Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Infeksi nosocomial (Hospital Acquired Infection/ Nosokomial infection) berasal dari kata yunani

nosos (penyakit) dan komeion (merawat) nosocomion berartiRumah Sakit jadi infeksi nosokomial ialah

infeksi yang di peroleh selama dalam perawatan di rumah sakit.Infeksi nosokomial biasanya timbul

ketika,pasien di rawat 3 x 24 jam di rumah sakit dan infeksi ini sangat sulit di atasi karena di timbulkan oleh

mikroorganisme dan bakteri. Dokter muda adalah sarjana lulusan perguruan tinggi pendidikan dokter yang

menjalankan profesi disarana kesehatan yang telah ditetapkan. Rumah sakit menjadi sarana pasien untuk

mencari kesembuhan, namun rumah sakit juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal

dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan

berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun

non medis.

Di seluruh dunia, 10 % (1,4 juta) pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial

setiap tahun, sedangkan di negara Amerika Serikat terdapat 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi

nosokomial. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004

menunjukkan bahwa 9,8 % pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru (infeksi nosokomial) selama

dirawat (Spiritia, 2006).

Di Indonesia masalah infeksi nosocomial juga merupakan masalah yang cukup serius. Apalagi di

rumah sakit yang jumlah penderita yang dirawat banyak dengan tenaga perawatnya masih tersabatas. Pada

penelitian yang dilakukan oleh wardana dan acing pada tahun 1989 merupakan hasil observasi infeksi

nosocomial insidensi infeksi nosocomial 18,46% pada pasien yang dirawat I ruang rawat penyakit dalam

RSUP M Jamil, Padang. Pada penelitian lain pada tahun yang sama di RS. Hasan Sadikin Badung

didapatkan insidensi/prevalensi infeksi nosokomial 17,24% sedangkan di RSUD dr. sutomo adalah sebesar

9,85%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Depkes tahun 2004, infeksi nosokomial banyak

terjadi di Rumah Sakit Pemerintah dengan jumlah 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 ( 55,1

%), sedangkan pada Rumah Sakit Swasta jumlah infeksi nosokomial adalah 991 pasien dari jumlah pasien

beresiko 130.047 (35,8 %), dan pada Rumah Sakit ABRI jumlah Infeksi Nosokomial 254 pasien dari jumlah

pasien beresiko 1.672 (9,1%). Prosentase infeksi nosokomial yang tertinggi di rumah sakit swasta maupun
rumah sakit pemerintah pada tahun 2004 adalah plebitis dengan jumlah 2.168 pasien dari jumlah pasien yang

beresiko 124.733 (1,7%) meskipun jumlah pasien beresiko cukup tinggi yaitu 5,765 (0%) (Depkes, 2004).

Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain : lama hari perawatan

bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat (Muhlis, 2006). Beberapa kejadian Infeksi

Nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien

dirawat lebih lama di Rumah Sakit (Depkes, 2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarni di

rumah sakit se-Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar

antara 0,0 % hingga 12,06 %, dengan rata-rata keseluruhan 4,26 %. Untuk rata-rata lama perawatan berkisar

antara 4,3 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari (Muhlis, 2006). Infeksi nosokomial menjadi

salah satu penyebab kematian terbanyak dewasa ini dan telah banyak perkembangan yang dibuat guna

mencari penyabab meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi infeksi nosokomial?

1.2.2 Bagaimanakah epidemiologi infeksi nosokomial?

1.2.3 Apa saja faktor penyebab infeksi nosokomial?

1.2.4 Bagaimana cara penularan infeksi nosokomial?

1.2.5 Apa saja berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi nosokomial?

1.2.6 Bagaimana pencegahan infeksi nosokomial?

1.2.7 Bagaimana peran dokter muda dalam mencegah infeksi nosokomial?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui tentang infeksi nosokomial.

1.3.2 Untuk mengetahui epidemiologi infeksi nosokomial

1.3.3 Untuk mengetahui cara penularan infeksi nosokomial.

1.3.4 Untuk mengetahui faktor penyebab penyebaran infeksi nosokomial.

1.3.5 Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi nosokomial.

1.3.6 Untuk mengetahui cara pencegahan infeksi nosokomial.

1.3.7 Untuk mengetahui peran dokter muda dalam mencegah infeksi nosokomial.

Anda mungkin juga menyukai