1
Konsep Penelitian
BAB I
KONSEP PENELITIAN
A. Pendahuluan
Bab ini membahas tentang penelitian secara umum, yang diawali dengan
suatu tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian
bagi manajer perusahaan dan
apa manfaatnya bagi
mahasiswa, dan kemudian
dilanjutkan dengan definisi
penelitian. Definisi ini perlu
diketahui untuk memperoleh
pemahaman penelitian dengan
baik, sehingga dapat dipahami
arti dan manfaat dari suatu
penelitian. Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian, serta
beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena
ini merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah.
Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus
dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa criteria yang harus
dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya
pembahasan membicarakan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam
melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas masalah paradigma
penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai
landasan untuk menjawab masalah penelitian.
1
Konsep Penelitian
B. Definisi Penelitian
2
Konsep Penelitian
3
Konsep Penelitian
C. Metode Ilmiah
4
Konsep Penelitian
5
Konsep Penelitian
6
Konsep Penelitian
1. Deduksi
Premis Mayor :
Sekolah bertaraf internasional mempunyai tingkat kelulusan yang tinggi
misal, dari teori sebelumnya yang dijadikan landasan teori
Premis Minor :
7
Konsep Penelitian
Premis mayor dan premis minor tersebut adalah alasan yang tidak perlu
dibuktikan kebenarannya, dan biasanya merupakan landasan teori sebagai
pijakan kita dalam menyusun hipotesis. Implikasinya adalah kita harus
menggunakan teori sebagai rujukan yang harus diakui kebenarannya oleh
kalangan ilmiah.
2. Induksi
Contoh:
M. Firdaus Al Amin seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota
Palembang. Hasil penjualan pelumas di Palembang paling rendah di antara kota
yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara
(hipotesis) bahwa masalahnya adalah Hanif kurang aktif dalam melakukan
promosi. Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar
bukti-bukti lain, seperti:
8
Konsep Penelitian
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam
melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan
peneliti. Sering dijumpai di
beberapa tesis atau disertasi
bahwa tujuan penelitian adalah
sebagai salah satu syarat lulus
pendidikan S1 maupun S2.
9
Konsep Penelitian
F. Paradigma Penelitian
10
Konsep Penelitian
dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.
Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang
tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawabanyang teliti terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
11
Konsep Penelitian
1. Penelitian Kuantitatif
a. Penelitian Deskriptif
b. Penelitian Survai
12
Konsep Penelitian
d. Penelitian Komparatif
e. Penelitian Korelasional
13
Konsep Penelitian
f. Penelitian Tindakan
Klasifikasi
Penelitian Kuantitatif
Tujuan Karakteristik
Penelitian Masalah
Penelitian Penelitian
Dasar Terapan Historis
Diskriptif
Studi Kasus &
Induktif Evaluasi Lapangan
Deduktif Pengembangan Korelasional
Tindakan Kausal
Kompraratif
Eksperimen
14
Konsep Penelitian
Penelitian dasar yang sering disebut sebagai basic research atau pure
research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan.
Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan
pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan
untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh
tentang sebuah konsep. Hal pertama sekali yang harus dilakukan dalam
penelitian dasar adalah pengujian konsep atau hipotesis awal dan
kemudian pembuatan kajian lebih dalam serta kesimpulan tentang
fenomena yang diamati. (wibisono, 2002:4-5). Penelitian dasar dibedakan
atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu:
15
Konsep Penelitian
16
Konsep Penelitian
2. Penelitian Kualitatif
17
Konsep Penelitian
18
Konsep Penelitian
proses induksi analitis dan dilakukan secara bertahap dari satu kasus ke kasus
lainnya, kemudian dari proses analisis itu--dirumuskan suatu pernyataan
teoritis. Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks,
dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai
tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta
merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini
disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif
(constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau perspektif post-
modern.
19
Konsep Penelitian
20
Konsep Penelitian
21
Konsep Penelitian
22
Konsep Penelitian
METODE ILMIAH
PERUMSAN MASALAH
1. LATAR BELAKANG
MASALAH
2..IDENTIFIKASI MASALAH
3. BATASAN MASALAH
PENYUSUNAN 4. PERUMUSAN MASALAH
KERANGKA 5. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
BERPIKIR
HIPOTHESIS
TEORI, KERANGKA PIKIR & HIPOHESIS
1. KAJIAN TEORI
2..PENELITIAN YANG RELEVAN
METODOLOGI 3. KERANGKA PIKIR
PENELITIAN 4. HIPOTHESIS
METODOLOGI PENELITIAN
1. DESAIN PENELITIAN
2..OBYEK PENELITIAN
3. POPULASI DAN SAMPEL
4. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
5. METODE ANALISIS DATA
PENGUJIAN
HPOTHESIS
HASIL & ANALISIS PENELITIAN
1. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
2..HASIL PENELITIAN
PROFIL RESPONDEN
HASIL PENELITIAN
3. ANALISIS HASIL PENELITIAN
23
Konsep Penelitian
Apabila hal ini sudah dilalui, maka tahap berikutnya adalah penyusunan
hipotesis yang tak lain adalah jawaban atau kesimpulan sementara tentang
hubungan dan sangkut paut antar variabel atau fenomena dalam suatu
penelitian. Tentunya jawaban sementara ini harus mempunyai dasar atau
landasan yang kuat dan logis. Pada tahapan ini juga harus ditentukan cara-cara
untuk menguji hipotesis tersebut. Cara-cara ini sangat bergantung pada disiplin
ilmu peneliti dan penelitian yang dilakukan.
24
Konsep Penelitian
25
Konsep Penelitian
Laporan hasil
Langkah Langkah-langkah penelitian (wajah
berpikir ilmiah penelitian panggung karya
ilmiah).
Bab I. PENGAJUAN
Konseptualisasi MASALAH
masalah penelitian, 1. Latar belakang
MERUMUSKAN sehingga jelas 2. Identifikasi masalah
MASALAH rumusan 3. Pembatasan masalah
masalahnya, jelas 4. Perumusan masalah
ruang lingkupnya, 5. Defenisi operasional
6. Tujuan dan kegunaan
dan jelas batasan
penelitian
Berpikir rasional
Bab II. KAJIAN TEORI
dalam mengkaji DAN KERANGKA
MERUMUSKAN teori, postulat, yang PEMIKIRAN
HIPOTESIS berkenaan dengan 1. Penambahan Teori
masalah penelitian, 2. Hasil penelitian relevan
untuk mengajukan 3. Kerangka pemikiran
4. Hipotesis penelitian
hipotesis penelitian
VERIFIKASI DATA
UNTUK MENGUJI BAB IV. HASIL
Analisis data dan PENELITIAN
HIPOTESIS
menguji hipotesis 1. Variabel yang diteliti
2. Deskripsi hasil penelitian
3. Pengujian hipotesis
4. Pembahasan Hasil
Kesimpulan
penelitian yakni
MENARIK Bab V. KESIMPULAN
menerima atau
KESIMPULAN DAN SARAN
menolak hipotesis 1. Rangkuman penelitian
penelitian 2. Kesimpulan penelitian
3. Implikasi dan saran
26
Konsep Penelitian
PENGAJUAN MASALAH
27
Konsep Penelitian
28
Konsep Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
2. Metode dan
Menjelaskan metode penelitian dan alasan-
disain alasannya, variabel yang diteliti dan disain
penelitian penelitian (hubungan-hubungan variabel).
29
Konsep Penelitian
HASIL PENELITIAN
30
Konsep Penelitian
31
Konsep Penelitian
Merumuskan masalah
Kombinasi / gabungan pengkajian teori, Skripsi
berpikir rasional dengan menurunkan hipotesis,
berpikir empiris verifikasi data empiris Tesis
Merumuskan masalah
Pola 1. Berpikir rasional
pengkajian teori,
menggunakan
menurunkan hipotesis,
logika deduktif pembahasan teoritis
Makalah
Merumuskan masalah,
Pola 2. Berpikir empiris verifikasi data empiris dan
menggunakan melaporkan/
logika induktif mendeskripsikannya.
32
Konsep Penelitian
LATIHAN
33
Populasi dan Sampel
BAB II
POPULASI DAN SAMPEL
A. Pendahuluan
34
Populasi dan Sampel
bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang
akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah
penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran
sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
1.1 Populasi
35
Populasi dan Sampel
apapun yang diberikan terhadap suatu sampel yang diambil dari populasi
tersebut hanya berlaku untuk populasi yang dibatasi oleh Mahasiswa Magister
Manajemen (S2) Angkatan 2012, Universitas Bina Darma, yang masih aktif
kuliah dan tidak berlaku untuk mahasiswa lainnya yang berada diluar ruang
lingkup tersebut. Jadi hanya menggambarkan keadaan rata-rata nilai IPK
mahasiswa pada ruang lingkup tersebut.
36
Populasi dan Sampel
tertarik pada populasi mahasiswa Ilmu Komputer saja. Kita harus hati-hati dalam
mendefinisikan suatu populasi. Populasi harus didefinisikan dengan jelas dan
tepat. Misalnya, kita ingin mengetahui rata-rata nilai IPK mahasiswa Universitas
Bina Darma (UBD). Berarti parameter/sifat/ciri yang ingin diketahui adalah rata-
rata nilai IPK mahasiswa dan obyek yang ditelitinya adalah Mahasiswa
Universitas Bina Darma (UBD). Jika kita merumuskan populasi seperti ini,
rumusannya sudah jelas tapi belum tepat. Jelas maksudnya: (1) parameter yang
ingin diteliti sudah jelas, yaitu Nilai IPK mahasiswa Universitas Bina Darma
(UBD) dan bukan parameter lain, seperti tinggi, nilai IQ dan sebagainya (2)
populasinya hanya mahasiswa Unpad bukan nilai IPK mahasiswa dari universitas
lain. Belum tepat maksudnya, apabila kita berbicara tentang mahasiswa
Universitas Bina Darma (UBD) cakupannya cukup luas. Apakah kita akan
mendata nilai IPK semua mahasiswa UBD dari semua angkatan, baik yang
masih aktif, non aktif, meninggal, DO, maupun yang sudah lulus?
Dengan demikian, batasan ruang lingkup dari populasi yang akan diteliti
harus didefinisikan dengan jelas dan tepat, karena semua kesimpulan yang
nantinya akan diperoleh dari hasil penarikan contoh (sampel) hanya berlaku
untuk populasi yang dimaksud, bukan untuk populasi yang berada diluar batasan
ruang lingkup yang diberikan. Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan
(kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya. Menurut keadaannya populasi
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi Homogen, dan Populasi
heterogen. Berdasarkan ukurannya, populasi juga dibagi menjadi dua bagian
yaitu Populasi terhingga, dan Populasi tak terhingga.
37
Populasi dan Sampel
Air di lautan
Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
38
Populasi dan Sampel
1.2 Sampel
Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
39
Populasi dan Sampel
Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil digunakan untuk
menggambarkan karakteristik suatu populasi, atau dengan kata lain, sampel
digunakan untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel
harus betul-betul bersifat representatif sehingga dapat mewakili dan
mencerminkan karakteristik populasi dari mana sampel itu diambil.
40
Populasi dan Sampel
41
Populasi dan Sampel
POPULASI
SAMPEL
SIAPA APA himpunan bagian
yang DATA yang (subset) dari populasi
diteliti diteliti
Parameter Statistik
( m, s, s2 ) ( X, s, s2 )
estimasi
2. Pengertian Sampling
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam. 2003 : 97).
42
Populasi dan Sampel
Tehnik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil
sampel penelitian (Notoatmodjo, 2002)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumlah anggota
sampel. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal,
yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi
(Notoatmodjo, 2005).
Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dalam bukunya The Practice of
Social Research, mengatakan Sampling is the process of selecting
observations (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi).
Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
43
Populasi dan Sampel
Sampling
N n
SAMPEL
POPULASI
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disampaikan dua hal yaitu: (1)
bahwa sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi.
Di sini sampel harus benar-benar mencerminkan populasi, artinya kesimpulan
yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan atas populasi. (2) masalah
yang dihadapi adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil.
Tipe sampling dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu tipe sampling
berdasarkan proses pemilihannya dan tipe sampling berdasarkan peluang
pemilihannya.
44
Populasi dan Sampel
a. Sampling Probalibility
45
Populasi dan Sampel
memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan dilakukan dengan tabel
angka random atau menggunakan program komputer.
46
Populasi dan Sampel
sesuatu hal akan berbeda dengan pendapat orang lainnya, tergantung latar
belakang pendidikannya, tergantung pada umurnya, lingkungan hidupnya, dan
pengaruh faktor-faktor lainnya. (2) Banyaknya surat yang dikirimkan melalui bis-
bis surat akan sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Kesibukan
pekerjaan di kantor-kantor pos akan berbeda tergantung kepada kelasnya,
daerahnya, dan kondisi-kondisi lain.
Dikelompokkan
dalam 3 Strata
Stratum 2
dengan
Ukuran N2
Apabila rancangan sampling yang digunakan untuk survei seperti ini adalah
sampling acak sederhana atau sampling sistematik, maka akan ada
kemungkinan bahwa sifat-sifat seperti di atas tidak terjaring. Oleh karena itu,
untuk menjamin bahwa sampel yang kita peroleh benar-benar bisa mencakup
karakteristik yang ada dalam populasi, maka rancangan yang sebaiknya
digunakan adalah stratified random sampling.
Apabila keadaan variabel yang sedang kita teliti sangat heterogen, maka
makin banyak strata makin baik. Banyaknya strata yang bisa dibuat mungkin
sedemikian keadaannya, sehingga dalam sebuah stratum hanya terdapat sebuah
satuan sampling saja. Latar belakang matematis dan latar belakang pengalaman
47
Populasi dan Sampel
memberikan petunjuk bahwa kalau banyaknya strata sudah lebih dari 6 buah,
maka keadaanya sudah menjadi kurang efisien ditinjau dari sudut presisi dan
biaya.
N1 + N2 + ... + Ni = N
n1 + n2 + ... + ni = n
Gambar 2.6 Penarikan Sampel tiap Stratum pada Sampling Acak Berstrata
Keterangan :
N = Populasi
n = Sampel
48
Populasi dan Sampel
setiap stratum sebagai populasi tersendiri. Oleh karena itu diperlukan kerangka
sampling di setiap stratum.
b. Sampling Nonprobability
49
Populasi dan Sampel
50
Populasi dan Sampel
sampel menjadi semakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung.
Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit
sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik
sampling ini, responden yang relevan di interview, diminta untuk menyebutkan
responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti,
dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling
mengenal.
51
Populasi dan Sampel
Salah satu masalah yang dihadapi dalam teknik penarikan sampel adalah
tentang berapa banyak unit analisis (ukuran sampel) yang harus diambil. Oleh
karena itu, pada saat peneliti mengajukan
usulan penelitian, disarankan untuk
secara tegas memberikan gambaran
operasional berupa ukuran sampel
minimal yang akan digunakan untuk
penelitiannya. Ukuran sampel ini akan
memberikan isyarat mengenai kelayakan
penelitian (eligibility of the research).
52
Populasi dan Sampel
analisis, dalam arti apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata,
persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis, (2) tipe sampling, apakah
simple random sampling, stratified random sampling atau yang lainnya. Tipe
sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk
memperoleh ukuran sampel, dan (3) variabilitas variabel yang diteliti
(keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen
variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan dipandang
dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya: (1) kendala waktu atau time constraint, (2) biaya, dan (3)
ketersediaan satuan sampling.
53
Populasi dan Sampel
54
Populasi dan Sampel
siswa terhadap managemen kelas, atau konsep guru sekolah dasar tentang karir,
kemudian lokasi penelitian ditentukan yang mempunyai hubungan dimana
pemahaman dan perilaku dimaksud disampaikan dan dipelajari.
55
Populasi dan Sampel
dalam memilih sampel. Peniliti membentuk profil tentang kedudukan atau ciri-ciri
yang dicari dan menanyakan setiap partisipan untuk menyarankan yang lain
yang sesuai dengan profil yang dibuat atau mempunyai sifat-sifat yang
diinginkan. Strategi ini dilakukan ketika partisipan yang diinginkan tidak terkumpul
dalam satu grup tapi tersebar dari berbagai populasi. Sampling network sering
digunakan untuk penelitian dengan wawancara mendalam dibandingkan dengan
penelitian dengan observasi.
56
Populasi dan Sampel
2. Apa yang menjadi fokus dari penelitian? Penelitian yang berfokus pada
proses tergantung pada lamanya proses secara natural dan sering
mempunyai sedikit partisipan, sedangkan penelitian dengan fokus
wawancara dengan informan yang telah dipilih tergantung akses pada
informan tersebut.
3. Cara seperti apa yang menjadi strategi pengumpulan data? Para peneliti
kualitatif sering membicarakan tentang hari dalam pelaksanaan
penelitian, apakah untuk observasi atau wawancara. Sejumlah penelitian
mempunyai ukuran sample yang kecil, tetapi peneiti akan datang terus
menerus untuk mengkonfirmasi data.
57
Populasi dan Sampel
Kesimpulan
58
Populasi dan Sampel
LATIHAN
59
Variable dan Kerangka Pikir
BAB III
VARIABEL DAN KERANGKA PIKIR
A. PENDAHULUAN
Variabel berasal dari kata vary dan able yang berarti berubah dan
dapat. Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat berubah, sehingga setiap
variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif
(terukur dan atau terhitung, dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif
(jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian. Dalam
statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas, karakteristik, atribut,
atau sifat-sifat dari suatu objek (orang,
benda, tempat, dll) yang nilainya
berbeda-beda antara satu objek
dengan objek lainnya dan sudah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Secara
teoritis variable dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang atau obyek,
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
yang lain(Hatch dan Farhady,1981). Variable juga dapat merupakan atribut dari
bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi,berat badan, sikap, motivasi,
kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut dari obyek. Struktur organisasi,
model pendelegasian, kepemimpinan, pengawasan, koordinasi, prosedur dan
mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan, adalah merupakan contoh
variable dalam kegiatan administrasi. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang, atau objek uang mempunyai variasi antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan
Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin
kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan
warna merupakan atribut-atribut dari objek. Bahan baku pabrik, teknologi
produksi, pengendalian mutu, pemasaran, advertising, nilai penjualan,
60
Variable dan Kerangka Pikir
61
Variable dan Kerangka Pikir
B. Macam-macam Variabel
62
Variable dan Kerangka Pikir
63
Variable dan Kerangka Pikir
64
Variable dan Kerangka Pikir
65
Variable dan Kerangka Pikir
66
Variable dan Kerangka Pikir
67
Variable dan Kerangka Pikir
C. Kerangka Berfikir
68
Variable dan Kerangka Pikir
1. Kerangka teoritis
2. Kerangka konseptual
3. Kerangka operasional
69
Variable dan Kerangka Pikir
Dalam kerangka berfikir ini tidak harus semua teori dimasukan, hanya
teori yang kuat dan relevan yang digunakan ditambahkan teori pendukung
lainnya. Jadi paling banyak 4 teori yang kuat relevan dan pendukungnya,
dibuatkan skema gambarnya dan diuraikan variable dan indicatorindikator,
sehingga penelitian memiliki alur yang jelas.
Penyusunan kerangka konsep dalam satu penelitian merupakan hal yang
sangat penting, karena akan membantu peneliti atau pembaca untuk
menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
atau diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi
yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana
seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-
teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka
dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana
hubungan dua variabel tersebut. Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram
yang menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel
lain yang terkait. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi yang
jeas dan mempermudah pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak
sama dengan kerangka desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).
70
Variable dan Kerangka Pikir
2. Langkah-Langkah Penyusunan
71
Variable dan Kerangka Pikir
72
Variable dan Kerangka Pikir
73
Variable dan Kerangka Pikir
D. Hipotesis
74
Variable dan Kerangka Pikir
1. Syarat Hipotesa
R = Relevance, artinya harus relevan dengan fakta yang akan diteliti.
T = Testability, artinya memungkinkan untuk melakukan observasi dan
bisa diukur.
C = Compatibility, artinya hipotesa yang baru harus konsisten dengan
hipotesa di lapangan yang sama dan telah teruji kebenarannya.
P = Predictive, artinya mengandung daya ramal tentang apa yang akan
terjadi.
S = Simplicity, artinya dinyatakan secara sederhana.
2. Peran Hipotesa
a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta
atau data.
d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variabel
yang akan diteliti.
3. Tipe Hipotesis
a. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran
statistic dan interpretasi hasil statistic. Contoh : Perbedaan Sikap
Anak Usia Sekolah di Pedesaan Dan Perkotaan Tentang Permainan
Tradisional. Maka Ho : tidak ada perbedaan sikap anak usia sekolah
di pedesaan dan perkotaan tentang permainan tradisional.
b. Hipotesis alternative (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antar
dua variable atau lebih. Misalnya : Ada perbedaan sikap anak usia di
pedesaan dan perkotaan tentang permainan tradisional.
Hipotesis dikatakan baik jika sederhana, bisa menerangkan fakta,
mempertimbangkan semua fakta yang relevan, masuk akal, berkaitan dengan
ilmu, serta sesuai dan tumbuh dari hasil pengkajian, serta dapat diuji. Dikatakan
sederhana dalam arti dapat diuji secara induktif melalui teknik analisis statistik.
Ho dan Ha dapat diuji dengan statistik chi-kuadrat jika terdapat dua
peubah yang terlibat. Dua peubah ini adalah peubah kategori yang
pengukurannya menggunakan skala nominal. Masing-masing hipotesis dapat
dibedakan sebagai hipotesis sederhana dan hipotesis majemuk. Hipotesis
75
Variable dan Kerangka Pikir
76
Variable dan Kerangka Pikir
Hipotesis diterima 100% apabila data sampel yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih berada
pada nilai interval parameter populasi. Namun jika diluar nilai parameter populasi
akan terdapat kesalahan. Kesalahan ini akan semakin besar jika data sampel
jauh dari nilai parameter populasi. Tingkat kesalahan ini dinamakan level of
significant atau tingkat signifikansi. Biasanya tingkat signifikansi yang diambil
adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis dikatakan mempunyai kesalahan 1% bila
penelitian yang dilakukan 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama,
maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang diberlakukan untuk populasi.
77
Variable dan Kerangka Pikir
8. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini
berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
9. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat
dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran
variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif
10. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu
luas sifatnya.
Contoh hipotesis
Contoh rumusan masalah, hipotesis dan teknik analisis data yang digunakan
(satu variabel Independen)
78
Variable dan Kerangka Pikir
79
Variable dan Kerangka Pikir
LATIHAN
1. Apa yang anda ketahui tentang varibel dan kerangka pikir? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam variable?
3. Sebutkan tiga kerangka berfikir yang digunakan dalam variable?
4. Apa yang anda ketahui tentang hipotesis? Jelaskan!
5. Jelaskan peran dan tipe-tipe hipotesa?
80
Structural Equation Modeling
BAB IV
STRUCTURAL EQUATION MODELING
A. PENDAHULUAN
Menurut Cooper & Schindler (2006: 626) SEM dapat dikerjakan melalui
tahapan, sebagai berikut:
81
Structural Equation Modeling
Penjelasan :
Yang berbetuk persegi adalah variabel observasi (observed variables),
sedangkan yang berbentuk oval adalah variabel construct (construct variables).
1. Structural Model
Yang dimaksud dengan structural model adalah bagian dari SEM yang
menampilkan hubungan antara variabel variabel construct. Untuk contoh di
atas, yang dimaksud dengan structural model adalah sebagai berikut .
82
Structural Equation Modeling
a. Exogenous Variable
b. Endogenous Variable
83
Structural Equation Modeling
84
Structural Equation Modeling
Structural equation modeling, yang dalam buku ini untuk selanjutnya akan
disebut SEM, adalah suatu teknik modeling statistik yang bersifat sangat cross-
sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor
analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression). Definisi lain
menyebutkan structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis
multivariat yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus
dalam jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus. Definisi
berikutnya mengatakan bahwa Structural equation modeling (SEM) merupakan
teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik
yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. SEM sebenarnya
merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory)
dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus
khusus dalam SEM.
85
Structural Equation Modeling
Terdapat tiga buah strategi dalam membangun model di dalam SEM, yaitu :
86
Structural Equation Modeling
87
Structural Equation Modeling
Beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa dan teknik
multivariat lainnya, diantaranya adalah (Efferin, 2008) :
88
Structural Equation Modeling
Perbedaan SEM dengan teknik analisis lainnya ditunjukkan oleh tabel dibawah
ini (Sumarto, 2009) :
F. Keterbatasan SEM
1. Model sebab akibat (causal modeling,) atau disebut juga analisis jalur
(path analysis), yang menyusun hipotesa hubungan-hubungan sebab
akibat (causal relationships) diantara variabel - variabel dan menguji
89
Structural Equation Modeling
H. Asumsi Dasar
90
Structural Equation Modeling
91
Structural Equation Modeling
92
Structural Equation Modeling
93
Structural Equation Modeling
94
Structural Equation Modeling
kecocokan model. Berikut ini nilai-nilai indeks kecocokan model yang sering
digunakan dalam SEM, diantaranya:
1. Nilai Chi Square: semakin kecil maka model semakin sesuai antara
model teori dan data sampel. Nilai ideal sebesar <3
2. Rasio Kritis (Critical Ratio): Rasio deviasi tertentu dari nilai rata-rata
standard deviasi. Nilai ini diperoleh dari estimasi parameter dibagi
dengan standard error . Besar nilai CR adalah 1,96 untuk
pembobotan regresi dengan significance sebesar 0,05 untuk
koefesien jalurnya
3. Jika nilai CR > 1,96 maka kovarian - kovarian faktor mempunyai
hubungan signifikan
4. Jika koefesien struktural dibuat standar, misalnya 2; maka var
laten tergantung akan meningkat sebesar 2
5. Kesalahan pengukuran sebaiknya sebesar 0
6. Pembobotan regresi (regression weight): sebesar 1, tidak boleh
sama dengan 0, bersifat random jika ada tanda $
7. Spesifikasi model dengan nilai konstan 1
8. Maximum Likehood Estimation akan bekerja dengan baik pada
sampel sebesar >2500
9. Significance level (probabilitas) sebaiknya <0.05
10. Reliabilitas konstruk (construct reliability): minimal sebesar 0,70
untuk faktor loadings
11. Varian ekstrak (uji lanjut reliabilitas): nilai minimal 0.5 semakin
mendekati 1 semakin reliabel
12. Nilai indeks keselarasan (goodness of fit index) (GFI): mengukur
jumlah relatif varian dan kovarian yang besarnya berkisar dari 0 1.
Jika nilai besarnya mendekati 0 maka model mempunyai kecocokan
yang rendah sedang nilai mendekati 1 maka model mempunyai
kecocokan yang baik
13. Nilai indeks keselarasan yang disesuaikan (Adjusted Goodness
of Fit Index (AGFI): Fungsi sama dengan GFI perbedaan terletak
pada penyesuaian nilai DF terhadap model yang dispesifikasi. Nilai
AGFI sama dengan atau lebih besar dari 0,9. Jika nilai lebih besar
95
Structural Equation Modeling
96
Structural Equation Modeling
20. Parameter dengan nilai 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antar
variabel yang diobservasi. Parameter dapat secara bebas diestimasi
dengan nilai tidak sama dengan 0. Fixed parameter diestimasi tidak
berasal dari data, misalnya 1; free parameter diestimasi dari data
sampel yang diasumsikan oleh peneliti tidak sama dengan 0.
21. Root Mean Square Residual (RMR): nilai rata-rata semua residual
yang ditandarisasi. Nilai RMR berkisar mulai 0 1, suatu model yang
cocok mempunyai nilai RMR < 0.05.
22. Parsimony Based Indexes of Fit (PGFI): Parsimony model yang
berfungsi untuk mempertimbangkan kekompleksitasan model yang
dihipotesiskan dalam kaitannya dengan kecocokan model secara
menyeluruh. Nilai kecocokan ideal adalah 0.9
23. Normed Fit Index (NFI): Nilai NFI mulai 0 1 diturunkan dari
perbandingan antara model yang dihipotesiskan dengan suatu model
independen tertentu. Model mempunyai kecocokan tinggi jika nilai
mendekati 1
24. Relative Fit Index (RFI): merupakan turunan dari NFI dengan nilai 0 -
1. Model mempunyai kecocokan yang ideal dengan nilai 0.95
25. First Fit Index (PRATIO): berkaitan dengan model parsimony
26. Noncentrality Parameter (NCP): parameter tetap yang berhubungan
dengan DF yang berfungsi untuk mengukur perbedaan antara matriks
kovarian populasi dengan matriks kovarian observasi. Dengan
Confidence Interval 90% maka NCP berkisar antara 29,983 98,953
27. The Expected Cross Validation Index (ECVI): mengukur perbedaan
antara matriks kovarian yang dicocokkan dalam sampel yg dianalisis
dengan matriks kovarian yang diharapkan yang akan diperoleh dari
sampel lain dengan ukuran yang sama. Nilai ECVI dapat berapa saja
dan tidak ada kisarannya. Jika model mempunyai nilai ECVI terkecil,
maka model tersebut dapat direplikasi.
28. Hoelters Critical N (CN): berfungsi untuk melihat kecukupan ukuran
sampel yang digunakan dalam riset. CN mempunyai ketentuan suatu
model mempunyai ukuran sampel yang cukup jika nilai CN > 200.
29. Residual: perbedaan antara matriks kovarian model dengan matriks
kovarian sampel, semakin kecil perbedaan maka model semakin baik.
97
Structural Equation Modeling
Ada sekelompok angka (kita beri simbol X): 1, 2, dan 3. Sekeleompok angka
tersebut mempunyai rata-rata sebesar 2 dan standard deviasi 1. Kemudian
sekelompok ini ini (X) kita kalikan 4; maka akan menjadi sekelompok angka
sebagai berikut: 4, 8, dan 12 (Kita beri simbol Y). Sekelompok angka tersebut
mempunyai rata-rata sebesar 8, standard deviasi 4, dan varian sebesar 16
(varian adalah standard deviasi yang dikuadratkan). Seperangkat angka X dapat
dihubungkan dengan seperangkat anhgka Y dengan menggunakan persamaan Y
= 4 X; dengan demikian varian Y ialah 16 kali X. Dari persamaan tersebut kita
dapat melakukan pengujian hipotesis, yaitu Y dan X dihubungkan dengan
menggunakan persamaan Y = 4 X secara tidak langsung dengan cara
membandingkan varian varian variable X dan Y.
98
Structural Equation Modeling
Dalam kaitannya dengan prinsip dasar SEM, statistik dasar yang melandasi
adalah kovarian. Apa itu kovarian? Kovarian ialah pengukuran statistik varian dua
variabel random yg diobservasi atau diukur dalam periode waktu rata-rata yang
sama. Kovarian juga digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara dua
variable yang berhubungan. Kovarian yang didefinisikan untuk dua variable
kontinus X dan Y yang diobservasi mempunyai persamaan:
Dimana:
99
Structural Equation Modeling
Model Model Struktural dapat berupa dalam SEM ialah: 1) just identified,
2) over identified, dan 3) under identified
100
Structural Equation Modeling
101
Structural Equation Modeling
N. Ukuran Sampel
102
Structural Equation Modeling
sedikit lebih banyak dibanding dengan metode estimasi yang standar. Sayang
sekali, Tanaka tidak menjelaskan berapa sampel yang dibutuhkan untuk
menggunakan asumsi data tidak normal. Singkat kata, harga yang harus dibayar
jika kita menggunakan asumsi yang lebih mudah dipenuhi adalah peningkatan
ukuran sampel besar. Artinya, asumsi data yang tidak normal dapat dibayar
dengan jumlah sampel yang besar.
103
Structural Equation Modeling
1. Normalitas Data
Namun demikian pedoman diatas tidak mengikat karena factor biaya, waktu
dan tenaga juga perlu diperhtikan dalam memnetukan jumlah sampel. Intinya
semakin komplek sebuah model dan makin banyak missing data (lebih dari 10%)
maka dibutuhkan sampel yang cukup besar.
Ada dua isu yang bersifat metodologis yang muncul dalam SEM berkaitan
dengan kekuatan menganalisis data. Pertama, apakah parameter-parameter
yang akan kita estimasi dapat diidentifikasi. Lebih lanjut apakah kita dapat
memperoleh estimasi unik parameter tersebut. Pada saat semua parameter
dalam suatu model teridentifikasi. Maka model tersebut dikatakan teridentifikasi.
Masalah indentifikasi ini seperti persamaan dalam aljabar yang digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat persamaan independent yang memadai untuk
104
Structural Equation Modeling
1. Variabel
Observed Variables: Variabel Yang Dapat Diobservasi Secara
Langsung / Var Manifest / Indikator / Referensi
Unobserved Variables: Variabel Yang Tidak Dapat Diobservasi
Secara Langsung / Fenomena Abstrak / Var Laten / Faktor / Konstruk
Minimal 4 variabel untuk pemodelan dalam SEM
105
Structural Equation Modeling
106
Structural Equation Modeling
6. Arah Hubungan
Recursive: hubungan pengaruh satu arah ( dari exogenous ke
endogenous) (Model ini sama dengan Analisis Jalur)
Non Recursive: hubungan bersifat sebab akibat / reciprocal atau
feedback effects
107
Structural Equation Modeling
108
Structural Equation Modeling
Menunjukkan kovarian /
korelasi antara sepasang
variabel
109
Structural Equation Modeling
Q. Kenggulan-Keunggulan SEM
110
Structural Equation Modeling
111
Structural Equation Modeling
6) Evaluasi model
112
Structural Equation Modeling
113
Structural Equation Modeling
LATIHAN
114
Teknis Analisis Data
BAB V
TEKNIS ANALISIS DATA
A. Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan teknis analisis serta uji asumsi klasik yang
digunakan. Sebagai contoh diperlihatkan kerangka ikir dalam suatu penelitian
sebagai berikut :
115
Teknis Analisis Data
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut:
Note:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat
(Sebastian, 2004), Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera
identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan
dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel.
Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat
dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya. Reliabilitas item diuji
dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan
SPSS ver. 20.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas
keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan
SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.
Nilai tiap-tiap item sebaiknya 0.40 sehingga membuktikan bahwa item
tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal. (john, 2006)
Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji
Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel
tersebut. Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing
item adalah 0.40.
116
Teknis Analisis Data
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.
(Sebastian, 2006) Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur construct
yang akan diukur. Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji analisis
validitas tersebut. Untuk pertanyaan yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel, skor masing-masing item dikorelasikan dengan total skor item dalam
satu variabel. Jika skor item tersebut berkorelasi positif dengan total skor item
dan lebih tinggi dari interkorelasi antar item, maka menunjukkan kevalidan dari
instrumen tersebut. Korelasi ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasi
Product Moment Pearson. Suatu alat ukur dikatakan valid jika Corrected item
total correlation lebih besar atau sama dengan 0,4 (Singgih Santoso,2000).
Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan
skor total masing-masing variabel 0,25 (Marguerite,2006) Item yang punya r
hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran
secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi,
tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah
mengacaukan.
117
Teknis Analisis Data
118
Teknis Analisis Data
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Y ,132 29 ,200* ,955 29 ,351
*) This is a lower bound of the true significance
A Liliefors Significance Correction
Dari Hasil tabel di atas menunjukkan uji normalitas data y, yang sudah
diuji sebelumnya secara manual dengan uji Liliefors dan Kolmogorov-Smirnov.
Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro-Wilk. Pilih salah satu saja misalnya Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang
diuji adalah:
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
suatu taraf signifikansi () tertentu (biasanya =0,05 atau =0,01). Sebaliknya,
jika hasil uji signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui
signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan
bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan, kriteria
yang berlaku adalah sebagai berikut:
119
Teknis Analisis Data
1.4 Outlier
1. Buka data yang akan diuji apakah terdapat data outlier atau tidak
2. Klik Analyze > Descriptive Statistics.. > Descriptive
3. Pindahkan semua variabel yang terdapat di kotak sebelah kiri ke kotak
sebelah kanan dengan mengklik tanda panah yang terdapat diantara
kedua kotak tersebut.
4. Beri tanda centang pada kotak Save standardized values as
variable
5. Klik OK.
6. Secara otomatis akan muncul Zscore pada setiap variable di samping
kolom variable terakhir pada data view.
7. Dari table Z tersebut dapat diketahui mana yang data outlier dan mana
yang data normal.
Data dinyatakan sebagai data outlier bila memiliki lebih besar dari 2.5 dan
lebih kecil dari 2.5.
Sehingga data yang dinyatakan normal berada diantara kedua batas tersebut.
Bilamana hasil identifikasi menunjukkan adanya data outlier maka yang dapat
dilakukan adalah membuang atau menghilangkan data pengamatan tersebut. Hal
ini dikarenakan jika tidak dihilangkan akan memberikan pengaruh setelah
dilakukan pengujian. Untuk menanggulanginya adanya data outlier maka yang
kita lakukan adalah membuang data outlier tersebut dan melakukan pengujian
ulang.
120
Teknis Analisis Data
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau
pengaruh dan hubungan. Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data
untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan SEM
(Structural Equation Model) yang dioperasikan melalui program AMOS (Analysis
of Moment Structure). Model kausal AMOS Menunjukkan pengukuran dan
masalah yang struktural, dan digunakan untuk menganalisis dan menguji model
hipotesis. Menurut Arbuckle dan Bacon dalam Ferdinand, (2006) AMOS
mempunyai keistimewaan dalam :
121
Teknis Analisis Data
Menurut Ferdinand (2000: 30), ada tujuh langkah yang harus dilakukan
apabila menggunakan Structural Equation Model (SEM), yaitu:
122
Teknis Analisis Data
123
Teknis Analisis Data
4. Memilih matrik input dan estimasi model: Pada penelitian ini matrik
inputnya adalah matrik korovian atau matrik korelasi. Hal ini dilakukan
karena fokus SEM bukan pada data individual, tetapi pola hubungan
antar responden. Dalam hal ini ukuran sampel memegang peranan
penting untuk mengestimasi kesalahan sampling. Untuk itu ukuran
sampling jangan terlalu besar karena akan menjadi sangat sensitif
sehiungga akan sulit mendapatkan ukuran goodness of fit yang baik,
setelah model dibuat dan input data dipilih, maka dilakukan analisis
model kausalitas dengan teknik estimasi yaitu teknik estimasi model
yang digunakan adalah Maximum Likehood Estimation Method.
Teknik ini dipilih karena ukuran sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kecil (100-200 responden).
124
Teknis Analisis Data
125
Teknis Analisis Data
126
Teknis Analisis Data
127
Teknis Analisis Data
LATIHAN
128
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
BAB VI
MENGOPERASIKAN AMOS 18.00
UNTUK ANALISIS SEM
Menurut Ritonga dan Setiawan (2011 : 71) ada beberapa program aplikasi
yang dapat digunakan untuk analisis model persamaan struktural antara lain
AMOS dan LISREL. Program AMOS dibuat oleh perusahaan Smallwaters
Corporation dan student version dapat diperoleh secara gratis di
http:/www.smalwaters.com. jumlah variabel pada versi student hanya dibatasi
sampai 8 variabel.
129
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
B. Memulai AMOS
130
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Pada bagian atas terdapat menu utama AMOS yang terdiri dari menu File,
Edit, View, Diagram, Analyze, Tools, Plugins, dan Help.
1. Menu File
131
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
132
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
- Pada kotak Save In, pilih dan klik Directory yang dituju (missal
: A, C, dll).
- Pada kotak File Name ketik Nama Model (Misal : Model I).
- Klik Kotak Save.
c. Membuka File.
Langkah-langkah membuka file adalah sebagai berikut :
- Klik menu File.
- Pilih dan klik Open, maka akan tampak gambar seperti di
bawah ini:
133
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
- Pada kotak Look In, pilih dan klik Directory yang dituju (missal
: A, C, dll).
- Pilih dan klik nama file yang akan dibuka (missal : Gambar
Amos New) lalu klik Open.
2. Menu Edit.
Menu ini terdiri dari beberapa submenu yang berguna untuk proses
editing.
3. Menu View
134
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
a. Interface Properties
135
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Layar
Kerjar
Layar
Kerja
b. Analysis Properties
136
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
137
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
c. Object Properties
138
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
4. Menu Diagram.
139
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
5. Menu Analyze.
6. Menu Tools.
Menu ini terdiri dari beberapa sub menu yang digunakan sebagai
perlengkapan dalam melakukan analisis atau pembuatan model yang
akan dianalisis.
140
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
141
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
7. Menu Plugins.
8. Menu Help.
9. ToolBox.
142
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Menu Diagram
Menggambar kovarians
Submenu Draw F6
(tanda panah dua arah)
Covariance
143
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Menu Edit
Memilih satu obyek tertentu
Submenu F2
pada layar kerja
Select
Menu Edit
Memilih (menandai semua
Submenu
variabel)
Select All
Tidak memilih atau
Menu Edit
membatalkan pemilihan
Submenu
(menghilangkan tanda)
Deselect All
semua variabel
Menu Edit Mengkopy atau
Submenu menduplikasi suatu obyek
Duplicate pada layar kerja
Menu Edit
Memindahkan posisi obyek
Submenu Ctrl+M
pada layar kerja
Move
Menu Edit
Menghapus obyek pada
Submenu Del
layar kerja
Erase
Menu Edit
Mengubah posisi indikator
Rotate the Indicators
ke arah yang diinginkan
Of a Latent
144
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Menu File
Submenu Ctrl+S Menyimpan diagram
Save
Menu View/Set
Submenu Object Ctrl+O Menampilkan kotak dialog
Properties
145
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Menu Diagram
Menampilkan keseluruhan
Submenu F9
halaman dalam satu layar
Zoom Page
Menu Edit Mengatur ukuran diagram
Submenu Ctrl+F sesuai dengan ukuran
Fit to Page kertas
Menu Diagram
Melihat bagian dari diagram
Submenu F12
dengan lup
Loupe
Menghindari nilai-nilai
parameter model tidak
Menu Analyze
dapat diterima (contoh
Bayesian
variansi negatif) melalui
Estimation
pilihan dari suatu distribusi
yang sesuai
Menu Analize Menganalisis model
Multiple Group berdasarkan perbedaan
Analyze karakteristik
Menu File
Mencetak diagram atau
Submenu Ctrl+P
hasil analisis
Print
Menu Edit
Membatalkan perubahan
Submenu Ctrl+Z
terakhir yang dilakukan
Undo
Menu Edit
Membatalkan pembatalan
Submenu Ctrl+Y
(Undo) yang dilakukan
Redo
Menu Analyze Membantu memilih model
Specification yang fit atau sesuai
Search interpretasi
146
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
Hasil analisis
(unstandardized atau
standardized estimates)
147
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
148
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
f.
149
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
j. Memberi judul gambar dengan cara klik tombol title dan ketik
nama judul dari gambar.
150
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
151
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
152
Mengoperasikan Amos 18.00 unutk Analisis SEM
LATIHAN
153
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
BAB VII
UJI HIPOTHESIS DAN MODEL FIT
A. Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan uji hipohesis dan model fit teknis.
154
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Tabel 7.1 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Overall Model Tahap Awal
Goodness of fit
Cut-off Value Hasil Model Keterangan
index
Diharapkan kecil 2
2 Chi-square Dengan df = 454 829,050 Tidak Fit
adalah 1909,26
Sign.Probability 0.05 0,000 Tidak Fit
GFI 0.90 0,778 Tidak Fit
TLI 0.95 0,622 Tidak Fit
CFI 0.95 0,657 Tidak Fit
RMSEA 0,08 0,095 Tidak Fit
AGFI 0.90 0,737 Tidak Fit
Sumber : Hasil Pengujian Amos 20
155
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
square > 0,05, apabila tidak fit atau tidak terpenuhi (nilai goodness of fit yang
tidak fit), maka langkah selanjutnya model harus dimodifikasi untuk memperoleh
hasil goodness of fit menjadi lebih baik atau terpenuhi.
156
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
157
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
No Hipotesis Hasil
Dari hasil pengujian hipotesis pada table 7.4 di atas dapat diberikan
penjelasan sebagai berikut
158
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
159
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Motivasi
0.097 0.603 0.000 0.000
Kerja
Good
0.183 0.100 0.097 0.000
Governance
Motivasi
0.097 0.603 0.000 0.000
Kerja
Good
0.174 0.042 0.097 0.000
Governance
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian efek tidak langsung antar variabel:
160
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Motivasi
0.000 0.000 0.000 0.000
Kerja
Good
0.009 0.058 0.000 0.000
Governance
Iklim 0,100
Organisasi 0,058
0,603
Motivasi 0,970 Good
Kerja governance
0,970 Pejabat
0,009
Pengembang
an Karir 0,183
161
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
LATIHAN
162
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
BAB VIII
CONTOH ANALISIS SEM
DALAM PENELITIAN MENGGUNAKAN AMOS 18.00
Pada bab ini akan diberikan dua contoh penelitian yang berhubungan dengan
ilmu manajemen dan system informasi. Contoh Analisis SEM dalam penelitian
menggunakan AMOS 18.00 Secara grafis diagram jalur model CFA maupun Full
Model dari contoh ini dibuat dengan cara sebagaimana sudah dibahas pada Bab
7 dalam buku ini.
B. Perumusan Masalah
163
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
E. Metode Penelitian
164
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
165
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Setuju, (N) Netral, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju. Skor
bergerak dari 5 bagi yang menjawab SS, 4 bagi yang menjawab S, 3 bagi
yang menjawab N, 2 bagi yang menjawab TS dan 1 bagi yang menjawab
STS.
a. Pengembangan Karier
1) Definisi Konseptual.
2) Definisi Operasional.
166
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
1. Analisis Deskriptif
167
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
b. Uji Linieritas
Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen bersifat linear (garis lurus)
dalam range variabel independen tertentu. Hasil pemeriksaan asumsi
linieritas pada penelitian ini dilakukan dengan SPSS 19, yaitu
menggunakan Curve Fit. Pendekatan yang digunakan merujuk pada
konsep parsimony, yaitu bilamana seluruh model yang digunakan
sebagai dasar pengujian signifikan atau nonsignifikan berarti model
dikatakan linier. Spesifikasi model yang digunakan sebagai dasar
pengujian adalah model linier, kuadratik, kubik, inverse, logarithmic,
power, S, compound, growth dan eksponensial. Dapat diketahui
bahwa semua bentuk hubungan antar variabel yang terdapat di dalam
model struktural adalah linier Dengan demikian asumsi linieritas pada
SEM terpenuhi.
168
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Terdapat dua jenis pengujian dalam tahap ini, yakni (1) Confirmatory
Factor Analysis (CFA) Measurement Model dan (2) Structural Equation Model
(SEM). Masing-masing uji adalah sebagai berikut:
169
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Terdapat dua uji dasar dalam CFA, yaitu uji kesesuaian model
(Goodness-of- Fit Test) serta uji signifikansi bobot faktor. Uji kesesuaian model
(Goodness-of- Fit Test) digunakan untuk menguji undimensionalitas dari dimensi-
dimensi yang menjelaskan sebuah faktor atau sebuah variabel laten. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan indeks-indeks yang telah umum
digunakan. Indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan
sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam Tabel 5. 26. sebagai berikut :
Sign.Probability 0.05
CMIN/DF 2.00
GFI 0.90
AGFI 0.90
TLI 0.95
CFI 0.95
RMSEA 0,08
Nilai lamda yang dipersyaratkan adalah harus mencapai lebih dari atau
sama dengan 0,40, apabila nilai lamda lebih rendah dari 0,40 dipandang variabel
itu tidak berdimensi sama dengan variabel lainnya untuk menjelaskan sebuah
variabel laten (Ferdinand, 2002:168).
170
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
171
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Berdasarkan tabel 8.2 maka dapat diketahui bahwa model belum layak
digunakan. Berdasarkan petunjuk modification indices kemudian perlu dilakukan
modifikasi untuk memperbaiki model sehingga valid untuk pembuktian hipotesis.
Modifikasi model diutamakan hanya pada korelasi antar item dan atau error dan
tidak memodifikasi jalur pengaruh.
172
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
173
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
174
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Berdasarkan tabel 8.5 maka dapat diketahui bahwa model belum layak
digunakan. Berdasarkan petunjuk modification indices kemudian perlu dilakukan
modifikasi untuk memperbaiki model sehingga valid untuk pembuktian hipotesis.
Modifikasi model diutamakan hanya pada korelasi antar item dan atau error dan
tidak memodifikasi jalur pengaruh.
175
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
176
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
177
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Berdasarkan tabel 8.8 maka dapat diketahui bahwa model belum layak
digunakan. Berdasarkan petunjuk modification indices kemudian perlu dilakukan
modifikasi untuk memperbaiki model sehingga valid untuk pembuktian hipotesis.
Modifikasi model diutamakan hanya pada korelasi antar item dan atau error dan
tidak memodifikasi jalur pengaruh.
178
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
179
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
180
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
181
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Hasil pengolahan dari Full Model SEM tahap awal disajikan pada
Gambar 8.9 sebagai berikut:
182
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Tabel 8.13 Indeks Pengujian Kelayakan Structural Equation Model Tahap Awal
Googness
Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Fit Index
Chi-square Diharapkan Kecil 1003,399 Belum Layak
Probability 0,05 0,000 Belum Layak
CMIND/DF 2,00 2,086 Belum Layak
GFI 0,90 0,703 Belum Layak
AGFI 0,90 0,654 Belum Layak
TLI 0,95 0,657 Belum Layak
CFI 0,95 0,688 Belum Layak
RMSEA 0,08 0,088 Belum Layak
Sumber : data primer yang diolah
183
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Kepuasaan Budaya
<--- ,228 ,047 4,886 ***
Kerja Organisasi
Kepuasaan
<--- Motivasi Kerja ,424 ,142 2,980 ,003
Kerja
Kinerja Kepuasaan
<--- -,042 ,241 -,176 ,860
Karyawan Kerja
Kinerja
<--- Motivasi Kerja -,445 ,242 -1,840 ,066
Karyawan
Kinerja Budaya
<--- ,171 ,102 1,672 ,095
Karyawan Organisasi
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 8.13 dan tabel 8.14 menunjukkan
bahwa model belum layak. Berdasarkan petunjuk modification indices kemudian
dilakukan modifikasi untuk memperbaiki model sehingga valid untuk pembuktian
hipotesis.
184
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
185
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Tabel 8.15 Indeks Pengujian Kelayakan Structural Equation Model Tahap Akhir
Googness
Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Fit Index
Dari hasil pengujian pada gambar 8.11 dan tabel 8.15 menunjukkan
bahwa SEM yang digunakan untuk menguji hubungan kausalitas antar variabel
dalam model menunjukkan bahwa model ini dapat diterima. Tingkat signifikansi
untuk uji hipotesis perbedaan (chi-square) sebesar 251,242 dan probabilitas
sebesar 0,920 menunjukkan bahwa model pengukuran dapat diterima.
Tucker Lewis Index TLI merupakan alternatif incremental fit index yang
membandingkan model yang diuji dengan baselin. Nilai yang direkomendasikan
sbagai tingkat kesesuaian yang baik TLI 0,95, nilai yang diperoleh 1,031
menunjukkan kesesuaian yang sangat baik.
186
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Budaya
Kepuasaan Kerja <--- ,228 ,064 3,570 ***
Organisasi
Motivasi
Kepuasaan Kerja <--- ,095 ,194 ,493 ,622
Kerja
Kepuasaan
Kinerja Karyawan <--- -,509 ,370 -1,375 ,169
Kerja
Motivasi
Kinerja Karyawan <--- -,608 ,386 -1,577 ,115
Kerja
Budaya
Kinerja Karyawan <--- ,467 ,184 2,542 ,011
Organisasi
Berdasarkan hasil data pada tabel 8.16 dapat diketahui bahwa koefisien
regresi masing-masing indikator memiliki CR diatas 1,96 dengan taraf signifikansi
5% oleh karena itu model penelitian ini dapat diterima.
187
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
dalam penelitian ini tidak mampu menghasilkan estimasi yang unik. Tidak
terjadinya problem identifikasi ini dapat dilihat dari :
188
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Kepuasaan
,095 ,228 ,000 ,000
Kerja
Kinerja
-,608 ,467 -,509 ,000
Karyawan
Kepuasaan
,000 ,000 ,000 ,000
Kerja
Kinerja
-,049 -,116 ,000 ,
Karyawan
189
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Budaya 0,351
Organisasi -0,49
0,228
Kepuasaan -0,509 Kinerja
Kerja Karyawan
0,095 Pejabat
-
Motivasi Kerja 0,116
-
0,657
8. Pengujian Hipotesis
190
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Kepuasaan Budaya
<--- ,228 ,064 3,570 ***
Kerja Organisasi
Kepuasaan Motivasi
<--- ,095 ,194 ,493 ,622
Kerja Kerja
Kinerja Kepuasaan
<--- -,509 ,370 -1,375 ,169
Karyawan Kerja
Kinerja Motivasi
<--- -,608 ,386 -1,577 ,115
Karyawan Kerja
Kinerja Budaya
<--- ,467 ,184 2,542 ,011
Karyawan Organisasi
191
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
192
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
B. Perumusan Masalah
193
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
C. Kerangka Pikir
D. Hipothesis
194
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
H5d Ease of Use (EU) pengaruh positif dan signifikan terhadap EUCS
195
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
a) Sikap (attitude)
Untuk lebih jelasnya variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada Tabel 8.21 berikut ini:
196
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
197
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
198
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
jika r > 0.3 maka item bersangkutan dikatakan valid, Sedangkan uji
Terdapat dua jenis pengujian dalam tahap ini, yakni (1) Confirmatory
Factor Analysis (CFA) Measurement Model dan (2) Structural Equation Model
laten.
Terdapat dua uji dasar dalam CFA, yaitu uji kesesuaian model
(Goodness-of- Fit Test) serta uji signifikansi bobot faktor. Uji kesesuaian model
dimensi yang menjelaskan sebuah faktor atau sebuah variabel laten. Pengujian
sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam Tabel 5. 26. sebagai berikut :
199
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Sign.Probability 0.05
CMIN/DF 2.00
GFI 0.90
AGFI 0.90
TLI 0.95
CFI 0.95
RMSEA 0,08
dikaji; hal ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu dengan melihat nilai lamda
Nilai lamda yang dipersyaratkan adalah harus mencapai lebih dari atau
sama dengan 0,40, apabila nilai lamda lebih rendah dari 0,40 dipandang variabel
itu tidak berdimensi sama dengan variabel lainnya untuk menjelaskan sebuah
macam pengujian yakni uji kesesuaian model serta uji signifikansi kausalitas
melalui uji koefisien regresi. Langkah analisis untuk menguji model penelitian
dilakukan melalui tiga tahap, yakni pertama menguji model dasar, jika hasilnya
memperhatikan indeks modifikasi dan dukungan (justifikasi) dari teori yang ada;
200
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
jika pada tahap kedua masih diperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka
(drop) variabel yang memiliki bobot faktor kurang dari 0,40, sebab variabel ini
(EUCS).
1. Subdimensi Model
(PEU) meliputi User Fiendly (UF) dan Kehandalan Sistem (KHS). Hasil pengujian
201
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Gambar 8.13 Pengukuran Faktor dan Hasil Uji Model Subdimensi Perceived
Ease of Use
Gambar 8.13 diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices pada tabel
8.23 berikut dengan disajikan kriteria model serta nilai kritisnya yang memiliki
kesesuaian data.
202
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan
Tabel 8.24. Loading Factor dari Setiap Indikator Variabel Perceived Ease of
Use (PEU)
Indikator Loading Factor (p value) Keterangan
User Friedly (UF) 0,311 (0,130) Non Signifikan
Kehandalan system (KHS) 1,000 (Fix) Fix
bahwa indikator User Friedly (UF) sebagai pengukur variabel Perceived Ease of
meliputi Kepuasan Staff (KS) dan Penerimaan Organisasi (PO). Hasil pengujian
Gambar 8.14 Pengukuran Faktor dan Hasil Uji Model Subdimensi Perceived
Usefulness
203
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Gambar 8.14 diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel
8.25. Berikut dengan disajikan kriteria model serta nilai kritisnya yang memiliki
kesesuaian data.
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan
204
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Satisfaction (EUCS), meliputi Content (CN), Accuracy (AC), Format (FM), Ease
of Use (EU) dan Timeliness (TL). Hasil pengujian Confirmatory Factor Analysis
indices pada Tabel 8.27 berikut dengan disajikan kriteria model serta nilai
205
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan
Tabel 8.28 Loading Factor dari Setiap Indikator Variabel End User
Computing Satisfaction (EUCS)
Indikator Loading Factor (p value) Keterangan
Content (CN) 1,000 (Fix) Fix
Accuracy (AC), 1,000 (Fix) Fix
Format (FM), 1,000 (Fix) Fix
Ease of Use (EU) 1,540 (0,000) Signifikan
Timeliness (TL) 0,793 (0,000) Signifikan
206
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel 8.29. berikut
dengan disajikan kriteria model serta nilai kritisnya yang memiliki kesesuaian
data.
Sign.Probability 0.05 -
CMIN/DF 2.00 -
AGFI 0.90 -
TLI 0.95 -
CFI 0.95 -
RMSEA 0,08 -
207
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan
(ATU) meliputi sikap yang akan diambil (SKP). Hasil pengujian Confirmatory
Gambar 8.17 Pengukuran Faktor dan Hasil Uji Model Subdimensi Attitude
Toward using
Hasil uji konstruk subdimensi Attitude toward using (ATU) disajikan pada
Gambar 8.17 diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel
208
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
8.31 berikut dengan disajikan kriteria model serta nilai kritisnya yang memiliki
kesesuaian data.
Sign.Probability 0.05 -
CMIN/DF 2.00 -
AGFI 0.90 -
TLI 0.95 -
CFI 0.95 -
RMSEA 0,08 -
menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan data, sehingga dapat dilakukan
Tabel 8.32 Loading Factor dari Setiap Indikator Variabel Attitude Toward
Using (ATU)
Indikator Loading Factor (p value) Keterangan
Keputusan (KPS) 1,000 (Fix) Fix
209
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
atau dari model hubungan yang dibentuk. Model dikatakan baik bilamana
pengembangan model hipotetik secara teoritis didukung oleh data empirik. Hasil
analisis SEM pada tahap awal secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut:
Hasil uji konstruk dimensi kualitas hasil akhir disajikan pada Gambar 8.18
diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices, kriteria model serta nilai
210
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
kritisnya yang memiliki kesesuaian data dapat dilihat pada Tabel 8.33. sebagai
berikut:
Tabel 8.33 Evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices Overall Model Tahap
Awal
Goodness of fit
Cut-off Value Hasil Model Keterangan
index
Berdasarkan Tabel 8.33 maka dapat diketahui bahwa model belum layak
Modifikasi model diutamakan hanya pada korelasi antar item dan atau error dan
Hasil uji konstruk dimensi kualitas hasil akhir disajikan pada Gambar 8.19
dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices, kriteria model serta nilai kritisnya
yang memiliki kesesuaian data seperti yang nampak pada Tabel 8.34
211
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Hasil uji konstruk dimensi kualitas hasil akhir disajikan pada Gambar
8.19 diatas dievaluasi berdasarkan goodness of fit indices, kriteria model serta
nilai kritisnya yang memiliki kesesuaian data seperti yang nampak pada Tabel
8.34
Tabel 8.34 Evaluasi kriteria Goodness of Fit Indices Overall Model Tahap Akhir
Goodness of fit
Cut-off Value Hasil Model Keterangan
index
212
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
213
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
Dari hasil pengujian hipotesis pada Table 8.37 dapat dijelaskan sebagai berikut :
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0,462 dan nilai p-value
dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 1,000. Hasil ini mendukung
dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0,196 dan nilai p-value
(ATU) yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0.283 dan nilai p-
value sebesar 0,426. Hasil ini menolak hipotesis (H2) yang menyatakan
214
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0.773 dan nilai p-value
oleh nilai koefisien path sebesar 1,000. Hasil ini mendukung hipotesis
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0,688 dan nilai p-value
dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 1,132 dan nilai p-value
215
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 1,459 dan nilai p-value
oleh nilai koefisien path sebesar 1,000. Hasil ini mendukung hipotesis
oleh nilai koefisien path sebesar 1,000. Hasil ini mendukung hipotesis
dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0,881 dan nilai p-value
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 1,341 dan nilai p-value
216
Contoh Analisis SEM dalam Penelitian Menggunakan Amos 18.00
yang dibuktikan oleh nilai koefisien path sebesar 0,612 dan nilai p-value
217
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle, J. (1997), Amos Users Guide Version 3.6, Chicago IL: Smallwaters
Corporation.
218
Johnson, A. M. (2005), The Technology Acceptance Model And The Decision Invest
In Information Security, Proceedings of the 2005 Southern Association
of Information Systems Conference.
Kline, Rex.B. (2001). Principles and Practice of Structural Equation Modeling. New
York: The Guilford Press
Perry Roy Hilton and Charlotte Brownlow, SPSS Explained, (East Sussex :
Routledge, 2004) p.364.
Ridings, C. M., Gefen, D., dan Arinze, B. (2002), Some Antecedents and Effect of
Trust in Virtual Communities, Journal of Strategic Information Systems, 11:
271-295.
219
Widodo, P. P. (2006), Structural Equation Modeling, Universitas Budi Luhur
Jakarta.
220