Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah
yang berjudul Review Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Banyuwangi dalam penyelesaian tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan
Pesisir ini telah diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah Pengantar
Lingkungan Pesisir. Terima kasih juga penulis tujukan kepada keluarga dan seluruh pihak
yang senantiasa membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini penulis buat untuk membantu pembaca supaya lebih memahami dan
mempelajari materi dalam kuliah Pengantar Lingkungan Pesisir. Makalah ini penulis
persembahkan khusus kepada para mahasiswa perencanaan wilayah dan kota ITS serta
para dosen perencanaan wilayah dan kota ITS, namun tidak menutup kemungkinan bagi
para pembaca umum lainnya.
Penulis juga menyadari atas segala kekurangan dalam makalah ini.sehingga penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah penulis
selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR TABEL
iii
Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan dimana
batasnya dapat didefinisikan baik dalam konteks struktur administrasi pemerintah maupun
secara ekologis. Secara historis menunjukan bahwa wilayah pesisir ini telah berfungsi
sebagai pusat kegiatan masyarakat karena berbagai keunggulan fisik dan geografis yang
dimilikinya, agar pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir dapat terselenggara secara
optimal, diperlukan upaya penataan ruang sebagai salah satu bentuk intervensi kebijakan
dan penanganan khusus dari pemerintah dengan memperhatikan kepentingan stake holders
lainnya.
Penataan ruang tersebut lebih menekankan kepada perencanaan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil yang harus dibuat oleh pemerintah daerah yang khusus dibuat
berdasarkan analisis kondisi eksisting wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tertentu. Data ini
merupakan data yang vital untuk digunakan sebagai dasar rencana karena data-data
ekosistem ini memiliki berbagai potensi, yakni meliputi sumber daya hayati, sumber daya
hayati, jasa-jasa lingkungan, fungsi pertahanan dan keamanan, fungsi ekonomi, serta fungsi
ekologi. Perencanaan pesisir haruslah mengambil bentuk sebagai rencana yang terintegrasi,
serta mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologis, dan sosial politik dengan sifat
berkelanjutan.
Studi kasus yang diangkat dalam laporan ini adalah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi sebagai wilayah bagian
timur Provinsi Jawa Timur memiliki sumber daya alam berupa pesisir dan pulau-pulau kecil
yang sangat potensial dan strategis, sehingga perencanaannya memerlukan data ekosistem
yang terinventarisasi dengan baik dan menjadi lokasi studi yang ideal untuk bahan
identifikasi fakta dan analisa terkait ketersediaan data ekosistem, khususnya mangrove di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sehingga dapat diketahui bagaimana ekosistem
mangrove yang ada di Kabupaten Banyuwangi dan dapat diidentifikasi apa saja kelebihan
dan kekurangan data ekosistem mangrove dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi.
II. PEMBAHASAN
A. Kelebihan Dokumen
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi
secara umum sudah cukup baik dan dijabarkan secara sistematis. Dalam pembahasan
ekosistem mangrove yang terdapat pada RZWP ini kelebihannya adalah :
1. Ekosistem Mangrove dijelaskan RZWP Kabupaten Banyuwangi pada Bab IV
Analisa Zonasi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil halaman 33. Pembahasan
yang terdapat pada rencana ini meliputi definisi mangrove secara umum beserta
ciri-cirinya yakni hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi
pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Manfaat 4
hutan mangrove secara fisik seperti menjaga garis pantai agar tetap stabil,
melindungi pantai dari abrasi, menahan tiupan angin kencang dari laut, serta
menjadi wilayah penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi) dan biologis yakni
Pengantar Lingkungan Pesisir
Review Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi
sebagi tempat memijah dan berkembang-biaknya hewan air, tempat berlindung
dan kembang biak berbagai spesies burung dan satwa lain serta sebagai sumber
plasma nutfah dan juga secara ekonomis.
2. Dalam pembahasan mengenai ekosistem mangrove menjelaskan pula tentang
pengembangan kawasan yang kurang berwawasan lingkungan sebagaimana
dijelaskan pada Bab IV Analisa Zonasi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
halaman 34. sehingga berpotensi merusak ekosistem hutan mangrove. Dijelaskan
bahwa pemanfaatan hutan mangrove saat ini cenderung merusak yang dapat
menyebabkan penurunan luas hutan mangrove. Eksploitasi kawasan hutan
mangrove menjadi kawasan tambak, industri, permukiman, dan pertanian yang
menjadi faktor utama kerusakan mangrove.
B. Kekurangan Dokumen
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi
memiliki kekurang-sempurnaan sebagaimana dokumen perencanaan lainnya. Berikut
penjelasan kekurangan dari analisis penulis:
a. Luasan area mangrove secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Banyuwangi
tidak dicantumkan dan dijelaskan dengan jelas, hanya terdapat penjelasan letak
hutan mangrove yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Sebaiknya dijelaskan
luasan eksisting per kecamatan yang berbatasan dengan laut yang mempunyai
area konservasi mangrove.
b. Kondisi Eksisting hutan mangrove belum dijelaskan dengan rinci, penjelasan
hanya berkisar tentang pengertian dan definisi mangrove saja sebagaimana
dijelaskan pada RZWP Kabupaten Banyuwangi pada Bab IV Analisa Zonasi
Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil halaman 33. Sebaiknya tidak dijelaskan
pula jenis atau spesies mangrove yang terdapat pada wilayah konservasi sebagai
bentuk pelestarian spesies-spesies mangrove endemic maupun langka. Yang
kedua yakni kerapatan tutupan mangrove sebagai dasar mengetahui kondisi
mangrove yang belum tercantum pada dokumen perencanaan, apakah dalam
keadaan baik sesuai standar ataupun tidak dan tingkat kerusakan mangrove pada
Kabupaten ini juga belum diketahui. Pengukuran kondisi mangrove sesuai baku
mutu tercantum pada Keputusan Menteri LH No.201 Th. 2004 (Lampiran).
Yang ketiga yakni persebaran mangrove di Kabupaten Banyuwangi dari data
persebaran ini kita bisa melakukan pencegahan terhadap bencana gelombang, 5
dari data persebaran ini dapat memperkirakan daerah yang rawan dengan kondisi
mangrove untuk dapat mengurangi resiko bencana. Adanya penjelasan mengenai
B. Lesson Learned
Sebagai seorang planner, dengan adanya review dokumen Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi maka kita dapat :
1. Mengetahui hal apa saja yang tedapat dalam suatu dokumen perencanaan RZWP
Kabupaten Banyuwangi, khususnya perencanaan kawasan pesisir Kabupaten
Banyuwangi.
2. Mengetahui kondisi pesisir di Kabupaten Banyuwangi dan lokasi mana saja yang
berbatasan langsung dengan laut atau merupakan kawasan pesisir Kabupaten
Banyuwangi.
3. Mampu melihat kelebihan dan kekurangan dari dokumen RZWP Kabupaten
Banyuwangi ini, sehingga dapat menyimpulkan indikator apa saja yang diperlukan
dalam suatu dokumen perencanaan.
Selain itu, kita dapat menarik suatu pembelajaran tentang analisa ketersediaan fakta
dan analisa aspek ekosistem ini pada dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kabupaten Banyuwangi sebagai pondasi awal dalam perencanaan kawasan
pesisir sebagai salah satu sub keilmuan dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota.
12