Anda di halaman 1dari 26

PENCEMARAN AIR OLEH MIKROBA PATOGEN DAN

PENYAKIT YANG DITIMBULKANNYA


Posted January 1, 2012 by aguskrisno in Uncategorized. Leave a Comment

AIR

Air adalah senyawa yang penting bagi semua


bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan
tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)
and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air
dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Air
merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam
proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.

Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat
berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari
untuk menghindari dehidrasi. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan
dan minuman lain selain air.

PENCEMARAN AIR
Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkanya. Pencemaran air atau polusi air merupakan penyimpangan sifat-sifat air
dari dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Sebagai contoh, meskipun di daerah
pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi,air hujan
selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2,O2 dan N2,serta bahan-bahan tersuspensi
seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Air permukaan dan air
sumur biasannya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg,Ca dan Fe. Air yang
mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum
pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah
dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung komponen-
komponen terlarut.

Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis a

ir dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi.


Sebagai contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan
baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut,
sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang
terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya
polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang
berbeda-beda.

Pencemaran air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sumber langsung dan sumber
tidak langsung.

Sumber Langsung
Sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah
hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air
bekas cucian,serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam
badan air, (system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan .

Sumber Tidak Langsung

Sumber sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya
pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik.

Beberapa jenis pencemar air dapat dikelompokkan atas sembilan grup berdasarkan perbedaan
sifat-sifatnya sebagai berikut:

1. Padatan
2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes)
3. Mikroorganisme
4. Komponen organik sintetik
5. Nutrien tanaman
6. Minyak
7. Senyawa anorganik dan mineral
8. Bahan radioaktif
9. Panas

Salah satu jenis pencemar air adalah mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat di dalam
air berasal berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati,
hewan hidup atau mati (bangkai), kotoran manusia atau hewan, bahan organik lainnya, dan
sebagainya.

PENCEMARAN AIR OLEH MIKROBA PATOGEN


Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik
yang berbahaya bagi kesehatan. Bahaya atau resiko kesehatan uang berhubungan dengan
pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan
bahaya tidak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat
mengonsumsi air yang tercemar atau air yang berkualitas buruk, baik langsung diminum, melalui
makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air yang tercemar untuk keperluan sehari-hari
seperti mencuci peralatan makan dan lain sebagainya. Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat
pula diakibakan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak
langsung dapat terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang dimana ikan tersebut sudah
tercemar atau mengandung zat-zat polutan berbahaya.

Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya atau oleh zat kimia dapat terjadi
pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengairan olahan dari pabrik ke konsumen.
Di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, sungai, danau, kolam, laut sering
digunakan untuk beberapa keperluan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci pakaian, mencuci alat
makan dan makanan, bahkan untuk tempat pembuangan tinja, sehingga air tersebut menjadi
tercemar berat oleh virus, bakteri patogen dan mikroorganisme parasit lainnya.

Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi
saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella
dysenteriae penyebab disenteri basiler, Salmonella typosa penyebab tifus dan S.
paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab
disentri amuba. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control
terhadap polusi air.

MIKROBA PATOGEN PENYEBAB PENCEMARAN AIR

Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di
dalam efluen dari unit pengolahan limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air
adalah bakteri, virus.
Bakteri Patogen

Bakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain sebagai berikut :

1. Salmonella

Kingdom : Bacteria

Philum : Proteobacteria

Kelas : Gammaproteobacteria

Ordo : Enterobacteria

Famili : Enterobactericeae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella typhi

Salmonella adalah enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan
meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen paling utama yang
terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan paratypus dan gastroenteristis
(radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel
samapi mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1%
penduduk mengeluarkan Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama
disebabkan oleh kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih
menjadi perhatian yang utama.

2. Shigella
Kerajaan: Bakteria
Filum: Proteobakteria
Kelas: Gamma Proteobakteria
Ordo: Enterobakteriales
Famili: Enterobakteriaceae
Genus: Shigella dysenteriae

Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus, yaitu suatu penyakit diare yang
menyebabkan berak darah sebagai akibat dari peradangan dan pendarahan selaput dinding usus.
Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae,
Shigella boydii, dan Shigella sonnei. Keempat Shigella patogen tersebut dapat berpindah secara
kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, dimana orang yang terinfeksi
mengeluarkan Shigella didalam tinjanya.

Meskipun perpindahan atau penularan Shigella melalui kontak antar orang adalah cara
penularan yang utama, tetapi melalui air juga perlu diperhatikan. Contohnya, seperti yang terjadi
di Florida, penggunaan air tanah mempunyai andil terhadap Shigellosis yang telah menginfeksi
sekitar 1200 orang.

3. Vibrio Cholerae
Kerajaan: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobacteria
Ordo: Vibrionales
Famili: Vibrionaceae
Genus: Vibrio
Spesies: V. cholerae

Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini
dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang
menyebabkan diare, mulai dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara
cepat, dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering muncul sebagai
endemik di banyak wilayah Asia. Organisme patogen tersebut dapat menyebabkan pencemaran
air dengan konsentrasi sebesar 10 10.000 organismpe per 100 ml air pada saat terjadi endemik.
Ledakan endemik Kolera pernah terjadi di Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi
sayuran yang telah terkontaminasi oleh air yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.

Virus

Air dan limbah dapat terkontaminasi oleh 140 jenis virus. Virus ini dapat masuk kedalam tubuh
manusia melalui mulut dan berkembang biak dalam saluran pencernaan dan kemudian
dikeluarkan dalam jumlah yang besar melalui kotoran manusia yang terinfeksi.Virus-virus yang
masuk ke dalam tubuh manusia kadangkala menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga
sulit untuk dideteksi. Virus ini penyebab penyakit yang bervariasi, mulai dari penyakit kulit,
demam, infeksi pernafasan, penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan kelumpuhan.
Virus-virus ini relatif sedikit di dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak 100-1000
liter harus dipekatkan untu mendeteksi keberadaan patogen ini.

Ditinjau dari ilmu epidemi, virus umumnya berpindah melalui kontak antar peroranganm namun
dapat juga melalui perantara air baik secara langsung (air minum, kolam renang) maupun secara
tidak langsung yaitu melalui makanan yang terkontaminasi. Penularan waterbome virus dapat
digambarkan dengan skema seperti berikut.

Gambar : Penyebaran virus melalui air

Beberapa contoh Virus yang dapat mencemari air dan bersifat patogen antara lain :

1. Virus Hepatitis

Terdapat beberapa jenis penyakit Hepatitis, yang masing-masing


disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis virus yang disebabkan
oleh virus penyebab hepatitis.

Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yaitu enterovirus yang berukuran 27
nm RNA, dengan masa inkubasi relatif pendek (2-6 minggu) dan penularan melalui oral. Virus
ini sulit dideteksi walaupun dapat dibiakkan dalam jaringan. Cara lain untuk mendeteksi HAV
adalah dengan penyelidikan genetik dan metode imunologi.

Serum hepatitis disebabkan oleh Virus hepatitis B (HBV) yaitu virus dengan ukuran 42 nm
DNA, mempunyai masa inkubasi relatif lama (4-12 minggu). Virus ini ditularkan melalui kontak
dengan darah yang terinfeksi atau melalui hubungan seks. Tingkat kematian sekitar 1-4% lebih
tinggi daripada infeksi hepatitis (<0.5%).

Hepatitis A menular melalui oral baik kontak antar perorangan maupun melalui pencemaran
air dan makanan yang terkintaminasi. Penyakit ini menyebar diseluruh dunia dan antibodi HAV
lebih banyak terdapat pada kelompok dnegan tingkat sosial ekonomi yang rendah, kemudian
meningkat sesuai umur orang yang terinfeksi. Penularan melalui air tercatat di seluruh dunia
kasus hepatitis ini terjadi akibat mengonsumsi air yang telah terkontaminasi virus tersebut dan
pengolahan airnya tidak sempurna. Penularan melalui makanan lebih menjadi perhatian
dibandingkan melalui air. Mengonsumsi kerang-kerangan yang tumbuh dalam air yang
terkontaminasi menimbulkan kasus hepatitis menjadi cukup besar.

2. Rotavirus

Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, ukuran 70 nm yang mengandung RNA double-
stranded dikelilingi double-shelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut akut
pada anak dibawah usia 2 tahun. Virus menyebar melalui fecal-oral, dapat pula melalui
pernafasan. Pernah terjadi beberapa kasus wabah penyakit yang disebabkan oelh rotavirus yang
mengotaminasi air buangan.

3. Agen Tipe Norwalk

Virus ini berukuran kecil, sekitar 27 nm, pertama kali ditemukan tahun
1968 di Norwalk, Ohio. Virus ini merupakan penyebab utama penyakit yang penularannya
melalui air, dan dapat pula melalui makanan. Virus ini menyebabkan diare dan mual dan dapat
menyerang usus halus. Virus Norwalk memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit
perut melalui air tercemar.

MIKROORGANISME INDIKATOR

Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk


kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan
menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya. Untuk digunakan sebagai
mikroorganisme indikator, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
oleh mikroorganisme tersebut, kendati demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi
seluruhnya, tergantung kondisi yang ada. Syaratnya antara lain:

Dapat digunakan untuk berbagai jenis air


Mikroorganisme harus muncul bila patogen enterik dan sumber polusi muncul
Tidak ada di air yang terpolusi
Mudah diisolasi, murah, mudah diidentifikasi, dan mudah dihitung
Lebih banyak jumlahnya dan lebih tahan dibanding patogen
Bukan merupakan patogen
Tidak berkembang biak di air
Merespon perlakuan dan kondisi lingkungan
Kepadatan indikator harus berkaitan langsung dengan derajat polusi
Menjadi bagian dari mikroflora dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas

Mikroorganisme indikator dapat dibedakan menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan
indikator protozoa.

1. Indikator Bakteri

Terdapat lima bakteri yang umum digunakan sebagai indikator:

a. Koliform

Koliform tidak termasuk dalam taksonomi bakteri namun hanya istilah untuk menyebutkan
kelompok mikroorganisme yang berada di air. Ciri-ciri bakteri koliform adalah gram negatif,
berbentuk batang, merupakan anaerob fakultatif yang dapat memfermentasikan laktosa dengan
pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 C selama 24-48 jam. Memiliki enzim tambahan
yaitu sitokrom oksidase dan beta-galaktosidase. Koliform dapat ditemukan di saluran
pencemaran hewan, tanah, atau secara alami pada sampel lingkungan.

Pada keadaan normal, koliform terdapat di air dalam jumlah standar dan dapat diukur, namun
bila terjadi pencemaran air, jumlah koliform akan menjadi banyak dan dapat melebihi jumlah
bakteri patogen lain. Oleh karena itu, koliform dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
air. Jika terdapat bakteri koliform dalam air, belum tentu bakteri patogen juga ada di air tersebut,
namun jika bakteri koliform terdapat dalam jumlah besar maka perlu diperiksa kembali
keberadaan bakteri patogen lain.

b. Koliform tinja

Digunakan untuk mendeteksi pencemaran tinja. Merupakan bakteri termotoleran yang dapat
beradaptasi dengan cara stabilisasi protein pada suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat
melakukan fermentasi dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu 44.5 C. Koliform tinja
memiliki korelasi yang kuat dengan pencemaran tinja hewan berdarah panas. Untuk
mendeteksi E.coli pada koliform tinja secara lebih spesifik dapat digunakan enzim MUG yang
akan berpendar dengan sinar UV.

c. Streptococcus Tinja Enterococcus

Merupakan mikrobiota pada manusia dan hewan. Contoh Streptococcus pada manusia adalah S.
faecalis dan S. faecium

d. Clostridium

Merupakan mikrobiota pada hewan berdarah panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil dibanding
patogen dan memiliki spora sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi polusi yang terjadi di
waktu lampau.
e. Pseudomonas

Digunakan sebagai indikator kolam renang selain Staphylococcus aureus. Memiliki sifat tahan
terhadap desinfeksi kimiawi. Berpigmen pyocyanin dan dapat berpendar.

f. Bacteroides sp. dan Bifidobacteria sp.

Banyak ditemukan di feses 100 kali dibanding yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi karena
bersifat sangat anaerob dan dapat musnah bila terkena oksigen, sehingga untuk mendeteksi perlu
kondisi yang sangat anaerob pula. Beberapa jenis Bacteroides spesifik pada manusia.

2. Indikator Virus

Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus.

Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri
yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding
selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya.
Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+)
sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat
spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae
Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat
rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi
banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah.

3. Indikator Protozoa

Sesungguhnya tidak ada indikator yang berlaku secara universal bagi parasit protozoa. Indikator
bergantung pada sumber air yang dugunakan pada suatu daerah tertentu. Contoh yang telah
diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium dan bakteri aerob termostabil.

Mikroorganisme yang menjadi indikator makanan merupakan kelompok bakteri yang


keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu
kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan
menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen. Misalnya E. coli tipe I, koliform dan
fekal streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higienis,
termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai
indaktor kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.

PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN AIR AKIBAT DARI


MIKROORGANISME PARASIT

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air yang tercemar oleh mikroorganisme
parasit telah dikenal sejak lama. Pencemaran air oleh air limbah ataupun kotoran (tinja) manusia
yang mengandung mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit, seperti virus, bakteri
patogen dan sebagainya dapat menyebabkan wabah atau peledakan jumlah penderita penyakit di
suatu wilayah dalam waktu yang relatif singkat.

Beberapa ciri khusus penyebaran penyakit-penyakit tersebut antara lain yakni proses
penularan pada umumnya melalui mulut, terjadi di wilayah yang airnya tercemar, penderita pada
umumnya terkonsentrasi pada suatu wilayah secara temporer,penderitanya tidak terbatas pada
usia, ataupun jenis kelamin tertentu. Meskipun sulit untuk mendeteksi bakteri patogen di dalam
air, tetapi dapat diperkirakan melalui pemeriksaan bakteri E.coli yang disebabkan oleh
pencemaran tinja, dan waktu inkubasinya biasanya lebih panjang daripada keracunan makanan.
Penyakit yang biasanya berhubungan dengan pencemaran air akibat mikroorganisme parasit
antara lain adalah :

1. Disentri

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan)


dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir
bercampur darah. Disentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan
buang air besar. Buang air besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan
banyak cairan dan darah. Penyebab umumnya adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang
menyebabkan disentri amuba dan infeksi golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri
basiler. Penderita perlu segera mendapatkan perawatan medis, jika tidak dapat mengancam jiwa

Penyebab Penyakit:

1. Bakteri (Disentri basiler)

Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering ( 60% kasus disentri yang
dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan
oleh Shigella. Penyebabnya adalah bakteri Shigella dysenteriae. Waktu inkubasinya
sekitar 1 7 hari, biasanya 4 sekitar kurang dari 4 hari.
Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
Salmonella
Campylobacter jejuni, terutama pada bayi

2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5
tahun

Gejala yang Ditimbulkan :


1. Disentri Basiler

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis,
pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan
setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,5 40,0 C), kelihatan toksik.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

2. Disentri amoeba

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.


Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (10x/hari)
Sakit perut hebat (kolik)
Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

Pengobatan

Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko
komplikasi dan kematian. Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) :
Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi
dalam 2 dosis, selama 5 hari. Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat
pemberian kotrimoksazol dibandingkan plasebo10. Alternatif yang dapat diberikan : Ampisilin
100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis . Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis .
Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM . Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari
dibagi dalam 4 dosis. Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan
darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dan lain-lain. Bila dalam 2 hari tidak
terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.

Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica


dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. Tinja berdarah menet

Mengenal Bakteri Patogen Pada Ikan


On 10 April 2016 By niputuDKdalam Kelautan dan Perikanan

Bakteri merupakan jasad renik yang kira-kira duapuluh kali lebih kecil dari sel jamur, protozoa
atau sel daging ikan. Penyakit bakterial pada ikan merupakan salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Selain dapat mematikan ikan penyakit ini dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas daging ikan yang terinfeksi. Sebagian besar bakteri
sebenarnya tidak menyebabkan penyakit, tetapi bakteri mempunyai mempunyai kemampuan
memperbanyak diri sangat cepat, apalagi jika bakteri tersebut berada dalam bagian tubuh hewan.
Bakteri patogen pada ikan dapat bersifat sebagai infeksi primer atau infeksi sekunder/ kedua.
Dalam suatu kondisi dimana kadar bahan organik pada air sangat tinggi, akan banyak terdapat
bakteri patogen. Bahkan beberapa peneliti mengatakan bahwa bakteri mikroflora yang banyak
kedapatan pada usus ikan akan sesuai jenisnya dengan bakteri yang ada dalam lingkungan
perairan tersebut. Namun demikian ada beberapa bakteri yang tidak dapat hidup lama di luar
tubuh inangnya. Penyakit akibat infeksi bakteria di Indonesia ternyata dapat mengakibatkan
kematian sekitar 50 100%. Infeksi penyakit yang sering terjadi antara lain pada budidaya ikan
lele, ikan mas, ikan hias dan ikan gurame. Pada usaha pembesaran ikan gurame antara lain
dikenal dengan istilah penyakit tuberculosis. Penyakit tersebut biasanya ditunjukkan dengan
gejala-gejala klinis antara lain luka dan pendarahan pada kulit, mata menonjol, bisul pada tubuh,
pendarahan pada pangkal sirip. Salah satu gejala yang sangat spesifik adalah adanya bintil-bintil
(tubercle) berwarna putih, biasanya terdapat pada daging, ginjal, hati, limfa dan mata. Penyakit
bakteri pada ikan ini cukup banyak menimbulkan kerugian selain menurunkan mutu daging ikan
juga akhirnya dalam tingkatan yang akut akan menyebabkan kematian ikan. Kematian yang
ditimbulkannya menurut para pembudidaya ikan dapat mencapai 50 60%.

Bakteri yang dapat menginfeksi ikan dikenal ada bermacam-macam bentuk dimana masing-
masing bentuk akan memberikan gambaran efek infeksi yang berlainan. Bentuk-bentuk bakteri
yang bersifat patogenik bagi ikan adalah: bakteri berbentuk bulat (coccus), bentuk bulat
bergabung dua sel (diplococcus), bakteri bentuk bulat bergabung seperti rantai (streptococcus),
bakteri bulat berkelompok beberapa sel (staphylococcus), bakteri berbentuk batang (bacillus),
bakteri berbentuk koma (vibrio). Infeksi bakteri biasanya timbul jika menderita stres. Kematian
banyak terjadi pada ikan yang menderita stres karena serangan bakteri yang menyebabkan
infeksi. Gejala akibat infeksi bakteri secara keseluruhan sangat susah untuk dibedakan dengan
gejala akibat infeksi virus. Gejala-gejala tersebut pada umumnya tergantung sampai stadium
mana tingkat infeksinya dan gejala umum yang sering ditemukan antara lain sebagai berikut:

1. Gerakan ikan lemah.


2. Produksi lendir berkurang karena setelah ikan terinfeksi akan mengeluarkan lendir yang
berlebihan.
3. Timbul pendarahan dan nekrosa pada tempat infeksi.
4. Luka (ulcer) di tempat infeksi.
5. Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan sirip.
6. Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning darah (dropsy).
7. Mata menonjol (exophthalmos).
8. Beberapa bakteri dapat menghasilkan tubercle atau granuloma pada bagian tubuh yang
terinfeksi.

Bakteri yang biasanya menginfeksi ikan lebih banyak tergolong pada bakteri gram negatif.
Tetapi bakteri gram positif juga ada yang dapat menginfeksi ikan seperti treptococcus sp. dan
Mycobacterium spp. Beberapa contoh bakteri yang biasanya menginfeksi ikan antara lain adalah:

1. Penyakit Columnaris (luka kulit, sirip dan insang)

Penyebab: Flexibacter columnaris (Syn: Flavobacterium columnare).

Bio-Ekologi Patogen: bakteri gram negatif, aerobik, berbentuk batang kecil dengan lebar 0,5
mikron dan panjang 12 mikron. Bakteri tersebut bergerak secara merayap seperti ulat, bentuk
koloninya pipih dengan permukaan koloni yang tidak teratur (irregular), tumbuh pada media
campuran pepton yang ditambah 1% media agar.

Epizootiology: merupakan penyebab dari penyakit Columnaris. Sifat serangannya bisa kronik,
akut atau perakut, dan biasanya terjadi pada level suhu diatas 18oC, dan infeksi jarang terjadi
pada keadaan pH rendah dan kandungan bahan organik yang rendah.

Penyakit Columnaris pada Insang

Gejala klinis: Lecet (lesi) biasanya terjadi pada kulit badan atau bagian kepala atau pada insang,
yang dimulai seperti bintik putih yang kemudian berkembang menjadi pendarahan. Infeksi di
sekitar mulut, terlihat seperti diselaputi benang (thread-like), sehingga sering disebut penyakit
jamur mulut. Di bagian pinggir luka tertutup oleh lendir (pigmen) berwarna kuning cerah.
Infeksi pada insang biasanya langsung menimbulkan nekrosa dan kematian akan cepat terjadi
akibat insang yang rontok.

Penanggulangan: Sebaiknya ditujukan lebih pada tindakan pencegahan yaitu dengan perbaikan
kondisi lingkungan, mempertahankan kualitas air, mengurangi kandungan bahan organik dalam
air dan penambahan oksigen. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat contoh infeksi Flexibacter
columnaris dan insang ikan yang diserangnya.

2. Penyakit Merah

Penyebab : Aeromonas hydrophila adalah salah satu spesies bakteri yang terdapat di hampir
seluruh lingkungan perairan tawar maupun payau, bahkan pada feces mammalian, katak dan
manusia. Bakteri ini bersifat gram negatif, bentuk batang 0,7 0,8 mikron x 1,0 1,5 mikron,
bergerak dengan menggunakan polar flagella, cytochrom oksidase positif, fermentative dan
oksidatif. Bakteri ini tumbuh pada kondisi air tawar, terutama pada kondisi kandungan bahan
organik tinggi.
Penyakit Merah pada Ikan Mas

Epizootiology : Aeromonas hydrophila dikenal dengan penyebab penyakit merah, bersifat


septisemik, biasanya sebagai infeksi kedua. Tetapi hasil penelitian Hayes (2000) menunjukkan
bahwa A. hydrophila sebagai bakteri patogen pada ikan dapat berperan baik sebagai patogen
primer maupun sekunder. Sifat serangannya sangat bergantung pada spesies inang dan virulensi
strain bakteri. Cara penularan penyakit ini secara horizontal (antar individu-individu dalam satu
spesies) atau berbeda spesies dalam suatu populasi dan atau komunitas) tetapi tidak secara
vertical (dari induk kepada keturunannya). Pada umumnya penyakit ini akan timbul pada ikan
yang penanganannya kurang sempurna, pakan yang kurang tepat baik mutu maupun jumlahnya,
banyak terinfeksi oleh parasit, serta air kolam yang terlalu subur, serta zat asam yang sangat
rendah.

Gejala klinis: warna ikan menjadi lebih gelap, nafsu makan berkurang atau hilang, bergerombol
dekat saluran pembuangan, dan kadang-kadang timbul luka pada kulit jadi kemerah-merahan.
Jika kita membedah ikan yang terinfeksi gejala yang ditunjukkannnya adalah hatinya berwarna
pucat, dan pendarahan terjadi pada organ dalam seperti hati, ginjal, limpa dan gelembung udara.

Penanggulangan: manajemen budidaya yang baik, mengurangi kesuburan kolam, serta


pemberian pakan yang tepat baik jumlah maupun mutunya.

3. Penyakit Furunculosis

Penyebab: Aeromonas salmonicida adalah bakteri gram negatif, tidak bergerak, dengan ukuran
0.8-1.0 x 1.5-2.0 mikron. Bakteri memiliki 3 subspecies yaitu A. salmonicida ssp salmonicida
yang memproduksi pigmen coklat, A. salmonicida ssp achromogenes tidak memproduksi pigmen
coklat dan tidak mereduksi nitrat, A. salmonicida ssp masoucida yang tidak memproduksi
pigmen coklat tetapi memproduksi indol dan H2S.
Penyakit Furunculosisi

Habitat: Ikan-ikan air tawar merupakan pembawa penyakit. Bakteri tidak hidup lama diluar
tubuh inangnya. Bakteri tersebut dapat menginfeksi ikan salmonid dan non-salmonid.

Distribusi: Aeromonas salmonicida, merupakan penyakit yang daerah sebarnya cukup luas
hampir seluruh dunia terutama daerah yang banyak memelihara ikan salmon.

Epizootiology: Ikan yang terinfeksi berat (acute) oleh penyakit ini kebanyakan akan mati dalam
waktu 2-3 hari. Patogen dapat hidup pada air tawar sekitar 19 hari, sedangkan pada air payau
antara 16 25 hari sedangkan pada air laut dapat aktip kembali antara 24 jam sampai 8 hari Efek
patologi dari penyakit ini dikatakan karena diproduksinya ekstrak luaran sel (ECP) oleh patogen
tersebut yaitu leucocytolytic yang dapat merusak leucocyte yang akan mengakibatkan
leucopenia.

Gejala klinis: Ikan yang terinfeksi akan menunjukkan gejala lecet dan luka serta borok pada
kulit sehingga akan menurunkan mutu daging. Dari organ yang terluka apabila larut kedalam air
maka akan dapat menginfeksi inang yang cocok.

4. Penyakit Vibriosis

Penyebab: Vibrio spp., bakteri ini memiliki ukuran 0,5 x 1,0 2,0 mikron, bersifat gram negatif,
berbentuk batang bisa lurus maupun bentuk koma, bergerak dengan menggunakan polar flagella,
fermentative dan cytochrom oksidase positif, sensitif terhadap vibriostat 0/129 (pteridine).
Vibriosis merupakan penyakit sekunder, artinya penyakit ini muncul setelah adanya serangan
penyakit lainnya misalnya protozoa atau penyakit lainnya.
Ikan yang Terserang Bakteri Vibrio spp.

Habitat: sumber utama adalah species ikan laut sebagai pembawa, namun bakteri ini juga telah
ditemukan pada invertebrata dan benthos. Tumbuh hampir disegala media umum yang
mengandung NaCl 1-1,5%.

Epizootiology: Vibriosis merupakan penyakit yang potensial bagi ikan laut, baik yang
dibudidayakan maupun bagi ikan liar. Sebetulnya pada keadaan normal bakteri tsb merupakan
mikroflora pada usus ikan air laut. Suhu ambang untuk terjadinya wabah tergantung dari species
ikan msalnya untuk salmon dan turbot pada level suhu 10 11oC. Kematian yang diakibatkannya
dapat mencapai 50% terutama apabila terjadi pada ikan yang berumur muda. Vibriosis
merupakan penyakit sekunder, artinya penyakit ini muncul setelah adanya serangan penyakit
yang lain misalnya protozoa atau penyakit lainnya.

Gejala klinis: anorexia, warna tubuh menjadi gelap, warna insang pucat. Pada infeksi akut ikan
akan menunjukkan gejala tubuh membengkak, luka pada kulit yang mengeluarkan nanah. Pada
infeksi kronik akan terbentuk granuloma, dan pendarahan pada rongga perut.

Penanggulangan: lebih ditujukan pada pencegahan yaitu dengan vaksinasi dan seleksi ikan yang
tahan terhadap infeksi penyakit.

Pengobatan: Pemberian Sulphonamides 0,5 gram per kg pakan ikan selama 7 hari, atau
Chlorampenicol sebanyak 0,2 gram per kg berat pakan ikan selama 4 hari. Jika ikan tidak mau
makan, cobalah dengan pengobatan melalui perendaman menggunakan Nitrofurozon 15 ppm
selama lebih kurang 4 jam atau dengan Sulphonamides 50 ppm selama lebih kurang 4 jam.

5. Penyakit Edwardsiellosis

Penyebab: Edwardsiela tarda, bakteri bersifat gram negatif berbentuk batang dan bergerak
dengan menggunakan flagella, bersifat fermentatif dan mampu memproduksi H2S. Sampai saat
ini penyakit ini telah dilaporkan dapat menginfeksi hampir semua jenis ikan termasuk salmon,
chanel catfis, ikan mas, sidat, tilapia dan flounder.
Infeksi Bakteri Edwardsiela tarda pada Catfish

Gejala infeksi: ikan pucat, gembung perut, pendarahan pada anus, anus tertekan kedalam, dan
mata pudar. Gejala klinis pada organ dalam adanya bintil kecil berwarna putih terdapat pada
insang, ginjal, hati dan limfa dan kadang-kadang pada usus. Hal yang berperan membantu
terjadinya wabah diduga karena ular, kotoran manusia dan binatang lainnya. Namun wabah
biasanya terjadi pada suhu tinggi yaitu 30oC dan kandungan bahan organik tinggi. Jumlah
kematian akan tergantung pada keadaan lingkungan tetapi dari data yang ada ternyata pada
kolam ikan lele biasanya kematian tidak lebih dari 5%. Namun demikian apabila ikan tersebut
dipindahkan maka infeksi penyakit tersebut akan bertambah ganas dan dapat menyebabkan
kematian sekitar 50% dari populasi. Ikan yang ternfeksi akan menunjukan gejala terjadinya luka
pada kulit dan kemudian meluaskan bagian daging. Luka ini sering mengakibatkan pendarahan.

6. Penyakit Streptococciosis

Penyebab: Streptococcus iniae

Bio-Ekologi Patogen: termasuk bakteri gram positif berbentuk bulat kecil (coccus), bergabung
menyerupai rantai, non-motil, koloni transparan dan halus dan mempunyai kemampuan
menyerang sel darah merah. Streptococcus merupakan bakteri yang resisten terhadap berbagai
antibiotik yang secara terus menerus dipergunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang lain.
Infeksi : Streptococcus pada ikan dapat berlangsung secara kronik hingga akut. Penyakit ini
banyak dilaporkan pada ikan yang dipelihara pada lingkungan perairan tenang (stagnant) dan
sistem resirkulasi. Infeksi ini banyak ditemukan di organ otak, sehingga ikan yang terinfeksi
sering menunjukkan tingkah laku abnormal seperti kejang atau berputar.
Serangan Bakteri Streptococcus sp. pada Ikan Patin

Gejala Klinis: gejala yang ditimbulkannya meliputi mata menonjol, gembung perut (dropsy),
pendarahan pada mata, tutup insang dan pangkal ekor, warna ikan menjadi lebih gelap, dan ikan
berenang cepat tidak karuan, pertumbuhan ikan menjadi lambat. Sedangkan ciri pada organ
dalam meliputi kerusakan ginjal, hati, limpa dan usus. Seringkali infeksi Streptococcus tidak
menunjukkan gejala klinis yang jelas kecuali kematian yang terus berlangsung. Biasanya
penyakit ini diamati lewat pemeriksaan laboratories.

Species ikan yang terinfeksi meliputi: ikan ekor kuning, tilapia, sidat, rainbow trout, channel
catfish, golden shiner, lele-lelean (Arius felis), silver trout dan mullet. Efek yang ditimbulkan
adalah ikan menjadi sulit bernapas dan hilang kemampuan dalam menentukan arah dan gerak
(inkoordinasi). Mata menjadi buram, nekrosis dan dapat menyebabkan kondisi kebutaan.
Kerusakan organ-organ internal akan mengakibatkan kematian.

Pencegahan dan Pengendalian: manajemen kesehatan ikan terpadu (inang, lingkungan dan
patogen), ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnahkan, hindari penggunaan air dari
kolam yang sedang terinfeksi bakteri tersebut. menghindari kepadatan tinggi, pakan berlebih dan
penanganannya kasar.

7. Penyakit Mycobacteriosis

Penyebab: Penyakit ini disebabkab oleh bakteri Mycobacterium spp. Species bakteri yang dapat
menginfeksi ikan adalah: M. marinum, M. foruitum dan M. chelonei.
Penyakit Tubercolosis pada Ikan

Bio-Ekologi Patogen : Bakteri tersebut berbentuk batang agak bengkok, bersifat acid fast dan
gram positif, tumbuh pada media khusus seperti Lowenstein-Jensen, Petragnani dan Ogawa and
Sauton. Tumbuh agak lama sekitar 30 hari. Namun untuk M. fortuitum dan M. chelonei akan
tumbuh 7 hari dalam medium Ogawas egg pada temperatur 25-30oC. Infeksi Mycobacterium
banyak dilaporkan pada ikan yang dipelihara pada lingkungan perairan tenang (stagnant) dan
sistem resirkulasi, sehingga jenis ikan seperti gurami dan cupang yang cocok pada kondisi
tersebut sering dilaporkan terinfeksi penyakit tersebut. Kolam tadah hujan dan pekarangan
dengan sumber air terbatas lebih rentan terhadap infeksi jenis penyakit ini.

Gejala klinis: Mycobacteriosis merupakan penyakit yang progresif chronik dengan beberapa
gejala klinis antara lain lesi seperti cacar, ikan lemah, pembengkakan pada kulit, mata menonjol
(exophthalmia) lesi dan borok pada tubuh. Ikan akan kehilangan nafsu makan, lemah, kurus.
Gejala ini diawali dengan kurang gizi terutama vitamin E. Jika menginfeksi kulit, timbul bercak-
bercak merah dan berkembang menjadi luka, sirip dan ekor geripis. Pada infeksi lanjut, gejala
pada organ dalam biasanya terdapat granuloma yang berwarna putih keabu-abuan atau putih
kecoklatan, terutama pada hati, limfa, ginjal dan pada daging ikan (dikenal sebagai penyakit
TBC).

Epizootiology dari penyakit ini sangat sedikit sekali diketahui. Kemungkinan penyebaran
penyakit tersebut dengan menelan langsung dari pakan atau kotoran yang terinfeksi oleh
Mycobacterium spp tersebut.. Di Indonesia telah ditemukan menginfeksi ikan hias dan ikan
gurame (Osphronemus gouramy). Insidensi infeksinya dapat mencapai 60% degan. Kematian
yang diakibatkan dapat mencapai 70-80%. Diagnosa berupa isolasi dan identifikasi melalui uji
biokimia.

Pengendalian dan Pengobatan: manajemen kesehatan ikan terpadu (inang, lingkungan dan
patogen), ikan yang terinfeksi segera diambil dan dimusnahkan, hindari penggunaan air dari
kolam yang terinfeksi bakteri tersebut. Pengobatan melakukan penggantian air baru.
Pemeliharaan dalam air hijau secara ekstensif akan mengurangi stress.

8. Penyakit Nocardiosis
Penyakit
Nocardiosis yang Menyerang Daging dan Insang Ikan

Penyebab: Nocardia spp. adalah organisme bersifat aerob, gram positif dan mungkin acid fast
berbentuk batang dan kadang-kadang bercabang. Dapat menginfeksi baik ikan air tawar maupun
ikan air laut. Ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala hilang nafsu makan (anorexia), ikan kurus,
pembengkakan terjadi pada daerah mulut dan perut yang menunjukkan adanya bintik putih pada
kulit, insang, daging dan organ dalam dan kadang-kadang penyakit ini menimbulkan lesi. Gejala
yang ditimbulkan mirip dengan gejala infeksi tuberkulosis.

9. Penyakit Enteric Septicaemia of Catfish (ESC)

Penyebab: bakteri Edwardsiela ictaluri. Bakteri tsb tergolong bakteri yang mempunyai sifat
gram negatif, berbentuk batang, bergerak lamban dengan menggunakan flagella. Suhu optimum
untuk pertumbuhannya adalah 20-30oC. Perbedaannya dengan E. tarda adalah bakteri E. ictaluri
tidak memproduksi H2S dan indol.

Penyakit Enteric Septicemia of Catfish (ESC)

Gejala klinis dari penyakit ini ciri dengan keadaan ikan lemah menggantung arah vertikal,
berenang berputar (Spinning) dan kemudian diikuti oleh kematian. Pada ikan yang berukuran
panjang diatas 15 cm gejala klinis luar tidak pernah ditemukan. Penyebaran penyakit tersebut
meliputi seluruh wilayah Amerika dimana budidaya channel catfish sangat intensif.

10. Penyakit Pasteurellosis

Penyebab: Pasteurella piscida. Yaitu bakteri gram negatif tidak bergerak, berbentuk batang,
fermentatif dengan warna koloni abu-abu sampai kuning.

Infeksi Penyakit Pasteurellosis pada Organ Dalam Ikan

Gejala klinis: Pada infeksi akut hanya menunjukkan gejala yang tidak dapat terdeteksi.
Sedangkan gejala pada organ dalam dapat ditemukan granuloma pada ginjal dan limfa yang
berwarna putih keabu-abuan. Oleh karena itu maka penyakit ini juga sering disebut dengan
istilah pseudotuberculosis. Pasteurellosis menyerang baik ikan yang dibudidayakan maupun
ikan liar. Penyakit ini hanya menginfeksi ikan laut pada suhu air sekitar 25oC.

11. Penyakit Enteric Red Mouth Disease (ERM)

Penyebab: Yersinia ruckeri, bakteri bersifat gram negatif, berbentuk batang agak lengkung,
bergerak dengan menggunakan 7-8 flagella. Ada tiga tipe sel yaitu type 1, type 2 dan type 3
dimana type 1 sangat virulen, diikuti oleh type 2 dan kemudian type 3.

Serangan Penyakit Red Mouth pada Ikan Bandeng

Gejala klinis: Red Mouth Disease adalah suatu penyakit dengan gejala klinis warna merah pada
mulut dan kerongkongan akibat adanya pendarahan pada lapisan subcutan. Gejala lainnya adalah
pembengkakan dan erosi pada rahang, kulit jadi kehitaman, pendarahan pada pangkal sirip, mata
menonjol dan ikan lemah. Gejala klinis pada organ dalam meliputi pendarahan pada otot daging,
lemak pada usus serta pembengkakakan terjadi pada ginjal dan limfa.

Penyebaran penyakit: meliputi Amerika Serikat, Canada, Denmark, Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, Norwegia dan Australia. Penyakit ini terutama menyerang ikan kecil ukuran panjang
sekitar 7.5 cm. Lebih jarang menginfeksi ikan besar tetapi lebih bersifat kronik.

Sumber:

Maloedyn.,S., 2001. Mengatasi Penyakit Hama Pada Ikan Hias. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Yuasa, Kei, dkk. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi,
Ditjen Perikanan Budidaya, DKP dan JICA.

Bakteri Patogen
Bakteri Patogen (jenis-jenis bakteri patogen, contoh bakteri patogen)

Bakteri patogen
Menurut fungsinya, ada dua macam jenis bakteri. Pertama yaitu bakteri yang
menguntungkan bagi manusia, contohnya seperti Streptococcus lactis penghasil mentega dari
susu dan Bacillus brevis yang menghasilkan antibiotik terotrisin. Kedua, bakteri yang
merugikan bagi manusia. Salah satu himpunan bakteri yang merugikan adalah bakteri
patogen. Bakteri patogen merupakan salah satu bakteri yang merugikan

Berdasarkan definisi umum, bakteri patogen berarti jenis bakteri merugikan yang
menimbulkan berbagai macam penyakit, baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan.
Bakteri patogen dibagi menjadi dua kelompok besar.

1. Bakteri patogen intraseluler yang hanya menyebabkan penyakit bila masuk ke dalam
tubuh makhluk hidup. Contohnya, Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menjadi penyebab
penyakit TBC.

2. Bakteri kondisional. Bakteri patogen ini bisa menimbulkan penyakit dalam keadaan
tertentu. Bakteri kondisional umumnya mengambil keuntungan dari kelemahan yang diderita
makhluk hidup, misalnya luka yang menganga atau kondisi kekebalan tubuh yang sedang
menurun. Bakteri patogen kondisional biasanya tersebar dengan mudah melalui benda-benda
yang dipakai bersama-sama. Misalnya, pegangan pintu, tombol elevator, serta pegangan kursi
ataupun meja. Contoh bakteri kondisional adalah Haemophilus influenza, penyebab penyakit
influenza pada manusia.

Contoh Bakteri Patogen

Ada ribuan spesies bakteri patogen yang tersebar di alam. Berikut ini adalah beberapa contoh
bakteri patogen.

1. Bakteri Genus Salmonella

Bakteri ini bersifat patogen pada manusia dan hewan. Salmonella menyebabkan demam serta
peradangan pada lambung dan usus. Ada sekitar 200 spesiesSalmonella. Salah satu spesies
yang paling populer sebagai patogen adalahSalmonella typhosa, bakteri penyebab penyakit tifus
pada manusia. Bakteri ini banyak dijumpai pada air mentah atau makanan yang kurang matang
pemasakannya.

2. Bakteri Genus Staphylococcus

Memang ada beberapa bakteri genus Staphylococcus yang menguntungkan bagi manusia
sebagai penghasil asam laktat. Namun, di sisi lain, ada pula genusStaphylococcus yang
bersifat patogen. Salah satunya adalah Staphylococcus aureus.

Bakteri ini mampu menghasilkan enterotoksin yang bisa menginfeksi rongga hidung, telinga,
kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia. Staphylococcus aureus berpotensi besar
terdapat pada makanan yang dinikmati dengan mentah, seperti sayuran dan buah yang
disiapkan dengan tangan.

3. Bakteri Genus Vibrio

Bakteri Genus Vibrio


Disebut dengan vibrio karena bakteri ini berbentuk melengkung seperti ginjal. Sebagian besar
genus bakteri ini bisa dijumpai di perairan, baik air tawar maupun air laut. Oleh karena itulah,
genus Vibrio biasanya menjadi patogen dalam budidaya ikan dan udang.

Beberapa spesies Vibrio yang menimbulkan penyakit adalah Vibrio cholerae penyebab penyakit
kolera, Vibrio parahaemolyticus, dan Vibrio vulvinicus. Ketiganya dapat berpotensi untuk
menginfeksi manusia.

4. Genus Shigella

Identik dengan Salmonella, Shigella juga menginfeksi lambung dan usus. Spesies Shigella yang
paling dikenal adalah Shigella disentriae. Bakteri ini merupakan penyebab shigellosis atau
penyakit disentri.

5. Genus Pseudomonas

Memang tidak semua genus Pseudomonas bersifat patogen. Salah satu yang cukup berbahaya
adalah Pseudomonas cocovenenans. Bakteri ini mampu menghasilkan toksoflavin. Racun ini
dapat dijumpai pada bahan makanan tempe bongkrek yang berbahan baku utama ampas
kelapa.

6. Genus Clostridium
Selain Clostridium tetani, penyebab penyakit tetanus, genus ini memiliki satu spesies yang
sangat mematikan, yaitu Clostiridium botulinum. Bakteri ini merupakan bahaya terbesar
dalam makanan kaleng. Racun botulinin yang dikeluarkan bakteri tersebut sangat
membahayakan kesehatan manusia.

Ciri-ciri keracunan botulinin adalah tenggorokan yang terasa kaku hingga sukar bernapas, mata
berkunang-kunang, hingga kejang-kejang yang menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
berhati-hatilah bagi Anda yang mengonsumsi makanan kaleng, periksa kemasan makanan
tersebut. Jangan sampai rusak atau bocor.

Selain beberapa contoh tersebut, ada beberapa spesies bakteri patogen lainnya. Yaitu,
Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru; Neiseria
meningitis, penyebab meningitis atau radang selaput otak; Neiseria gonorrhoeae, penyebab
penyakit gonorrhoe atau kencing nanah; Treponema pallidum penyebab sifilis atau raja singa;
dan Mycobacterium leprae penyebab lepra atau kusta.

Waspadai bakteri patogen dengan menjaga pola makan yang sehat dan mengoptimalkan kondisi
tubuh Anda.

Anda mungkin juga menyukai