Anda di halaman 1dari 3

2.

7 Peran Dokter Muda

Peran dokter dalam pengendalian infeksi nosokomial. Menurut Daschner, dokter yang menjadi

anggota organisasi pengendalian infeksi nosokomial, harus berkualitas profesional dan merupakan

kombinasi antara: ahli penyakit infeksi, ahli mikrobiologi, ahli epidemiologi, social worker, psikolog, guru,

ahli riset, ahli terapi antibiotika, polisi/investigator, arsitek dan partner baik dari perawatan. Secara umum

dokter tersebut hams memiliki kualifikasi umum : punya interest, wakil kelompok besar, punya wibawa,

komunikatif, ahli dalam bidangnya, dan tekun; dan secara khusus mempunyai pengetahuan yang cukup

dalam bidang : epidemiologi, bakteriologi - penyakit infeksi, antibiotika, antiseptik - desinfektan, disposal,

hospital architecture, psikologi, dan cukup mengenal masalah UPF; sehingga secara umum dapat

disimpulkan kualitas mereka adalah mempunyai lima unsur : good manager, good doctor, good scholar,

good teacher, good researcher.

Secara fungsional, dokter mempunyai peran sebagai berikut:

I. Dalam komite : Memimpin untuk : pembuatan kebijakan,

rapat rutin (1 bulan sekali), penentuan keputusan penting dalam

keadaan KLB, dan menghimpun laporan penting.

II. Dalam tingkat team : Memimpin untuk : Penjabaran kebijakan,

pelatihan dan pengajaran staf, Surveilan, Pelaporan

KLB, dan Rapat rutin (1 minggu sekali).

III. Dalam pelaksanaan harian (tingkat UPF) punya peran sebagai berikut :

Catatan Medis/LPD Khusus

Pelaksanaan SOP.

Dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien, oleh karena itu peran dokter muda dalam mencegah

infeksi nosokomial sangat vital. Upaya-upaya yang bisa dilakukan dokter muda dalam mencegah infeksi

nosokomial adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan universal precaution dalam semua tindakan.

2. Imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh.

3. Alat perlindungan diri dalam bekerja.

4. Profesionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan

dengan benar.

5. Managemen setelah terpapar sumber infeksi.


Universal precaution penting perannya dalam mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Dengan

waspada terhadap semua pasien membawa suatu penyakit dalam tubuhnya yang bisa ditularkan melewati

berbagai cara akan membuat dokter muda bertindak dengan waspada terhadap segala sesuatu dari tubuh

pasien baik berupa darah, urin, air liur, fases dan muntahan. Tindakan- tindakan dalam universal precaution

meliputi :

a. Mencuci tangan setelah kontak langsung dengan pasien.

b. Menutup jarum dengan cara yang benar (tidak menggunakan dua tangan)

c. Mengumpulkan dan membuang jarum, alat tajam pada tempat yang telah disediakan.

d. Menggunakan sarung tangan ketika kontak dengan cairan tubuh, kulit yang luka dan membran mukosa.

e. Menggunakan masker, pelindung mata dan gaun ketika kemunkinan berhadapan dengan derah atau

cairan tubah yang menyembur.

f. Menutup semua luka atau irisan dengan bahan kedap air (linen).

g. Segera dan berhati-hati dalam membersihkan tumpahan darah atau cairan tubuh yang lain.

Upaya universal precaution diatas diharapkan dokter muda tidak terinfeksi penyakit dari pasien dan

tidak akan menularkan penyakit kepada pasien lainnya dengan demikian infeksi nosokomial dapat dicegah.

Imunisasi berperan dalam memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit. Profesi dokter muda

yang selalu berkontak langsung dengan pasien sangat rentan terhadap penularan penyakit dari pasien.

Imunisasi yang dapat diberikan kepada dokter muda salah satumya hepatitis B. HBV adalah agen yang

sangat menular diseluruh dunia yang menimbulkan sirosis dan carcinoma hepar. Pemberian vaksinasi pada

dokter muda dapat mencegah penyebaran infeksi HBV khususnya dan infeksi nosokomial umumnya.

Alat perlindungan diri seperti masker sangat penting dalam mencegah tertular penyakit pernafasan

seperti TB. Alat perlindungan diri harus dipakai oleh dokter muda guna mencegah terinfeksi dan menularkan

penyakit.

Profesionalisme dalam bekerja, tidak melakukan kesalahan dan efektik dalam segala tindakan medis

akan menurunkan resiko tertularnya infeksi dari penderita. Semisal dalam manajemen luka, tindakan aseptis

harus benar dan skill operator harus sesuai protap agar luka sembuh optimal dan tidak menjadi tempat

masuknya infeksi lainnya. Perlunya pematangan pengetahuan dan skill dokter muda dalam segala tindakan

medis besar perannya dalam mencegah infeksi nosokomial.

Managemen setelah terpapar sumber infeksi meliputi darah dan cairan dari pasien atau sumber

lainnya besar manfaatnya guna mencegah terinfeksi penyakit. Darah yang menempel harus dicuci bersih dan

antiseptik dipakai guna membunuh kuman penyakit. Alat alat setelah selesai dipakai ditempatkan pada
cairan disinfektan dan dilakukan metide disinfeksi yang sesuai guna menghindari adanya penularan penyakit

pada pemakaia selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai