PENDAHULUAN
Infeksi nosocomial (Hospital Acquired Infection/ Nosokomial infection) berasal dari kata yunani
nosos (penyakit) dan komeion (merawat) nosocomion berartiRumah Sakit jadi infeksi nosokomial ialah
infeksi yang di peroleh selama dalam perawatan di rumah sakit.Infeksi nosokomial biasanya timbul
ketika,pasien di rawat 3 x 24 jam di rumah sakit dan infeksi ini sangat sulit di atasi karena di timbulkan oleh
mikroorganisme dan bakteri. Dokter muda adalah sarjana lulusan perguruan tinggi pendidikan dokter yang
menjalankan profesi disarana kesehatan yang telah ditetapkan. Rumah sakit menjadi sarana pasien untuk
mencari kesembuhan, namun rumah sakit juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal
dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan
berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun
non medis.
Di seluruh dunia, 10 % (1,4 juta) pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial
setiap tahun, sedangkan di negara Amerika Serikat terdapat 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi
nosokomial. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004
menunjukkan bahwa 9,8 % pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru (infeksi nosokomial) selama
Di Indonesia masalah infeksi nosocomial juga merupakan masalah yang cukup serius. Apalagi di
rumah sakit yang jumlah penderita yang dirawat banyak dengan tenaga perawatnya masih tersabatas. Pada
penelitian yang dilakukan oleh wardana dan acing pada tahun 1989 merupakan hasil observasi infeksi
nosocomial insidensi infeksi nosocomial 18,46% pada pasien yang dirawat I ruang rawat penyakit dalam
RSUP M Jamil, Padang. Pada penelitian lain pada tahun yang sama di RS. Hasan Sadikin Badung
didapatkan insidensi/prevalensi infeksi nosokomial 17,24% sedangkan di RSUD dr. sutomo adalah sebesar
9,85%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Depkes tahun 2004, infeksi nosokomial banyak
terjadi di Rumah Sakit Pemerintah dengan jumlah 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 ( 55,1
%), sedangkan pada Rumah Sakit Swasta jumlah infeksi nosokomial adalah 991 pasien dari jumlah pasien
beresiko 130.047 (35,8 %), dan pada Rumah Sakit ABRI jumlah Infeksi Nosokomial 254 pasien dari jumlah
pasien beresiko 1.672 (9,1%). Prosentase infeksi nosokomial yang tertinggi di rumah sakit swasta maupun
rumah sakit pemerintah pada tahun 2004 adalah plebitis dengan jumlah 2.168 pasien dari jumlah pasien yang
beresiko 124.733 (1,7%) meskipun jumlah pasien beresiko cukup tinggi yaitu 5,765 (0%) (Depkes, 2004).
Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain : lama hari perawatan
bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat (Muhlis, 2006). Beberapa kejadian Infeksi
Nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien
dirawat lebih lama di Rumah Sakit (Depkes, 2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarni di
rumah sakit se-Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar
antara 0,0 % hingga 12,06 %, dengan rata-rata keseluruhan 4,26 %. Untuk rata-rata lama perawatan berkisar
antara 4,3 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari (Muhlis, 2006). Infeksi nosokomial menjadi
salah satu penyebab kematian terbanyak dewasa ini dan telah banyak perkembangan yang dibuat guna
1.2.5 Apa saja berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi nosokomial?
1.3.7 Untuk mengetahui peran dokter muda dalam mencegah infeksi nosokomial.