Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Hidrokel ialah terkumpulnya cairan diantara lapisan visceral dan
parietal tunika vaginalis. Hidrokel paling sering terjadi pada anak laki-laki
dan kejadiannya adalah 10-20: 1000 kelahiran hidup. Salah satu hidrokel
yang sering terjadi adalah hidrokel congenital yang terjadi karena adanya
hubungan terbuka antara rongga abdomen sehingga cairan dari rongga
abdomen keluar dan terkumpul diantara lapisan parietal dan lapisan visceral
tunika vaginalis. Seringkali seorang ibu datang ke pelayanan kesehatan
untuk memerikasakan anaknya karena terjadi keabnormalan yaitu adanya
pembesaran skrotum pada genetalia anaknya. Hidrokel testis merupakan
kelainan congenital yang terjadi sejak lahir dimana anak mengalami
pembesaran skrotum yang abnormal atau tidak sesuai dengan pertambahan
usianya. Terapi yang paling tepat adalah dengan operasi pembedahan.

2. Rumusan masalah
Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah dibatasi dari definisi
sampai penatalaksanaan hidrokel

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui gambaran klinis
mengenai hidrokel
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi
hidrokel ialah terkumpulnya cairan diantara lapisan visceral yunika
vaginalis. Cairan tersebut dapat berupa cairan yang berasal dari rongga
abdomen atau cairan hasil produksi membrane yang berada pada lapisan
antara visceral dan parietal dari tunika vaginalis yang berwarna jernih dan
berupa cairan transudate.
Dalam artian lain, hidrokel ialah kegagalan obliterasi prosessus
vaginalis bagian proximal dan bagian distal yang mengalami
patensi. Hidrokel testis ialah hidrokel dengan tunika vaginalis yang
berinsersi di tempat yang sangat tinggi di testis sehingga testis dan
epididimis yang semula berada pada daerah ventral kemudian terdorong ke
daerah dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar.

B. Anatomi Skrotum
Testis terdiri dari dua organ kelenjar berbentuk oval yang
mensekresikan semen. Testis digantung oleh funikulus spermatikus dan
terbungkus di dalam skrotum.Ukuran volume normal dari testis orang
dewasa kurang lebih 25 ml. Saat awal perkembang kehidupan janin, testis
terdapat di dalam rongga perut, di belakang peritoneum. Sebelum kelahiran
testis turun melewati kanalis inguinalis, bersamaan dengan funikulus
spermatikus melewati annulus inguinalis dan menempati rongga skrotum
dan dilapisi oleh lapisan serosa, muskularis, dan fibrosa dari skrotum itu
sendiri. Pembungkus testis sendiri di antaranya adalah kulit, muskulus
kremaster, tunika dartos, fascia infundibuliform, fascia intercrural, dan
tunika vaginalis.

Arteri yang mendarahi kedua testis berasal dari anastomosis tiga


arteri, yaitu arteri testikularis yang dicabangkan dari Aorta abdominalis,
arteri deferentialis merupakan cabang dari arteri vesikularis inferior, dan
arteri cremasterica yang merupakan cabang dari arteri epegastrika inferior.
Arteri testikularis berjalan menyilangi ureter dan bagian inferior dari arteri
illiaka eksterna lalu ke dalam annulus inguinalis. Pada akhirnya menjadi
satu kompartmen dengan cabang arteri yang lain dalam funikulus
spermatikus. Sedangkan aliran vena yang membawa darah dari testis berasal
dari formasi beberapa vena yang disebut pleksus venosus pampiniformis
dan mengelilingi arteri testikularis di funikulus spermatikus. Drainase limfe
yang berasal dari testis mengikuti aliran arteri dan vena testikularis menuju
ke nodus limfatikus Aorta kanan dan kiri serta para Aorta

Innervasi dari testis berupa anyaman saraf yang berjalan bersama


arteri testikularis. Sistem saraf tersebut berupa sistem saraf otonom yang
terdiri dari sistem saraf parasimpatis, berasal dari nervus dan sistem saraf
simpatis yang berasal dari segmen T7 medulla spinalis. Testis memiliki dua
fungsi pent ing yakni fungsi steroidogenesis dan spermatogenesis.
Steroidogenesis adalah proses pembentukan hormon testosterone yang
terjadi di kompartmen intersisial testis. Hormon ini disintesis dari kolesterol
di sel-sel Leydig dan dan korteks adrenal. Sekresi testosteron berada di
bawah kontrol Sedangkan spermatogenesis terjadi di kompartmen tubular
testis. Dimana pada kompartmen ini terdapat Sel Leydig dan Sertoli yang
ikut berperan dalam proses pematangan spermatozoa. Secara umum volume
dari testis dipengaruhi oleh kompartmen tubular dan interstitial.

C. Klasifikasi
Hidrokel testis dibagi menjadi
1. Konginetal
a. Hidrokel Komunikans
ialah hidrokel yang terjadi karena adnya hubungan terbuka
antara rongga abdomen dan kantong kemaluan sehingga cairan
dalam rongga abdomen keluar dan terkumpul dalam lapisan antara
parietal viseral tunika vaginalis.
b. Hidrokel Non Komunikans
ialah hidrokel yang terjadi karena adanya sejumlah cairan
yang terjebak dalam tunika vaginalis sesaat sebelum menutupnya
prosessus vaginalis.
2. Non Konginetal
ialah hidrokel yang terjadi karena disesbabkan oleh obstruksi yang
mengganggu proses penyerapan cairan transudat membran oleh saluran
limfatik sehingga terdapat akumulasi cairan transudat pada lapisan antara
parietal dan viseral tunika vaginalis.
D. Etiologi
1.Konginetal
2. Non Konginetal
3. Obstruksi saluran limfatik oleh infeksi filaria yang menyebabkan
penyakit kaki gajah
4. Penyebaran atau ekstensi lokal dari kanker prostat dan buli-buli pada
golongan lansia
5. Peningkatan produksi cairan transudat membran yang terjadi secara
abnormal, biasanya terjadi karena :
a. Kerusakan testis
b. Infeksi spesifik
c. Infeksi nonspesifik
d. Trauma epididimis
e. Radang dan kanker testis
f. Terapi penyinaran

cairan peritoneum ke prosesus vaginalis. Atau belum sempurnanya


system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel. Pada bayi hidrokel dapat hidrokel primer terlihat pada anak yang
baru lahir dapat di sebabkan karena belum sempurnanya penutujpan
prosesus vaginalis, suatu diverticulum embrionik yang melintasi kanalis
inguinalis dan membentuk tunikavaginalis, sehingga terjadi aliran terjadi
pada usia kehamilan yaitu pda usia 28 minggu, dimana setiap testis ada
kantong yang mengiuti sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis
tersebut.
Pada orang dewasa hidrokel dapapt terjadi Karena adanya kelainan
pada testis atau epididymis yang menyebabkan terganggunya system
sekresi atau reabsorbsi cairan. Kelainan dapat di dapat pada tumor, infeksi
atau trauma. Hal ini cenderung berkembang lambat.
E. Tanda dan gejala
1. Skrotum
a. Skrotum tampak lebih besar dari yang lain
b. Adanya fluktuasi cairan pada skrotum yang berhidrokel
c. Konsistensi skrotum yang kenyal atau lunak, tergantung dari
tegangan pada hidrokel
2. Hidrokel
a. Pada palpasi terasa seperti balon yang terisi air
b. Testis akan lebih mudah teraba jika jumlah cairan minimum dan
sebaliknya
3. Pemeriksaan Laboratorium
Adanya penerusan cahaya oleh hidrokel pada pemeriksaan
transiluminasi , karena :
a. Hidrokel bersifat diaphan (meneruskan cahaya)
b. Hidrokel berisi cairan jernih , straw-colored.

F. Terapi dan penatalaksaan


a. Jenis hidrokel testis konginetal non komunikans tidak memerlukan
penatalaksanaan yang khusus, karena hidrokel akan diserap dalam
kurun waktu satu tahun, jika dalam satu tahun pembesaran skrotum
masih ada, maka hal tersebut dimungkinkan bukan hidrokel tetapi
melainkan hernia inguinalis total. Pada keadaan ini, operasi dan
aspirasi pada hidrokel tidak diindikasikan.

b. Jenis hidrokel testis konginetal komunikans memerlukan terapi


operasi penutupan kantong hernia, karena hidrokel jenis ini pada
umumnya disertai dengan gejala hernia ingunalis tak langsung, dan
biasanya lubang kantong hernia ingunalis tak langsung tidak
dapat menutup sendiri secara sempurna.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
hidrokel ialah terkumpulnya cairan diantara lapisan visceral
yunika vaginalis. Cairan terse

xbut dapat berupa cairan yang berasal dari rongga abdomen


atau cairan hasil produksi membrane yang berada pada lapisan
antara visceral dan parietal dari tunika vaginalis yang berwarna
jernih dan berupa cairan transudate.
Hidrokel terbagi menjadi :
1. Konginetal
a. Hidrokel Komunikans
b. Hidrokel Non Komunikans
2. Non Konginetal
Penatalaksanaan pada hidrokel kongenital memerlukan tindakan
oprasi untuk menutup kanalis vaginalis untuk mencegah
turunnnya kembali cairan sedangkan pada hidrokel non-
kongenital tidak memerlukan tindakan khusu karena hidrokel
akan kembali diserah dala kurun waktu kurang lebih 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai