Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Panas
Kalor atau panas adalah energi yang berpindah dari suatu zat yang
suhunya lebih tinggi menuju zat lain yang suhunya lebih rendah sampai suhu
keduanya sama dan kesetimbangan termal tercapai. Setiap benda memiliki energi
yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
Energi dalam ini directly proportional terhadap suhu benda. Ketika dua benda
dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai
suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah
jumlah energi yang tertukar.
Hukum kekekalan energi untuk kalor (panas) memenuhi asas yang
diajukan oleh Joseph Black, adalah pada pencampuran dua zat, banyak kalor yang
dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyak kalor yang diserap
oleh kalor yang suhunya lebih rendah. Pernyataan hukum kekekalan energi untuk
kalor sering dinamakan asas Black. Berdasarkan hukum kekekalan energi untuk
kalor, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima atau m1 c1 T1 = m2 c2 T2 (2.1)
(Sunardi & Zaenab, 2003: 238-243).

B. Pegertian Foto
Foto merupakan istilah lain dari potret. Secara pengertian foto adalah
gambar yang dibuat dengan kamera dan peralatan fotografi lainnya. Secara
kategori foto dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Kategori ini bertujuan
untuk memudahkan pembuatan dan pemanfaatannya, sesuai dengan standar
kualitas bagi masing-masing keperluan. Ada banyak kategori foto, antara lain:
foto keluarga, foto dokumentasi, foto resmi, foto salon, foto seni, foto kriminal,
foto porno, foto kedokteran (foto sinar X atau rontgen), foto infra merah, foto
bawah laut, foto satelit, foto udara, foto mikro, foto jurnalistik, dan sebagainya.

4
5

1. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor
kamera. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto
dapat dibedakan atas:
a. Foto ultra violet
Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum ultra violet. Cirinya tidak banyak informasi yang dapat disadap,
tetapi untuk beberapa obyek dari foto ini mudah pengenalannya karena
kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan
minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan
aspal, dan batuan kapur.
b. Foto ortokromatik
Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau. Cirinya banyak
obyek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena
filmnya peka terhadap obyek di bawah permukaan air hingga kedalaman
kurang lebih 20 meter. Baik untuk survei vegetasi karena daun hijau
tergambar dengan kontras.
c. Foto pankromatik
Foto pankromatik yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum
tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir
sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya pada warna obyek sama
dengan kesamaan mata manusia. Baik untuk mendeteksi pencemaran air,
kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air permukaan.
d. Foto infra merah asli (true infrared photo)
Foto infra merah asli yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum infra merah. Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga
rona pada foto infra merah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat
jaringannya. Baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk
tanaman yang sehat atau yang sakit.
6

e. Foto inframerah modifikasi


Foto inframerah modifikasi yaitu foto yang dibuat dengan infra
merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan
sebagian saluran hijau. Dalam foto ini obyek tidak segelap dengan film infra
merah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.
2. Citra Non Foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan
kamera. Citra non foto dibedakan atas:
a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan. Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan berupa citra
inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini berdasarkan atas beda
suhu obyek dan daya pancarnya pada citra terlihat dengan beda rona atau
beda warnanya.
b. Citra non foto berdasarkan sensor yang digunakan. Citra ini disebut citra
multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi
salurannya sempit. Citra multispektra terdiri dari:
1) Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang
hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan
prosesnya non fotografik.

2) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan


spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat
dibuat dari pesawat udara.

C. Pengertian Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan dalam bidang fotografi. Nama
kamera diambil dari bahasa latin camera odscura, yang artinya adalah ruang
gelap. Dalam bidang fotografi, fungsi kamera adalah untuk membentuk dan
merekam suatu bayangan hasil pemotretan pada lembaran film.
Pada era teknologi canggih sekarang ini, penggunaan kamera dengan
lembaran film mulai berkurang. Kamera digital lebih banyak digunakan untuk
proses fotografi dengan sistem digital, dimana media penyimpanan gambar hasil
7

pemotretannya menggunakan memory card atau kartu memori. Rekaman yang


terjadi dapat dalam bentuk perubahan kimia, baik dalam cairan kimia (misal
gambar foto) maupun sinyal elektrik (misal kamera televisi). Bagian-bagian dari
kamera adalah:
1. Susunan lensa cembung (lensa objektif)
2. Diafragma yang terletak diantara susunan lensa itu . Diafragma dapat diatur
lebarnya sehingga dapat meneruskan cahaya yang masuk. Oleh lensa tadi,
cahaya diteruskan ke pelat film negatif.
Proses jalannya sinar sebagai berikut, lensa objektif berfungsi membentuk
bayangan nyata, diperkecil, dan terbalik pada pelat peka cahaya. Bayangan
yang jernih dan terang dapat dibentuk dengan cara mengatur jarak bayangan
yaitu menggeser lensa ke dalam atau ke luar. Diafragma digunakan untuk
mengatur cahaya. Pelat potret (film) digunakan bidang kaca atau seluloid yang
dilapisi gelatin dan perak bromide, yang menghasilkan gambar negative.
Mencetakkan negatif ini pada kertas film (kertas peka), terjadilah gambar
positif. (Wijaya, 2013: 12-14)

D. Pengertian Thermal Imaging Camera


1. Termografi

Gambar 2.1 Infrared Thermography


8

Thermal Imaging Camera adalah sebuah perangkat yang membentuk


images menggunakan radiasi inframerah. Thermal Imaging Camera juga
disebut Infrared (IR) camera. Sebuah kamera IR mengubah energi panas yang
dipancarkan sebuah benda ke dalam sebuah gambar. Gambar ini kemudian
direpresentasikan sebagai Termograph yaitu gambaran dari panas.
Termografi inframerah dapat dianggap sebagai pemetaan panas tanpa
sentuhan dan analisa pola panas permukaan objek. Termografi dapat digunakan
sebagai cara untuk menginspeksi peralatan listrik atau mekanis untuk
menentukan ketidaknormalan fungsi dengan memperoleh pola panasnya.
Metode inspeksi ini didasarkan pada kenyataan sebagian besar komponen di
dalam suatu sistem akan menunjukkan kenaikan atau penurunan temperatur
jika terjadi malfungsi (Widodo, 2009: 17).
a. Temperatur
Temperatur merupakan variabel yang paling mudah dipantau.
Hampir semua fenomena alam akan mengakibatkan terjadinya perubahan
tempratur. Pengukuran temperatur dapat dilakukan baik secara kontak
maupun non-kontak. Sebagian besar pengukuran dengan metode kontak
dilakukan dengan menggunakan termometer dan termokopel. Sedangkan
pengukuran non-kontak menggunakan sensor inframerah yang semakin
banyak dikembangkan dan mulai banyak digunakan. Pengukuran non-
kontak didasarkan pada teori Plank, bahwa semua benda yang bertemperatur
diatas 0 K memancarkan sinar inframerah. Besarnya intensi terutama
bergantung pada temperatur material. Namun demikian lingkungan sekitar,
sifat-sifat permukaan bahan, jenis bahan dan lain-lain turut memberikan
kontribusi pada intensitas pancaran inframerah. Parameter tersebut bersifat
noise sehingga harus turut diperhatiakan pada waktu menganalisis pola
distribusi temperatur. Karena noise tersebut sangat sulit untuk dikoreksi
secara numerik, pola distribusi temperatur yang dihasilkan lebih bersifat
kualitatif. Dibandingkan model kontak, pengukuran non-kontak mempunyai
keunggulan berupa tidak mengganggu pengoperasian, memonitor dari jarak
jauh, akusisi lebih cepat dan menghasilkan distribusi atau pola panas pada
9

permukaan sebuah benda. Sekarang ini telah tersedia kamera yang dapat
merekam pancaran inframerah dari suatu permukaan benda. Dengan
demikian distribusi atau pola temperatur pada suatu permukaan benda dapat
dimonitor.
Dengan teknik ini suatu pemantauan kondisi dilakukan melalui
pengukuran panas dan visual dengan merekam, mengukur temperature yang
terjadi pada bagian tertentu dari sebuah peralatan. Temperatur abnormal
yang sering disebut dengan istilah titik panas atau hot spot mengindikasikan
adanya berbagai kemungkinan (Saputra, 2017: 21-22).
b. Karakteristik dan Keunggulan Inframerah
Thermal Imaging Camera adalah perangkat yang membentuk
images menggunakan radiasi inframerah. Thermal Imaging Camera juga
dikenal sebagai kamera inframerah (IR). Gelombang inframerah adalah
salah satu bagian radiasi elektromagnetik. Keberadaan gelombang
inframerah dalam spektrum gelombang elektromagnet dapat dilihat dalam
Gambar 2.2. Gelombang inframerah terbagi menjadi 3 yaitu:
1) Daerah inframerah dekat mempunyai panjang gelombang 0,75-2,5 m
2) Daerah inframerah pertengahan mempunyai panjang gelombang 2,5-5
m
3) Daerah inframerah jauh mempunyai panjang gelombang 5,0-1,00 m
Dalam spektrum gelombang elektromagnet, gelombang inframerah
berada diantara cahaya tampak dan gelombang mikro. Panjang gelombang
inframerah yang lebih besar dari cahaya tampak menyebabkan gelombang
inframerah tidak dapat dilihat, sehingga salah satu karakteristik inframerah
adalah tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Sedangkan panjang
gelombang inframerah yang lebih pendek dari gelombang mikro
menyebabkan gelombang inframerah tidak berbahaya apabila terkena tubuh.
10

Gambar 2.2 Gelombang Inframerah dalam Spektrum


Gelombang Elektromagnet

Proses menangkap panas dari suatu objek, yang tidak terdeteksi


oleh mata manusia, dan mengubahnya menjadi sebuah gambar yang dapat
diamati. Proses ini tidak memerlukan cahaya dan dapat berfungsi sempurna
bahkan jika kondisi pencahayaan sekitarnya terang atau redup. Kamera ini
memberikan visi ditambahkan dalam spektrum inframerah yang pada
gilirannya memperluas visi objek dilihat. Sehingga membantu dalam
melihat perbedaan suhu termal dari objek dilihat. IR membantu dalam
mendeteksi dan menafsirkan emisi dan juga menyediakan pengguna dengan
gambar, bahkan dalam kondisi kegelapan rendah visibilitas atau lengkap.
Kamera inframerah adalah termometer tak sentuh yang mampu
mendeteksi radiasi inframerah dari objek yang diukur dan menampilkannya
dalam warna yang sesuai dengan suhu objek. Radiasi inframerah yang
dicuplik terletak pada rentang panjang gelombang tertentu. Suhu yang
terukur adalah suhu permukaan objek.
Tiga persamaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan IR:
1) Hukum Radiasi Plank
hc
dP 1 2hc2
E(, T) = = [ekT 1] (2.2)
d A 5

2) Rumus Stefan-Boltzmann
P 25 k4
= 15h3 c2 T 4 = T 4 (2.3)
A
11

3) Hukum Pergeseran Wien


max T = C3 (2.4)
Keterangan :
E(, T) : intensitas radiasi sebagai fungsi dan T
P : daya radiasi yang dipancarkan benda hitam bersuhu T
A : luas penampang rambatan radiasi
h : tetapan Planck (6,6256 . 10-34 J/s)
c : cepat rambat gelombang elektromagnet (3 . 108 m/s)
k : tetapan Boltzmann (1,3807 . 10-23J/K)
: tetapan Stefan- Boltzmann (5,670 . 10-8 W/m2K4)
C3 : tetapan Wien (2897,7 mK)
: panjang gelombang
Perbedaan mengenai kamera standar biasa dengan unit IR
umumnya terletak pada objek yang ditangkap. Tangkapan kamera standar
adalah untuk radiasi cahaya tampak dari objek yang terlihat, sedangkan
tangkapan unit IR khusus untuk radiasi inframerah dari objek yang diamati.
Oleh karena itu objek ditangkap melewati viewfinder ditampilkan dalam
bentuk false colours untuk membawa informasi suhu. Panjang gelombang
dari objek yang memancarkan warna tampak atau warna-warna yang biasa
dilihat oleh mata seperti warna merah, kuning, hijau dan biru berkisar
kurang dari 1m dan panjang gelombang yang dipancarkan oleh sinar
inframerah yang memilki panjang gelombang setingkat lebih kecil
dibandingkan dengan warna tampak atau nyata adalah antara 1 m sampai
10 m.
IR menggunakan peralatan khusus untuk mengukur suhu
permukaan. Objek bersuhu tinggi memancarkan jumlah energi pada daerah
spektrum elektromagnetik inframerah yang lebih besar dari pada suhu
rendah objek tersebut. Suatu kamera inframerah mendeteksi besar radiasi
inframerah yang dipancarkan dari sebuah objek, dan mengkonversikan suhu
tersebut ke dalam citra panas video yang disebut dengan termogram (Haris
dkk, 2012: 17).
12

IR digunakan dalam aplikasi seperti keamanan perbatasan, nilai


perlindungan situs yang tinggi, industri keamanan, kekuatan perlindungan,
pengawasan pesisir, keamanan deployable, pengawasan aset, keamanan
pelabuhan, keamanan bandara dan perkotaan pengawasan kamera thermal
jauh lebih mahal dari pada kamera-spektrum terlihat.
2. Tipe Dasar Kamera Termal
Ada dua jenis perangkat pencitraan termal:
a. Un-cooled
Ini adalah jenis perangkat thermal imaging yang paling umum.
Elemen detektor inframerah terdapat dalam unit yang beroperasi pada suhu
kamar. Jenis sistem ini benar-benar sepi, segera diaktifkan dan baterai
terpasang tepat.
b. Cryogenically cooled
Perangkat lebih mahal dan lebih rentan terhadap kerusakan akibat
penggunaan kasar, sistem ini memiliki elemen yang disegel di dalam wadah
yang didinginkan sampai di bawah 32F (0C). Keuntungan dari sistem
semacam itu adalah resolusi dan kepekaan yang luar biasa yang dihasilkan
dari pendinginan elemen. Sistem berpendingin kriogenik dapat "melihat"
perbedaan sekecil 0,2F (0,1C) dari jarak lebih dari 1.000 kaki (300 m).

E. Prinsip Kerja Thermal Imaging Camera


1. Bagian-bagian IR (InfraRed) Thermography
a. Gambaran Fisik dari Infrared Thermography

Gambar 2.3 Bagian-bagian Infrared Thermography


13

Keterangan:
1) Lensa digital
2) Lensa inframerah
3) Tuas untuk membuka dan menutup lensa
4) Tuas unttuk menyimpan gambar
5) Baterai
b. Tombol

Gambar 2.4 Tombol


Keterangan:
1) Layar kamera
2) Tombol archive
Fungsi tombol archive adalah untuk membuka tempat penyimpanan
gambar
3) Tombol navigasi
Fungsi tombol navigasi adalah:
a) Tombol navigasi atas, bawah, kanan dan kiri digunakan untuk
memilih menu, submenu dan kotak dialog.
b) Tombol tengah digunakan untuk memilih menu atau submenu yang
dimaksud.
4) Tombol cancel
Fungsi tombol cancel adalah:
a) Tombol yang digunakan untuk membatalkan pilihan menu.
b) Tombol ini juga digunakan untuk kembali ke dalam sistem.
14

5) Tombol on/off
Fungsi:
a) Tekan tombol on untuk menghidupkan kamera.
b) Tekan dan tahan selama kurang lebih 5 detik akan membuat kamera
dalam kondisi standby. Kamera akan mati secara otomatis setelah 48
jam.
c. Elemen Layar

Gambar 2.5 Layar


Keterangan:
1) Menu utama toolbar
2) Submenu toolbar
3) Spotmeter
4) Tabel hasil
5) Ikon status
6) Skala suhu
2. Pengoperasian
Pengoperasian infrared thermography ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Pengisian Baterai
Pengisian baterai ada berbagai macam cara sebagai berikut:
1) Pengisian baterai menggunakan power supplay IR dengan mengikuti
prosedur berikut:
a) Menghubungkan power supplay ke stop kontak.
b) Menyambungkan kabel power supplay ke konektor USB pada kamera.
15

2) Mengisi daya baterai menggunakan IR yang berdiri sendiri dengan


mengikuti prosedur sebagai berikut:
a) Menghubungkan pengisi baterai yang berdiri sendiri ke stop kontak.
b) Melepaskan baterai dari kamera.

Gambar 2.6 Proses Melepaskan Baterai


3) Mengisi baterai menggunakan kabel USB dengan mengikuti prosedur
sebagai berikut:
a) Menghubungkan kamera ke komputer menggunakan kabel USB.
b) Melepaskan kembali kabel USB jika baterai sudah penuh.
b. Menghidupkan dan Mematikan Kamera
Menghidupkan dan mematikan kamera ada prosedurnya yang perlu
diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1) Menekan tombol on/off untuk mengaktifkan kamera.
2) Menekan dan menahan tombol on/off selama kurang lebih 5 detik akan
membuat kamera dalam kondisi standby. Kamera akan mati secara
otomatis setelah 48 jam.
3) Menekan dan menahan tombol on/off selama lebih dari detik untuk
mematikan kamera
c. Menyimpan Gambar
Gambar dapat disimpan pada memori internal dari infrared
Thermograpy, sekitar 500 gambar yang dapat disimpan ke dalam memori
internal. Penamaan konvensi untuk gambar FLIRxxxx.jpg, di mana xxxx
adalah urutan nomor yang unik. Penyimpanan gambar dilakukan dengan
cara menekan tombol untuk menyimpan gambar atau dapat ilustrasikan
seperti Gambar 2.7.
16

Gambar 2.7 Proses Penyimpanan Gambar


d. Menghapus Gambar
Proses penghapusan gambar bisa dilakukan dengan menghapus
satu atau beberapa gambar dari memori kamera internal dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menekan tombol archive
2) Menekan tombol navigasi kiri/kanan atau atas/bawah untuk memilih
gambar yang ingin dilihat.
3) Menekan tombol pusat navigasi untuk menampilkan gambar yang dipilih.
4) Menekan tombol pusat navigasi untuk menampilkan toolbar.
5) Pada toolbar memilih pilih hapus.
e. Mengukur Suhu
Pengukuran suhu bisa dilakukan dengan beberpa cara sebagai
berikut:
1) Mengukur suhu menggunakan spotmeter
Pengukuran dengan cara ini suhu ditampilkan di posisi spotmeter di
layar. Pengukuran dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a) Menekan pusat tombol navigasi untuk menampilkan toolbar.
b) Pada toolbar, memilih pengukuran untuk menampilkan toolbar.
c) Pada toolbar, memilih tempat center.
d) Suhu di posisi spotmeter sekarang akan ditampilkan di kiri atas sudut
layar.
17

2) Mengukur suhu terpanas dalam suatu area


Pengukuran jenis ini yaittu dapat mengukur suhu terpanas dalam suatu
area secara otomatis. Ini menampilkan spotmeter bergerak yang
menunjukkan suhu terpanas. Pengukuran dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
a) Menekan pusat tombol navigasi untuk menampilkan toolbar.
b) Pada toolbar, memilih pengukuran untuk menampilkan toolbar.
c) Pada toolbar, memilih auto hot spot.
3) Mengukur suhu terdingin suatu area
Pengukuran jenis ini yaitu mengukur suhu terdingin dalam suatu area
secara otomatis. Ini menampilkan spotmeter bergerak yang menunjukkan
suhu terdingin. Pengukuran dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
a) Menekan pusat tombol navigasi untuk menampilkan toolbar.
b) Pada toolbar, memilih pengukuran untuk menampilkan toolbar.
c) Pada toolbar, memilih auto cold spot.
f. Mengubah modus foto
Kamera dapatberoperasi dalam empat mode gambar yang berbeda
yaitu sebagai berikut:
1) MSX (Multi Spectral Dynamic) yaitu kamera menampilkan gambar
inframerah mana tepi objek yang diperjelas seperti Gambar 2.8.

Gambar 2.8 MSX


18

2) Thermal yaitu kamera menampilkan gambar penuh tampilan suhu.


3) Picture-in-picture, yaitu kamera menampilkan kamera digital dengan
ditumpangi inframerah bingkai.

Gambar 2.9 Picture-in-Picture


4) Kamera digital yaitu tampilan seperti hasil foto kamera digital pada
umumnya. (Taruna, 2015: 54-64)
3. Cara Kerja Thermal Imaging Camera
Proses pengukuran suhu dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
dengan pengukuran langsung (kontak) dan pengukuran secara tidak langsung
(non-kontak) dengan mengolah data-data yang diperoleh. Pada umumnya
pengukuran suhu dengan metode kontak menggunakan alat seperti termokopel,
RTD (Resistance Temperature Detectors), dan termometer dengan cara
dikenakan secara langsung oleh objek yang akan diukur, dan respon alat-alat
tersebut terhadap pengukuran relatif lambat, tetapi tidak terlalu mahal.
Menurut Al-doski, et al (2016: 12), pengukuran secara tidak langsung
(non-kontak) menggunakan sensor-sensor suhu untuk mengukur radiasi
pancaran energi inframerah dari target. Pengukuran non kontak mempunyai
tanggapan cepat, juga dapat digunakan untuk mengukur suhu target yang
bergerak, dan terputus-putus. Kelebihan lain dari pengukuran non kontak yaitu
dapat mengukur pada daerah hampa, dan target yang tidak dapat diakses secara
langsung karena terletak pada daerah yang membahayakan atau yang beresiko.
Dengan kelebihan-kelebihan itu pengukuran non-kontak sangat efisien
walaupun harganya relatif mahal.
19

Termografi atau thermal imaging adalah teknik yang dengannya


energi inframerah yang tidak tampak yang dipancarkan dan diubah menjadi
gambar panas secara visual. Termografi berlandaskan pada perubahan
temperatur. Data yang dikumpulkan oleh sistem penginderaan jauh termal
direkam pada pita film atau pita magnetik dan resolusi suhu sensor arus bisa
mencapai 0,1C. Dalam penginderaan jauh termal, radiasi yang dipancarkan
oleh benda-benda tanah diukur untuk estimasi suhu. Pengukuran ini
memberikan suhu radiasi tubuh yang bergantung pada dua faktor yaitu suhu
dan emisivitas (Prakash, 2000: 239).
Bagian-bagian pokok prinsip kerja thermal imaging adalah :
a. Citra dapat terbentuk oleh sistem optik dengan menggunakan radiasi dalam
rentang panjang gelombang inframerah.
b. Thermal detector mengubah radiasi menjadi sinyal listrik.
c. Beberapa sistem memerlukan mekanisme. Sebagian besar waktu detektor
digunakan untuk menutupi bidang pandang imager.
d. Konversi sinyal listrik menjadi sinyal video dilakukan oleh prosesor
elektronik dan kemudian citra visualnya sinyal video yang dihasilkan oleh
unit display (Williams, 2009: 7-8).
e.
Sistem Lensa Mekanisme Detektor dan
Infrared Pemindai Elektron Terkait

Tampilan Video Generator


Sinyal

Gambar 2.10 Diagram Proses Sinyal pada


Thermal Imaging Camera

Di kamera, detektor termal merupakan bagian terpenting. Hal ini


diperlukan untuk menentukan tingkat potensial panas atau panas dan resolusi
spasial. Detektor termal inframerah terdiri dari dua tipe:
20

a. Meningkat dalam suhu karena ion radiat IR memanaskan elemen detektor


dan setelah itu memicu beberapa mekanisme fisik lainnya yang diambil
sebagai ukuran ion radiat pada elemen. Detektor ini disebut sebagai thermal
detector.
b. Untuk menghasilkan pembawa muatan yang dihasilkan melintasi elemen
detektor, diperlukan foton, yang merupakan radiasi kejadian, untuk
berinteraksi pada tingkat atom atau molekuler dengan bahan detektor. Pada
mekanisme ini, elektron selalu menyerap foton dan oleh karena itu energi
kuantum bergerak dari satu ke tingkat yang lain. Detektor ini disebut
sebagai photon atau quantum detector (Henini & Razeghi, 2002: 18).

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Thermal Imaging Camera

Pada mekanisme pemindaian gambar yang terbentuk pada elemen


detektor oleh sistem lensa yang bergerak dengan baik mode terkendali. Ada
tiga kelas sistem pemindai yang ditunjukkan oleh pengaturan pemindai cermin
berosilasi satu dimensi (1D). Pada pengaturan pertama, ruang antara sistem
optik dan detektor dilakukan oleh pemindai. Pada pengaturan selanjutnya,
ruang antara objek eksternal dan citra membentuk sistem optik terjadi oleh
pemindai dan yang ketiga pemindai pengaturan adalah tempat antara focal
front end dan pembentuk kembali citra sistem optik. Memindai citra IR, satu
jenis mekanisme pemindaian ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pada
gambar, ada dua cermin dengan motor masing-masing dan di bagian bawah
gambar ada tanah IR dengan detektor.
21

Ada satu cara untuk memindai FOV (bidang pandang) oleh kamera IR
dengan detektor IR tunggal yang cermin kiri memindai sumbu vertikal dan
pemindaian cermin kanan sumbu horizontal. Karena itu, untuk memindai
semua motor FOV (Field of View) dengan cermin digunakan. (Battalwar, et al,
2015: 12)

F. Pengolahan Citra pada Thermal Imaging Camera


Definisi dari pengolahan citra adalah pengolahan suatu citra dengan
menggunakan komputer secara khusus, untuk menghasilkan suatu citra yang lain.
Dengan menggunakan sistem pengolahan citra dapat merepresentasikan suatu
proses dalam bentuk visual yang mudah untuk diamati untuk mendapatkan suatu
tahap pengambilan keputusan. Dalam prakteknya pengolahan citra begitu erat
dalam keseharian untuk beberapa aplikasi yang membutuhkan kecermatan. Seperti
pada bidang kesehatan untuk mendiagnosis suatu penyakit, pada bidang astronomi
untuk pemetaan geografi bumi dengan menggunakan satelit dimana memerlukan
suatu integrasi untuk menghasilkan keadaan bumi secara keseluruhan baik
kedalaman laut, ketinggian gunung ataupun keadaan pemukiman. Pada contoh
lain penggunaan pengolahan citra sebagai alat kemanan untuk melindungi
beberapa dokumen penting dan barang berharga dapat menggunakan pengolahan
citra fingerprint atau eye-retina identification. (Fadlisyah, 2007: 4).
1. Pengukuran Suhu
Suhu adalah salah satu jumlah fisik yang paling sering diukur.
Pengukuran suhu memberikan informasi tentang energi internal benda,
sehingga peraturan dan pengendaliannya sangat penting dalam banyak proses
industri. Pengukuran suhu menggunakan IRT mengukur radiasi inframerah
yang dipancarkan oleh benda dan mengubah energi yang terdeteksi menjadi
nilai suhu. Namun, karena tidak semua radiasi diterima berasal dari target
objek, untuk mengukur suhu secara akurat, radiasi dari sumber lain (seperti
benda sekitar atau atmosfer) harus dilepas pada suhu konversi. Proses ini
disebut kompensasi.
22

Radiasi total yang diterima kamera (Wtot ) berasal dari tiga sumber:
emisi target objek (Eobj ), emisi lingkungan dan tercermin dari objek (Erefl ) dan
emisi atmosfer (Eatm ). Hal ini dapat dinyatakan sebagai Persamaan (2.5).
Prosesnya diilustrasikan pada Gambar 2.12.
Wtot = Eobj + Erefl + Eatm (2.5)

Gambar 2.12 Radiasi yang Diterima Oleh Infrared Camera

Sumber pertama adalah emisi dari objek target. Namun, tidak semua
radiasi dipancarkan oleh target objek diterima oleh kamera, sebagai fungsi
transmitansi atmosfer (atm ), ada juga yang diserap oleh atmosfer. Dengan
demikian, emisi objek target dapat dinyatakan sebagai Persamaan (2.6)
Eobj = obj . atm . . (Tobj )4 (2.6)
Greybodies memiliki reflektifitas yang lebih besar dari nol. Dengan
demikian, mereka merefleksikan radiasi inframerah yang dipancarkan
lingkungan. Reflektifitas dapat dihitung dari emisivitas, seperti yang
ditunjukkan pada Persamaan (2.7).
= 1 (2.7)
Bagian Radiasi tercermin ini juga diserap oleh atmosfer. Ini adalah komponen
kedua yang diterima oleh kamera dan bisa dinyatakan sebagai Persamaan (2.8).
Erefl = obj . atm . . (Tobj )4 = (1 obj ). atm . . (Trefl )4 (2.8)
Komponen ketiga adalah emisi radiasi inframerah dari atmosfer. Hal
ini bisa diungkapkan sebagai Persamaan (2.9) di mana (1 atm ) adalah
emiten atmosfer.
Eatm = atm . . (Trefl )4 = (1 atm ). . (Tatm )4
(2.9)
23

Substitusi Persamaan (2.5), (2.6) dan (2.8) dalam (2.9), sehingga


diperoleh Persamaan (2.10). Karena itu, suhunya dari objek dapat dihitung dari
Persamaan (2.11). Persamaan serupa dapat digunakan oleh kamera yang
berbeda memproduksi untuk melakukan pengukuran suhu.
Wtot = obj . atm . . (Tobj )4 + (1 obj ). atm . . (Trefl )4 + (1 atm ). . (Tatm )4 (2.10)
Wtot (1obj ).atm ..(Trefl )4 (1atm )..(Tatm )4
Tobj = (2.11)
obj .atm .

Untuk mengatasi Persamaan (2.11), parameter berikut harus


diperhatikan: emisivitas dari objek (obj ), suhu pantulan (Trefl ), transmitansi
atmosfer (atm ) dan suhu atmosfer (Tatm ).
Transmitansi atmosfer umumnya diperkirakan dengan menggunakan
jarak dari objek ke arah kamera dan kelembaban relatif. Secara umum, nilai ini
sangat dekat dengan satu. Suhu dari suasana diperoleh dengan menggunakan
termometer biasa. Namun, karena emiten atmosfernya sangat dekat dengan nol
(1 ), parameter ini memiliki pengaruh kecil terhadap pengukuran suhu.
Di sisi lain, emisivitas objek dan suhu pantulan memiliki pengaruh yang sangat
tinggi pada pengukuran suhu dan harus diukur dengan sangat akurat.
2. Pengukuran Emisivitas dan Suhu
Parameter kalibrasi yang paling penting untuk pengukuran suhu
menggunakan IRT (Infrared Thermography) adalah emisivitas. Parameter ini
menunjukkan berapa banyak radiasi yang dipancarkan dari objek target
dibandingkan dengan yang dari sebuah benda hitam pada suhu yang sama.
Oleh karena itu, bahan emisivitas rendah memancarkan lebih sedikit radiasi
inframerah dibandingkan bahan dengan emisivitas tinggi pada suhu yang sama.
Pengukuran emisivitas yang akurat sangat penting pada bahan
emisivitas rendah. Dalam objek dengan emisivitas tinggi, sedikit variasi pada
nilai emisivitas yang dipilih hanya menyebabkan sedikit perubahan pada
menghasilkan suhu permukaan . Namun, pada benda dengan emisivitas rendah,
seperti baja atau aluminium yang dipoles, pengukuran suhu sangat rumit,
24

karena variasi kecil pada emisivitas menyebabkan besar variasi suhu yang
dihasilkan.
Analisis gambar suhu berseri relatif (termografi) digambarkan dalam
tingkat abu-abu, dengan suhu hangat yang ditunjukkan dengan warna ringan,
dan suhu lebih dingin dalam warna gelap. Kinerja kamera termografi ditandai
dengan sensitivitas termal (rentang termal, presisi pengukuran) resolusi gambar
(ukuran piksel gambar, jumlah piksel gambar, kedalaman fokus) dan kecepatan
pemindaian (Lloyd, 2013: 8).

(a) (b)
Gambar 2.13 Citra Infra Merah yang Didapat Saat Kalibrasi.
(a) Pengukuran Emisivitas Menggunakan
Metode Bahan Emisivitas Referensi.
(b)Pengukuran yang Tercermin Suhu
Menggunakan Metode Reflektor

Ada prosedur umum untuk pengukuran emisivitas. Objek target harus


dipanaskan sampai mencapai suhu yang akan dicapai di bawah kondisi kerja
nyata. Termokopel bisa digunakan untuk mendapatkan suhu referensi,
meskipun untuk suhu rendah, lebih umum digunakan perangkat inframerah
yang sama untuk digunakan dalam pengukuran suhu, menempelkan selotip
listrik dengan diketahui emisivitas pada sampel metode sebelumnya disebut
metode kontak dan yang terakhir disebut metode bahan emisivitas referensi.
Begitu suhu sebenarnya dari potongan yang dipanaskan diketahui, sampel
25

diukur lagi dengan perangkat inframerah, namun kali ini pada permukaan
objek bukan pada pita listrik.

Konfigurasi emisivitas kemudian berubah sampai suhu sebenarnya


diukur. Emisivitas yang terakhir dikonfigurasi adalah emisivitas objek.
Gambar 2.13 (a) menunjukkan gambar inframerah diperoleh selama
pengukuran dengan menggunakan metode ini. Seperti dapat dilihat, rekaman
itu memiliki emisivitas yang sangat tinggi, yang menghasilkan suhu yang lebih
tinggi (Usamentiaga, et al, 2014: 14-15).

Anda mungkin juga menyukai