1. Pembuatan Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel beta yang
membentuk pulau sehingga disebut pulau langerhans di kelenjar pangkreas. Pada
awalnya terbentuk proinsulin yang molekulnya lebih besar daripada insulin.
Proinsulin tersimpan di pankreas hingga dibutuhkan tubuh. Ketika proinsulin
keluar ke peredaran darah, proinsulin diuraikan menjadi 2 bagian: peptida
penghubung dan hormon insulin aktif. Fungis utama hormon insulin adalah
menurunkan kadar glukosa di dalam sel. Teori yang ada mengatakan bahwa
seseorang 45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya diabetes dan
intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya
fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa (Betteng et al., 2014). Oleh karena itu diperlukan suatu
teknik untuk memperoleh tambahan insulin. Adanya teknik rekayasa genetika,
maka bisa didapatkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak, insulin
ini diperoleh dengan mencangkokkan gen (transplantasi gen) yang mengkode
insulin ke dalam plasmid bakteri. Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA
recombinan adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas
manusia:
a. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada
mRNA bersamaan dengan nukleotida penyusun DNA.
b. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
c. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
d. Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai
tunggal menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer (c- DNA),
yang merupakan gen penghasil insulin.
2. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara
memotong kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
3. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari
sel bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di
dalam serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin
manusia dalam bentuk c- DNA disiapkan untuk dipasangkan pada
plasmid yang terbuka tersebut.
4. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula
ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase
memperkuat ikatan ini sehingga dihasilkan molekul DNA
recombinan/plasmid recombinan yang bagus.
5. Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel
bakteri ini plasmid mengadakan replikasi
6. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin. Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E.coli yang
merupakan penghasil insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang singkat.
Gambar 2 Langkah-Langkah DNA Rekombinan pada Produksi Insulin
Sumber: www.alandandin.blogspot.com
9
2. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Produksi molekul Antibodi merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel
limfosit B (sel plasma) yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Menurut
teori klonal, adanya interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan
merangsang sel tersebut untuk berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga
diperoleh sel yang mempunyai ekspresi klonal untuk memproduksi antibodi.
Produksi antibody monoklonal merupakan gabungan penerapan teknik hibridoma
dan kloning. Dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan tentang molekul
Ig, maka kini dikenal teknik hibridoma untuk tujuan menghasilkan antibodi
monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu dengan cara
kloning. Teknik hibridoma adalah suatu teknik dengan cara menggabungkan dua
macam sel eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki
kemampuan kedua sel induknya. Pada hakekatnya produksi antibodi monoklonal
tetap mengikuti prinsip teori seleksi klonal (Artama, 1990). Pada dunia kesehatan,
antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis kehamilan, uji golongan
darah ABO, dan uji serum (AIDS, Hepatitis). Prosedur produksi antibodi
monoclonal sebagai berikut.
3. Produk Vaksin
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi ini, secara
garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat kemampuan
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Mikrobia menjadi suatu bibit
penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti flagel
dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena bagian-
bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh. Senyawa dan
protein asing ini disebut antigen.
Retrovirus
Golongan virus yang dapat membuat rantai ganda DNA dari genomnya dan
disatukan dengan kromosom sel inangnya mis: HIV (human defisiensi virus). Dan
jenis virus ini juga penyerang sel-sel yang membelah cepat, mungkin cocok
sebagai agen pembawa gen terapeutik untuk penyakit tumor.
Adenovirus
Golongan virus dengan rantai DNA gandanya dapat menyebabkan infeksi pada
saluran pernapasan, saluran pencenaan dan menimbulkan kematian. Dan jenis
virus ini juga penyerang sel dinding paru-paru mungkin cocok untuk mengirim
duplikat gen cystic fibrosis yang dibutuhkan dalam sistem pernapasan. Misal :
virus influenza
Adeno-assosiated virus.
Virusnya kecil mempunyai single strandid DNA dan dapat memasukan material
genetik di tempat spesifik pada kromosom 19.
Herpes simpleks
Golongan virus dengan rantai ganda DNA yang menginfeksi sebagian dari sel
seperti sel neuron. Keuntungan penggunaan virus dalam terapi gen ialah dapat
diandalkan dari segi efektivitas dan kelemahannya ialah pembiakkanya dalam
skala besar memiliki potensi bahaya yang serius berhubungan dengan kemampuan
mutagenik dan karakteristik dari virus yang sulit diramalkan. Sistem kekebalan
tubuh manusia terhadap virus juga mampu mengganggu proses terapi.
Terapi gen dapat dilakukan pada gen sel somatic maupun embrional, berikut
penjelasannya:
14
Stem cells adalah sel tubuh (baik hewan atau manusia) yang belum
terbentuk menjadi sel tubuh tertentu dan bisa berkembang menjadi berbagai
bentuk sel tubuh tertentu. Stem cells merupakan sel yang sangat unik karena
dengan kemampuan berdeferensiasi menjadi sel-sel baru atau sel tubuh yang lain.
Stem cell bertugas memperbaiki kelainan dalam tubuh dan secara teoritis stem
cell dan melengkapi sel-sel dalam tubuh selama manusia atau hewan tersebut
masih hidup. Apabila stem cell telah berdeferensiasi maka setiap sel baru
memiliki potensi untuk tetap menjadi stem cell atau menjadi sel-sel yang berbeda
dengan fungsi yang lebih khusus, seperti sel otot, sel darah merah, sel otak, sel
hati, sel ginjal dan lain-lain.
8. Antibiotik
Antibiotik adalah mikroorganisme tertentu yang dapat menghambat atau
memusnahkan mikroorganisme lain yang merugikan. Terdapat banyak sekali jenis
antibiotik yang sudah ada hingga sekarang ini, contohnya seperti penisilin,
rifampicin, aminoglikosida, makrolida, tetrasiclyn, maupun kloramfenikol.
9. Interferon
Interferon adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh
tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup
lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa
genetika.
Pertanyaan:
1.