Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar 40% dari infeksi nosokomial, 80% infeksinya
dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat menyebabkan
terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Organisme yang biaa menginfeksi biasanya E.Coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan
karena mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya
Sangat sulit untuk dapat mencegah penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat
dengan permukaan dari kateter. Kebanyakan pasien akan terinfeksi setelah 1-2 minggu pemasangan kateter.
Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air
yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilisasi yang gagal dan teknik septik
dan aseptik.
Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang menggunakan ventilator, tindakan
trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Kuman penyebab infeksi ini tersering berasal
dari gram negatif seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini sering berada di mulut, hidung,
kerongkongan, dan perut. Keberadaan organisme ini dapat menyebabkan infeksi karena adanya aspirasi oleh
Dari kelompok virus dapat disebabkan olehcytomegalovirus, influenza virus, adeno virus, para
Faktor resiko terjadinya infeksi pneumonia ini adalah tipe dan jenis pernapasan, riwayat merokok,
tidak sterilnya alat-alat bantu, obesitas, beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ, tingkat penggunaan
Infeksi ini hanya mewakili sekitar 5 % dari total infeksi nosokomial, tetapi dengan resiko kematian
yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti Staphylococcus dan
Candida. Infeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik, kateter urin dan infus.
2.5.4 Tuberkulosis
Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi-drugs resisten. Kontrol terpenting untuk
penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negatif dalam ruangan.
2.5.5 Diarrhea dan Gastroenteritis
Mikroorganisme tersering berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain
itu, dari gologan virus lebih banyak disebabkan oleh golongan enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan
hepatitis A. Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapat
Faktor intrinsik meliuti abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti achlorhydria, lemahnya
motilitas intestinal, dan perubahan pada flora normal. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi tindakan medis
yang diberikan seperti pemasangan nasogastric tube dan obat-obatan saluran cerna.
Infeksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan infus, kateter jantung dan suntikan. Virus yang
dapat menular dari cara ini adalah virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV.
Infeksi pembuluh darah primer, muncul tanpa adanya tanda infeksi sebelumnya, dan berbeda dengan
Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksi dari organisme yang sama dari sisi tubuh yang lain.
timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernafasan. Bordetella Pertusis, yang menyebabkan
batuk rejan. Siklus tiap 3-5 tahun dan infeksi muncul sebanyak 50 dalam 100% individu yang tidak imun.
Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot.
Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan
terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya infeksi sistemik. Dari golongan virus yaitu herpes simplek,
varicella zooster, dan rubella. Organisme yang menginfeksi akan berbeda pada tiap populasi karena
perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan fasilitas yang dimiliki dan perbedaan negara yang
didiami.
Infeksi lain seperti tulang dan sendi (osteomielitis, infeksi tulang atau sendi dan discus vertebralis),
infeksi sistem kardiovaskuler (infeksi arteri atau vena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan
mediastinitis), infeksi sistem saraf pusat (meningitis atau ventrikulitis, absess spinal dan infeksi intra
cranial), infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut (conjunctivitis, infeksi mata, otitis eksterna, otitis media,
otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan infeksi saluran nafas atas), infeksi pada saluran pencernaan
(gastroenteritis, hepatitis, necrotizing enterocolitis, infeksi intra abdominal), infeksi sistem pernafasan bawah
(bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan infeksi lainnya), infeksi pada sistem reproduksi (endometriosis