m2 lebih tinggi Hasil penelitian Llargues et al.14 juga
dari sekolah intervensi.14 Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi kebiasaan
memberikan kesimpulan, intervensi kebiasaan makan yang sehat dan aktivitas fisik di sekolah
makan yang sehat dan aktivitas fisik di sekolah bisa berkontribusi untuk mengurangi peningkatan
bisa berkontribusi untuk mengurangi peningkatan arus dalam obesitas anak.
kasus dalam obesitas anak. Kegemukan dan obesitas terutama
Perubahan perilaku bagi anak sekolah disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor
dan remaja dalam penanganan dan pencegahan genetik meskipun diduga juga berperan, tetapi
obesitas sangatlah penting. Hanya dalam tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan
program perubahan perilaku khususnya aktivitas prevalensi kegemukan dan obesitas. Pengaruh
fisik, sebaiknya diimbangi dengan memodifikasi faktor lingkungan terutama terjadi melalui
lingkungan fisik dan sosial. Sebagai contoh di ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku
sekolah disediakan juga sarana dan prasarana makan, dan aktivitas fisik.8
untuk aktivitas fisik. Misalnya sarana dan Selain pola makan dan perilaku makan,
prasarana olahraga.20 kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor
Penelitian di Trinidad, Tobago, Karibia, penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas
yaitu kelompok intervensi terhadap 248 anak pada anak sekolah. Keterbatasan lapangan
umur 10,2 tahun yang diberi perlakuan pendidikan untuk bermain dan kurangnya fasilitas untuk
gizi berbasis sekolah untuk meningkatkan beraktivitas fisik menyebabkan anak tidak
pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku terhadap memilih untuk bermain.8
kebiasaan makan, beserta intervensi aktivitas Obesitas adalah hasil dari asupan energi
ringan dan sedang, dibandingkan kontrol 224 anak dari makanan lebih banyak daripada energi
umur 10,6 tahun. Tiga bulan kemudian dilakukan yang dibutuhkan tubuh untuk berbagai aktivitas.
penilaian, dan hasilnya terdapat perubahan Diperkirakan kelebihan asupan energi berasal dari
perilaku dalam kebiasaan makan secara bermakna, pilihan makanan yang dikonsumsi tidak sehat,
seperti tingkat asupan gorengan dan minuman misalnya mengonsumsi makanan dan minuman
bersoda pada kelompok intervensi lebih rendah yang tinggi energi, lemak, dan gula, termasuk
dibandingkan kelompok kontrol. Pengetahuan minum terlalu banyak alkohol.24
45
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017, 3948
46
Metaanalisis: Pencegahan Obesitas pada Anak Sekolah ... (Sri Poedji Hastoety Djaiman, et al.)
4. Phillips MM, Raczynski JM, West DS, Pulley LV, doi: 10.1016/j.endonu.2012.03.002. Epub 2012
Bursac Z, Leviton LC. The evaluation of Arkansas Apr 20.
Act 1220 of 2003 to reduce childhood obesity: 15. Peyman A, Miranda JP, Janet C, Ekelund U,
conceptualization, design, and special challenges. Barrett T, Daley A, et al. Preventing childhood
Am J Community Psychol. 2013;51:28998. obesity, phase II feasibility study focusing on South
5. Barkley, Zenesha R. An educational intervention Asians: BEACHeS. BMJ Open 2014;4:e004579.
to increase fruit and vegetable consumption in doi:10.1136/bmjopen-2013-004579
parents of obese and overweight children. Ann 16. Greve, Jane, Eskil H. Evaluating the impact
Arbor: University of North Florida; 2012. of a school-based health intervention using a
6. Sihadi, Noviati F. Status gizi anak sekolah dalam randomized field experiment. Economics and
buku: kajian kesehatan anak usia sekolah (usia Human Biology. 2015;18:4156.
6 s/d 15 tahun). Jakarta: Lembaga Penerbit 17. Esteve L, Franco R, Recasens A, Nadal A, Vila
Balitbangkes; 2013. p.41-52. M, Perez MJ, et al. Assessment of a school-based
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. intervention in eating habits and physical activity
Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan in school children: the AVall study. J Epidemiol
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: 2008. Community Health. 2011;65:896-901.
8. Hadi, H. Beban ganda masalah gizi dan 18. Ling J, King KM, Speck BJ, Kim S, Wu D.
implikasinya terhadap kebijakan pembangunan Preliminary assessment of a school-based healthy
kesehatan nasional. Pidato pengukuhan jabatan lifestyle intervention among rural elementary
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas school children. J Sch Health. 2014;84:247-255.
Gadjah Mada. Yogyakarta, 5 Februari 2005. 19. Vilchis-Gil1 J, Galvn-Portillo M, Klnder-
9. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pencegahan Klnder M, Cruz M, Flores-Huerta S. Food
dan penanggulangan kegemukan dan obesitas habits, physical activities and sedentary lifestyles
pada anak sekolah. Jakarta: Kementerian of eutrophic and obese school children: a case
Kesehatan RI; 2012. control study. BMC Public Health. 2015;15:124-
10. Kusumawardani N, Delima, Sihadi, Aditianti, 31.
Rofingatul, Fuada N. Mengupas kesehatan anak 20. Hlene D, Ledoux M, Strychar I. A practical guide
usia sekolah (6-15 tahun). Jakarta: Lembaga for planning obesity prevention programmes
Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan among school-age children and adolescents in
Kesehatan; 2015. developing countries: a TRANSNUT Initiative.
11. Tarro L, Elisabet L, Rosa A, David M, Victoria Quebec: University of Montreal, Montreal; 2014.
A, Rosa S, et al. A primary-school-based study to 21. Marlon F, Selby SDN, Nequesha D. The effects
reduce prevalence of childhood obesity the EdAI of a school-based intervention programme on
(Educaci en alimentaci) study a randomized dietary intakes and physical activity among
controlled trial. Trials 2014;15:58 primary-school children in Trinidad and Tobago.
12. Kain, Juliana, Fernando C, Lorena, Barbara L. Public Health Nutr. 2010;13(5):73847.
School-based obesity prevention intervention in 22. Andrew GA, Wanda LG, Pedrino KJ, Lyons
chilean children: Effective in controlling, but not PE. A prospective multifactorial intervention
reducing obesity. Journal of Obesity 2014; Article on subpopulations of predominately Hispanic
ID 618293, 8 pages. Available from http://dx.doi. children at high risk for obesity. Obesity.
org/10.1155/2014/618293 2014;22:24953. doi:10.1002/oby.20557
13. Rito, Ana Isabel, Maria AC, Carlos R, Joao B. 23. Amis JM, Paul MW, Ben D, James MV, Hugh
Program Obesity Zero (POZ)--a community-based F. Implementing childhood obesity policy in
intervention to address overweight primary-school a new educational environment: the cases of
children from five Portuguese municipalities. Mississippi and Tennessee. Am J Public Health.
Public Health Nutr. 2012;16(6):104351. 2012;102(7):1405-13.
14. Llargus E(1), Recasens A, Franco R, Nadal A, Vila 24. England the Department of Health. An update on
M, Prez MJ, et al. Medium-term evaluation of an the governments approach to tackling obesity.
educational intervention on dietary and physical London: National Audit Office; 2012.
exercise habits in schoolchildren: the Avall 2 25. Safdie KM. Chilhood obesity prevention
study. Endocrinol Nutr. 2012:May;59(5):288-95. intervention and policy in the Mexican School
47
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017, 3948
48