Peran dokter dalam pengendalian infeksi nosokomial. Menurut Daschner, dokter yang menjadi
anggota organisasi pengendalian infeksi nosokomial, harus berkualitas profesional dan merupakan
kombinasi antara: ahli penyakit infeksi, ahli mikrobiologi, ahli epidemiologi, social worker, psikolog, guru,
ahli riset, ahli terapi antibiotika, polisi/investigator, arsitek dan partner baik dari perawatan. Secara umum
dokter tersebut hams memiliki kualifikasi umum : punya interest, wakil kelompok besar, punya wibawa,
komunikatif, ahli dalam bidangnya, dan tekun; dan secara khusus mempunyai pengetahuan yang cukup
dalam bidang : epidemiologi, bakteriologi - penyakit infeksi, antibiotika, antiseptik - desinfektan, disposal,
hospital architecture, psikologi, dan cukup mengenal masalah UPF; sehingga secara umum dapat
disimpulkan kualitas mereka adalah mempunyai lima unsur : good manager, good doctor, good scholar,
III. Dalam pelaksanaan harian (tingkat UPF) punya peran sebagai berikut :
Pelaksanaan SOP.
Dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien, oleh karena itu peran dokter muda dalam mencegah
infeksi nosokomial sangat vital. Upaya-upaya yang bisa dilakukan dokter muda dalam mencegah infeksi
4. Profesionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan
dengan benar.
waspada terhadap semua pasien membawa suatu penyakit dalam tubuhnya yang bisa ditularkan melewati
berbagai cara akan membuat dokter muda bertindak dengan waspada terhadap segala sesuatu dari tubuh
pasien baik berupa darah, urin, air liur, fases dan muntahan. Tindakan- tindakan dalam universal precaution
meliputi :
b. Menutup jarum dengan cara yang benar (tidak menggunakan dua tangan)
c. Mengumpulkan dan membuang jarum, alat tajam pada tempat yang telah disediakan.
d. Menggunakan sarung tangan ketika kontak dengan cairan tubuh, kulit yang luka dan membran mukosa.
e. Menggunakan masker, pelindung mata dan gaun ketika kemunkinan berhadapan dengan derah atau
f. Menutup semua luka atau irisan dengan bahan kedap air (linen).
g. Segera dan berhati-hati dalam membersihkan tumpahan darah atau cairan tubuh yang lain.
Upaya universal precaution diatas diharapkan dokter muda tidak terinfeksi penyakit dari pasien dan
tidak akan menularkan penyakit kepada pasien lainnya dengan demikian infeksi nosokomial dapat dicegah.
Imunisasi berperan dalam memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit. Profesi dokter muda
yang selalu berkontak langsung dengan pasien sangat rentan terhadap penularan penyakit dari pasien.
Imunisasi yang dapat diberikan kepada dokter muda salah satumya hepatitis B. HBV adalah agen yang
sangat menular diseluruh dunia yang menimbulkan sirosis dan carcinoma hepar. Pemberian vaksinasi pada
dokter muda dapat mencegah penyebaran infeksi HBV khususnya dan infeksi nosokomial umumnya.
Alat perlindungan diri seperti masker sangat penting dalam mencegah tertular penyakit pernafasan
seperti TB. Alat perlindungan diri harus dipakai oleh dokter muda guna mencegah terinfeksi dan menularkan
penyakit.
Profesionalisme dalam bekerja, tidak melakukan kesalahan dan efektik dalam segala tindakan medis
akan menurunkan resiko tertularnya infeksi dari penderita. Semisal dalam manajemen luka, tindakan aseptis
harus benar dan skill operator harus sesuai protap agar luka sembuh optimal dan tidak menjadi tempat
masuknya infeksi lainnya. Perlunya pematangan pengetahuan dan skill dokter muda dalam segala tindakan
Managemen setelah terpapar sumber infeksi meliputi darah dan cairan dari pasien atau sumber
lainnya besar manfaatnya guna mencegah terinfeksi penyakit. Darah yang menempel harus dicuci bersih dan
antiseptik dipakai guna membunuh kuman penyakit. Alat alat setelah selesai dipakai ditempatkan pada
cairan disinfektan dan dilakukan metide disinfeksi yang sesuai guna menghindari adanya penularan penyakit