Anda di halaman 1dari 1

BU MUD: GURU NGAJI PEMANTAU JENTIK

Perubahan iklim dipicu dengan tingginya mobilisasi penduduk


yang cukup dinamis, serta terjadinya penurunan budaya
gotong royong yang terjadi pada masyarakat untuk menjaga
kebersihan maka ini merupakan ancaman dari nyamuk
demam berdarah yang terkenal dengan dengan nyamuk
Aedes Aegypty. Siti Mudrikah namanya. Bu Mud panggilan
akrabnya dimasyarakat. Ibu dari 2 orang anak ini sudah
berperan menjadi kader pemantau jentik selama lebih dari 30
tahun. Di sekeliling rumah bu mud adalah wilayah pengusaha
ban bekas yang terkenal sebagai salah satu wilayah endemis
demam berdarah.

Saya prihatin dengan keadaan wilayah ini, sudah diingatkan berkali kali jika tumpukan ban tidak
ditutup akan jadi sarang nyamuk tapi warga tetap saja bandel. Ungkap salah satu Fasilitator ACTIVED
dari Kelurahan Tlogomulyo ini. Dalam setiap sosialisasi di masyarakat guru ngaji ini selalu
mengungkapkan fogging itu la ya muttu wala yahya : tidak bermutu dan menghabiskan biaya
ungkapnya dengan canda tawa. Untuk mengantisipasi pencegahan penyebaran penyakit DBD perlu
adanya Penggerakan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui partisipasi masyarakat.
Keterlibatan Bu Mud dalam kegiatan ACTIVED menimbulkan efek positif bagi pemberdayaan
dimasyarakatnya.

Dari kegiatan ACTIVED masyarakat sudah mulai sadar untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) secara rutin perminggu, satu per satu pemilik usaha ban sudah mulai mencari MMT untuk
menutup bannya, kader yang kita latihpun sekarang semangat memantau jentiknya, ungkap Guru Ngaji
ini. Bu Mud mengaku, tidak hanya kesadaran masyarakat yang meningkat, Pak Sapri Ketua RT
menuturkan Tidak hanya ibu kader saja yang dilatih, para tokoh masyarakat juga sudah membuat
komitmen bersama kelurahan untuk memberantas penyakit demam berdarah ini. Saya juga sangat
senang karena anak anak yang ikut ngaji di tempat Bu Mud juga ikut di beri pengetahuan tentang
nyamuk ungkap pak RT yang bangga dengan kadernya.

Pelatihan demi pelatihan diikuti Bu Mud dengan tekunnya. Walaupun mengorbankan waktu diakui
Bu Mud bahwa semangatnya untuk mencegah demam berdarahlah yang mendorongnya
berpartisipasi konsisten dalam setiap pelatihan.

Sejauh ini kegiatan pemantauan jentik dan pelaporan Health Information System (HIS) sudah mulai
berjalan dengan rutin, namun untuk melihat kasus demam berdarah turun harus butuh waktu
setahun. Untuk sekarang kita jalankan PSN dan pelaporan jentik rutin di masing masing RT agar
bisa memutus perkembangbiakan nyamuk. Cita cita saya agar masyarakat sekitar bisa sadar dan
bisa melakukan pemantauan jentik rutin tiap minggu dan tidak hanya wilayah ini yang melakukan
kegiatan ini tapi bisa di semua kelurahan di Semarang ujar Bu Mud dengan semangatnya.
rachman ramadhana

Anda mungkin juga menyukai