Anda di halaman 1dari 75

Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran

Kelas X
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/ minggu
Kompetensi Dasar:
3.1. memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.1. menyajikan contoh pengetahuan dasar geografi pada kehidupan sehari-
hari dalam bentuk tulisan
Materi pembelajaran
Pengetahuan Dasar Geografi
1. Ruang lingkup pengetahuan geografi.
2. Objek studi dan aspek geografi.
3. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya.
4. Prinsip geografi dan contoh terapannya.
5. Pendekatan geografi dan contoh terapannya.

6. Keterampilan geografi.
7.
Ruang Lingkup Geografi (Fisik, Sosial, dan Regional), Pengertian, dan
Contohnya
Geografi adalah cabang keilmuan dengan ruang lingkup yang cukup luas. Ruang
lingkup geografi meliputi semua gejala geosfer, mulai dari yang terjadi di muka bumi,
ruang angkasa, hingga interaksi antara kehidupan manusia dengan lingkungannya.
Karena saking luasnya, ruang lingkup geografi tersebut kemudian diklasifikasikan
untuk memudahkan pemahaman terhadap ilmu ini. Lantas, bagaimana sistem yang
digunakan untuk mengklasifikasikan ruang lingkup geografi yang luas tersebut? Apa
saja aspek-aspek utama yang dipelajari dalam praktik ilmu geografi selama ini?

Ruang Lingkup Geografi


Aspek-aspek ruang lingkup geografi meliputi 3 hal utama, yaitu aspek fisik, aspek
sosial, dan aspek regional. Masing-masing aspek ini memiliki kesesuaian dengan
pemahaman prinsip prinsip geografi yang meliputi prinsip keruangan, kewilayahan,
dan prinsip ekologi (Selengkapnya : Prinsip Prinsip Geografi).

1. Geografi Fisik
Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari semua kondisi fisik
pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Ruang lingkup geografi
fisik meliputi semua gejala alam yang terjadi di antroposfer (ruang angkasa),
atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer (lapisan tanah), biosfer
(lapisan kehidupan), dan litosfer (lapisan batuan).
Geografi fisik dikaji dengan bantuan ilmu penunjang, di antaranya ilmu astronomi
untuk mengkaji antroposfer, meteorologi, klimatologi, dan geofisika untuk mengkaji
atmosfer, hidrologi untuk mengkaji hidrosfer, pedologi untuk mengkaji tanah, biologi
yang mencakup zoologi dan fitologi untuk mengkaji biosfer, dan geologi untuk
mempelajari litosfer.

Secara sederhana, kami telah merangkum beberapa contoh penerapan geografi


dalam lingkup fisik, di antaranya proses terjadinya hujan, proses terjadinya pelangi,
proses terjadinya siklus air, proses pembentukan tanah, proses sedimentasi, dan
perbedaan iklim berdasarkan garis bujur.

2. Geografi Sosial
Gografi sosial adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari segala aktivitas
kehidupan manusia lengkap dengan interaksi yang dilakukannya dengan
lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, maupun lingkungan
sosialnya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa geografi sosial mempelajari
dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, serta kebalikannya yaitu dampak
lingkungan terhadap manusia.

Beberapa contoh kajian geografi dalam ruang lingkup geografi sosial di antaranya
pola pemukiman masyarakat daerah pesisir sungai, kepadatan penduduk di suatu
wilayah terkait dengan relief permukaan tanah, dan pengaruh tingkat kesuburan
tanah terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

3. Geografi Regional
Geografi regional adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari tentang suatu
topik khusus yang mencakup satu wilayah tertentu. Geografi regional bisa pula
dianggap sebagai suatu bahasan menyeluruh dari aspek fisik dan aspek sosial pada
sebuah wilayah, provinsi, negara, maupun regional tertentu.

Contoh kajian geografi dalam ruang lingkup regional misalnya kepadatan penduduk
di wilayah negara-negara Asean, pola persebaran masyarakat etnis Tionghoa di
Asia Tenggara, persebaran curah hujan di Indonesia.

(sumber: ipsmudah.com)
Objek Studi Geografi : Objek Material, Objek Formal, dan Contoh
Penerapannya
Seperti cabang keilmuan lainnya, geografi juga memiliki objek tertentu yang dikaji
dan diteliti melalui studi yang komperhensif. Objek studi geografi sendiri meliputi
keseluruhan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang berupa kehidupan hayati.
Objek studi geografi tersebut digolongkan menjadi 2 macam, yaitu objek material
dan objek formal. Apakah yang dimaksud dengan objek material geografi dan objek
formal geografi tersebut? Seperti apa contoh-contoh dari kedua objek ini dalam
pengaplikasian ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari? Simak pemaparannya
pada artikel berikut ini untuk tahu jawabannya!

Objek Studi Geografi


Objek studi geografi adalah kumpulan objek yang dipelajari dan dikaji secara
mendalam melalui penerapan ilmu geografi. Objek studi geografi meliputi objek
material dan objek formal.

1. Objek Material Geografi


Objek material geografi adalah objek yang meliputi seluruh bagian geosfer, mulai
dari litosfer (lapisan batuan), pedosfer (lapisan tanah), hidrosfer (lapisan air),
atmosfer (lapisan udara), biosfer (lapisan kehidupan), dan antroposfer (lapisan
kehidupan manusia). Objek material geografi dipelajari secara komprehensif
menggunakan berbagai ilmu penunjang geografi.

Objek litosfer dipelajari bersama kajian ilmu geologi; objek pedosfer dipelajari
bersama ilmu pedologi; objek hidrosfer dipelajari bersama kajian ilmu hidrologi dan
oseanografi;
objek atmosfer dipelajari bersama kajian ilmu meterologi, klimatologi, dan geofisika;
objek biosfer dipelajari bersama kajian ilmu biologi; sementara objek antropossfer
dipelajari bersama kajian ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, dan lain sebagainya.

2. Objek Formal Geografi


Objek formal geografi adalah objek yang meliputi cara pandang terhadap berbagai
gejala geografi yang terjadi di permukaan bumi, baik itu gejala fisik maupun gejala
sosialnya. Dengan kata lain, objek studi geografi ini mencakup kajian terhadap
organisasi keruangan (spatial setting) yang di antaranya yaitu:

1. Spatial pattern atau pola persebaran gejala geografi tertentu di permukaan


bumi.
2. Spatial system atau keterkaitan suatu gejala dengan gejala lainnya.
3. Spatial process atau proses perubahan yang terjadi akibat adanya suatu
gejala.

Dengan cara pandang terhadap objek formal geografi, maka kajian geografi akan
memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang dikenal dengan konsep 5W+1H atau
What, Where, When, Why, Who, dan How.
1. What merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui apa yang
sedang, telah, dan akan terjadi dari suatu gejala geografi.
2. Where merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui dimana suatu
gejala geografi terjadi.
3. When merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kapan suatu
gejala geografi terjadi.
4. Why merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui alasan
mengapa suatu gejala geografi dapat terjadi.
5. Who merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui siapa yang ikut
terlibat dalam suatu gejala geografi.
6. How merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui proses suatu
gejala geografi terjadi.

3. Contoh Penerapan 5w+1H


Dari penerapan konsep 5w+1H maka objek studi geografi akan lebih mudah
diidentifikasi untuk menemukan suatu kesimpulan atau informasi dari suatu gejala
geogradi. Contoh penerapan 5W+1H pada objek formal geografi misalnya dapat kita
jabarkan pada pertanyaan-pertanyaan terkait bencana Banjir Jakarta berikut ini:

1. What : Gejala geografi apa yang terjadi? Bencana banjir.


2. Where : Dimana gejala geografi itu terjadi? Di sebagian besar wilayah
Jakarta.
3. When : Kapan terjadinya gejala geografi tersebut? Banjir terjadi pada awal
Februari hingga pertengahan Februari.
4. Why : Mengapa gejala geografi tersebut dapat terjadi ? Curah hujan yang
tinggi dan buruknya sistem drainase perairan.
5. Who : Siapa saja yang pihak yang terkait dengan gejala geografi tersebut?
Masyarakat DKI Jakarta yang merasakan dan Pemerintah Provinsi DKI yang
menjadi pihak yang harus berusaha menciptakan sistem drainase yang baik.
6. How : Bagaimana gejala geografi tersebut dapat terjadi? Curah hujan tinggi
yang tinggi di daerah sekitar Jakarta disertai dengan buruknya sistem
drainase membuat air hujan sulit mengalir ke laut.

Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip| Secara Umum,
Pengertian Geografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai lokasi serta
persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di
atas permukaan bumi. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani dari kata geo
yang berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan atau menjelaskan. Jadi jika
kedua kata tersebut dihubungkan maka akan terbentuk kata geography yang berarti
sebagai ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi.

Pengertian Geografi Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian Geografi Menurut Definisi Para Ahli - Selain pengertian geografi diatas,
terdapat para ahli geografi yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
pengertian geografi. Macam-macam pengertian geografi menurut para ahli adalah
sebagai berikut....

Erastothenes (Abad Ke-1): Menurutnya pengertian gegorafi adalah penulisan atau


penggambaran mengenai bentuk muka bumi

Claudius Ptolomaeus: Menurut definisi Claudius Ptolomaeus mengenai pengertian


geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan
bumi

Paul Vidal de La Blance: Menurut Paul Vidal de La Blance yang menyatakan bahwa
pengertian geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, dimana penentuan
suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini.

Ullman (1954): Menurutnya, geografi adalah interaksi antar ruang

Von Rithoffen: Menurut Von Rithoffen, pengertian geografi adalah studi tentang
gejala, dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun
berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara
gejala-gejala, dan sifat tersebut.

Strabo (1970): Menurut Stabo yang mendefinisikan bahwa geografi erat kaitannya
dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antar wilayah secara
keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut dengan Natural Atribut of Place.

Ekblaw dan Mulkerne: Menurut Ekblaw dan Mulkerne, pengertian geografi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi, dan kehidupannya, memengaruhi
pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan,
rumah yang kita huni, dan tempat rekreasi yang kita amati.

Prof. Bintarto (1981): Menurut Prof Bintarto mengenai pengertian geografi bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik
yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, lingkungan, dan regional untuk
kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.

Haris (2012): Menurut Haris, pengertian geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji
segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spesial untuk
pemanfaatan pembangunan yang ada di permukaan.
Hasil Seminar dan Lokakarya di Semarang (1988): Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan, dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan, dan kelingkungan dalam koteks keruangan.

Basri Mustofa: Pengertian geografi menurut Basri Mustofa adalah ilmu yang
menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta basil-
basil yang diperoleh dari bumi.

Menurut Harstone: Pengertian geografi menurut definisi Harstone adalah sebuah


ilmu yang menampilkan realitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak
hanya arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi
keseluruhan fenomena disetiap tempat, ang berbeda dari keadaannya di tempat
lain.

Menurut Lobeck: Pengertian geografi menurut definisi Lobeck bahwa geografi


adalah suatu studi tentang hubungan-hubungan yang ada antara kehidupan dengan
lingkungan fisiknya

Menurut Jhon Alexander: Pengertian geografi menurut Jhon Alexander bahwa


geografi adalah disiplin ilmu yang menganalisis variasi kekuarnagan dalam variabel
kawasan-kawasan hubungan antar variabel-variabel.

Preston E. James: Menurutnya geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari


segala ilmu pengetahuan karena bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari
keadaan muka bumi untuk beralih pada studi masing-masing.

Konsep Geografi

Konsep-Konsep Geografi - Konsep geografi adalah sekelompok fenomena/gejala-


gejala yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala atau fenomena yang
sama. Konsep-konsep geografi terdiri dari 10 konsep antara lain sebagai berikut...

a. Konsep Lokasi, adalah konsep utama yang digunakan untuk mengenai fenomena
geosfer. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut..

Lokasi absolut adalah lokasi absolut adalah konsep lokasi dengna letak lintang, dan
bujur bersifat tetap. Contohnya Indonesia terletak di 6 LU-11 LS, dan di antara 95
BT-141 BT.

Lokasi relatif adalah lokasi yang tergantung dari pengaruh daerah sekitarnya, dan
sifatnya berubah. Contoh lokasi relatif adlaah letak indonesia antara Benua Asia dan
Australia.

b. Konsep Jarak, adalah konsep yang digunakan untuk menghubungkan antara dua
lokasi atau dua objek yang dihitung dengan hitungan panjang maupun waktu.
Konsep yang berperan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Konsep jarak
dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut..
Jarak Mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang menggambarkan
panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer dsb. Jarak mutlak merupakan jarak
yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah. Contohnya adalah antara jakarta ke
bandung adalah 150 km. Jarak yang diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik
B (Bandung) dan dihitung dengan satuan ukuran kilometer.

Jarak Relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi dalam lamanya perjalanan
atau waktu. Contoh jarak relatif adalah jarak antara jakarta ke bandung yang
ditempuh dengan jangka waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Dimana jarak relatif
berbeda jika jalan tol sedang macet atua perjalanan ke Bandung tidak melewati jalan
tol

c. Konsep Keterjangkauan, adalah sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dijangkau
yang dipengaruhi oleh lokasi, jarak, dan kondisi tempat. Contoh konsep
keterjangkauan adalah sebagai berikut.

Surabaya-jakarta dapat ditempuh dengan bus atau pesawat

Kepulauan seribu hanya dapat ditempuh dengan kapal dari pelabuhan muara angke

Harga lahan di persimpangan lebih mala dari yang ada di dalam gang.

Negara china dapat ditempuh dengan kapal laut atau dengan pesawat

d. Konsep Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di
permukaan bumi baik gejala alam maupun dengan gejala sosial. Contoh konsep
pola adalah sebagai berikut...

Pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.

Pemukiman di kota besar misalnya jaakrta dibangun berhimpitan

Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran sungai rectangular

Pemukiman memanjang di sepanjang di jalan raya pantura jawa

e. Konsep Geomorfologi/Morfologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bentuk


permukaan bumi. Konsep morfologi merupakan konsep mengenai struktur luar batu-
batuan yang menyusun bentuk morfologi permukaan bumi (pantai, lembah, dataran
rendah, pegunungan dan dataran tinggi dsb. Contoh konsep morfologi/konsep
geomorfologi adalah sebagai berikut..

Daerah selatan DI Yogyakarta adalah daerah perbukitan dengan kapur (karst)

Jakarta merupakan dataran rendah, bandung merupakan dataran tinggi

Perjalanan Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang (perbukitan)

f. Konsep Aglomerasi adalah suatu fenomena yang mengelompokkan menjadi satu


bentuk atau struktur. Konsep aglomerasi merupakan kecenderungan
pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Konsep
aglomerasi mengelompokkan pusat kawasan pemukiman, industri, dan pusat
perdagangan. Contoh konsep aglomerasi adalah sebagai berikut..

Di kota terjadi pemusatan yang penduduknya menurut status sosial dan ekonomi
dengan kawasan slum area, menengah ke atas, dan kawasan elit.

Pasar senen, pasar minggu, pasar rebo merupakan pengelompokan tempat


berjualan berdasarkan hari pasaran

Kawasan industri cakung

Daerah perkantoran thamrin

Adanya kegiatan industri yang berpusat di kawasan seperti Tangerang, Jababeka,


dan Pulogebang.

g. Konsep Nilai Kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu
wilayah yang dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangna suatu
wilayah. Contoh konsep nilai kegunaan adalah sebagai berikut..

Daerah kalimantan sangat banyak hutan bisa dikembangkan untuk pertanian

Di bandung memiliki daerah puncak yang sejuk dan adek cocok untuk berwisata

Pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi misalnya sebagai tempat rekreasi bagi
masyarakat kota yang hidup dalam keramaian, kebisingan, dan kesibukan

Kawasan kars (perbukitan kapur) misalnya Gunung kidul dan Wonosari memiliki
banyak goa dan sumber mata air yang digunakan untuk objk wisata alam.

Pulau madura sangat cocok dijadikan sebagai kawasan tambak garam karena lokasi
geografisnya, tetapi tidak cocok sebagai lahan pertanian karena tanah yang tidak
subur dan panas.

h. Konsep Interaksi Interdependensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan


dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain yang saling memenuhi
kebutuhannya. Contoh konsep interaksi interdependensi adalah sebagai berikut...

Perbedaan kondisi antara daerah pedesaan, dan perkotaan yang berinteraksi


dengan penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi

Sukabumi memiliki taha yang subur cocok untuk daerah pertanian

Desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota merupakan pemasok bahan produksi
untuk desa

Brebes merupakan daerah yang tanaman bawangnya tumbuh subur dan kemudian
diangkut ke jakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
i. Konsep Diferensiasi Area adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk
menunjukkan mengenai ada tidaknya perbedaan antara satu wilayah dengan
wilayah lain karena setiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing. Contoh konsep
diferensiasi area adalah sebagai berikut..

Pakaian yang warnanya putih cocok digunakan di siang hari dan saat terik

Daerah laut penduduknya bermata pencaharian nelayan

Di daerah pantai, penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan,


sedangkan daerah pegunungan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani

Sulawesi memiliki bentuk rumah mirip panggung, sedangkan di jawa aslinya tidak
berbentuk panggung.

Pakaian dengan bahan katun cocok didaerah panas misalnya jakarta, sedangkan
pakaian berbahan woll cocok di daerah dingin

j. Konsep Keterkaitan Keruangan adalah konsep yang menunjukkan tingkat


hubungan antara wilayah dan mendorong terjadinya interkasi sebab akibat. Contoh
konsep keterkaitan keruangan adalah sebagai berikut

Hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air

Hubungan antara kemiringan lereng suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah

Kabut asap meliputi malaysia akibat dari pembakaran hutan riau

Jakarta banjir akibat dari kiriman bogor

Tata bicara pak ruhut lebih galak, tegas, dan keras berbeda dengan tata bicara pak
joko yang berasal dari solo yang lemah lembut dan sopan

Pendekatan Geografi

Pendekatan-Pendekatan Geografi - Pendekatan dalam kajian geografi terdiri dari 3


macam antara lain sebagai berikut..
a. Pendekatan Keruangan, adalah upaya mengkaji persamaandari perbedaan
fenomena geosfer dalam ruang. Dalam pendekatan keruangan menjadi perhatian
adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang dimanfaatkan.
Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pembukaan lahan
untuk daerah pemukiman yang baru. Maka yang diperhatikan adalah segala aspek
yang berkolerasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya adalah
morfologi, yang berkaitan dengan banjir, longsor, dan hal tanah, mengenai hal
tersebut, perlu diperhatikan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat
adaptasi manusia yang akan menematinya. Ciri khas dari pendekatan keruangan
yang membedekan ilmu geografi lainnya yang dapat ditinjau dari tiga aspek antara
lain sebagai berikut...
Advertisement

Analisis pendekatan topik, adalah menghubungkan suatu kejadian dengan tema-


tema utama dalam permasalahan tersebut. Contoh persamaan glokal adalah suatu
fenomena geografi yang terjadi terhadap suatu ruang. Gejala tersebut diakibatkan
dari kegiatan-kegiatan manusia dalam menambah tingkat polutan dalam udara
sehingga berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer.

Analisis pendekatan aktivitas manusia, yaitu menggambarkan atau


mendekskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun
ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi
ruang. Pada ruangan pantai maka aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak
udang, garam atau industri berat.

Analisis pendekatan wilayah, adalah bahwa persebaran fenomena geografi


persebarannya tidak merata, sehingga setiap wilayah mempunyai karateristik,
kelebihan dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga di wilayah yang berbeda
maka tentu saja akan memiliki karateristik yang berbeda.

b. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan), adalah pendekatan dalam mengkaji


fenomena geosfer yang terkhusus kepada interaksi antara organisme hidup dan
lingkungannya, termasuk pada organisme hidup yang lain. Dalam organisme hidup,
manusia menjadi satu komponen penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu,
muncul istilah ekologi manusia (huAman ecologi) yang mempelajari interaksi antar
manusia serta antara manusia dengan lingkungannya. Aktivitas manusia erat
kaitannya denan interaksi dalam ruang khususnya terhadap lingkungannya dengan
berbagai tahapan antara lain sebagai berikut..

Manusia bergantung terhadap alam (Fisis Determinisme). Manusia yang belum


memiliki kebudayaan yang cukup sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan
hidup manusia yang dipenuhi dari pada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai
pengguna alam). Sehingga alam tidak menyediakan kebutuhannya yang akan
pindah atau mungkin akan punah (kehidupan jaman purba).

Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang


berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan
alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia telah
mampu mengurangi ketergantungan dari alam tetapi manusia juga membutuhkan
alam.

Manusia Menguasai Alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan


budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya
dengan membuat mesin-mesin untuk eksploitasi alam sebesar-besarnya. Jika alam
sudah tidak mampu lagi maka mesin tersebut memproduksi bahan-bahan sintetis
yagn tidak bisa dibuat alam.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional) adalah pendekatan yang mengkaji
fenomena geografi yang terdi di setiap wilayah yang berbeda-beda, sehingga
perbedaan membentuk karateristik wilayah. Perbedaan tersebut mengakibatkan
adanya interaksi wilayah dengan wilayah lain yang saling memenuhi kebutuhannya
yang semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin
tinggi.

Aspek-Aspek Geografi

Aspek-Aspek Geografi - Geografi memiliki kajian dengan ruang lingkup yang luas
sehingga banyak disiplin ilmu yang berkaitan dengan geografi. Hubungan geografi
dengan disiplin ilmu dapat dibedakan dalam beberapa aspek antara lain sebagai
berikut..

a. Aspek Fisik, adalah aspek yang mengkaji segala fenomena geosfer yang
memengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik seperti aspek
astronomis, kimiawi, biologis dan semua fenomena alam yang langsung dapat
diamati.

Aspek Topologi, adalah aspek yang membahas letak atau lokasi suatu wilayah,
bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah dengan ciri khas tertentu.

Aspek Biotik adalah aspek yang membahas mengenai hal yang berkenaan terhadap
unsur vegetasi (tumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.

Aspek Non Biotik adalah aspek yang membahas unsur kondisi tanah, hidrologi (tata
air) baik perairan darat maupun luat dan kondisi iklim suatu wilayah.

b. Aspek Sosial adalah aspek yang mengkaji hubungan manusia dengan fenomena
geosfer. Aspek sosial meliputi dari aspek politik, antropologis, ekonomis dan apske
berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Aspek sosial, manusia
dipandang sebagai fokus utama kajian geografi dengan memperhatikan pola
penyebaran manusia dalam ruang dan hubungan perilaku manusia terhadap
lingkungannya. Macam-macam aspek yang dibahas dalam aspek sosial adalah
sebagai berikut..

Aspek Sosial, adalah aspek yang membahas mengenai unsur tradisi, adat-istiadat,
komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.

Aspek Ekonomi, adalah aspek yang membahas mengenai unsur pertanian,


perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan
pasar.

Aspek Budaya, adalah aspek yang membahas mengenai unsur pendidikan, agama,
bahasa dan kesenian.

Aspek Politik, adalah aspek yang membahas mengenai unsur kepemrintahan yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
Objek Geografi

Objel-Objek Geografi - Objek geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut...

a. Objek Material, adalah objek yang mengkaji segala fenomena geosfer baik fisik
maupun sosial. Objek material fisik meliputi iklim, tanah, dan air, sedangkan objek
studi material sosial adalah persebaran penduduk, mobilitas penduduk, dan pola
pemukiman. Objek studi geografi pada objek material terdiri dari lapisan-lapisan
bumi atau tepatnya fenomena geosfer yang cukup luas yakni sebagai berikut...

Atmosfer yaitu lapisan udara; cuaca dan iklim dalam klimatologi dan meteorologi,
dll.

Lithoser, ialah lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi,


Petrografi, dll.

Hydrosfer, adalah lapisan air yang meliputi perairan di darat maupun di laut yang
dikaji dalam hidrologi dan Oceanografi, dll.

Biosfer, adalah lapisan kehidupan; flora dan fauna yang dikaji dalam biogeografi,
biologi dll.

Antroposfer, ialah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara lapisan-
lapisan lainya.

Jadi dalam mengkaji objek studi geografi membutuhkan disiplin ilmu dari klimatologi,
geologi, hydrologi dan sebagainya atau geografi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain.

b. Objek Formal, adalah sudut pandang atau cara berfikir mengenai gejala geosfer
sebagai objek material geografi. baik fisik maupun sosial. Objek formal merupakan
metode atau pendekatan objek formal geografi yang meliputi beberapa macam
aspek antara lain sebagai berikut..

Aspek Keruangan, adalah geografi yang mempelajari suatu wilayah antara lain dari
segi nilai suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita dapat mempelajari
mengenai letak, jarak, keterjangkauan dsb.

Aspek Kelingkungan, adalah geografi yang mempelajari suatu tempat dalam kaitan
dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam suatu
kesatuan wilayah. Komponen-komponen yang terdiri dari komponen tak hidup
misalnya tanah, air, iklim, dsb, dan komponen hidup misalnya hewan, tumbuhan dan
manusia.

Aspek Kewilayahan, adalah geografi yang mempelajari kesamaan dan perbedaan


wilayah serta wilayah dengan ciri khas. Mengenai hal tersebut muncul pewilayahan
atau regionalisasi seperti kawasan gurun, yakni daerah-daerah yang memiliki ciri-ciri
serupa sebagai gurun.
Apek Waktu, adalah geografi yang mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan
priode-priode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.
Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari
waktu ke waktu dsb.

Prinsip Geografi

Prinsip-Prinsip Geografi - Geografi terdapat 4 prinsip utama dalam menganalisis


geogsfer. Macam-macam prinsip geografi tersebut adalah sebagai berikut...

a. Prinsip Distribusi (Penyebaran/persebaran): Pengertian prinsip persebaran adalah


persebaran mengenai bentang alam di permukaan bumi yang tidak merata sehingga
setiap wilayah berbeda dengan satu sama lain. Contoh prinsip persebaran adalah
sebagai berikut...

Persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, terdapat wilayah yang


jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luar wilayahnya.

Penduduk di daerah suburnya biasanya membuat pemukiman yang mengelompok,


sedangkan penduduk kopi di daerah pegunungan membuat pemukiman yang
tersebar, alasannya (dapat dikaji dalam prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip
penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).

b. Prinsip Interelasi (Sebab Akibat): Pengertian prinsip interelasi adalah fenomena


geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala
yang satu berkaitan dari gejala yang lainnya. Contoh prinsip interelasi adalah
sebagai berikut...

Sebagian besar dari penduduk desa memiliki pencaharian sebagai petani karena
masih terdapat lahan yang dapat digarap

Banji yang ada di kota jakarta biasanya diakibatkan oleh perilaku penduduk yang
tidak memperdulikan lingkungannya.

c. Prinsip Deskripsi (penggambaran): Pengertian prinsip deskripsi adalah untuk


menggambarkan fenomena geosfer yang memerlukan deskripsi dengan melalui
tulisan, tabel, gambar, atau grafik. Contoh prinsip deskripsi adalah sebagai berikut...

Peta persebaran lempeng tektonik di dunia

d. Prinsip Korologi (gabungan): Pengertian prinsip korologi adalah prinsip yang


menganalisis suatu wilayah berdasarkan dari ketiga prinsip sebelumnya maka suatu
wilayah akan memiliki karakteristik tertentu. Contoh prinsip korologi adalah sebagai
berikut...

Suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah
satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunan-
bangunan yang ada di perkotaan.
Referensi: Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip

Utoyo, Bambang. 2007. Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA


Kelas X. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13.

Bagja Waluya. Memahami Geografi 1 SMA/MA : Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2 /


Oleh Bagja Waluya ; Editor Gurniwan Kamil Pasya ; Ilustrator Tim Redaksi .
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Khafid, Syaiful. (1996). PELAJARAN GEOGRAFI Untuk Kelas 1 SMU. Bandung: PT.
Sarana Panca Karya.

TIM GEOGRAFI SMA DKI JAKARTA. (2004). GEOGRAFI SMA JILID 1 Untuk Kelas
X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Geografi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / Oleh Danang Endarto ; Penyunting Titik


Haryanti ; Ilustrasi Haryana Humardani, Cahyo Muryono. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

HARTONO Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas /Madrasah Aliyah / penulis, Hartono ; editor, Toni Kurniawan. --
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Konsep, Pendekatan, Prinsip, dan Aspek Geografi

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita rasakan sebagai gejala
geografi. Pernahkah kita berpikir bahwa adanya perubahan cuaca, terjadinya
pasang surut air laut, gempa bumi, perubahan penggunaan lahan, migrasi
penduduk, perubahan jumlah penduduk, dan adanya fluktuasi harga hasil pertanian
juga merupakan gejala geografi? Mungkin dalam pemahaman sempit geografi,
identik hanya berisi gambaran peta bumi padahal geografi lebih luas lagi. Marilah
kita mengubah pemahaman kita tentang geografi sekarang juga!

Masih ingatkah kalian dengan bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami
yang menerjang Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004? Gempa bumi dan
tsunami telah menimbulkan banyak korban jiwa. Kerugian yang ditimbulkan oleh
bencana ini tidak terhitung jumlahnya, baik itu kerugian material maupun spiritual,
bahkan sampai sekarang masih banyak korban tsunami yang belum mendapatkan
tempat tinggal yang layak dan masih mengalami trauma yang berkepanjangan. Hal
ini menggambarkan secara ringkas ruang lingkup geografi, mulai dari kejadian alam
yang berupa gempa bumi dan tsunami sampai pada pengaruh bencana terhadap
dinamika kehidupan penduduk sebelum dan sesudah bencana. Gempa bumi dan
gelombang tsunami merupakan sebagian dari gejala geografi. Gejala geografi ini
terjadi dengan sendirinya secara alami, kita tidak dapat menentukan dan mencegah
terjadinya. Demikian juga dinamika dan perubahan penduduk yang terjadi juga
merupakan gejala geografi yang ditimbulkan oleh peristiwa geografi sebelumnya.

Untuk mengkaji lebih jauh tentang geografi, terlebih dahulu kita pelajari tentang
konsep geografi, pendekatan geografi, prinsip-prinsip geografi, dan aspek geografi
pada pokok bahasan berikut ini.

A. Konsep Geografi
1. Pengertian dan Batasan Geografi

Istilah geografi pertama sekali diperkenalkan oleh Eratosthenes (276104 SM)


dalam bukunya Geographika. Geografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata geo berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan. Jadi, geografi berarti
tulisan tentang bumi, sehingga geografi sering disebut sebagai ilmu bumi. Padahal,
geografi tidak hanya mempelajari tentang permukaan bumi, tetapi juga mempelajari
benda-benda di luar bumi dan di ruang angkasa. Dengan demikian, pengertian
geografi dapat didefinisikan menjadi lebih luas yang dapat mengakumulasi semua
hal di atas. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
bumi, penduduk, flora, fauna, udara, iklim, dan segala yang berinteraksi dengannya.

Berbagai batasan tentang pengertian geografi telah dikemukakan oleh beberapa


ahli.

Menurut Ferdinan Von Richthofen geografi adalah ilmu yang mempelajari


tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduknya, serta
menerangkan hubungan sebab akibat ataupun terdapatnya gejala dan sifat-
sifat itu secara bersamaan.
Sidney E. Ekblaw dan D.J.D. Mulkurne mengartikan geografi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang bumi dan kehidupannya yang memengaruhi cara
kita hidup, makanan yang kita makan, pakaian yang kita pakai, rumah yang
kita bangun, dan aktivitas rekreasi yang kita nikmati.

Menurut Halim Khan, geografi adalah lingkungan alam dan sosial merupakan
wilayah untuk melakukan kegiatan, mendeskripsikan, menganalisis, dan
menikmati tingkah laku manusia di bumi yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidupnya.

Bintarto berpendapat bahwa geografi dapat diartikan sebagai ilmu


pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis
gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas
mengenai penghidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi
dalam ruang dan waktu.

Menurut hasil seminar dan lokakarya geografi di Semarang tahun 1988,


geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala
alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksi antara
manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

Dari pengertian-pengertian di atas, geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang


mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara
manusia dan lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan
keruangan dan kewilayahan.

2. Ruang Lingkup dan Ilmu Pendukung Geografi

a. Ruang Lingkup Geografi

Ruang lingkup geografi sangat luas, meliputi kehidupan di muka bumi, di ruang
angkasa, berbagai gejala alam, serta interaksi antara manusia dan lingkungannya
dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Pengetahuan mengenai gejala alam
dan kehidupan di muka bumi disebut dengan gejala geosfer, dalam hal ini geografi
akan mempelajari penyebab terjadinya dan menjelaskan mengapa dan bagaimana
terjadinya gejala geosfer.

Ruang lingkup geografi juga mencakup interaksi antara manusia dan lingkungannya.
Sebagai contoh manusia memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam
sehingga dapat menghasilkan beras yang merupakan sumber makanan pokok
sebagian besar masyarakat. Ini berarti bahwa ada interaksi antara manusia dan
lingkungannya yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan
pokok maupun kebutuhan tambahan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar
sumber daya alam tetap terjaga kita tidak boleh terlalu mengeksploitasi sumber daya
alam tersebut. Sangatlah bijak jika kita selalu menjaga dan memelihara alam dengan
sebaik-baiknya.

Secara garis besar ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi
fisik dan geografi sosial. Gabungan antara geografi fisik dan geografi sosial terjadi
geografi regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari
tentang semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut, udara, maupun luar
angkasa beserta faktor penyebab terjadinya. Geografi sosial adalah bagian dari ilmu
geografi yang mempelajari tentang interaksi antarmanusia, sedangkan geografi
regional adalah ilmu yang mempelajari tentang perwilayahan dari negara-negara
yang ada.

b. Ilmu Pendukung Geografi

Geografi mempunyai kajian ilmu yang sangat luas sehingga ilmu geografi
memerlukan ilmu pendukung yang erat kaitannya dengan geografi. Kajian geografi
mempelajari bumi secara fisik, gejala sosial, teritorial, dan interaksi antarmanusia.
Hal ini menjadi ciri geografi yang spesifik dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari. Ilmu pendukung geografi juga disebut sebagai cabang-cabang ilmu geografi.
Ilmu pendukung tersebut, antara lain, sebagai berikut.

Geologi, ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian,


struktur, komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) dan
proses alamiah perkembangannya.
Geomorfologi, studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala
proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.

Geofisika, ilmu yang mengkaji sifat-sifat fisik bumi bagian dalam dengan
metode teknik fisika, seperti mengukur gejala-gejala magnetik dan gaya berat.

Meteorologi, ilmu yang mempelajari atmosfer, udara, cuaca, suhu, angin, dan
curah hujan.

Hidrologi, ilmu yang mempelajari air di permukaan dan di bawah permukaan


(air tanah), dan air di udara.

Oseanografi, ilmu yang mempelajari tentang perairan laut dan isinya, antara
lain, sifat-sifat air laut, terjadinya pasang surut, kedalaman, arus, geologi
dasar laut, tumbuhan, binatang, serta hubungan antara laut dan atmosfer.

Demografi, ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, menyelidiki


catatan-catatan dan statistik penduduk untuk mengetahui perkembangan,
kepadatan, kelahiran, kematian, migrasi, dan persebaran penduduk.

Astronomi, ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit di luar


atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa, baik
sifat-sifat fisik, kimia, maupun gerakan sampai pada proses kejadian benda
langit.

Klimatologi, studi tentang kondisi rata-rata cuaca dan membahas berbagai


iklim di seluruh dunia.

Meteorologi, ilmu yang mempelajari tentang cuaca.

Pedologi, ilmu yang mempelajari tentang tanah, jenis, struktur, dan unsur-
unsur tanah.

Biogeografi, ilmu ini terdiri dari geografi tumbuhan dan geografi hewan.

a. Geografi Tumbuhan (fitologi), ilmu yang mempelajari persebaran tumbuhan


di muka bumi dan kesesuaian tumbuhnya dengan kondisi iklim di bumi.

b. Geografi Hewan (zoologi), ilmu yang mempelajari tentang binatang, baik


tempat mereka hidup, berkembang, maupun persebarannya.

Etnografi, cabang geografi yang mempelajari jenis ras penyebaran bangsa-


bangsa dilihat dari sudut geografis.
Kartografi, ilmu tentang peta, baik teknis pembuatan, jenis, maupun
pemanfaatannya

Latihan Individu

1. Jelaskan definisi geografi menurut Sidney E. Ekblaw dan Halim Khan!

2. Mengapa gempa bumi dan tsunami merupakan salah satu gejala geografi?

3. Jelaskan mengapa sekarang kita memilih sebutan geografi daripada ilmu


bumi!

4. Apakah yang dimaksud dengan geografi regional itu?

B. Pendekatan Geografi
1. Pendekatan Geografi

Pendekatan dan metode dalam kajian geografi sejak awal pertumbuhan pada masa
Yunani hingga saat ini selalu mengalami perubahan. Kajian geografi telah dilakukan
orang dengan bentuk pendekatan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu.
Pandangan filsafat turut berpengaruh, perubahan paradigma yang dianut menjadi
penentu cara kerja atau metode serta sasaran menjadi perhatian utama geografi,
berkaitan erat dengan perdebatan sejumlah tokoh dalam mempelajari geografi.

Menurut Pattison pendekatan geografi digolongkan pada empat hal berikut.

Tradisi keruangan; pusat perdebatan pada persoalan geometri, hubungan


keruangan dan juga perpindahan keruangan. Hal ini memfokuskan sifat
keruangan melekat pada setiap fenomena yang ada di muka bumi. Masalah
keruangan pada kehidupan modern lebih kompleks dan perlu pendekatan
special organization. Nilai terapan geografi akan lebih banyak dipakai dalam
kegiatan perencanaan analisis masalah keruangan dan pemanfaatannya.

Tradisi studi wilayah; yang perhatiannya terpusat pada bagian karakteristik


esensial tempat-tempat atau kawasan fakta. Secara kartografi dari satu
tempat ke tempat lain.

Tradisi hubungan manusia dan alam; perhatiannya terpusat pada interaksi


manusia dengan lingkungannya. Hubungan udara, air, kondisi alam, dan
tempat-tempat pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
Tradisi ilmu kebumian; perhatiannya terpusat pada upaya mendeskripsikan
ciri-ciri permukaan bumi, aspek keadaan alamnya, gejala-gejala, sifat, dan
proses alam di bumi. Hal ini menghasilkan geografi fisis, dan melihat
kenyataan terjadi cabang pengkhususan geografi yang banyak menjadi
menyempit. Contoh: ilmu kebumian menjadi geologi, oseanologi, meteorologi,
dan astronomi.

2. Objek Studi Geografi

Objek geografi antara lain sebagai berikut:

atmosfer (udara yang menyelimuti bumi), litosfer (kulit bumi), pedosfer


(lapisan tanah di permukaan bumi), dan hidrosfer (air di permukaan bumi);

biosfer (kehidupan flora dan fauna di muka bumi) dan antroposfer (manusia di
bumi);

perkiraan bentang lahan dan bentang sosial dan budaya baik di perkotaan
maupun perdesaan;

keberagaman hubungan manusia dengan lingkungannya sebagai akibat


budaya dan teknologi;

hubungan manusia dengan segala proses yang ada di muka bumi yang
merupakan pendekatan ekologi.

3. Fungsi Pelajaran Geografi

Fungsi pelajaran geografi adalah:

sebagai alat analisis keruangan dengan proses-proses yang saling terkait,


misalnya, keterkaitan antaraspek fisik, sebagai contoh keterkaitan lereng dan
erosi, keterkaitan aspek fisik dan sosial ekonomi;

sebagai alat analisis kelingkungan yang berfungsi menganalisis hubungan


antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya, misalkan hubungan antara
laut dan tambak dengan nelayan atau hubungan antara petani vanili dan
dataran tinggi;

sebagai alat analisis kewilayahan sehingga dapat memberikan ciri yang khas
pada satu wilayah, yang dapat membedakan antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lainnya.
4. Tujuan Pembelajaran Geografi

Adapun tujuan pembelajaran geografi yang menjadi dasar pembelajaran geografi


ada tiga macam, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Sebagai pengetahuan, geografi bertujuan mengembangkan konsep dasar geografi


yang berkaitan dengan pola keruangan dan prosesnya; mengembangkan
pengetahuan, peluang dan keterbatasan sumber daya alam untuk dimanfaatkan;
mengembangkan konsep dasar geografi yang terkait dengan lingkungan sekitar dan
wilayah negara atau dunia.

Sebagai keterampilan, geografi bertujuan mengembangkan keterampilan mengamati


lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan; mengembangkan
keterampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan
aspek keruangan; mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan,
dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

Sebagai sikap, geografi bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan


fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar; mengembangkan sikap
melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup;
mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber
daya; mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya;
mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Latihan Individu

1. Jelaskan objek kajian ilmu geografi!

2. Jelaskan empat ilmu penunjang geografi yang berhubungan dengan aktivitas


manusia!

3. Uraikanlah tujuan pembelajaran geografi!


C. Prinsip-Prinsip Geografi
1. Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari

Gejala geografi adalah keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
Gejala geografi memengaruhi kehidupan manusia.Timbulnya gejala-gejala geografi
ini tidak dapat kita atur sehingga gejala ini tidak dapat diminta ataupun ditolak
manusia. Dapat dikatakan bahwa gejala-gejala geografi atau gejala alam
mendukung dan sekaligus membatasi aktivitas manusia. Pada batas-batas tertentu,
manusia harus menyesuaikan diri dengan alam.

Gejala-gejala geografis yang terjadi di atmosfer antara lain angin, awan, petir, dan
hujan. Gejala geografis yang terjadi di litosfer antara lain gempa bumi, gunung
berapi, patahan, dan lipatan. Gejala geografi yang terjadi di pedosfer antara lain
pembentukan tanah, erosi, dan sedimentasi. Gejala geografis yang terjadi di
hidrosfer antara lain banjir dan tsunami. Gejala geografis yang terjadi di biosfer
antara lain migrasi penduduk dan penyebaran hama tikus. Keseluruhan gejala
geografis baik yang terjadi di atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, dan biosfer
saling berhubungan dan memengaruhi antara satu dengan yang lain.

Beberapa gejala geografi yang memengaruhi kehidupan manusia, antara lain, gejala
yang bersifat sosial-geografi, misalnya, transmigrasi yang disebabkan kepadatan
topografi dan kesejahteraan di daerah asal yang kurang mendukung sehingga diberi
lokasi permukiman yang dapat meningkatkan kesejahteraan para transmigran.
Gejala yang bersifat sosialekonomi geografi, misalnya, munculnya industri di daerah
agraris yang menimbulkan perubahan status sosial; contoh, daerah Karawang-
Bekasi dahulu adalah daerah pertanian yang subur, sekarang berubah menjadi
daerah industri dan permukiman penduduk. Gejala yang bersifat fisiografis,
misalnya, perubahan bentang lahan yang berpengaruh pada keadaan ekonomi
seseorang. Gejala yang bersifat klimatologis, misalnya, perubahan iklim
berpengaruh pada kegiatan ekonomi. Gejala yang bersifat sosiologisekonomis,
misalnya, perbedaan status sosial dalam masyarakat memengaruhi perilaku
konsumtif dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa
masing-masing gejala geografi itu mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap kehidupan manusia.
2. Prinsip-Prinsip Geografi dan Unsur Pokok Geografi

Jika kita amati dan kita analisis gejala geografi dalam kehidupan seharihari, ahli
geografi harus selalu berpegang pada empat prinsip berikut.

Prinsip persebaran, yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata di


permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan
manusia.

Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang, antara
gejala satu dengan yang lain.

Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang


diselidiki atau dipelajari. Deskripsi selain disajikan dengan tulisan atau kata-
kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta.

Prinsip korologi, yaitu suatu gejala, fakta, ataupun masalah geografi di suatu
tempat yang ditinjau sebarannya, interelasinya, dan integrasinya dalam ruang
tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan
gejala tersebut.

Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan keadaan
manusia. Keadaan alam meliputi kekuatan alam, proses-proses yang terjadi serta
unsur-unsur fisik, topologi, dan biotik. Keadaan manusia meliputi lingkungan sosial,
bentang alam, budi daya, dan masyarakat. Keadaan alam tidak sedinamis keadaan
manusia karena perubahannya yang lambat. Dengan kreativitas dan dorongan untuk
lebih maju menjadikan keadaan manusia mengalami perubahan yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan keadaan alam.

Unsur-unsur fisik meliputi iklim, cuaca, keadaan air, relief, tanah, serta keadaan hasil
tambang dan mineral. Pengaruh topografi, antara lain, letak, luas, bentuk, dan batas
suatu wilayah. Pengaruh letak dapat dibedakan menjadi letak astronomis, letak
geologis, letak geomorfologis, letak geografis, letak maritim, letak ekonomis, dan
letak sosiokultural.
Letak astronomis adalah letak yang dihubungkan oleh garis lintang dan garis bujur
sehingga membentuk titik koordinat. Garis lintang adalah garis paralel pola bumi
yang sejajar dengan ekuator/khatulistiwa, yang terdiri dari garis lintang utara (LU)
dan garis lintang selatan (LS). Jarak antarlintang diukur dengan derajat (). Garis
bujur adalah garis yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara dan tegak
lurus dengan garis lintang. Meridian Greenwich adalah meridian nol atau meridian
pangkal atau garis bujur 0 yang disepakati dalam Kongres Meridian Internasional di
Washington tahun 1884.

Secara astronomis, dilihat dari letak garis lintangnya, Indonesia terletak di antara 6
LU11 LS, berarti sebagian besar wilayah Indonesia terletak di belahan bumi
selatan dengan batas paling utara 6 LU dan batas paling selatan 11 LS, serta jarak
lintang 17. Jika dilihat dari letak garis bujur Indonesia terletak di belahan bumi timur
(diukur dari garis bujur 0) dengan batas paling barat 95 BT dan batas paling timur
141 BT serta jarak bujur 46.

Perbedaan garis bujur dapat menyebabkan perbedaan waktu. Di wilayah Indonesia


waktu terbagi menjadi tiga daerah waktu yaitu:

Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), berdasar meridian pangkal 105 BT


yang mencakup seluruh wilayah Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Provinsi
Kalimantan Tengah, dan Provinsi Kalimantan Barat dengan selisih waktu 7
jam lebih awal daripada waktu Greenwich.

Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), berdasar meridian pangkal 120 BT,
yang mencakup wilayah Pulau Bali, NTB, NTT, Provinsi Kalimantan Timur,
Provinsi Kalimantan Selatan, dan seluruh provinsi di Sulawesi, dengan selisih
waktu 8 jam lebih awal daripada waktu Greenwich.

Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), berdasar meridian pangkal 135 BT


yang mencakup seluruh wilayah Provinsi Papua, Maluku, dan Maluku Utara,
dengan selisih waktu 9 jam lebih awal daripada waktu Greenwich.
Keliling bumi kita adalah 360, sedangkan jumlah pembagian waktu dunia 24 jam
dalam 1 hari. Hasil pembagian keliling bumi dengan pembagian waktu dunia adalah
15, sehingga setiap perputaran bumi 15 terjadi perbedaan waktu 1 jam.

Letak geologis adalah letak suatu negara atau daerah berdasarkan struktur batuan
yang ada di muka bumi. Letak geologis Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan
muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania (Sirkum Alpen Banda). Pengaruh
pertemuan dua sirkum di wilayah Indonesia memiliki banyak gunung api (vulkanik)
yang membawa kesuburan tanah, tetapi menyebabkan wilayah kita rawan gempa
bumi.

Letak geomorfologis adalah letak yang berdasarkan pada morfologi dari suatu
tempat di permukaan bumi. Letak geomorfologis Indonesia sangat dipengaruhi oleh
proses geologis yang terjadi. Bervariasinya bentuk lahan (landform) di Indonesia
menimbulkan terjadinya perbedaan letak geomorfologis. Hal itu menyebabkan:

perbedaan mineral dan bahan tambang daerah yang satu dengan daerah
yang lain;

perbedaan jenis-jenis tanaman yang disebabkan oleh perbedaan suhu daerah


yang satu dengan yang lainnya;
perbedaan kepadatan dan persebaran penduduk karena perbedaan
topografinya.

Letak geografis adalah letak berdasarkan kenyataan posisi suatu daerah di bola
bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Secara geografis Indonesia terletak di
antara 6 LU11 LS dan 95 BT141 BT, antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia, antara Benua Asia dan Benua Australia.

Letak maritim merupakan letak suatu daerah ditinjau dari sudut kelautan. Letak
maritim Indonesia yang berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar yaitu
Samudra Pasifik di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Laut Cina
Selatan di sebelah utara.

Letak ekonomis adalah letak suatu wilayah atau negara dilihat dari jalur dan
kehidupan ekonomi suatu negara terhadap negara lain. Letak ekonomis Indonesia
berada di persimpangan jalur perdagangan karena Indonesia terletak di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, Indonesia juga berdekatan dengan
Singapura dan Malaysia yang selalu membutuhkan suplai hasil pertanian dari
Indonesia yang merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertaniannya.

Letak sosiokultural adalah letak suatu negara berdasarkan keadaan sosial dan
budaya daerah tersebut terhadap budaya daerah yang berdekatan. Indonesia dan
negara-negara tetangga di Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan sosial dan
budaya, sehingga dari segi ini dapat dibentuk berbagai kerja sama antarnegara
ASEAN.

Luas wilayah negara Indonesia adalah 9,8 juta km persegi yang terdiri dari lautan
dan daratan yang berupa pulau kecil dan pulau besar, sehingga dikatakan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. 7,9 juta km
persegi atau 81% wilayah Indonesia terdiri dari lautan, sedangkan daratannya 1,9
juta km persegi atau 19%. Wilayah Indonesia terdiri dari 18.110 pulau, 6.004 pulau
telah memiliki nama, dan yang berpenghuni sebanyak 931 pulau. Semakin luas
suatu wilayah semakin besar kesempatannya untuk memperoleh keuntungan
dengan keleluasaan ruang dan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduknya.

Dari negara-negara di dunia, luas wilayah Kepulauan Indonesia menduduki urutan


ke-13, sedangkan di Asia Tenggara, luas Kepulauan Indonesia menduduki urutan
pertama atau negara yang terluas.
D. Aspek Geografi

Geografi merupakan ilmu yang bermanfaat sepanjang hayat dan berguna bagi
peningkatan kesejahteraan manusia. Bidang kajian aspek geografi meliputi
hubungan kausal dan spasial kehidupan manusia di lingkungan yang terintegrasi
baik secara fisik, sosial, maupun budaya.

Analisis keruangan bagi seorang ahli geografi merupakan hal pokok yang harus
dipahami karena mengkaji berbagai aspek, baik secara fisik, sosial, lokasi, maupun
aktivitas manusia. Variabel ini berbeda dari suatu tempat dengan tempat yang
lainnya. Faktor yang memengaruhi pola distribusi keruangan atau persebaran unsur,
biasanya terkait dengan banyak faktor. Contoh keterkaitan antara lereng dengan
erosi, jenis tanah dan vegetasi. Aspek fisik dengan aspek sosial, misalnya, antara
bentuk lahan dengan permukiman atau bentuk lahan dengan transportasi. Contoh
lain adalah keterkaitan antara sesama aspek sosial, misalnya, jarak rumah dari jalan
dengan kepadatan rumah atau dengan nilai tanah.

1. Aspek Lokasi

Konsep lokasi merupakan jawaban dari pertanyaan di mana (where). Aspek lokasi
dibedakan atas lokasi absolut dan lokasi relatif.

Lokasi absolut menunjukkan letak suatu titik secara tetap terhadap sistem
grid (jaring) atau sistem koordinat. Untuk letak suatu titik secara absolut di
permukaan bumi ditentukan oleh garis bujur (meridian) dan garis lintang
(paralel). Lokasi absolut disebut juga letak astronomis. Letak absolut suatu
titik bersifat tetap, walaupun kondisi dan situasi sekitar titik tersebut
mengalami perubahan karena faktor politik.

Lokasi relatif. Lokasi ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan
situasi sekitar lokasi tersebut. Contoh: hulu Sungai Kapuas, mungkin tidak
terlalu penting bagi sebagian besar orang. Akan tetapi, pada saat ditemukan
emas atau minyak bumi, lokasi tersebut akan menjadi sangat penting dan
bernilai ekonomi tinggi.
Lokasi relatif berkaitan dengan kondisi dan situasi sekitarnya dapat memberikan
keuntungan, tetapi juga dapat memberikan kerugian. Lokasi tanah yang berada di
jalur ekonomi, harganya dapat sangat mahal. Namun, juga menjadi lokasi yang
kurang diminati untuk tempat tinggal bagi golongan tertentu. Hal ini karena faktor
kebisingan dan polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor. Lokasi atau letak relatif
sering juga disebut letak geografis.

2. Aspek Jarak

Aspek jarak memiliki peran yang penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan
pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Konsep jarak
bersifat relatif karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
transportasi. Jarak dapat dinyatakan dengan jarak lurus antara dua titik pada peta
dengan mencermati skala peta, jarak tempuh (dikaitkan dengan waktu perjalanan
yang dibutuhkan atau dengan sistem satuan, biaya angkutan).

Jarak antara dua kota yang awalnya ditempuh dalam beberapa hari dengan berjalan
kaki, hanya ditempuh dalam beberapa jam dengan pesawat udara. Aspek jarak
menjadi faktor pembatas antara dua titik, sejalan dengan kemajuan teknologi sarana
angkutan dan teknologi komunikasi. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, siaran
langsung pertandingan sepak bola dapat dipertontonkan ke seluruh dunia berupa
siaran langsung. Dengan kemajuan teknologi komunikasi juga, kita dapat
berkomunikasi dengan mitra kerja atau keluarga yang tinggal di belahan bumi yang
lain.

Sektor perekonomian dipengaruhi konsep jarak, karena semakin jauh jarak suatu
tempat, biaya angkutan yang harus dikeluarkan semakin besar dan harga menjadi
lebih mahal. Nilai sewa tanah akan semakin rendah jika jaraknya jauh dari pusat
kegiatan, demikian juga sebaliknya.

3. Aspek Aksesibilitas

Aksesibilitas (keterjangkauan) tidak selalu berkaitan dengan faktor jarak. Konsep ini
lebih berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau suatu lokasi. Wilayah dengan
tingkat askesibilitas tinggi atau mudah dijangkau, cenderung lebih cepat
berkembang. Namun, jika kondisi topografi bergunung-gunung, rawan bencana, jauh
di pedalaman, dan sulit sarana, tentu sukar untuk dijangkau.

Keterjangkauan umumnya berubah sejalan dengan perkembangan perekonomian


dan kemajuan teknologi, sebaliknya tempat-tempat yang keterjangkauannya sangat
rendah, akan sukar mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomiannya.
Keterjangkauan di Pulau Jawa berbeda dengan Pulau Kalimantan dan Papua
karena kondisi reliefnya.

4. Aspek Aglomerasi

Penduduk mempunyai suatu gejala kecenderungan mengelompok pada suatu


tempat tertentu yang dianggap paling menguntungkan. Masyarakat petani
cenderung untuk mengelompok di wilayah dataran yang subur, sehingga
membentuk permukiman. Masyarakat kota cenderung untuk hidup mengelompok
dengan masyarakat yang memiliki strata sederajat. Akibatnya, akan muncul
permukiman elite dan permukiman kumuh.

Aglomerasi (pemusatan) penduduk akan memudahkan penyediaan sarana


pendidikan (sekolah), sarana kesehatan (puskesmas, rumah sakit), atau sarana
ekonomi (pasar, pertokoan). Dengan adanya aglomerasi akan menimbulkan efisiensi
yang tinggi dalam pemasaran atau pelayanan umum.

Salah satu keuntungan yang didapat dengan adanya aglomerasi penduduk yang
padat ialah dimungkinkannya sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan
jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran atau pelayanan. Akan
tetapi, hanya meliputi wilayah yang sempit. Ini berarti memungkinkan efisiensi yang
tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun pemasangan atau pengadaan
sarana-sarana untuk pelayanan umum.

5. Aspek Fisik
Bentuk muka bumi beragam menunjukkan aspek fisik yang memengaruhi kehidupan
penduduk baik bentuk permukiman, mata pencaharian, dan sebagainya. Muka bumi
yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 40%, rawan terhadap proses pengikisan.
Adapun muka bumi yang memiliki lereng dengan kemiringan kurang dari 2%, rawan
terhadap proses erosi berpengaruh pada pengendapan dan sedimentasi di daerah
lainnya.

Suatu daerah yang mengalami proses pengangkatan akan menjadi lebih tinggi
daripada daerah sekitarnya. Sebaliknya, daerah yang mengalami proses penurunan,
akan menjadi daerah yang lebih rendah daripada daerah sekitarnya.

Aspek fisik juga memengaruhi pada banyak tidaknya penduduk tinggal di daerah
tersebut. Daerah yang subur tentu diminati banyak orang, tetapi daerah gurun pasir
kurang diminati karena sulitnya sumber air ditemukan di daerah tersebut.

Latihan Individu

1. Mengapa Indonesia dikatakan mempunyai letak geografis yang strategis?

2. Jelaskan pembagian tiga daerah waktu yang ada di Indonesia dan


wilayahnya!

3. Bagaimanakah letak Indonesia dipandang dari letak ekonomisnya?

4. Apakah yang dimaksud dengan letak astronomis, dan bagaimana pengaruh


letak astronomis Indonesia?

Sumber : bse.kemdikbud.go.id

Dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan


Sistem Informasi Geografis
A. Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografi
Peta merupakan data yang bersifat universal, karena dapat digunakan sebagai objek penelitian
dalam pengindraan jauh selain citra. Peta juga dapat digunakan dalam sistem informasi
geografi. Sebaliknya, peta juga dihasilkan dari pengindraan jauh dan sistem informasi
geografi. Berikut diuraikan tentang dasar-dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan Sistem
Informasi Geografi (SIG).
1. Dasar-Dasar Pemetaan
Untuk membuat peta yang baik, harus dapat menguasai teknik-teknik pembuatan peta yang
benar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta, yaitu sebagai berikut.
a. Syarat-syarat peta yang benar
Agar dapat dikatakan sebagai sebuah peta, maka unsur-unsur berikut harus dipenuhi.
1) Judul 7) Inset
2) Skala 8) Garis astronomis
3) Tanda arah/orientasi 9) Garis tepi
4) Simbol 10) Sumber dan tahun pembuatan
5) Lettering 11) Tata Warna
6) Legend
b. Pembuatan Peta
Peta dapat dibuat dengan cara sederhana, namun harus sesuai kaidah yang berlaku dalam
pembuatan peta. Artinya, peta yang dibuat harus bisa mempresentasikan objek yang
dipetakan.
1) Syarat-syarat membuat peta
Berikut syarat-syarat peta yang benar.
a) Arahnya benar dan tepat ( orientasi).
b) Jaraknya benar (skala).
c) Bentuknya benar (proyeksi).
d) Luasnya benar (koordinat, skala).
e) Ada keterangan singkat (legenda, inset, lettering).
2) Proses pembuatan peta
Hal-hal yang perlu dirumuskan dalam proses pembuatan peta yaitu sebagai berikut.
a) Menentukan jenis peta yang akan dibuat.
b) Menentukan bentuk proyeksinya.
c) Menentukan skalanya.
d) Merumuskan lambang atau simbol yang diperlukan.
e) Pengumpulan data, yaitu dengan cara pengukuran luas, tinggi, dan kemiringan permukaan
bumi yang akan dipetakan.
f) Penggambaran hasil pengumpulan data dalam rancangan peta.
g) Pencetakan/produksi peta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengindraan Jauh
Pengindraan jauh adalah teknik dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
sasaran/objek, wilayah atau fenomena dengan menganalisa data yang diperoleh dari alat,
tanpa menyentuh/kontak langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang dikaji.
a. Pengertian pengindraan jauh
Berikut ini beberapa definisi dari para ahli mengenai penginderaan jauh, yaitu sebagai
berikut.
1) Lindgren
Penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis
tentang bumi.
2) Welson dan Bufon
Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan tekhnik untuk memperoleh informasi
tentang objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan
objek area dan gejala tersebut.
b. Jenis-jenis pengindraan jauh
Berdasarkan tempat atau wahana yang digunakan untuk melakukan penginderaan jauh dibagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Penginderaan jauh dari udara
Penginderaan jauh dari udara pada umumnya menggunakan pesawat terbang. Penginderaan
melalui pesawat udara dengan sistem rekaman kamera dari pesawat terbang masih
merupakan penyaji data yang potensial. Foto udara mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan foto satelit, foto udara dapat menyajikan data-data secara lebih rinci.
2) Penginderaan jauh dari ruang angkasa
Penginderaan jauh dari ruang angkasa menggunakan satelit, merupakan suatu cara untuk
mendapatkan informasi atau data tentang keadaan permukaan bumi dengan sensor buatan
yang ditempatkan pada satelit yang mengorbit bumi. Penginderaan jauh melalui satelit
memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang diradiasikan dari matahari. Penginderaan
jauh dilakukan dengan pesawat udara dan satelit dapat memberi keuntungan antara lain
pengadaan data relatif tepat, mudah dan murah serta data-data gesfer yang terjadi atas
litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer lebih mudah diperoleh.
c. Sensor dan wahana pengindraan jauh
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit.
Sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang
dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit).
2) Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
3. Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah ystem
khusus untuk mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
a. Pengertian menurut ahli
Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di kalangan
ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan menggunakan komputer.
Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk membuat peta saja, melainkan lebih
dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data keruangan dengan menggunakan komputer.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut definisi-definisi SIG
menurut para ahli.
1) Menurut Aronaff, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang
memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2) Menurut Burrough, SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan,
penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan
yang berasal dari kenyataan dunia.
2) Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
3. Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah ystem
khusus untuk mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
a. Pengertian menurut ahli
Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di kalangan
ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan menggunakan komputer.
Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk membuat peta saja, melainkan lebih
dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data keruangan dengan menggunakan komputer.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut definisi-definisi SIG
menurut para ahli.
1) Menurut Aronaff, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang
memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2) Menurut Burrough, SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan,
penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan
yang berasal dari kenyataan dunia.
b. Komponen Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sebagai sistem informasi, SIG mempunyai komponen-komponen yang digunakan dalam
pengolahan data geografis. Komponen dalam sistem ini saling berkaitan satu sama lain.
Berikut komponen-komponen tersebut.
1) Data
Terdapat dua jenis data yang dapat diolah menggunakan SIG, yaitu data spasial dan data non
spasial (atribut)
2) Hardware (perangkat keras)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Semakin besar spesifikasi
perangkat keras maka akan semakin cepat operasi yang dijalankan.
3) Software (perangkat lunak)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisis,
memvisualisasikan data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang biasa
digunakan untuk pengolahan SIG yang paling terkenal adalah ArcGIS. Namun demikian,
software tersebut memiliki lisensi yang mahal. Ada beberapa software open source yang
dapat digunakan untuk pengolahan SIG adalah OpenGeo Suite, QuantumGIS, Geoserver,
Geoexplorer, Openlayers, dan lainnya.
4) Manusia
Manusia menjadi poin penting dari SIG. Hal ini disebabkan manusia yang menjadi perencana
dan pengguna SIG. Sumber daya manusia sangat mempengaruhi terhadap proses mendesain,
pengolahan, hingga pemanfaatan SIG itu sendiri.
5) Metode
Metode yang digunakan akan berbeda tergantung permasalah SIG. Penggunaan konsep
geografi untuk menganalisis setiap permasalahan yang terjadi. Sebagai gambaran umum,
metode untuk melakukan analisis data vektor berbeda dengan metode untuk melakukan
analisis data raster.

jenis jenis Peta dan Fungsinya

Pada awal abad ke-2 (87M -150M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai
pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan
diberinama Atlas Ptolomaeus. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi.
Sedangkanorang ahli membuat peta disebut kartografer. Untuk menggambarkan
kenampakan-kenampakan permukaan bumi pada peta,seorang pembuat peta harus menguasai
bidang ilmu. Erwin Raisz menyatakan bahwa seorang kartografer harus menguasai 50%
geografi,30% seni,10% matematika,dan 10% ilmu lainnya.
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu
sistem proyeksi atau gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan
bidang datar,sebagaimana kenampakannya dari atas udara yang dilengkapi skala, mata angin,
dan simbol-simbol. Dengan kata lain,peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil
dengan skala. Agar dapat dipahami oleh pengguna/pembaca,maka peta harus diberi tulisan
dan simbol-simbol.

Berikut adalah penjelasan mengenai Jenis jenis peta :

Berdasarkan Isinya
Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis peta berdasarkan isinya

1. Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini
memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam)
maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau
dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman
kota dan lainnya. Disebut peta umum karena peta ini bersifat umum sehingga dapat
digunakan untuk umum dengan berbagi macam tujuan. Unsur-unsur yang disajikan tidak
hanya satu atau dua jenis saja tetapi peta menyajikan semua unsur di muka bumi ini dengan
memperhitungkan skala yang umumnya sangat terbatas.

Jenis peta umum yaitu:

Peta Topografi

Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya permukaan
bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis khayal yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Pada peta topografi
sendiri,garis kontur digmbar dengan warna coklat muda. Kontur berguna untuk memberikan
informasi relatif tentang relief. Relief ini merupakan suatu bentuk yang memperlihatkan
perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan dari bentuk-bentuk yang tidak sama di
permukaan bumi. Relief dihubungkan dengan suatu bentuk atau model keseluruhan muka
bumi dalam bentuk tiga dimensi. Selain itu peta topografi juga digunakan sebagai dasar
dalam pembuatan peta-peta tematik seperti,peta kehutanan, peta pariwisata, peta penggunaan
lahan,dan sebagainya.

Di Indonesia pemetaan topografi dikerjakan oleh Jawatan Topografi (jantop) Angkatan Darat
dengan koordinasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta
yang dihasilkan setelah jadi dapat diperjualbelikan secara bebas. Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) merupakan peta yang sejenis dengan peta topografi. Peta ini dibuat dan dikoordinasi
oleh Bakosurtanal. Peta tersebut mempunyai isi dan sifat yang sama dengan peta topografi.
Perbedaan kedua peta tersebut hanya pada sistem proyeksi serta pengambilan data di
lapangan. Peta topografi dalam perolehan data di lapangan lebih banyak menggunakan survei
dan pengukuran lapangan, sedangkan peta RBI dengan cara kompilasi dari foto udara.

Objek yang disajiakan oleh peta topografi maupun peta RBI yaitu:
a. Unsur buatan manusia

Unsur-unsur perhubungan, meliputi jalan dan jalur kereta api


Gedung-gedung, meliputi perumahan dan bangunan lain seperti mesjid, kantor, dan
sebagainya
Konstruksi-konstruksi lain,seperti : bendungan, jalur pipa, waduk penyimpanan air, dan lain-
lain
Unsur luasan atau daerah khusus,meliputu daerah yang ditanami seperti perkebunan dan
taman
Batas-batas,meliputu batas adminstratif seperti batas provinsi, kabupaten, sampai batas
terkecil yang bisa dilihat

b. Unsur alam

Unsur hidrografi,termasuk sungai,danau,dan garis pantai


Tanaman (vegetasi),pada umumnya dikelompokkan menurut jenis atau faktor lain yang
berhubungan
Unsur lain seperti: permukaan es,salju,pasir,dan lain-lain

Selain menggambarkan unsur-unsur di atas,peta topografi maupun peta RBI juga


menggambarkan titik-titik ketinggian. Titik ketinggian ini di peta ditulis dengan harga atau
angka yang digunakan untuk memperlihatkan ketinggian suatu tempat di atas atau di bawah
permukaan laut. Pengukuran hanya dilakukan pada tempat-tempat penting saja,misalnya:
puncak bukit, pertemuan sungai, dasar lembah, perubahan lereng, dan sebagainya.Inilah
kelebihan peta topografi yakni dengan menggambarkan peta dengan objek titik ketinggian
maka kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat dan untuk memperkirakan tingkat
kecuraman atau kemiringan lereng.

Peta chartography (kartografi) Merupakan peta yang menggambarkan sebagian


permukaan bumi. misalnya peta yang hanya menggambarkan benua atau setengah bola
bumi
Peta Chorografi Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1:1.000.000 atau
lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua
bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu
wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya,jalan kereta api, batas
wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi
yang dibuat dalam berbagai tata warna.
Peta Indonesia Peta ini menggambarkan wilayah Indonesia secara keseluruhan
Peta dunia Peta ini merupakan peta yang menggambarkan seluruh bagian permukaan bola
bumi.

2. Peta Khusus (Tematik)

Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua
kenampakan pada permukaan bumi yang inginditampilkan. Dengan kata lain, yang
ditampilkan berdasarkan tema tertentu.Peta khusus ini yang menggambarkan kenampakan-
kenampakan (fenomena mengenai unsur unsur geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun
sosial budaya. Pada peta tematik,objek yang disajikan dalam bentuk gambar dengan
menggunakan simbol-simbol serta mempunyai tema tertentu sesuai dengan maksud
tujuannya. Peta tematik bisa dibuat sesuai dengan tema yang diperlukan,misalnya dalam
perencanaan suatu daerah, administrasi, manajemen, perusahaan-perusahaan,
pendidikan,militer, dan sebagainya.

Selain itu alam perkembangan ilmu pengetahuan,peta tematik mepunyai hubungan yang erat
dalam hal penyajian data untuk keperluan perencanaan dalam bidang-bidang tertentu,
seperti:geologi, geografi, pertanahan, perkotaaan, sosial ekonomi, kependudukan, dan
sebagainya. Untuk penggambaran peta tematik diperlukan peta dasar sebagai kerangka yang
menggambarkan batas wilayah, sungai, dan jalan ataupun yang lainnya. Pada peta dasar
tersebut kemudian data-data tematis dapat dipetakan. Data yang digambarkan pada peta
tematik dapat diperoleh dari hasil survei atau pengukuran langsung dari foto udara maupun
dari data-data statistik.

Contoh peta khusus yakni:

Peta curah hujan (isohyet) Peta ini merupakan peta yang menjelaskan banyaknya curah
hujan yang sama di suatu tempat
Peta kepadatan penduduk Peta ini menggambarkan perbandingan jumlah penduduk di
suatu wilayah dengan luas daerahnya.

Dari peta kepadatan penduduk untuk membedakan kepadatan penduduk tiap wilayah
ditunjukkan dengan perbedaan warna. Berdasarkan legenda (keterangan) pada peta kita dapat
mengidentifikasi bahwa misalnya warna hitam menunjukkan kepadatan penduduknya lebih
dari 701 orang setiap 1 km2,warna agak hitam menunjukkan kepadatan penduduknya antara
400 orang sampai 700 orang setiap 1 kilometer persegi dan warna putih menunjukkan
kepadatan penduduknya kurang dari 400 orang setiap 1 kilometer persegi.

Peta penyebaran hasil pertanian


Peta penyebaran hasil tambang,
Peta jalur penerbangan atau pelayaran
Peta anomali gaya berat
Peta tata guna lahan
Peta pendaftaran tanah
Peta kriminalitas. Peta ini menggambarkan persebaran kejahatn di suatu wilayah atau
daerah
Peta geologi. Peta ini merupakan peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-
sifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah.
Peta irigasi. Peta ini adalah peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, waduk,
bendungan air, dan saluran irigasi.
Peta transportasi. Peta ini adalah peta yang mennjelaskan jalur-jalur lalu lintas baik di darat
maupun udara
Peta lokasi. peta ini merupakan peta yang menggambarkan letak suatu tempat di
permukaan bumi di lapisan atmosfer.
Peta arkeologi. Peta yang menggambarkan penyebaran letak benda-benda atau peninggalan
purba
Peta tanah. Peta tanah ini adalah peta yang menggambarkan dan menggolongkan jenis jenis
tanah dengan tingkat aktivitas manusia.
Peta penggunaan lahan. Peta ini merupakan peta yang menggambarkan bentuk penggunaan
tanah yang ada hubungannya dengan lingkungan geografis dan aktivitas manusia dan ruang
publik untuk kehidupan.
Pada beberapa jenis peta yang menggambarkan tema tertentu (peta tematik) biasanya
dilengkapi dengan data-data yang menyangkut unsur-unsur geografi seperti:;

Luas wilayah keseluruhan dan bagian-bagiannya


Lokasi suatu wilayah termasuk batas-batas administrasinya
Letak, jarak, dan arah suatu tempat dengan tempat lainnya
Persebaran berbagai macam jenis jenis sumber daya alam
Persebaran kegiatan sosial ekonomi, dan budaya manusia
Kenampakan alam atau fisik permukaan bumi atau data spesifik lainnya

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di
permukaan bumi (lapangan). Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat
jenis, yaitu:

1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 :
5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat
tanah. oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria
(Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, seperti peta peta
provinsi kelurahan,dan peta kecamatan. Contohnya,seperti peta provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:500.000.
Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas seperti peta
regional berupa peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau
lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,misalnya
peta negara, benua di dunia Contohnya,seperti peta Republik Indonesia, Peta Asia Tenggara,
Peta Benua Asia, Peta Benua Eropa dan Peta Dunia.
5. Peta skala geografis. Peta ini merupakan peta yang berskala lebih kecil dari
1:1000.000,biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kelompok negara,benua,atau
dunia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka pembandingnya
berartiskala peta itu makin kecil.

Berdasarkan Tujuan, Bentuk, Nilai dan Sumber Data


Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai
tujuan:

1. Peta Pendidikan (Educational Map).Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.


2. Peta Ilmu Pengetahuan.Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum (General Information Map).Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis (Tourism Map).Contohnya: peta museum, peta rute bus.

Jenis Peta Berdasarkan Bentuk Penyajian Peta

1. Peta Foto (Photo Map) Peta ini merupakan peta yang menggambarkan bayangan bumi
dari hasil fotografis dan hasil pengambilan gambar dari udara. Dengan kata lain peta foto
merupakan peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis
kontur,nama dan legenda.

2. Peta Garis (Line Map) Dikatakan peta garis karena peta ini menggambarkan bentuk
bumi dalam bentuk garis atau berupa grafis atau lebih singkatnya peta yang menyajikan detail
alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

3. Peta digital Peta digital ini adalah peta yang dibuat dan tersimpan dalam media
komputer baik nomor titik maupun koordinat horizontal dan vertikal pada peta tersebut.

Jenis Peta Berdasarkan Sifat Nilai Data yang Dikandungnya

Peta jenis ini dibedakan atas dua yakni:

1. Peta kuantitatif Peta kuantitatif merupakan peta yang akan menjawab lokasi keberadaan
suatu objek beserta besar nilai objek tersebut. Contoh peta kuantitatif misalnya peta
kepadatan penduduk yang memberikan nilai jumlah penduduk per 1 km2 atau 1 ha pada
lokas-lokasi tertentu

2. Peta kualitatif Peta ini merupakan peta yang hanya menunjukkan keberadaan suatu
objek di lokasi tertentu. Contoh peta kualitatif misalnya, peta lokasi perkebunan teh atau
perkebunan sayur-mayur di Puncak, Jawa Barat. Informasi yang diberikan dalam peta ini
tidak dilengkapi dengan nilai objek yang dimaksud.

Jenis Peta Berdasarkan Sifat Datanya

Jenis peta ini dapat dibedakan atas dua jenis yaitu:

1. Peta stasioner Peta stasioner merupakan peta dengan sifat data yang menggambarkan
permukaan bumi yang memiliki sifat data tetap atau stabil. Contoh peta stasioner misalnya
peta batimetri (kedalaman laut),peta topografi, dan peta jalur pegunungan atau jalur gempa.

2. Peta dinamis Peta dinamis merupakan peta yang menggambarkan keadaan permukaan
bumi yang selalu berubah-ubah atau tidak stabil. Contoh peta dinamis antara lain peta
petsebaran kepadatan penduduk atau peta jaringan jalan.

Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data

Peta ini terdiri dari :1

1. Peta dasar (basic map) Peta ini merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di
lapangan dan dilakukan secara sistematis. Untuk melakukan pemetaan secara sistematis perlu
adanya pembakuan dalam metode pemetaan,sistem datum,sistem proyeksi peta, ukuran
lembar peta, skala peta, tata letak informasi tepi, derajat ketelitian dan kelengkapan isi, serta
pembakuan dalam kerangka geometris peta (grid and graticule). Berhubung peta ini induk ini
dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi, maka peta ini dapat
digolongkan sebagai peta dasar. Karena peta dasar adalah peta yang dijadikan acuan dalam
pembuatan peta lainnya, khususnya acuan untuk kerangka geometrisnya.
2. Peta turunan (derived map) Peta ini merupakan peta yang dibuat (diturunkan)
berdasarkan acuan peta yang sudah ada,sehingga survei langsung ke lapangan tidak
diperlukan lagi. Peta turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan
topografi.

Manfaat Peta
Peta selain disajikan dalam bentuk lembaran terpisah dapat juga dikumpulkan dalam satu
buku, sehingga peta yang yang dibukukan disebut atlas. Misalnya kumpulan peta-peta
provinsi di Indonesia dapat dibukukan menjadi atlas nasional Indonesia. Berdasarkan isinya,
atlas dapat dibedakan menjadi dua yakni atlas umum dan atlas khusus. Atlas umum adalah
atlas yang memuat infotmssi yang bersifat umum tentang wilayah tertentu. Berdasarkan
cakupan wilayahnya, atlas umum terdiri dari atlas nasional, atlas regional,dan atlas dunia.
Sedangkan atlas khusus adalah atlas yang memuat peta berisi informasi atau tema secara
khusus. Misalnya,atlas jalan Jakarta.

Beberapa informasi yang dapat diperoleh dalam penggunaan atau membaca peta yaitu:

Mengetahui posisi atau lokasi relatif


Letak suatu tempat dapat dilihat dengan menghubungkan objek yang berdekatan di
sebelahnya atau letak secara administrasi
Letak astronomis suatu tempat ditemukan dengan arah mata angin atau orientasi pada peta.
Secara kartografi,arah utara selalu menghadap ke atas pada media peta. Untuk
menunjukkan letak suatu tempat dapat menggunakan orientasi peta tersebut. Contoh, desa
Sukamanah menempati wilayah pada bagian selatan Kecamatan Cianjur dan di sebelah timur
Kelurahan Sayang.
Suatu lokasi ditemukan berdasarkan garis lintang dan garis bujur secara astronomis.
Mengetahui ukuran kenampakan muka bumi. Melalui skala yang ada pada peta, kita dapat
mengukur jarak 2 tempat, panjang dan lebar, jalan atau sungai, dan luas suatu wilayah.
Mengetahui bentuk-bentuk kenampakan bumi. Fenomena permukaan bumi pada peta
mempunyai bentuk yang bermacam-macam,misalnya kota, gunung, pelabuhan, jalan,
sungai, danau, rawa, pulau dan sebagainya. Semua perwujudan tersebut digambarkan dalam
bentuk simbol pada peta. Misalnya simbol titik warna hitam menggambarkan bangunan-
bangunan,simbol garis diperuntukkan pada sungai dan jalan serta simbol area
menggambarkan area pemukiman dan vegetasi (sawah,hutan, dan lain-lain).
Mengetahui ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ketinggian tempat atau lokasi dalam
suatu wilayah dapat diketahui dengan membaca titik ketinggian maupun garis kontur. Setiap
garis kontur selalu menunjukkan atau disertai angka ketinggian. Selain itu garis kontur juga
dapat menunjukkan kenampakan fisik dari suatu wilayah atau relief dan kemiringan relief.
Mengetahui pola dan persebaran objek geografi baik bentang alam (pola aliran
sungai,persebaran hutan di Indonesia,dan sebagainya) maupun bentang budaya (pola
persebaran pemukiman,pola jaringan jalan dan kecenderungan perkembangannya).
Mengetahui persebaran sumber daya alam dan hasil produksinya atau potensi suatu daerah.
Membantu suatu pekerjaan atau proyek, misalnya untuk konstruksi jalan,navigasi, atau
perencanaan
Membantu dalam perencanaan dan pembuatan suatu desain,misalnya desain jalan
Membantu dalam menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.

Cara menggunakan peta dengan baik

Pembaca peta harus memiliki pengetahuan dasar peta


Pembaca peta mengetahui cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah peta
Pembaca peta memiliki sikap dan pandangan yang kritis
Pembaca peta mampu memiliki daya imajinasi yang kuat dan benar
Pembaca peta terus berlatih secara teratur dalam menafsirkan dan memahami peta

JENIS JENIS CITRA DAN


INTERPRESTASI CITRA
Materi Pembelajaran

Fakta : Jenis Citra Pengindraan Jauh dan interpretasi citra


Menurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera
atau oleh sensor lainnya Citra adalah gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau
pembiasan sinar yang difokuskan dari sebuah lensa atau cermin (Simonett, 1983).

Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua
atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara
simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi
berurutan).
Konseptual : Hasil penjelasan tentang Jenis Citra Pengindraan Jauh dan interpretasi citra.
Prinsip :

Jenis Citra Pada Pengindraan Jauh dan


Penjelasan
Inderaja dan SIG

Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra
adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil
pengindraan yang telah dicetak.

Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.
1. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan
menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto
udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara lain sebagai berikut.

A. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi
3, yaitu:

1) Foto Ultraviolet
Foto Ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat
dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk mengenali
beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini
adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi
tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal,
batuan kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air.

2) Foto Ortokromatik
Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari
saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa
tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di
bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.

3) Foto Pankromatrik
Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari
warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia.
Pada umumnya digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya
seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2
yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra merah.

a) Foto Pankromatrik Hitam Putih

rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena kepekaan film
sama dengan kepekaan mata manusia,
resolusi spasialnya halus,
stabilitas dimensional tinggi, dan
foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah
terbiasa menggunakannya.

Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai bidang, sebagai berikut.


Di bidang pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi
kondisi tanaman, dan perkiraan jumlah produksi tanaman,
Di bidang kehutanan, digunakan untuk identifikasi jenis pohon, perkiraan volume
kayu, dan perkembangan luas hutan,
Di bidang sumber daya air, digunakan untuk mendeteksi pencemaran air, evaluasi
kerusakan akibat banjir, agihan air tanah, dan air permukaan,
Di bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah dan
agihan penduduk, studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan jalur
transportasi, dan pemilihan letak berbagai bangunan penting,
Penelitian ekologi hewan liar, berguna untuk mendeteksi habitat dan untuk
pencacahan jumlah populasinya, dan
Evaluasi dampak lingkungan.

b) Foto Infra Merah


Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat,
dengan panjang gelombang 0,9 1,2 mikrometer, yang dibuat secara khusus yang terletak
pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian dalam
daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi
oleh sifat jaringannya.

Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada
kepekaannya. Foto infra merah mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:

mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi,


daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan
daya serap yang besar terhadap air.

Kelemahan foto infra merah antara lain:

adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat tidak peka
terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan,
sifat tembusnya kecil terhadap air, dan
kecepatan yang rendah dalam pemotretan.

Infra merah berwarna mempunyai keunggulan pada warnanya yang tidak serupa dengan
warna aslinya. Dengan warna semu itu banyak objek pada foto ini menjadi mudah dikenali.
Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang:

kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman tidak akan
terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya;
bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan
tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit;

B. Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi


Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring).

1) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu
kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

2) Foto condong atau miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu
kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya
sebesar 10 derajat atau lebih besar, tetapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1
4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal.

Foto condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut.

Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak
cakrawalanya.
Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak
tergambar pada foto.

C. Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan


Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu foto
tunggal dan foto jamak.

Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan
foto hanya tergambar satu lembar foto.
Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama.

D. Berdasarkan Warna yang Digunakan


Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu foto berwarna
semu dan foto berwarna asli.

Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada foto ini
warna objek tidak sama dengan warna foto. Misal, pada foto suatu vegetasi
berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.
Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Dalam foto
berwarna asli lebih mudah penggunaannya karena foto yang tergambar mirip
dengan objek aslinya.
E. Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto udara dan foto
satelit.

Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.


Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

2. Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan
sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit.

Citra nonfoto dapat dibedakan sebagai berikut.

A. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2
sebagai berikut.

Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah ther
mal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada perbedaan suhu objek
dan daya pancarnya pada citra, tercermin dengan adanya perbedaan rona atau
warnanya.
Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum
gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan dengan sistem aktif
yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra gelombang mikro dihasilkan dengan
sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

B. Berdasarkan Sensor yang Digunakan


Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.

Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.


Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak.

C. Berdasarkan Wahana yang Digunakan


Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.

1) Citra dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi
di udara (dirgantara). Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.

2) Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau
angkasa luar. Citra ini dibedakan menurut penggunaannya, sebagai berikut.
Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra
Satelit Venera (Rusia).
Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan Citra Meteor
(Rusia).
Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh Citra Landsat (AS),
Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis). d) Citra Satelit untuk
pengindraan laut. Contoh Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).

Tabel 2.1 Perbedaan citra foto dan citra nonfoto


Variabel Citra foto Citra nonfoto
pembeda/jenis citra

Sensor Kamera Nonkamera, berdasarkan

penyiaman (scanning). Kamera yang


detektornya bukan film

Detektor Film Pita magnetik, termistor, foto konduktif,


foto voltaik, dan sebagainya

Proses perekaman Fotografi/ Elektronik

kimiawi

Mekanisme Serentak Parsial


perekaman

Spektrum Spektrum tampak Spektra tampak dan perluasannya, termal


elektromagnetik dan gelombang mikro

Sumber : Endarto, Danang. dkk. 2009. Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

JENIS-JENIS CITRA
Citra Dapat Digolongkan Menjadi Dua Jenis, Yaitu:

1) Citra foto
Data pengindraan jauh dapat berupa data digital (numerik) dan
data visual (citra ) data digital terekam dalam bentuk angka yang
menunjukan tingkat kecerahan untuk di analisis mengunakan komputer.
Citra foto berupa lembaran-lembaran foro. Berdasarkan spectrum
electromagnet yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi:
a. Citra foto berdasarkan spectrum elektromagenetik yang digunakan

Ketika memotret objek di permukaan bumi, seseorang bisa memiliki salah satu atau beberapa
spectrum elektromagnetik berdasarkan kepentingannya. Untuk daerah tertutup awan,
digunakan spectrum radar sistem aktif karena sinar radar dapat menembus awan.

Jenis citra foto lainnya adalah sebagai berikut ini:

1. a) Citra jenis pankromatik adalah citra foto dari udara yang menggunakan spectrum tampak
mata. Foto udara ini sering disebut foto udara konvensional.
2. b) Citra foto inframerah adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum

inframerah.
c) Citra foto ultraviolet adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum ultraviolet.

1. d) Citra foro orthokromatik adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum biru hingga
ungu.

b. Citra foto berdasarkan warna

Citra foto dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan warnanya, yaitu:

1. a) Citra foto hitam putih : warna foto hanya warna hitam dan putih.
2. b) Citra foto berwarna : warna foto sesuai dengan spectrum yang digunakan sehingga dapat

berwarna hijau, biru, ungu, merah, atau campuran dari jenis-jenis warna tersebut.

c. Citra foto berdasarkan sumbu kamera

Alat pemotret atau sensor dapat diletakkan pada pesawat terbang, balon udara, atau satelit.
Pada saat dilakukan pemotretan, tiba-tiba ada angin kencang sehingga badan pesawat goyang
dan sumbu kamera tidak tegak lurus dengan permukaan bumi. Pada saat tidak ada angin,
pemotretan dapat berjalan sempurna. Artinya, sumbu kamera tepat tegak lurus dengan
permukaan bumi. Dengan demikian, citra foto berdasarkan sumbu kamera dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu foto udara tegak dan foto udara condong. Apabila cakrawala tampak
dalam foto disebut foto udara condong tinggi dan apabila cakrawala tidak tampak disebut
foto udara condong rendah.

d. Citra foto berdasarkan jumlah kamera

Pada pengindraan jauh, pemotretan suatu objek sering dilakukan dengan menggunakan
beberapa kamera secara bersamaan. Ada juga pemotretan yang dilakukan dengan satu
kamera, tetapi lensanya lebih dari satu. Cara pemotretan yang demikian menghasilkan foto
udara jamak. Apabila menggunakan satu kamera yang berlensa tunggal disebut foto udara
tunggal.
Untuk memperoleh kajian yang akurat, diguakan kamera berlensa jamak, spekrrum yang
digunakan beberapa jenis, seperti bank biru, ungu, ultraviolet, dan inframerah. Pemotretan
dilakukan secara serentak. Foto udara yang dihasilkan dengan cara demikian disebut foto
udara multispektural.

2) Citra non foto


Citra nonfoto adalah citra yang dibuat dengan menggunakan sensor elektronik. Spectrum
elektromagnetik yang diterima oleh sensor, kemudian direkam pada pita magnetik. Wujud
pita ini seperti pita video tape. Cara perekamannya, menggunakan sistem scanning sehingga
sensor ini juga disebut scanner. Sinyal elektronik yang terekam dapat divisualisasikan pada
layar komputer. Dari layar komputer, citra dapat diolah menjadi foto atau bentuk lainnya.

Citra nonfoto dapat dibedakan menjadi citra inframerah termal, citra microwave, citra radar,
dan citra satelit.

a. Citra inframerah termal

Citra inframerah termal yaitu citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
inframerah termal. Pemanfaatan spectrum itu didasarkan atas beda temperature tiap objek
yang dipantulkan ke kamera atau sensor.

b. Citra microwave dan citra radar

Citra microwave dan citra radar adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan
spectrum microwave atau radar. Citra microwave menggunakan sumber energy buatan
(sistem aktif).

1. Citra satelit

Citra satelit adalah citra nonfoto yang dibuat oleh sensor dari satelit yang mengorbit atau
mengitari bumi.

INTERPRESTASI CITRA

Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek.

Langkah Interpretasi Citra

Deteksi (Pengenalan Objek)

Identifikasi (Pencirian objek/Kesimpulan)

Analisis (Pengumpulan keterangan lebih lanjut)

UNSUR UNSUR INTERPRESTASI CITRA

1. Rona/Warna Merupakan karakteristik spektral yang tampak pada citra dengan tingkat cerah
dan gelapnya suatu objek.
2. Ukuran merupakan ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume
dari suatu objek.
3. Bentuk merupakan unsur ini di tunjukan dengan suatu objek, bentuk merupakan kunci
pengenalan objek yang penting karna setiap objek mempunyai bentuk.
4. Tekstur merupakan kehalusan atau kekasaran suatu objek.
5. Pola merupakan suatu keteraturan objek di lapangan seperti teratur, tidak teratur dan
teratur.
6. Tinggi merupakan suatu nilai tingggi rendanya suatu objek.
7. Bayangan merupakan bayangan yang di gunakan untuk mengukur ketinggian.
8. Situs merupakan keterkaitan dengan objek lain
9. Asossiasi Suatu objek memiliki keterkaiatan dengan objek lain.

Pengolahan Data dalam Sistem lnformasi


Geografis (SIG)
Fitho Galandi Geografi

Pengolahan Data dalam Sistem lnformasi Geografis (SIG) - SIG mampu menganalisis dan

menyajikan data geospasial suatu wilayah di permukaan Bumi secara cepat dan tepat. Perencanaan

tata ruang wilayah akan mudah dilakukan menggunakan teknologi SlG. Menurut J. Raper (1994), SIG

adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan

deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi

tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologiyang diperlukan yaitu data spasial,

perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (sumber daya manusia).

1. Komponen Sistem lnformasi Geografis (SlG)


Komponen SIG saling terintegrasi untuk menyajikan data atau informasi geospasial. Komponen SIG

terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan inteligensi manusia

(brainware).

a. Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) pada SIG terdiri atas komputer dan perangkatnya yang memiliki peranan

sebagai berikut:

- Alat Masukan (lnput)

Alat masukan berfungsi memasukkan data dalam jaringan komputer. Alat masukan berupa scanner,

digitizer, dan CD/DVD-ROM.

- Alat Pemrosesan

Alat pemrosesan berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk system

komponen sesuai kebutuhan. Contoh alat pemrosesan adalah central processing unit (CPU), tape

drive, dan disk drive.

- Alat Keluaran (Output)

Alat keluaran berfungsi menayangkan informasi geografis sesuai data yang telah diproses. Contoh

alat keluaran adalah printer dan plofter.

b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah sistem yang digunakan untuk pemrograman komputer. Perangkat lunak

berfungsi memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data. Contoh software SlG yang umum

digunakan adalah Arc lnfo, ILWIS, Idris, Arc View, Arc GlS, Quantum GlS, dan Map lnfo.

c. Inteligensi Manusia

Brainware merupakan kemampuan manusia dalam mengelola dan memanfaatkan SlG. Sebagai

pelaku yang mengendalikan seluruh sistem, manusia dituntut menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir. Manusia juga harus mampu memadukan pengelolaan, koordinasi, dan

pemanfaatan SlG.

2. Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis (SlG)

Sistem kerja SIG konvensional dilakukan manusia, sementara sistem kerja SIG modern dilakukan

komputer. Tahapan kerja SIG konvensional dan modern sama meliputi tahap pemasukan data, tahap

pengelolaan data, tahap manipulasidan analisis data, serta tahap keluaran data. Sistem lnformasi

Geografis (SlG) modern dan konvensional memiliki perbedaan karakteristik sebagai berikut:

Perbedaan Karakteristik SIG

a. Tahap Pemasukan Data

Data yang dapat diolah oleh SIG adalah data geospasial yaitu data tentang lokasi geografis, dimensi

atau ukuran, karakteristik objek alam atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas

permukaan Bumi. Data geospasial dibedakan sebagai berikut:

- Data grafis/geometris yaitu data SIG yang berbentuk vektor dan raster. Data vektor memiliki arah

dan jarak, sementara data raster berbentuk piksel.

- Data atribut yaitu identitas yang dimiliki oleh data grafis.

Proses pemasukan data SIG dilakukan dalam beberapa tahapan. Setiap tahap pemasukan data

memiliki tujuan masing-masing. Tahap-tahap pemasukan data SIG sebagai berikut:


- Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman data dalam komputer.

- Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi. Pada tahap ini dilakukan koreksi dan perbaikan

data atau simbol yang salah.

- Pembangunan topologi data, dilakukan untuk membedakan data titik, garis, dan area.

- Pemberian atribut yaitu pemberian identitas atau atribut data. Tahap ini dilakukan apabila topologi

data terbentuk.

- Transformasi koordinat yaitu tahap transformasi dari koordinat hasil digitasi ke koordinat yang

sesuai dilapangan.

b. Tahap Pengelolaan Data

Tahap pengelolaan data meliputi pengarsipan dan pemodelan. Pengelolaan data bertujuan untuk

menyiapkan data yang dapat diolah lebih lanjut pada tahap berikutnya.

- Pengarsipan

Pengarsipan bertujuan menyimpan data yang akan dianalisis. Apabila akan dilakukan pemanggilan

data, data yang diinginkan mudah didapat karena telah diarsipkan. Pengarsipan dilakukan terhadap

data dasar hasil digitasi dan data dasar lainnya.

- Pemodelan

Pemodelan dilakukan dengan membuat konsep analisis untuk mendapat informasi baru. Pemodelan

memperlakukan data untuk analisis sesuai dengan keinginan pengguna. Pemodelan mencerminkan

pola pikir pengguna dalam menganalisis data.

c. Tahap Manipulasi dan Analisis Data

Tahap manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama SlG. Pada tahap ini terjadi proses

pembentukan peta baru yang telah diolah, baik secara manual maupun komputerisasi. Kemampuan
SIG dalam analisis data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk

berbagai aplikasi.

- Buffering

Tahap buffering adalah pembuatan poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan, baik pada

data titik, data garis, data area, maupun data poligon.

- Scoring

Tahap scoring dilakukan dengan memberi nilai dari sifat parameter yang digunakan dalam analisis.

Penilaian memberikan pengaruh sifat terhadap perkiraan kejadian.

- Overlay

Tahap overlay adalah penggabungan dua data grafis atau lebih secara tumpang susun untuk

memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan. Overlay dapat di lakukan dengan

metode identity, union, intersection, dan metode up date.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI

Penelitian Geografi pada hakekatnya merupakan suatu penerapan dari metode ilmiah. Dalam kaitan
ini, pemecahan suatu masalah didasarkan atas kegiatan berfikir rasional dan empiris, serta teori
yang didukung oleh fakta.

5 tahap dalam penelitian ilmiah geografi

1. Merumuskan masalah; dengan mengajukan pertanyaan yang bersumber dari teori atau fakta di
lapangan.

2. Mengkaji teori atau berfikir rasional untuk menentukan jawaban sementara ( hipotesis)

3. Mencari data di lapangan untuk membuktikan kebenaran hipotesis

4. Mengolah data dan menguji kebenaran jawaban sementara

5. Menarik kesimpulan, yaitu menetapkan apakah jawaban sementara pada langkah kedua diterima
atau tidak
A. Sifat studi Geografi
Kajian atau studi geografi meliputi fenomena geosfer yang meliputi kajian hubungan timbal
balik, saling pengaruh, dan saling ketergantungan antarlitosfer (lapisan kulit bumi), hidrosfer
(wilayah perairan yang terdapat di bumi), biosfer (kehidupan di bumi), antroposfer (lingkungan sosial
dan fisik), atmosfer (lapisan udara yang menyelubungi bumi).
Sifat studi geografi terdiri atas aspek-aspek berikut:
1. Studi kependudukan dan pemukiman:
Berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan tingkat kemakmuran penduduk,
baik pada suatu wilayah tertentu maupun pada lingkup yang lebih luas.
Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: laju pertumbuhan penduduk, tingkat
kelahiran, kematian, tradisi, kualitas hidup, hubungan antarindividu, serta keruangan (pola
pemukiman penduduk).
2. Studi lingkungan dan sumber daya:
Menyangkut gejala dan masalah kehidupan manusia dalam kaitannya dengan lingkungan
(ekologi dan sosiologi) tempat kehidupan tersebut berlangsung.
Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: erosi, pencemaran, kekeringan, kerusakan
tanah, dan banjir.
3. Studi sosial kemasyarakatan:
Menelaah gejala dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang di timbulkan oleh
kondisi, peristiwa, tingkah laku, dan sikap manusia sebagai mahluk sosial .
Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: penggangguran, kejahatan, sampah,
kenakalan remaja, dan kemacetan lalu lintas.
4. Studi geografi dalam bidag pertanian dan industri :
Studi system keruangan bidang pertanian berdasar pada hasil asosiasi, relasi, dan interaksi
antara komponen subsistem fisis (iklim, lapisan tanah, curah hujan) dan subsistem manusia (tradisi
masyarakat, teknologi, kondisi sosial ekonomi).
Pada bidang industri interaksi antara komponen subsistem fisis (bahan baku, sumber energi)
dan subsistem manusia dapat dikaji untuk menerapkan teknologi tepat guna serta menentukan
perkembangan bidang industri kedepannya.
Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: kondisi perairan,jenis tanah,kemampuan
tehnologi yang dimiliki petani, jenis tanaman yang dikembangkan.
5. Studi geografi dalam bidang transportasi dan komunikasi.
Merupakan studi tentang gejala dan masalah geografi yang lebih dinamis
dibandingkan mengkaji gejala pada lokasi tertentu.
Masalah atau aspek yang termasuk di dalamnya: pengembangan transportasi dan
komunikasi di wilayah terpencil.

B. Pendekatan Analisis Studi Geografi :


Pendekatan yang khas pada geografi adalah pendekatan keruangan. Pelaksanaan pendekatan
keruangan harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Pendekatan yang
tersebut meliputi:
1. Pendekatan topik
Hal yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik adalah hubungan faktor
keruangan dengan fenomena atau topik yang teliti. Faktor-faktor geografis, seperti manusia dan
keadaan lingkungan fisik, tidak boleh diabaikan.

2. Pendekatan aktivitas manusia

Perhatian utama pendekatan aktivitas manusia diarahkan kepada aktivitas manusia. Aktivitas
manusia ditinjau dari persebarannya meliputi interelasinya dan deskripsinya. Jenis aktivitas manusia
adalah tentang mata pencaharian penduduk. Berdasarkan persebaran kegiatan penduduk adalah
tentang kesuburan tanah, hidrografi, jaringan komunikasi dan transportasi, ketinggian wilayah, dan
factor-faktor geografis lainnya.

3. Pendekatan regional

Pendektan regional mengkaji tentang suatu fenomena atau masalah berdasarkan region tempat
terjadinya fenomena atau masalah tersebut.

C. Metode analisis geografi meliputi :


1. Tujuan penelitian geografi

a. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan pemecahan masalah


b. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini
dan masa yang akan datang
c. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan daerah serta bagi
kepentingan perencanaan dan pengembangan kehidupan
d. Menguji kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang diteliti
e. Menyumbangkan konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian
bagi kepentingan pengembangan ilmu geografi
2. Unsur-unsur pokok dalam penelitian geografi

a. Perumusan masalah
Masalah dalam geografi seminimal mungkin harus mengandung tiga aspek, yaitu apa gejala
permasalahannya?, dimana masalah itu harus terjadi?, apa factor penyebabnya (berkaitan dengan
relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan gejala lainnya)?

b. Kajian teori dan pengajuan hipotesis


Setelah menemukan masalah, selanjutnya membuat hipotesis atau dugaan jawaban dari
permasalahan tersebut yang masih harus diuji kebenarannya.

Syarat penyusunan hipotesis:


1) Dapat dipercaya dan masuk akal
2) Merupakan ungkapan keteraturan pemikiran
3) Memberikan peluang untuk pengujian empiris
Perumusan hipotesis:
1) Hipotesis dalam bentuk pertanyaan yang memerlukan pengujian lebih lanjut
2) Hipotesis nol adalah hipotesis yang tidak berpihak pada satu variabel yang berkaitan dengan
masalah (persamaan). Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan ketidaksamaan,
perbedaan atau tidak ada pengaruh anatar dua variabel yang dipermasalahkan
3) Hipotesis yang memungkinkan mendapat jawaban ya, tidak, atau mungkin. Hipotesis ini bukan
merupakan kalimat tanya dan menggunakan kalimat berita.
c. Pengumpulan data untuk menguji kebenaran hipotesis
Teknik pengumpulan data penelitian:
1) Analisis isi media massa
2) Observasi langsung
3) Observasi tidak langsung
4) Wawancara langsung (tatap muka)
5) Wawancara tidak langsung
6) Studi dokumenter
d. Penggunaan sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan.
Pemilihan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Sampel acak sederhana


2) Sampel bertingkat
3) Sampel sistematik
4) Sampel cluster
5) Sampel kuota
6) Sampel sebanding
7) Sampel bertujuan
e. Teknik analisis gografi
1) Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan statistik
2) Pengelompokan, pengolahan data, dan penyajian secara deduktif
f. Perumusan kesimpulan dan saran
Kesimpulan menunjukkan implikasi, hubungan, dan hasil dari uraian yang telah dibicarakan.
Sedangkan saran dapat dipertimbangkan dalam beberapa hal, yaitu:

1) Jangan memberikan saran pada hal-hal yang sudah terjadi


2) Jangan member saran yang hanya bersifat menggarisbawahi
3) Saran yang bersifat membangun
4) Saran yang rasional
5) Saran yang objektif
3. Penyajian hasil penelitian geografi

Secara lengkap susunan ( format ) dalam menyajikan karya tulis adalah sebagai berikut:
a. Bagian pembukaan
b. Bagian isi
c. Bagian penutup

D. Publikasi hasil penelitian geografi


1. Persyaratan penulisan laporan penelitian geografi.

a. Harus tahu betul kepada siapa laporan ditujukan


b. Harus disadari bahwa pembaca laporan tidak ikut dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu,
langkah demi langkah dalam penulisan laporan harus dikemukakan secara jelas
c. Mengingat latar belakang pendidikan,pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca laporan
beragam. Maka laporan hasil penelitian harus mudah dicerna oleh setiap pembaca
d. Laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan pembaca
2. Teknik menulis karya ilmiah geografi

a. Teknik menulis
b. Notasi ilmiah
3. Publikasi penelitian geografi dalam bentuk makalah

a. Isi dan sistematika makalah geografi


Isi keseluruhan makalah terdiri atas pendahuluan, permasalahan, pembahasan masalah, kesimpulan,
dan saran.

b. Prosedur penyusunan makalah


Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan makalah, yaitu merancang isi makalah dan
menulis makalah berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Beberapa tahapan dalam merancang isi
makalah adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tema, permasalahan, dan judul makalah


2) Identifikasi pembahasan
3) Rancangan kesimpulan dan saran

Bumi Sebagai Ruang Kehidupan


Bumi merupakan salah satu planet dari sistem tata surya yang terdapat dalam suatu galaksi bernama
Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih).

Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun. Sesudah bumi bertambah
dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan bagian luarnya makin padat
sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuhan, serta makhluk hidup lainnya.

Sejak zaman dahulu sudah banyak teori-teori tentang terbentuknya bumi dan tata surya. Beberapa
teori tentang proses terjadinya bumi dan tata surya sebagai berikut:

1. Teori Nebula (Kant dan Laplace)


Immanuel Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya
tata surya. Dikatakan bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.

Bagian tengah kabut itu lama kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi
matahari dan bagian tengah kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, tanpa ada komunikasi, seorang ahli fisika Prancis bernama
Pierre de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama.

Dikatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin, karena pilinannya itu berupa
gumpalan kabut yang berbentuk bulat seperti bola yang besar.
Makin mengecil bola itu, makin cepatlah pilinnya. Akibatnya, bentuk bola itu merapat pada kutubnya
dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuator menjauh dari gumpalan
intinya, membentuk gelang-gelang.

Lama-kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planet-
planet dan satelitnya, sedangkan bagian inti kabut itu tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat
sebagai matahari sekarang ini.

Kedua teori itu mempunyai persamaan tentang material asalnya, yaitu kabut.

Itulah sebabnya, keduanya dijadikan satu nama, yaitu Teori Nebula atau Teori Kabut (Nebular
Hypotheses), bahkan lebih dikenal Teori Kant dan Laplace.

2. Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)


Teori planetesimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843 - 1928) seorang ahli geologi dan
Forest R. Moulton (1872 - 1952) seorang ahli astronomi, keduanya ilmuwan Amerika.

Disebut sebagai Teori Planetesimal (berarti planet kecil) karena planet terbentuk dari benda padat
yang memang telah ada.

Menurut teori ini, Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada
suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh.

Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari maupun bintang itu. Sebagian
dari massa Matahari itu tertarik ke arah bitang yang menjauh.

Menurut Moulton dan Chamberlin, sebagaian dari massa Matahari itu jatuh kembali ke permukaan
Matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar Matahari. Hal inilah yang dinamakan
planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet.

3. Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)


Teori Planetesimal hampir sama dengan Teori Pasang Surut yang dikemukakan oleh Sir James Jeans
(1877 - 1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris.

Jeans dan Jeffrey melukiskan bahwa setelah bintang itu berlalu, massa Matahari yang lepas itu
membentuk bentukan cerutu yang menjorok ke arah bintang.

Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas disekitar Matahari.

Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-palanet. Teori ini menjelaskan
apa sebab planet-planet bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan
planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat Matahari merupakan
palanet yang lebih kecil.
4. Teori Awan Debu (Von Weizsaecker)
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Von Weizsaecker mengembangkan
suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory).

Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh ahli astronomi lain, yaitu Gerard P. Kuiper (1950) dan
Subrahmanyan Chandra-Sekhar.

Pada dasarnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan
debu.

Dewasa ini, di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5.000 juta tahun yang
lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan.

Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan tersebut,
membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.

Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah
dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian
tepinya.

Partikel-partikel di bagian tengah cakram kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas
dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi Matahari.

Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan
gas dan debu yang lebih kecil.

Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet
serta satelit-satelinya.

Bahan planet itu dinamakan juga proto planet, sehingga teori ini dinamakan juga Teori Proto Planet.
----

Menurut para ahli, setelah bumi terbentuk, keadaannya masih belum stabil. Kulit bumi masih sangat
panas sehingga tidak dapat ditempati.

Menurut sejarah perkembangan bumi, para ahli membagi kedalam empat zaman berdasarkan
penelitian geologi bumi. Berikut ini merupakan sejarah pembentukan Bumi dan kehdiupan
didalamnya.

1. Zaman Arkaikum
Arkaikum adalah zaman tertua yang berumur kurang lebih 2.500 juta tahun. Pada zaman ini keadaan
bumi belum stabil akibat dari tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi
(eksogen) yang sangat ekstrem. Pada saat itu kulit bumi masih panas sekali, yaitu masih dalam
proses pembentukkan. Dengan keadaan seperti itu, di Bumi belum ada kehidupan.
2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Primer)
Zaman ini berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini sudah mulai ada tanda-
tanda kehidupan, yaitu binatang-binatang terkecil (mikroorganisme), binatang yang tidak bertulang
punggung sampai beberapa jenis ikan, amphibi dan reptil

3. Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder)


Zaman mesozoikum disebut juga zaman sekunder (zaman kedua). Zaman mesozoikum berlangsung
kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, kehidupan mengalami perkembangan yang
pesat. Kehidupan ada zaman mesozoikum ini dapat dibagi menjadi zaman Tiras (masa ini terdapat
ikan, amphibi, dan reptil jura, masa ini terdapat reptil dan sebangsa katak) dan Calcium (masa ini
terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga).

4. Zaman Neozoikum atau Zaman Kainozoikum


Zaman ini berumur kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini keadaan bumi sudah
membaik, perubahan cuaca tidak begitu ekstrem dan kehidupan berkembang dengan pesat. Zaman
ini dibedakan menjadi dua, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuarter.

a. Zaman Tersier
Zaman tersier terbagi menjadi beberapa kala, yaitu kala Paleosen, kala Eosen, kala Oligosen, Kala
Miosen, kala Pliosen.

Pada zaman Tersier kehidupan dari jenis-jenis binatang raksasa mulai berkurang dan telah muncul
binatang menyusui sejenis kera. Diperkirakan binatang menyusui sejenis kera tampak sejak kala
Paleosen.

Pada kala Miosen diperkirakan telah muncul orang utan, Binatang tersebut diduga telah muncul di
Afrika. Diperkirakan pada saat itu Benua Afrika masih bersatu dengan jazirah Arab. Selanjutnya
orang utan menyebar ke Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Perubahan besar-besaran
di bumi pada kala Miosen menyebabkan daerah Afrika berubah menjadi daerah sabana. Orang utan
yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam Afrika bermigrasi ke Asia Tenggara yang masih
memiliki hutan lebat. Oleh karena itu sampai sekarang kita masih melihat orang utan di pedalaman
Kalimantan yang masih berhutan lebat.

Pada kala Paleosen diduga telah hidup binatang yang lebih besar daripada gorila. Binatang tersebut
disebut Giganthropus, artinya kera manusia raksasa. Binatang tersebut diduga hidup di kaki
Pegunungan Himalaya dan di dekat Simla (India Utara). Binatang ini diduga berkelompok, tetapi
tidak jelas mengapa bisa punah.

Pada kala Paleosen juga hidup makhluk yang disebut Australopithecus artinya manusia kera dari
selatan. Ada puluhan fosil Australopithecus yang telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.

b. Zaman Kuarter
Zaman kuarter diduga berusia 600 ribu tahun yang lalu. Pada era kuarter muncul dan berkembang
tanda-tanda kehidupan manusia Praaksara. Era Kuarter dibedakan lagi menjadi dua kala, yaitu kala
Pleistosen dan kala Holosen.
----

_
Pengetahaun terhadap bumi telah memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase cair
pijar, di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu
mengalami retak sehingga magma dapat menerobos ke permukaan.

Teori perkembangan muka bumi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

1. Teori Kontraksi (Constraction Theory)


Teori ini

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)


Teori ini

3. Teori Apung Benua


Teori apungan benua atau teori tentang pergeseran benua yang ddikemukakan

4. Teori Konveksi
Menurut teori konveksi

5. Teori Lempeng Tektonik


Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso

5 Teori Terbentuknya Bumi Menurut Para


Ahli Lengkap
By bobsusantoPosted on August 2, 2016

5 Teori Terbentuknya Bumi Menurut Para Ahli Lengkap Bumi merupakan planet yang
kita tempati karna hanya bumi planet yang memiliki grafitasi bumi, lalu seperti apa proses
terbentuknya bumi? Disini kita akan menjawab pertanyaan yang akan sahabat temukan
didalam postingan kali ini.

Ada beberapa hal yang akan kita bahas dimana pembahasan itu tentang teori-teori para ahli
lengkap. Nah untuk mengetahui apa saja teori-teori para ahli yang akan kita bahas itu kita
langsung mulai dengan artikel dibawah ini .

Pengertian Bumi
Bumi merupakan tempat yang di tinggali oleh makhluk hidup. Kurang lebih 250 juta tahun
yang lalu bentuk kerak benua di bumi sebagian besarnya adalah daratan yang lebih di kenal
dengan pangea.
Kurang lebih 200 juta tahun yang lalu pangea terbelah menjadi dua benua besar menjadi
laurasia yang saat ini terbagi menjadi amerika utara, eropa, serta beberapa bagian asia tengah
dan asia timur, dan benua besar lainnya adalah gondwana yang terbagi menjadi amerika
selatan, afrika india, australia serta bagian asia yang lain.

Lalu bagian bagian dari dua benua besar ini terpecah dan hanyut sehingga terjadi tabrakan
dengan bagian yang lain.

Sebagai planet yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun dengan beberapa
lapisan bumi. Dimana memiliki banyak bahan material pembentukan bumi, serta semua
kekayaan alam yang terkandung didalam bumi.

Permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda beda, dimulai dari daratan, lautan,
pegunungan, danau, perbukitan, dan masih banyak yang lainnya.

Bumi merupakan salah satu planet yang masuk kedalam sistem tata surya dalam alam
semesta tapi bumi tidak hanya diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, sebaliknya
bumi melakukan perputaran pada porosnya atau yang sering disebut rotasi serta bergerak
mengitari matahari atau sering disebut revolusi dan pusat sistem tata surya.

Semua itu lah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam serta pasang dan surutnya air
laut. Karena semua itu, proses terbentuknya bumi juga disebabkan oleh terbentuknya tata
surya .

Pembentukan Bumi
Pembentukan bumi terdiri dari teori-teori berikut

1. Teori Kabut Atau Yang Sering Disebut (Nebula)

Dari jaman sebelum masehi, para ahli sudah memikirkan bagaimana proses terjadinya bumi.
Dan salah satunya adalah teori kabut atau yang disebut nebula yang diperkenalkan oleh
Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de Laplace pada tahun 1796. Dimana mereka
berdua terkenal dengan teori kabut kant laplace.

Dalam teori tersebut mengatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul
menjadi kabut atau nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang kemudian membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar serta berputar semakin cepat.Dimana proses perputaran
yang sangat cepat ini, materi kabut dibagian khatulistiwa terlempar dan terpisah serta
memadat yang disebabkan karena pendinginan.

Pada bagian yang terlempar ini menjadi planet planet di dalam tata surya. Teori nebula
terbagi menjadi beberapa tahap .

Matahari beserta planet-planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat
pekat dan besar.Kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan pemadatan terjadi
pada pusat lingkaran dan kemudian membentuk matahari.

Lalu pada saat bersamaan materi lainnya membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai
pada matahari dan kemudian menjadi planet, serta bergerak memutari matahari.Kemudian
materi tersebut semakin besar dan selalu melakukan gerakan yang teratur mengitari matahari
dalam satu orbit yang tetap kemudian membentuk tingkatan keluarga matahari.

2. Teori Planetisima

Sejak awal abad 20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal amerika serta rekannya
Thomas C.Chamberlain ahli geologi, mengemukakan teori planestisimal hypothesis, bahwa
matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa sangat besar, disaat ada bintang lain yang
melintas dan sangat dekat dan hampir terjadinya tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan
mempengaruhi antara gaya gravitasi dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya gas
serta materi ringan yang ada pada bagian tepi.

Pengaruh gaya gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan


matahari serta permukaan bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat
gumpalam planestimal. Kemudian planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet
yang mengitari matahari.

3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori yang dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918, bintang besar yang
mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya membuat pasang surut pada
badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas. Penyabab terjadinya pasang surut air
laut adalah massa bulan serta jauhnya jarak antara bulan ke bumi 60 kali radius orbit di bumi.

Namun jika bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari mendekat,
lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan matahari, yang terjadi karna
gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan menjadi tinggi yang sangat luar biasa kemudian
terbentuk semacam lidah pijar yang sangat besar, yang menjulur oleh massa matahari dan
mengarah ke arah bintang besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan pecah kemudian akan
menjadi benda tersendirian.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di
jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk
tadi.
Planet-planet akan mengelilingi matahari namun tetapi ketika mengelilingi planet-planet yang
besar proses pendinginannya akan lambat sedangkan pada planet-planet kecil akan berjalan
lebih cepat.

4. Teori Bintang Kembar

Teori yang dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton , teori ini menerangkan
bahwa galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar.

Dimana satu dari bintang itu meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan
bintang yang tidak meledak itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu menjadi
planet-planet yang mengelilingi matahari.

5. Teori Big Bang

Teori big bang menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Dimana
ada gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu memungkinkan
bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu dan menjadi pusat
pembentukan cakram raksasa.

Gumpalan raksasa itu meledak dan mebentuk galaksi dan nebula-nebula. Sekitar 4,6 miliyar
tahun Pembekuan yang terjadi membuat nebula-nebula membentuk galaksi bernama galaksi
bima sakti dan kemudian terbentuk sistem tata surya. Bagian ringan yang terlempar
membentuk gumpalan-gumpalan yang memadat. Dan gumpalan itu membentuk planet-
planet.

Perkembangan Kehidupan di Bumi


Napas bau disebabkan oleh cacing usus! Didihkan air dan...

Cara murah untuk langsing dalam 9 hari! Perut buncit hilang dengan mengkonsumsi

Ahli ortopedi: "Jangan tahan nyeri! Untuk sembuhkan sendi & punggung di rumah.."

Lemak perut akan hilang dalam beberapa hari jika sebelum tidur Anda...

Makhluk mengerikan akan keluar dari tubuh jika di pagi hari kamu minum segelas

Merupakan bagian dari artikel tentang Kehidupan Awal


Masyarakat Indonesia.
Tahapan perkembangan kehidupan di bumi dapat dibedakan menjadi 4 masa,
yaitu arkaekum, palezoikum, mesozoikum, dan neozoikum. Berikut adalah
penjelasan serta ciri-cirinya. Langsung saja kita simak yang pertama..

1. Arkaekum
Zaman arkaekum adalah zaman tertua yang berlangsung kurang lebih 2.500
juta tahun. Pada zaman itu bumi masih merupakan bola gas sangat panas yang
berputar pada porosnya. Sehingga pada masa itu kehidupan di bumi belum ada.

Ciri-ciri zaman arkaekum:

1. Belum ada kehidupan


2. Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas
3. Berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun yang lalu

2. Paleozoikum
Zaman paleozoikum adalah zaman dimana keadaan bumi masih belum stabil,
iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Zaman ini
berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Pada zaman ini mulai ada tanda-tanda
kehidupan seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme), hewan-hewan kecil
yang tidak bertulang punggung, jenis ikan, dan jenis ganggang atau rumput-
rumputan. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini diketahui dari
sisa-sisanya yang telah membatu yang disebut fosil. Fosil ini umumnya
ditemukan di batu karang. Zaman ini disebut juga zaman primer (Zaman
pertama). Zaman paleozoikum dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari
yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm.

Ciri-ciri zaman paleozoikum:

1. Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme


2. Keadaan bumi masih belum stabil
3. Iklim masih berubah-ubah
4. Curah hujan sangat besar
5. Berlangsung sekitar 340 juta tahun

3. Mesozoikum
Zaman mesozoikum adalah masa yang berlangsung sekitar 150 juta tahun. Pada
zaman itu perkembangan reptil mencapai puncaknya terutama dinosaurus.
Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-
benua secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama
lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi
dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi
sepanjang periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan
diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan
modern terbentuk.

Ciri-ciri zaman mesozoikum:

1. Terdapat banyak hewan reptil seperti dinosaurus


2. Iklim bumi mulai hangat
3. Merupakan dasar dari kehidupan modern
4. Berlangsung sekitar 150 juta tahun

4. Neozoikum
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Saat itu keadaan bumi
sudah semakin memungkinkan untuk mendorong munculnya makhluk hidup
lainnya seperti binatang menyusui, sejenis kera dan monyet. Ciri-ciri zaman
neozoikum:

1. Merupakan puncak dari hewan mamalia


2. Hewan reptil besar telah punah
3. Iklim bumi sudah mulai stabil
4. Terbagi menjadi dua zaman yaitu zaman tersier dan zaman kuarter
5. Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu

Zaman Neozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan kuarter.
Berikut adalah penjelasannya:

4.1. Zaman Tersier


Zaman Tersier adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun yang
ditandai dengan munculnya beragam jenis binatang menyusui (mamalia)
termasuk primata seperti kera. Sedangkan jenis reptil raksasa lambat laun
lenyap. Zaman tersier terbagi menjadi zaman Pliosen, Miosen, Oligosen.
Eosen, Paleosen.

Orangutan mulai muncul pada masa Miosen. Daerah asalnya mungkin dari
Afrika. Saat itu Benua Afrika. Saat itu benua Afrika masih bersatu dengan
Jazirah, Arab. Daerah Afrika Timur belum gersang seperti sekarang. Orangutan
merupakan kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar. Makanannya
terutama buah dan daun-daunan. Mereka menyebar ke hutan di Asia Barat
Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Di akhir masa Moisen terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan
alamnya. Benua Afrika lepas dari benua Asia sehingga muncul Laut Merah.
Dareah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana. Beberapa bagian
Jazirah Arab menjadi gurun dan hutan di India juga berkurang. Orangutan tidak
menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan lingkungannya. Mereka
kemudian berpindah ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan yang lebat.
Sisa-sisanya masih dapat kita temukan di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Barat.

Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang
lebih besar daripada gorilla yang disebut dengan Giganthropus (kera manusia
raksasa). Hewan ini ditemukan di Bukit Siwalik di kaki Pegununggan
Himalaya dan Selat Himla (sebelah utara India). Giganthropus hidup
berkelompok, sehingga mereka dapat berkembang biak dan menyebar dari
Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Giganthropus akhirnya punah
karena sebab yang tidak jelas.

Selain Giganthropus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut
dengan Australopithecus (manusia kera dari selatan). Ada sekitar 65 fosil
Australopithecus telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
Sedangkan di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir ditemukan fosil
vertebrata yaitu Anthrcotherium dan Choeromus (sejenis babi hutan purba)
yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil ini membuktikan bahwa
kala Eosen terakhir, Kalimantan Barat bergabung dengan Daratan Asia.

Ciri-ciri zaman tersier:

1. Berlangsung sekitar 60 juta tahun


2. Telah muncul berbagai jenis manusia purba
3. Terdapat banyak migrasi hewan ke seluruh bagian dunia untuk menyesuaikan
iklim

4.2. Zaman Kuarter


Zaman kuarter adalah zaman yang ditandai dengan adanya kehidupan manusia
seperti sekarang. Zaman Kuarter berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri zaman kuarter:

1. Sudah terdapat manusia modern (Homo sapiens)


2. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu
3. Keadaan alam masih liar dan labil
4. Bumi masih diselimuti es dan mencair pada akhir kala pleitosen
5. Daratan di bumi mulai terpecah karena es mencair
6. Manusia purba sudah punah

Zaman kuarter sendiri juga terbagi menjadi zaman Holocen (Holosin) dan
zaman pleistocen.

4.2.1. Kala Pleitosen (Dilivium)

Kala Pleitosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala Pleitosen
menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul manusia purba.
Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua
zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial.

Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga


Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari
kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun
disertai dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat. Karena adanya
pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi, banyak hutan, termasuk
Indonesia menjadi kering, akibatnya muncul Paparan Sunda (Sunda Plat) dan
Paparan Sahul (Sahul Plat). Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Malaysia barat
bergabung dengan Filipina dan Formossa, Taiwan dan kemudian ke benua
Asia. Bergitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir terus ke Filipina.
Antara Jawa Timur dengan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa
Tenggara.

Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik
hingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan
terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan banyak
daratan terpisah oleh laut dan selat.

Pada kala Pleistosen ini hanya hewan berbulu tebal saja yang mampu bertahan
hidup. Salah satunya adalah Mammouth (gajah berbulu tebal).

Sedangkan hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan binatang


dari Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi dan Filipina ada yang melalui Malaysia
(Jalan Barat), ada pula yang melalui Formosa, Filipina, ke Kalimantan , Jawa
dan Sulawesi (jalan timur). Garis Wallace adalah garis antara selat makassar
dan lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyeberangan binatang
tersebut.

Selain itu juga, terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil Sinanthropus pekinensis dalam
jumlah besar di Peking (China) yang sejenis dengan Pitecanthropus erectus dari
Trinil, Ngawi, (Jawa Timur). Bukit lainnya adalah ditemukannya alat-alat
pacitan di China, Burma (Myanmar) dan Malaysia. Sedangkan Homo
wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Austrolid pada masa
Pleitosen Tengah dan Pleitosen Atas menyebar dari Asia ke selatan. Sebagian
besar dari mereka sampai ke Benua Australia dan menurunkan penduduk asli
Australia yaitu suku Aborigin.

4.2.2. Kala Holosen

Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap,
sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan
Sunda dan Paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan
demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap,
kemudian muncul manusia cerdas (Homo sapiens) seperti manusia sekarang.

Sumber:

1. Zaman Neozoikum (Zaman Kenozoikum) (smart-pustaka.blogspot.com)

2. ARKAEKUM (panji37.wordpress.com)

3. Perkembangan Kehidupan di Bumi (scienceismylife.wordpress.com)

4. Jaman Prasejarah : Arkaekum, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum


(asiabusinesscentre.blogspot.com)

5. Paleozoikum (id.wikipedia.org)

6. Mesozoikum (id.wikipedia.org)

Dampak Rotasi dan Revolusi Planet Bumi


Bagi Kehidupan
Fitho Galandi Geografi, Pengetahuan
Dampak Rotasi dan Revolusi Planet Bumi Bagi Kehidupan Rotasi dan revolusi Planet Bumi

memengaruhi kehidupan manusia di Bumi. Pengaruh atau dampaknya dijelaskan sebagai berikut.

A. Dampak Rotasi Planet Bumi bagi Kehidupan

Rotasi Planet Bumi menimbulkan berbagai dampak berikut:

1. Peredaran Semu Harian Benda-Benda Langit

Benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, dan planet yang tampak pada malam hari seolah-olah

melintas dari timur ke barat. Fenomena ini teriadi akibat rotasi Bumi. Pergerakan bendabenda langit

ini berlangsung setiap hari dan dikenal dengan peredaran semu harian benda-benda langit.

2. Pergantian Siang dan Malam

Rotasi Bumi menyebabkan bagian Bumi yang berhadapan dengan matahari mendapat sinar

Matahari, sedangkan bagian Planet Bumi di sebaliknya tidak mendapat sinar Matahari. Bagian Bumi

yang mendapat sinar Matahari mengalami siang, sebaliknya bagian Planet Bumi yang tidak

mendapat sinar Matahari mengalami malam. Pergantian siang dan malam berlangsung perlahan.

Daerah di sebelah timur mengalami siang lebih dahulu. Waktu siang hari dimanfaatkan penduduk

untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sementara itu, waktu malam hari dimanfaatkan penduduk

untuk beristirahat.

3. Perbedaan Waktu dan Pembagian Waktu Internasional

Rotasi Bumi menyebabkan perbedaan waktu di berbagai tempat di permukaan Bumi. Garis bujur

digunakan untuk menentukan waktu di berbagai tempat di permukaan Bumi. Garis bujur 0 yang

melewati Kota Greenwich, Inggris digunakan sebagai dasar pembagian waktu internasional. Daerah

sebelah timur garis bujur 0 disebut bujur timur dan daerah disebelah baratnya disebut bujur barat.

Daerah bujur barat dan bujur timur dibatasi oleh garis bujur 180. Perbedaan waktu di permukaan

Bumi berdampak pada awal dan akhir kegiatan penduduk seperti waktu kerja dan sekolah.

4. Perbedaan Percepatan Gravitasi Bumi


Rotasi Bumi menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya ini mengakibatkan Bumi tepat di bagian kutub.

Garis tengah Bumi di kutub lebih kecil dibandingkan di ekuator. Perbedaan garis tengah

mengakibatkan gravitasi di daerah kutub lebih besar dari pada di daerah ekuator. Perbedaan

gravitasi Bumi berpengaruh pada kecepatan satelit yang mengorbit Bumi di berbagai tempat.

5. Pembelokan Arah Angin

Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Akan tetapi, arah angina

tidak sama persis dengan arah gradien tekanan. Angin dari belahan Bumi utara akan berbelok ke

kanan dan angin dari belahan Bumi selatan akan berbelok ke kiri ketika sampai di daerah ekuator.

Gejala ini disebabkan oleh gaya Coriolis, yaitu gaya semu yang timbul akibat rotasi Bumi.

Pembelokan arah angin berdampak pada penyimpangan arah penerbangan. Oleh Karena itu,

pesawat perlu dipantau agar jalurnya sesuai tujuan.

6) Pembelokan Arus Laut

Arus laut digerakkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut. Arah arus laut mengalami

berbelok akibat pembelokan arah angin. Arus laut dipaksa membelok ketika sampai di ekuator.

Pembelokan arus laut berdampak pada penyimpangan arah pelayaran kapal yang melintasi

samudera sehingga kapal perlu diatur arah jalur tujuannya.

B. Dampak Revolusi Planet Bumi bagi Kehidupan

Dampak revolusi planet Bumi sebagai berikut:

1. Perubahan Lama Siang dan Malam

Matahari tidak terbit dari tempat yang sama, tetapi bergeser sedikit demi sedikit. Pergeseran titik

terbit Matahari mengikuti garis edar Matahari. Posisi Matahari bergeser mulai dari ekuator ke garis

balik utara kemudian ke garis balik selatan dengan melewati ekuator. Setelah sampai di garis balik

selatan, posisi Matahari bergeser kembali lagi ke ekuator. Pergeseran posisi Matahari disebabkan

oleh kombinasi revolusi Bumi dan kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang ekliptika.
Pergeseran garis edar Matahari mengakibatkan perubahan lama siang dan malam. Pada waktu

tertentu di suatu tempat di Bumi mengalami malam lebih panjang dibanding siang atau siang

lebih lama daripada malam. Di Kutub Utara malam hari dapat berlangsung selama 24 jam dan di

Kutub Selatan siang hari dapat berlangsung selama 24 jam. Demikian pula sebaliknya.

Pergeseran garis edar Matahari dalam setahun serta perubahan keadaan siang dan malam sebagai

berikut:

a. Pada tanggal 21 Maret hingga 23 September.

(1) Kutub Utara mendekati Matahari, sedangkan Kutub Selatan menjauhi Matahari. Posisi Kutub

Utara paling dekat dengan Matahari pada tanggal 21 Juni.

(2) Belahan Bumi utara menerima sinar Matahari lebih banyak dibanding belahan Bumi selatan.

(3) Panjang siang di belahan Bumi utara lebih lama dibanding di belahan Bumi selatan.

(4) Matahari tampak bergeser ke utara hingga garis balik utara 2330 LU apabila diamati dari

ekuator.

b) Pada tanggal 23 September hingga 21 Maret.

(1) Kutub Selatan mendekati Matahari, sedangkan Kutub Utara menjauhi Matahari. Posisi Kutub

selatan paling dekat dengan Matahari pada tanggal 22 Desember.

(2) Belahan Bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak dibanding belahan Bumi utara.

(3) Panjang siang di belahan Bumi selatan lebih lama dibanding belahan Bumi utara. Di sekitar Kutub

Utara ada daerah yang mengalami malam 24 jam dan di sekitar Kutub Selatan ada daerah yang

mengalami siang 24 jarn.

(4) Matahari tampak bergeser ke selatan hingga 2330 LS apabila diamati dari ekuator.
c) Pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

(1) Kutub Utara dan Kutub Selatan berjarak sama dari Matahari.

(2) Belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan menerima sinar Matahari sama banyak.

(3) Lama siang dan malam sama panjang di seluruh belahan Bumi.

(4) Di daerah ekuator, Matahari tampak melintas tepat di atas kepala.

2. Gerak Semu Matahari

Posisi matahari terhadap Bumi tidak tetap, tetapi mengalami pergeseran. Posisi Matahari pada

tangga1 22 Desember - 21 Juni bergeser ke utara hingga garis balik utara (GBU), yaitu garis lintang

2330 LU. Sementara itu, pada tangga1 21 Juni - 22 Desember posisi matahari bergeser ke arah

selatan hingga arus balik selatan (GBS), lintang 2330 LS. Pada tangga1 21 Maret dan 23 September

atau khatulistiwa. Pergeseran posisi Matahari disebut gerak semu harian Matahari. Sebenarnya

matahari tidak bergerak, tetapi Bumi yang bergerak. Revolusi Bumi dengan sumbu rotasi yang miring

menyebabkan seolah-olah posisi Matahari bergeser. Kita dapat membuktikan adanya gerak semu

Matahari dengan mengamati titik terbit Matahari. Misalnya pada bulan ini Matahari terbit di atas

bukit. Setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan titik terbit Matahari pasti bergeser mungkin ke

sebelah utara atau selatan bukit.

Gerak Semu Matahari


3. Pergantian Musim

Pergeseran garis edar Matahari mengakibatkan pergantian musim didaerah tropis seperti Asia

Selatan, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Asia Timur, dan Australia Utara. Di daerah tropis musim

dibedakan menjadi musim kemarau yang kering dan musim hujan yang basah. Ketika Matahari di

belahan Bumi utara (April-September), wilayah Asia tersebut mengalami musim kemarau dan

wilayah Australia Utara mengalami musim hujan. Sebaliknya, ketika Matahari di belahan Bumi

selatan (Oktober-Maret), wilayah Australia Utara mengalami musim kemarau, dan wilayah Asia

mengalami musim hujan.

Di daerah subtropis belahan Bumi utara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada, serta belahan

Bumi selatan seperti Australia dan Selandia Baru, musim dibedakan menjadi musim semi, musim

hujan, musim panas, dan musim gugur. Jenis musim di daerah subtropis dan waktu terjadinya

sebagai berikut:

a. Musim di daerah belahan Bumi utara:

Musim semi : tanggal 21 Maret-21 Juni

Musim panas : tanggal 21 Juni-23 September

Musim gugur : tanggal 23 September-22 Desember

Musim dingin : tanggal 22 Desember-21 Maret


b. Musim di daerah belahan Bumi selatan:

Musim semi : tanggal 23 September - 22 Desember

Musim panas : tanggal 22 Desember - 21 Maret

Musim gugur : tanggal 21 Marel - 22 Juni

Anda mungkin juga menyukai