Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi adalah ilmu yang mmpelajari distribusi dan frekuensi

penyakit pada manusia serta faktor resiko atau masalah kesehatan yang dapat

menimbulkan terjadinya kesakitan pada kelompok orang atau masyarakat

(Chandra, 2009). Sedangkan menurut WHO epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang distribusi dan determinan dari kesehatan dan peristiwa

lainnya yang berkaitan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat,

dan menerapkan disiplin ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah

kesehatan.

Salah satu sasaran MDGs untuk tahun 2015 adalah mengurangi dua per

tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun. Untuk mencapai visi

tersebut adalah salah satunya dengan menggerakan puskesmas sebagai pelaksana

teknis Dinas Kesehatan terbawah yang memiliki enam kewajiban yang harus

dilaksanakan, yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan (kesling),

kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, serta pengobatan.

Angka kematian balita di seluruh negara pada tahun 2011 mencapai 6,9

juta jiwa, tercatat 1.900 kematian balita dalam sehari, 800 kematian balita setiap

jam dan 80% kematian balita ini terjadi di negara-negara berkembang (WHO,

2012). Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang mempunyai masalah

yang serius secara global tentang angka kematian bayi dan balita. Angka kematian

bayi (AKB) di Indonesia mencapai 34/1.000 kelahiran hidup, angka kematian

1
2

balita (AKBA) 44/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian anak umur satu

sampai lima tahun mencapai 10/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).

Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 7

hari terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas (32,4

%), sepsis (12,0 %).Kematian neonatal 7 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5

%), malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (ISPA) (15,4 %). Kematian

bayi terbanyak karena diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian

balita disebabkan diare (25,2 %), pneumonia (ISPA) (15,5 %) dan DBD (6,8 %).

Departemen Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah

kesehatan yang ditemukan di masyarakat guna mencapai tujuan Indonesia Sehat

2010, dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit

Menular termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Pada tahun 2014 ISPA merupakan penyakit dengan jumlah terbanyak di

Puskesmas Mrican dengan jumlah mencapai 5402 kasus Tingginya angka

kejadian ISPA di Puskesmas Mrican merupakan latar belakang diangkatnya topik

ISPA pada pembahasan laporan epidemiologi ini.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan umum

Menganalisis kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Mrican periode 1

Januari - 31 Desember 2014.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan waktu di wilayah kerja

Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.


3

2. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas

Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

3. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan desa di wilayah kerja Puskesmas

Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

4. Menganalisis kejadian ISPA berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

5. Mengidentifikasi status gizi di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada

periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

6. Mengidentifikasi cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Mrican pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

7. Mengidentifikasi cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Mrican

pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

8. Mengidentifikasi status pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Mrican

pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

9. Menganalisis perilaku hidup bersih di wilayah kerja Puskesmas Mrican

pada periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

10. Menganalisis rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Mrican pada

periode 1 Januari - 31 Desember 2014.

11. Menganalisis karakteristik faktor risiko yang berpengaruh terhadap

kejadian ISPA berdasarkan La Londe dan Hendri L.Blum.

Anda mungkin juga menyukai