Anda di halaman 1dari 45

1

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN 4-D (PENDEFENISIAN


(DEFINE), PERENCANAAN (DESIGN), PENGEMBANGAN
(DEVELOP), PENYEBARAN DISSEMINATE) PADA BIDANG
STUDI EKONOMI DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR
DENGAN MATERI POKOK UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PINANGSORI TAHUN
PELAJARAN 2016-2017

i. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran

di sekolah-sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian

materi hanya diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau

materi hanya bersumber dari buku-buku teks yang belum tentu sesuai

dengan keadaan sekolahnya, padahal buku-buku teks yang banyak

beredar saat ini adalah produk nasional yang tidak memperhatikan

karakteristik tiap satuan pendidikan seperti yang dinginkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang lebih memperhatikan tiap-tiap

satuan pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20,

diisyaratkan bahwa: Guru diharapkan mengembangkan materi

pembelajaran sendiri, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan

proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan

pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).1

1
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
2

Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian,

guru diharapkan untuk mengembangkan bahan pembelajaran sebagai

salah satu sumber belajar. Bahan ajar merupakan bagian dari sumber

belajar. Dan salah satu komponen sumber belajar adalah bahan. Bahan

merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan

belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu.

Contoh bahan ajar tersebut misalnya buku teks, modul, film,

transparansi (OHT), program kaset audio, dan program video. Bahan

ajar disamakan dengan materi ajar sebagaimana berdasar pada makna

harfiah bahan dan materi dalam bahasa Inggris. Bahan dalam bahasa

Inggris berarti material. Begitu pula materi dalam bahasa Inggris juga

berarti material. Sebagaimana dikutip dari Kim bahwa bahan ajar atau

materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri

dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang harus dipelajari peserta

didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Sedangkan dalam Permendiknas Nomor. 41 Tahun 2007 dinyatakan:

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.2

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau materi ajar merupakan

bagian dari sumber belajar dimana terdiri dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap atau perangkat lunak yang mengandung pesan

pembelajaran yang disajikan menggunakan peralatan tertentu.

2
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
3

Bahan ajar berdasarkan kecanggihan teknologi yang digunakan dibagi

menjadi 4 jenis. Bahan ajar tersebut meliputi: bahan ajar cetak, audio,

audio visual, multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web. Bahan

ajar cetak meliputi bahan ajar yang dicetak pada lembaran seperti buku

teks/ buku ajar, modul, handout, LKS, brosur, leaflet, dll. bahan ajar

audio berupa kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

Bahan ajar audio visual meliputi video compact disk, film. Bahan ajar

multimedia interaktif meliputi CAI (Computer Assisted Instruction),

compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar

berbasis web (web based learning materials).

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pinangsori

bahwa dalam proses belajar mengajaa guru pada umum dalam

mempergunakan bahan pelajaran yang dilakukan dalam ruang kelas,

guru hanya melakukan dengan situasi yang ada di SMA Negeri 1

Pinangsori. Walaupun dalam mempergunakan model pembelajaran

ketika melakukan proses belajar mengajar. Karena guru masih belum

rendah dalam menggunakan model pembelajaran. Bila dilihat pada

kurikulum tahun 2013 disana guru dituntut untuk mempergunakan

model pembelajaran. Dengan kurangnya guru dalam mempergunakan

model pembelajaran maka kreativitas belajar peserta didik masih rendah

karena guru dalam mempergunakan model pembelajaran belum

maksimal dan mempergunakan model pembelajaran yang biasa

dipergunakan. Sehingga kreativitas belajar peserta didik dalam bidang

studi ekonomi masih rendah.


4

Sesuai dengan latar belakang inilah penulis ingin melakukan penelitian

di SMA Negeri 1 Pinangsori dengan judul: PENERAPAN MODEL

PENGEMBANGAN 4-D (PENDEFENISIAN (DEFINE),

PERENCANAAN (DESIGN) PENGEMBANGAN (DEVELOP),

PENYEBARAN DISSEMINATE) PADA BIDANG STUDI EKONOMI

DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN

MATERI POKOK UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN PESERTA

DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PINANGSORI TAHUN

PELAJARAN 2016-2017.

ii. Identifikasi Masalah

Menurut Syaifuddin Azwar bahwa : Identifikasi masalah dimaksudkan

sebagai penegasan batasan-batasan permasalahan, sehingga cakupan

penelitian tidak keluar dari tujuan.3 Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah yaitu:

1. Guru masih rendah dan belum maksimal mempegunakan model

pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada bidang studi

ekonomi.

2. Kreativitas belajar peserta didik pada bidang studi ekonomi masih

rendah.

iii. Batasan Masalah

Menurut Hartono, batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau

membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas/lebar sehingga

penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan.4

3
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 45
4
Hartono. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2011, hal. 16
5

Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah

yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut

dengan batasan masalah), maka masalah dalam penelitian ini perlu di

batasi, adapun batasan masalah tersebut adalah:

1. Penerapan model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define)

Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran

Dissminate) pada bidang studi ekonomi.

2. Kreativitas belajar peserta didik pada materi pokok uang dan lembaga

keuangan

iv. Rumusan Masalah

Menurut Suharisimi Arikunto bahwa Penelitian yaitu mencari tahu

tentang kemungkinan penyebab kondisi yang menjadi permasalahan 5.

Dan Seperti yang dikemukanakan oleh Masrun bahwa: Bila dalam

penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah,

maka pekerjaan penelitian 50 % telah selesai.6

Berdasarkan pendapat dan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan

masalah penelitian adalah: Apakah dengan penerapan model

pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan (Design)

Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate) pada bidang studi

ekonomi dalam meningkatkan kreativitas belajar dengan materi pokok

uang dan lembaga keuangan peserta didik di kelas X SMA Negeri 1

Pinangsori Tahun Pelajaran 2016-2017.?

v. Tujuan Penelitian

5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cifta, 2010, hal. 13
6
Masrun. Metodologi Research ,Yogyakarta: UGM, 2005, hal. 81
6

Setiap penelitian akan mempunyai tujuan dan kegunaan yang tersendiri.

Seperti yang dikemukakan oleh Nyoman Dantes Tujuan penelitian

adalah mencari imformasi empiris, objektif, dan logis mengenai sesuatu

atau menentukan keterkaitan antara variabel-variabel yang

dipermasalahkan.7

Secara umum tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran yang jelas tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran

terpadu nested pada materi pokok pajak terhadap nilai prestasi belajar

peserta pada bidang studi IPS ekonomi.

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka di tetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk melihat penerapan model pengembangan 4-D (Pendefebisian

(Define) Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran

Dissminate) pada bidang studi ekonomi.

2. Untuk meningkatkan kreativitas belajar peserta didik pada bidang studi

ekonomi.

vi. Manfaat Penelitian

Menurut Soffian Effendi manfaat penelitian merupakan dampak dari

pencapaiannya tujuan.8 Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat

tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan kurat,

maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis, maka

manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Sekolah
7
Nyoman Dantes, Metode Penelitian , Yogyakarta: CV. Andi Offeset, 2012, hal 162
8
Sofian Effendi. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. hal. 54
7

Untuk menambah letarutur perpustakaan sekolah.

2. Bagi Guru

Sebagai acuan bagi guru bidang studi untuk mengembangkan penggunaan

model pembelajaran pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define)

Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate)

3. Bagi Peserta Didik

Sebagai salah satu untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, untuk

mempermudah pemahaman, dan untuk memotivasi peserta didik untuk

mencapai prestasi peserta didik.

4. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan bagi penulis, dalam meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya pembelajaran bidang studi ekonomi.

vii. Tinjauan Pustaka/Kerangka Teoritis

1. Model Pengembangan 4-D

a. Pengertian Model

Menurut Setiawati Pudji, Model adalah suatu representasi yang

memadai dari suatu sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai

dengan tujuan dalam pikiran peneliti.9

9
Setiawati. Pudji. Penyusunan Model. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. hal. 15
8

Pembelajaran mengaju pada pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas. Hal ini berarti bahwa model belajar merupakan

model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu peserta

didik untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, ketrampilan,

cara berpikir dan mengekspresikan ide diri sendiri.

Menurut Simamarta merumuskan bahwa model adalah Abstraksi dari

sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta

mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model

adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada

beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. 10

Menurut Dick & Carelly, model adalah pola umum perilaku

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 11

Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara

menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan perioritas

kurikuler dan menemukan ketrampilan, konsep dan sikap yang saling

tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model ini tema

yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin

dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.

10
Simamarta. Model Strategi Pembelajaran Konstektual. Bandung: Yrama Widya. 2010.hal. 123
11
Dick & Carelly.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2012. hal. 38
9

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan model adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.

b. Pengertian Model Pengembangan 4-D

Menurut Hamdani pengertian model pembengambangan 4-D adalah:

1. Tahapan pendefenisian (define) tujuan hapa ini adalah menetapkan


dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran diwali dengan
analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan
perangkatnya. Tahap ini meliputi lima langkah pokok yaitu(a)
analisis ujung depan (b) analisis peserta didik (c) analisis tugas (d)
analisis konsep, (e) perumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap perencanaan (design) tujuan tahap ini adalah menyiapkan
prototipe perangkat pembelajaran, tahap ini meliputi beberapa
langkah yaitu:
a. Penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes
disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran
khusus (kompetensi dasar dalam kurikulum KTSP) Tes ini
merupakan alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri peserta didik setelah kegiatan belajar mengajar.
b. Pemilihan media yang sesuai tujuan untuk menyampaikan
materi pelajaran.
c. Pemilihan format misalnya dengan mengkaji format-format
perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-
negara yang lebih maju.
3. Tahap pengembangan (develop) tujuan tahap ini adalah
menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi : (a) validasi
perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi (b) simulasi yaitu
kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran (c) uji coba
terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya. Hasil tahap b dan
c digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji
coba lebih lanjut dengan peserta didik yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya.
10

4. Tahap penyebaran (disseminate) Tahap ini merupakan tahap


penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang
lebih luas, misalnya dikelas lain, sekolah lain dan oleh guru lain.
Tujuannya adalah menguji efektivitas penggunaan perangkat
didalam KBM.12

Model pengembangan menurut Sugiarto, diartikan sebagai proses

desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang

telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran

yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan.13

Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk

membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi

yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih

baik.

Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang telah

atau sedang dilaksanakan menjadi program yang lebih baik.

Hal ini seiring dengan pendapat yang dikemukakan oleh Adimiharja dan

Hikmat, dalam Sugiarta A.N bahwa: Pengembangan meliputi kegiatan

mengaktifkan sumber, memperluas kesempatan, mengakui keberhasilan,

dan mengintergrasikan kemajuan.14

Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman

pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau

kelompok, dan disesuaiakan dengan perkembangan dan perubahan

lingkungan belajar warga belajar.

12
Hamdabi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hal. 27-28
13
Sugiarta AN, Pengembangan Model Pengelolaan Program Pembelajaran Kolaboratif Untuk
Kemandirian Anak. Bandung: PPS UPI 2007, hal. 1
14
Sugiarta AN, Ibid, 2007, hal. 24
11

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan

oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat

diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi

sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model

melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain

pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam

pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model berorientasi produk

adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk,

biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,

multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model

hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu

model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem

pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu

pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE.

Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan

model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and

Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp. Adanya

variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita,

beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan

menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat

mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang

telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain
12

yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Kesemua model tersebut

juga dapat dimodifikasi untuk melakukan pengembangan bahan ajar.

Tujuan pembelajaran yang akan kita lakukan cenderung ke domain

mana? Apakah kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal. Dengan

memahami hal itu kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran dengan

lebih tepat, dan tentu saja akan menuntun penggunaan metode, strategi

dan media pembelajaran yang akan digunakan. Berkaitan dengan

kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah

materi yang diberikan/dipelajari. Individu yang tidak memiliki kesulitan

belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu

ketuntasan belajar (mastery learning) yang berbeda. Kondisi ini dapat

menuntun kita merumuskan tujuan m

2. Kreativitas Belajar

a. Pengertian Kreativitas
13

Menurut Febriyanto kreativitas sebagai: proses mental yang

melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru

antara gagasan dan konsep yang sudah ada. 15 Kreativitas dianggap

suatu sifat bawaan yang tidak bisa diolah. Hanya ada dua kemungkinan:

Anda kreatif atau tidak. Sedikit sekali orang yang mengerti bahwa

mereka bisa belajar agar menjadi lebih kreatif. Umumnya orang tidak

tahu teknik mana yang harus digunakan untuk memunculkan ide baru,

atau cara mengembangkan bakat seni belajar yang alami. Mereka belum

pernah menjalani pelatihan, atau tidak punya latar belakang kreativitas

apa pun. Orang tua mereka dahulu tidak mengajarkannya. Sekolah serta

universitas tempat mereka belajar juga tidak menyelenggarakan mata

kuliah dengan materi tersebut.

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang

menimbulkan berbagai perbedaan pandangan di dalam proses

pembelajaran yang dilakukan disekolah penelitian. Kreativitas dapat

didefenisikan kedalam 4 (empat) jenis dimensi yaitu :

1. Person

Person adalah upaya mendefenisikan kreativitas yang berfokus pada individu

atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.

2. Proses

Proses adalah upaya mendefenisikan kreativitas yang berfokus pada proses

berfikir sehingga memunculkan ide-ide unik kreatif.

3. Press

15
Febriyanto, Mendesain Model Pembelajaran Innovatif-Progresif, Jakarta: Kencana 2011, hal.34
14

Press adalah kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik

dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta

atau bersibuk diri secara kreatif maupun dorongan eksternal dari lingkungan

sosial dan psikologis.

4. Product

Product adalah upaya mendefenisikan kreativitas yang berfokus pada

produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang

baru/original/ atau sebuah elaborasi / penggabungan yang inovatif .

Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa

(unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang umum terhadap

berbagai persoalan yang dihadapi guru. Berdasakan hasil penelitian

(survei) yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan

penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan di SD dan

SMP semata-mata menekankan pada penampilan rutin dan hapalan,

yang kurang relekansinya dengan masyarakat.

b. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Syaiful Sagala, belajar adalah sebagai suatu

proses dimana seorang individu berubah perilakunya sebagai akibat dari

pengalaman.16 Menurut Dimyati dan Mudjiono belajar adalah

merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks17

16
Syaiful Sagala, Makna dan Konsep Pembelajaran, Bandung: Alfabeto, 2008, hal. 125
17
Dimiyati dan Mudjiono ,belajar dan pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal. 7
15

Penjelasan di atas bahwa belajar suatu aplikasi dari perlakuan yang

terjadi secara menyeluruh. Sedangkan Wina belajar merupakan

menghapal ,akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai

dengan pengalaman yang mereka miliki .Oleh karena itu lah ,semakin

banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula pengetahuan yng

merka peroleh.18

Menurut W. Gulo belajar adalah seperangkat kegiatan ,terutama

kegiatan mental intlektual ,mulai kegiatan dari yang paling sederhana

sampai kegiatan yang rumit.19

Belajar adalah proses pemecahan masalah ,sebab dengan memecahkan

masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya

perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan emosi. Dari

berbagai batasan diatas dapat di artikan belajar sebagai proses mental

yang akan terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan

(proses) berfikir dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar

yang didapat oleh orang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap

lingkungan dimana dia berada .Sehingga terjadi perubahan perilaku di

dalam diri orang /individu yang belajar.Perubahan-perubahan yang

dimaksudkan adalah bersifat fositif atau lebih baik dari sebelumnya.

18
Wina , Strategi Pembelajaran , Jakarta: Predana Media Group, 2007, hal. 258
19
W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo, 2008, hal. 71
16

Salah satu ciri khas manusia adalah hasrat ingin tahu dan setelah

mengetahui atau memperoleh lebih pengetahuan tentang sesuatu, segera

kepuasaanya disusul dengan kecenderungan untuk ingin lebih tahu, dan

seterusnya, karena didukung oleh kemampuan untuk

mengetahui.Kemampuan manusia untuk belajar adalah ciri yang sangat

penting yang membedakan manusia dengan hewan.

Kelakuan dan kemampuan melakukan sesuatu pada hewan tidak

diperoleh melalui proses belajar dalam arti sadar tujuan, tetapi melalui

mekanisme naluri, yang berkembang dengan sendirinya, siap pakai

tanpa latihan sebelumnya, tetapi tak dapat meningkat karena dibatsi

suatu pola yang sudah tertentu. Belajar bagi manusia memainkan

peranan penting dalam pewarisan kebudayaan berupa kumpulan

pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan kepada generasi pelanjut.

Dengan sistem pembelajaran di Indonesia tetap seperti tersebut diatas,

maka keberadaan pengembangan kreativitas tidak akan berarti banyak

dalam membantu peserta didik dalam meraih keberhasilan akademik di

Indonesia. Dengan menyadari akan posisi strategi kreativitas dalam

kehidupan anak, memungkinkan seorang guru berusaha memelihara dan

mendukung pengembangan kreativitas. Secara otomatis, bahkan tidak

perlu rangsangan lingkungan atau pun keluarga, guru dapat melihat

bagaimana seorang anak memiliki potensi kreativitas, walaupun

kemampuan berbeda tingkat kualitasnya. Sehingga kegiatan

pembelajaran yang posif diharapkan dapat memberikan kesempatan

yang banyak bagi para siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.


17

Selanjutnya, peserta didik dapat merumuskan secara menarik dan

menyenangkan sehingga alternatif solusi itu hanya menyenangkan

dirinya saja, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain. Anak-anak

perlu dihadapkan kepada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, Pengalaman belajar yang benar-benar perlu mendapatkan

pendidikan adalah pengalaman belajar yang mampu menghantarkan

pada peserta didik untuk memecahkan suatu masalah yang dapat

mengarahkan mereka mengidentifikasikan tantangan-tantangan baru.

Secara kegiatan pembelajaran, guru diharapkan dapat menyediakan

materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media serta menggunakan

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi anak didik lebih

sebagai subjek, daripada objek pembelajaran, serta mengadakan

evaluasi yang tepat, sehingga semuanya mampu mendukung

pengembangan kreativitas anak. Banyak usaha dari para psikolog untuk

mengukur kreativitas. Meskipun mereka menggunakan defenisi

kreativitas dengan defenisi mereka sendiri, menurut Supriadi ada lima

pendapat yang digunakan utuk menilai kreativitas belajar seseorang.

Kelima pendekatan itu adalah:

1. Analisis Obyektif Terhadap Produk Kreatif,


2. Pertimbangan Subyektif,
3. Inventory Kepribadian,
4. Inventory Geografis
5. Tes Kreativitas.20

20
Supriadi, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Aneka Cipta, 2004, hal. 23
18

Belajar adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang ingin

mengetahui atau untuk melakukan suatu perubahan yang belum pernah

dilakukannya dalam suatu pekerjaan atau perbuatan. Karena belajar ini

merupakan interaksi yang dilakukan setiap orang yang ingin untuk

mengetahui.

c. Pengertian Kreativitas Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono kreativitas belajar adalah:

Kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif

berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.21

Kreativitas belajar sebagai proses mental yang melibatkan pemunculan

gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan

konsep yang sudah ada Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari

pemikiran kreatif, kadang disebut pemikiran divergen biasanya

dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi

sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Utami Munandar menyatakan kreativitas belajar adalah: Kreativias

merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan

data, informasi dan unsur-unsur yang ada.22

21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal. 57
22
Utami Munandar, Kreativitas Belajar Anak, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal.34
19

Berdasarkan pendapat di atas bahwa kreativitas relajar adalah suatu

kemampuan yang dimiliki seseorang dalam perbuatan dan pekerjaan

yang dikombinasikan deangan fakta atau data yang ada sehingga unsur-

unusr kreativitas dapat dilakukan sesuai dengan kemampuannya yang

berkembang berdasarkan kombinasi data.

Kreativitas belajar sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi

dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivasi imajinatif atau

sintesi yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan

kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang

sudah ada pada situasi sekarang. Dari beberapa uraian defenisi di atas,

dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu, baik berupa gagasan

maupun karya nyata, baik dalam bentuk aptitude maupun non aptitude,

baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah

ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang telah ada

sebelumnya. Pengertian Kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan,

kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mengkombinasi, memecahkan/menyelesaikan masalah dan cerminan

kemampuan operasional anak kreatif.


20

Mengingat bahwa kreativitas belajar merupakan bakat yang secara

potensial yang dimiliki setiap orang, yang dapat dikemukakan

(diedentifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Oleh karena

itu pengembangan kreativitas sejak usia dini, dan tinjauan penelitian

tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang

dapat memupuk, merangsang dam mengembangkannya menjadi Sangat

penting, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan

(mengaktualisasikan) dirinya, dan pewujudan. Aktualisasi diri

merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup

manusia. Jadi untuk dapat meningkatkan kreativitas diperlukan

dorongan dan dukungan bauk secara internal maupun eksternal melalui

pergaulan, lingkungan, perjalanan, permainan, membaca seni, teknologi,

berpikir, alam bawah sadar, dan jira yang kreatif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar

Kreativitas kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,

baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru

maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu

relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono bahwa faktor yang

mempengaruhi kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

menciptakan suatu karya baru yang dilakukan dengan tindakan yang

berbeda-beda dengan satu arah yang tepat.23

23
Dimyati dan Mudjiono, Ibid, 2007, hal. 78
21

Sesuai dengan tentang kreativitas bahwa diambil kesimpulan bahwa

faktor yang mempengaruhi kreativias merupakan kemampuan untuk

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur

yang ada mencerminkan, kelancaran, keluwesan dan osisinalitas dalam

berpikir, serta untuk kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. maupun

karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal

yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang

telah ada sebelumnya.

Berdasarkan defeinisi kreativitas maka dapat dikelompokkan dalam 4

(empat kategori) yang mempengaruhi faktor yang mempengaruhi

kreativitas belajar yaitu:

a. Menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif baik yang sama sekali

baru maupun kombinasi karya lama yang menghasilkan seauatu yang baru.

b. Person memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang memadai

kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas itu dapat diketahui

melalui perilaku kreatif yang tampak.

c. Proses menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung

timbulnya kreativitas pada individu.


22

d. Faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar bisa dimiliki semua orang

dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya. Sangat disayangkan

apabila guru matematika kurang memberi kesempatan pada peserta didik

untuk belajar secara kreatif, karena hal tersebut sama artinya dengan

mencetak robot-robot yang hanya bertindak atas dasar remote controll dari

pemiliknya.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan

diatas peneliti menyimpulkan bahwa kreativitas adalah proses

konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni)

dan inovatif (berbeda/lebih baik).

Aspek-aspek faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar menurut

Febriyanto adalah: 1.Fluency yaitu kesigapan, kelancaran untuk

menghasilkan banyak gagasan. 2. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk

menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi

persoalan. 3.Arsianalitas yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan

yang asli.24

24
Febriyanto, Mendesain Model Pembelajaran Innovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2011, hal.
34
23

Ciri-ciri orang yang kreatif antara lain selalu berusaha untuk menjadi

tahu, melihat permasalahan sebagai hal yang menarik, tidak akan lari

dan menghindar bila diberi tantangan, tidak pernah menerima begitu

saja hal-hal yang dianggapnya salah, berkeyakinan bahwa setiap

masalah pasti ada solusinya, tidak mudah memberikan penilaian dan

mengambil sikap akan suatu ide, melihat kesulitan sebagai sarana untuk

meningkatkan kemampuan, dan menyelesaikan permasalahan dengan

cara yang mungkin tidak pernah kita pikirkan.

Setiap peserta didik mempunyai kreativitas yang berbeda-beda.

Kreativitas

merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru

yang

belum ada sebelumnya. Peserta didik dengan daya kreativitas yang

tinggi akan

mampu belajar dengan baik karena ia selalu mempunyai ide-ide kreatif

yang

dapat meningkatkan motivasinya untuk belajar. Ia juga akan selalu

berusaha

menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya. Guru di sekolah

mempunyai

tanggung jawab untuk merangsang dan meningkatkan daya pikir, sikap

dan

perilaku yang kreatif bagi peserta didik dengan mengusahakan iklim

atau suasana di dalam kelas yang menggugah kreativitas.


24

Menumbuhkan kreativitas belajar anak tidak hanya dilakukan saat

kegiatan belajar mengajar di sekolah melainkan dapat juga dilakukan

saat

belajar di rumah. Pengembangan kreativitas dalam belajar tumbuh dari

kemampuan dalam diri individu atau bakat yang dimiliki seseorang dan

dorongan orang tua yang membantu anak saat belajar di rumah. Proses

yang

termasuk dalam kreativitas adalah pemecahan masalah dan membuat

sebuah

ide sehingga dapat mengembangkan daya fikir anak dalam memecahkan

suatu

masalah. Sedangkan indikator adalah:

1. Intensitas belajar peserta didik.

2. Materi pelajaran

3. Mengerjakan soal IPS Ekonomi

4. Materi Pokok Uang dan Lembaga Keuangan

a. Deskripsi Uang

A.C. Piguo dalam buku Sukwiaty uang adalah alat tukar.25

D.H. Robertson dalam buku Sukwiaty uang adalah sesuatu yang bisa

diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.26

Pengertian dan syarat uang adalah sebagai benda-benda yang dapat

dapat disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk

mengadakan tukar-manukar atau perdagangan.

25
Sukwiaty, Ekonomi SMA Kelas X, Bandung: Yudistira, 2009, hal. 192
26
Sukwiaty, Ibid, 2009, hal. 192
25

1. Syarat-syarat uang diantayanya:

a. Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability).

b. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).

c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value).

d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan(portability).

e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).

f. Memiliki satu kualitas saja (uniformity).

g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity).

2. Fungsi Asli Uang

a. Sebagai alat tukar (medium of exchange).

b. Sebagai satuan hitung (unit of account).

c. Sebagai alat penyimpan nilai (store of value).

Sukwiaty menyatakan fungsi uang adalah telah tersirat sebagi alat

tukar dan sebagai alat pembayar utang.27

3. Fungsi Turunan Uang

a. Uang sebagai alat pembayaran.

b. Uang sebagai alat penyimpan kekayaan.

c. Uang sebagai pembayaran masa depan.

d. Uang sebagai alat untuk menentukan harga.

4. Jenis-Jenis Uang

a. Uang Kartal adalah uang yang beredar sehari hari sebagai alat

pembayaran yang sah dan wajib diterima masyarakat. Uang kartal

terdiri dari uang logam dan uang kertas.

27
Sukwiaty, Ibid, 2009, hal. 193
26

b. Uang Giral merupakan tagihan yang ada di bank umum (demand

deposit) yang dapat digunakan sewaktu-waaktu sebagai alat

pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic

transfer.

5. Nilai Uang

a. Dilihat Dari Bahan Pembuatannya

1. Nilai intrinsic yaitu bahan untuk membuat mata uang, misalnya

beberapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.

2. Nilai nominal yaitu nilai yang tervantum pada mata uang atau cap harga

yang tertera pada mata uang.

3. Nilai tukar yaitu kemampua uang untuk ditukarkan dengan suatu

barang(daya beli uang).

Berdasarkan nilai uang tersebut, maka timbullah istilah berikut:

a. Full bodied money/uang penuh. Dikatakan demikian apabila nilai yang

tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.

b. Token money/uang tanda. Apabila nilai yang tertera di atas uang lebih

tinggi dati nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang tersebut.

b. Deskripsi Bank

Pengertian Bank dalam buku Sukwiaty: menurut UU No. 10 Tahun

1998 tantang Perbankan menyatakan bahwaa bank adalah bada usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.28

28
Sukwiaty, Ibid, 2009, hal. 193
27

Sistem pebankan di Indonesia meliputi Bank Indonesia, seluruh bank

umum, bank perkreditan rakyat, dan bank bagi hasil.

1. Fungsi Bank Secara Umum

a. Sebagai penerima kredit (kredit pasif) atau lebih dikenal dengan

penghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan, tabungan

berjangka maupun simpanan dalam bentuk giro atau rekening koran.

b. Sebagai pemberi kredit (kredit aktif) kepada masyarakat.

c. Sebagai perantara lalu lintas pembayaran.

2. Bank Sentral

Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk

mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan

dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan,

serta menjalankan fungsi sebagai lender of last resort. Selain itu bank

sentral mempunyai fungsi:

a. Penyelesaian utang piutang

b. Mengedarkan uang kertas

c. Wakil pemerintah dalam menerima pembayaran pajak.

d. Sumber dana pinjaman terakhir.

e. Memegang cadangan kas sistem.

f. Mengontrol volume dan keadaan kredit untuk mempertahankan tingkat

kegiatan ekonomi.
28

Bank Indonesia menurut UU No. 23 Tahun 1999 adalah lembaga yang

independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak

lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU ini.

Tujuan utama BI adalah mecapai dan memelihara kestabilan nilai

rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai

tugas:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

2. Mengatur dan manjaga kelancaran sistem pembayaran.

3. Mengatur dan mengawasi bank lain.

3. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Tugas bank umum yaitu menghimpun dana dari

masyarakat, member pinjaman kepada masyarakat, dan memberikan

jasa lalulintas keuangan masyarakat.

a. Fungsi Utama Bank Umum

1. Pengumpul dana dari masyarakat.

2. Pembiayaan (mengeluarkan dana kepada masyarakat).

3. Peningkatan faedah dari masyarakat.

4. Penanggung resiko dana masyarakat dari berbagai hal yang mungkin

terjadi, seperti inflasi.

b. Fungsi Tambahan Bank Umum

1. Mamberikan fasilitas pengiriman uang.

2. Penggunaan cek (pencairan cek).

3. Memberikan garansi bank.


29

4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu, dengan cara memberikan kredit kepada masyarakat. BPR

tidak diperkanankan untuk menerima simpanan dalam bentuk giro, ikut

serta dalam lalu lintas pembayaran, usaha jual beli valuta asing,

penyertaan modal, dam melakukan jasa peransurasian. Contoh bank

BPR adalah bank desa, bank pegawai, LPN, LPD, LPK dan lainnya.

5. Produk dan Jasa Bank

a. Produk Perbankan. Terdiri dari kredit pasif dan kredit aktif. Kredit aktif

produk Perbankan diantaranya giro, deposito, sertifikat deposito,

tabungan, deposit on call, dan deposit automatic roll over. Sedangkan

kredit aktif produk perbankan diantaranya kredit rekening Koran (R/K),

kredit reimburse (letter of credit), kredit aksep, kredit documenter, dan

kredit dengan jaminan surat-surat berharga.

b. Jasa perbankan.

1. Jual beli valuta asing

2. Jasa penyimpanan

3. Pengiriman/transfer uang

4. Pemberian jaminan

5. Kartu kredit (credit card)

6. Cek perjalanan

7. Inkaso

8. ATM
30

9. Kartu debet

10. Diskonto

11. Lembaga Keuangan Nonbank

Lembaga keuangan Nonbank adalah semua badan yang melakukan

kegiatan dibidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung

menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga

dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi

perusahaan. Lembaga keuangan non bank nerkembang sejak tahun 1972

dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta

membantu pemodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah. Jenis-

jenis lembaga keuangan nonbank meliputi :

a. Lembaga pembiayaan pembangunan dan lembaga perantara, penerbitan,

dan perdaganan surat berharga.

b. Asuransi.

c. Leasing.

d. Dana pension

e. Pegadaian

f. Koperasi simpan pinjam

A. Kerangka Berpikir

Menurut Surya Sumantri kerangka berpikir adalah merupakan suatu

penerapan kerangka pemikiran dengan jelas, yang mungkin untuk

diidentifikasi faktor mana saja yang mempunyai pengaruh/hubungan. 29

29
Surya Sumantri, Peneliti Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa 2005, hal.
312
31

Bertolak belakang dari latar belakang masalah yang mendeskripsikan

minimnya pengembangan terhadap aspek kreativitas tersebut diatas baik

di dunia pendidikan secara nasional dan SMA Negeri 1 Pinangsori pada

khususnya, maka perlu dikembangkan model pengembangan 4-D

(Pendefebisian (Define) Perencanaan (Design) Pengembangan

(Develop) Penyebaran (Dissminate) terhadap kreativitas belajar

Ekonomi demi mengembangkan prestasi belajar peserta didik.

Model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan

(Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran (Dissminate)

merupakan yang memiliki beberapa tahapan yaitu pengantar,

pemecahan masalah, berdiskusi, meringkas, dan menilai hasil belajar.

Dengan pengajaran Pengaruh model pengembanagn 4-D dalam

pemahaman Ekonomi ini diharapkan agar dalam proses belajar

mengajar tidak hanya terpusat pada peserta didik sebagai pendengar dan

pencatat yang baik di dalam kelas, tetapi dalam pembelajaran di kelas

ini diharapkan agar anak didik ikut serta dan aktif dalam proses belajar

mengajar.
32

Pengaruh model pengembangan 4-D peserta didik harus aktif

mengkonstruksi pengetahuan atau kemampuan di dalam kreativitas

mereka dengan melakukan aktivitas yang dirancang guru. Guru

membuat tugas yang merancang kreativitas untuk memungkinkan anak

didik mengkonstruksi konsep-konsep, membangun aturan-aturan belajar

strategi pemecahan masalah. Guru dapat memulai pengajaran dengan

melakukan penjelasan kegiatan yang akan mereka lakukan dan

memberikan contoh-contoh yang berada di sekitar anak didik agar anak

didik tidak merasa asing dengan Ekonomi, karena IPS Ekonomi

dianggap pelajaran yang sulit oleh anak didik

Dengan diterapkan pendekatan baru pengaruh model pengembangan 4-

D dalam Ekonomi, diharapkan sebagai salah satu pemecahan masalah

untuk meningkatkan kelemahan anak didik terhadap ekonomi. Dengan

model pengembangan 4-D diharapkan dapat meningkatkan kreativitas

belajar anak didik.seperti dalam gambar skema di bawah ini:

Model Pengembangan 4-D Kreativitas Belajar


Peserta Didik
(Variabel X) (Variabel Y)
Gambar Skema Kerangka Berpikir

B Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban yang bersifat sementara dan

masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis sangat diperlukan

untuk dijadikan arah dalam melaksanakan penelitian.


33

Menurut James E. Greighton hipotesis merupakan sebuah dugaan

sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati.30

Menurut Jhon W Best yang dikutip James F Greighton hipotesis

merupakan kesimpulan yang dirumuskna dan bersifat sementara.31

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa yang dimaksud dengan hipotesis

adalah penuntun bagi peneliti dalam menggali data yang diinginkan.

Hipotesis berfungsi sebagai pemberi arah, pemandu dan sebagai

pedoman kerja dalam mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan

penelitian.

Adapun hipotesis atau dugaan sementara dari penulis dalam penelitian

ini adalah: Ada penerapan model pengembangan 4-D (Pendefebisian

(Define) Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran

Dissminate) pada bidang studi ekonomi dalam meningkatkan kreativitas

belajar dengan materi pokok uang dan lembaga keuangan peserta didik

di kelas X SMA Negeri 1 Pinangsori Tahun Pelajaran 2016-2017.

viii. Metodologi Penelitian

a. Tempat dan Waktu Penelitianm

1. Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pinangsori

yang beralamat, Jalan Padangsidimpuan-Sibolga Kecamatan Pinangsori

Kabupaten Tapanuli Tengah

2. Waktu Penelitian

30
James E. Greighton, Metode Penelitian Kuantitatif, Depok : PT. Raja Grafindo Persada, 2012,
hal. 63
31
James E Greighton, Ibid 2012, hal. 64
34

Waktu penelitian direncanakan lebih kurang 3 (tiga) bulan sejak dikeluarkan

surat permohanan izin penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

b. Pendekatan Penelitian yang Digunakan

Dalam penelitian ini, pendekatan sangat penting adalah pengumpulan

data disajikan secara sistematis dan terinci berdasarkan fakta dan data

yang akurat dan lengkap yang diperoleh dilapangan pendidikan, maka

metode pendekatan yang penulis lakukan adalah :

1. Library research yaitu dengan mengumpulkan data tertulis yang bersumber

dari buku-buku dan sumber tertulis lainnya yang erat kaitannya dengan

masalah yang akan diteliti.

2. Field research yaitu pendekatan yang dilakukan oleh peneliti secara

langsung baik menggunakan angket, maupun wawancara dan observasi.

c. Tipe/Jenis Penelitian yang Digunakan

Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto tentang pengertian

metode deskriptif adalah mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan dan pengaruh-pengaruh suatu fenomena.


32

32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 135
35

Jenis penelitian ini sangat menentukan agar menarik suatu kesimpulan.

Untuk itu jenis penelitian harus dibuat sedemikian rupa secara

sistematis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

komparatif yaitu membandingkan dua atau lebih variabel. Variabel-

variabal dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel X adalah model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define)

Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate)

2. Variabel Y adalah kreativitas belajar peserta didik dalam bidang studi

ekonomi

d. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas X

MIA.2 SMA Negeri 1 Pinangsori Tahun Pelajaran 2016-2017, yang

terdiri dari 3 kelas pararel dengan jumlah 102 peserta didik. Untuk lebih

jelas populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 1 : Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta Didik


1 X.MIA.1 33
2 X.MIA.2 36
3 X.MIA.3 33
Jumlah 102

2. Sampel
36

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut

Sugiyono bahwa: Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. 33 Menurut Suharsimi Arikunto

bahwa: Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

semuanya subjeknya besar dapat diambil anatara 0-15 % atau 20 -25 %

atau lebih.34

Mengingat jumlah populasi yang 3 kelas maka pengambilan sampel

penelitian yang dilakukan dengan 1 kelas. Adapun kelas yang terambil

sebagai sampel adalah kelas X.MIA.2 dengan jumlah 36 peserta didik.

Adapun nama-nama peserta didik yang menjadi sampel pada penelitian

ini yaitu:

Tabel. 2 Nama-nama Sampel Peserta didik Kelas X.MIA.2

33
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 57
34
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 hal. 131
37

NO NIS NAMA-NAMA SAMPEL Jenis Kelamin


1 3820 Anwar Efendi Mendrofa L
2 3821 Arjuna Sastaria Zulfendi L
3 3822 Andreas Mendrofa L
4 3824 Azadin Azhar Purba L
5 3829 Cindy Meduaris Putra Teguh L
6 3830 Dayu Ali L
7 3831 Dalilah fatiyah P
8 3833 Delmi Yani Siregar P
9 3834 Fransiskus Waruhu L
10 3835 Haradongan L
11 3836 Hendrawan L
12 3837 Ivta Erlina P
13 3838 Irma Sari Sitompul P
14 3840 Jogi Syahraja L
15 3841 Jonathan Irwansyah Ht.Barat L
16 3842 Junita Nainggolan P
17 3843 Krisman Situmeang L
18 3844 Khairul Ahwal Tanjung L
19 3845 Krisdayanti Waruhu P
20 3846 Luhut Pandapotan Harianjan L
21 3847 Metina Mendrofa P
22 3849 Mutmainnah Pasaribu P
23 3850 Marni Sakti Zendato P
24 3851 Nur Intan P
25 3853 Novalia Dea Louren Ht.Uruk P
26 3854 Putri Handyani Sitompul P
27 3855 Rahmayani Tarihoran P
28 3856 Rosmawati P
29 3857 Septi Ratna Cempaka HT.Galung P
30 3858 Serlin Defia Zunaiawan Zebua P
31 3859 Sri Rizka P
32 3860 Sintia Pratiwi tanjung P
33 3861 Stevanus Luis L
34 3869 Siti Hadaria Koto P
35 3866 Wawan Randi P
36 3867 Wirdan Rajul Fuadi Lubis P

e. Responden atau Informasi Penelitian


38

Untuk mendapatkan data yang berhubungan dalam penelitian ini yang

menjadi respondennya adalah peserta didik Kelas X.MIA.2 SMA Negeri

1 Pinangsori Tahun Pelajaran 2016-2017 Untuk memperoleh informasi

penelitian, penulis mengumpulkan data peserta didik mengenai nilai-

nilai belajar peserta didik yang diperoleh dari kepala sekolah atau pun

tata usaha.

f. Defenisi Konsep dan Operasional

1. Defenisi Konsep

Menurut W. Gulo bahwa Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi

menunjukkan pada sesuatu yang nyata.35 Dalam penelitian ini

digunakan tiga variabel, yaitu :

a. Variabel bebas X model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define)

Perencanaan (Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate)

b. Variabel Terikat Y yaitu meningkatkan kreativitas belajar pada bidang studi

ekonomi

2. Defenisi Operasional

Menurut Saifuddin Azwar bahwa Operasional adalah defenisi

mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan proses apa yang harus

dilakukan agar variabel yang didefenisikan itu terjadi.36

Adapun defenisi operasional penelitian ini adalah

a. Melakukan penyebaran angket kepada peserta didik kelas X. yang model

pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan (Design)

Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate)

35
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia, 2005, hal. 8
36
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010, hal. 74
39

b. Kreativitas belajar peserta didik pada bidang studi ekonomi dengan materi

pokok uang dan lembaga keuangan.

g. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah yang harus ditempuh dalam

penelitian ini. Adapun prosedur atau langkah-langkahnya yaitu:

1. Perencanaan

Persiapan yang dilakukan dengan melakukan:

a. Melakukan pra penelitian

b. Mengajukan judul

c. Membuat proposal

d. Seminar Proposal

2. Pelaksanaan

a. Mengurus permohanan izin penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

b. Peneliti rencana pelaksanaan

c. Menyebarkan angket kepada peserta didik

3. Pengamatan

a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran pengembangan

4-D

b. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dalam

meningkatkan kreativitas belajar dengan materi pokok uang dan

lembaga keuangan

h. Data-data yang Akan Diambil

Adapun data-data yang diambil dalam penelitian ini adalah:


40

1. Data Primer

a. Dari data primer dalam penelitian ini adalah dari hasil observasi tentang

model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan (Design)

Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate) variabel X

b. Kreativitas belajar dengan materi pokok uang dan lembaga keuangan

variabel Y

2. Data sekunder

a. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari guru bidang studi guru

bidang studi Ekonomi.

b. Prestasi belajar peserta didik Kelas X SMA Negeri 1 Pinangsori Tahun

Pelajaran 2016-2017

i. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah angket, dimana angket digunakan untuk variabel X tentang

model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan

(Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate), untuk

variabel Y tentang kreativitas belajar peserta didik bidang studi

Ekonomi pada materi uang dan lembaga keuangan.

Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian dimana

data yang dibutuhkan bersifat pendapat atau apa yang dirasakan oleh

responden. Penulis mengumpulkan data dengan jalan memberikan

angket dan tes berupa pertanyaan kepada peserta didik dengan bentuk

pilihan ganda dimana pertanyaannya masing-masing variabel berjumlah

15 buah dengan kisi-kisi sebagai berikut.


41

Tabel. 3 : Kisi-kisi Instrumen Angket Model Pengembangan 4-D


No Indikator No.Soal Jumlah
Soa
l
1 Materi pengembangan 4-D 1-5 5
2 Pengembangan 4-D dalam belajar ekonomi 6-10 5
3 Pembelajaran 4-D kreativitas peserta didik 11-15 5
Jumlah 15

Setelah dilakukan pembuatan kisi-kisi angket peserta didik dalam

meningkatkan kreativitas belajar pada tabel di bawah ini:

Tabel. 4 Kisi-kisi Instrumen Angket Proses Pembelajaran Dalam


Meningkatkan Kreativitas Belajar

No Indikator No. Soal No. Soal


1 Kreativitas belajar peserta didik 1-5 5
2 Kreativitas belajar dengan lembaga 6-10 5
keuangan
2 Kreativitas motivasi materi pokok uang 11-15 5
Jumlah 15

Dimana masing-masing butir soal memiliki 3 pilihan jawaban, untuk

skor angket sebagai berikut:

1. Pilihan jawaban a (Ya) diberi nilai 3

2. Pilihan jawaban b (Kadang-kadang) diberi nilai 2

3. Pilihan jawaban c (Tidak) diberi nilai 1

j. Teknik Pengujian Hipotesis

Data-data yang sudah penulis kumpulkan kemudian akan dilakukan

analisa lebih lanjut, untuk menguji hipotesis yang ditetapkan dalam

penelitian ini. Adapun rumus menurut Person dalam buku Anas Sudjono

yaitu product moment dengan rumus sebagai berikut :


42

N (XY ) X Y
rxy "
N(X ) X N(Y ) Y
2 2 2 2

Keterangan :
N = Banyak peserta didik
X = Skor butir
Y = Skor total
XY = Hasil perkalian variabel X dan Y
rxy = Koefesian korelasi.37

k. Analisa dan Interpretasi Data

Analisa interprestasi data diperlukan untuk merangkum apa yang

diperoleh, menilai apakah data tesebut berbasis kenyataan, teliti dan

benar serta memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan.

Untuk mengetahui data tersebut nyata atau tidak penulis mengukur

kualitas data menggunakan tabel penolong dengan ketentuan, jika t hitung

> ttabel maka koefisien korelasi yang diuji adalah diterima, sebaliknya

jika thitung < ttabel maka koefisien korelasi yang diuji adalah ditolak.

37
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Presada, 2007, hal. 193
43

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Saifuddin, 2010, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset


Arikunto Suharsimi, 2009, Menejemen penelitian. Jakarta: PT.Rineka cipta.
________________, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Astuti, 2007, Evaluasi Dalam Pendidikan, Jakarta: UNJ

Djamarah Syaiful Bahri, 2010, Prestasi Dan Kompetensi Guru, Surabaya:


Usaha Nasional
Djahiri. 2005, Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Dick & Carelly. 2012, Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Dantes Nyoman, 2012, Metode Penelitian ,Cv Andi Offeset, Yogyakarta
Febriyanto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Innovatif-Progresif,
Jakarta Kencana
Gulo. W, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia
Greighton James. E, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Depok: PT. Raja
Grafindo Persada
Garge Howat, 2005, Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Aksara

Hamalik Oemar, 2009, Metode Belajar Dan Kesulitan Belajar, Surabaya:


Usaha Nasional
Hakim Thursan.2005, Macam-Macam Model Pembelajaran, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasiaonal

Kunandar, 2007, Guru Profesional/Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Kompetensi (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Mulyasa, 2011, Guru Profesional(Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru), Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,
Mudhofir, 2010, Konsep Dasar Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Masrun. 2005, Metodologi Research , Yogyakarta: UGM
Pudji Setiawati, 2009, Penyusunan Model. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono, 2010, Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
44

________, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta

Surakhmad Winarno, 2005, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung:


Tarsito
_________________, 2005, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta:
Rineka Cifta

Sulaiman, 2008, Buku IPS TERPADU ,Erlangga ,Jakarta


Suryabrata, 2005 Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta Departemen Pendidikan
Nasional
Supriadi, 2004, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Aneka Cipta
Sagala Sagala, 2008, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadu Dalam teori Praktek, Yakarta


Pretasi Pustaka

Wilkipedia Bahasa Indonesia, 2007, Ensiklopedia Bebas, Jakarta: Aksara

M
45

PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN 4-D (PENDEFENISIAN

(DEFINE), PERENCANAAN (DESIGN) PENGEMBANGAN

(DEVELOP), PENYEBARAN DISSEMINATE) PADA BIDANG STUDI

EKONOMI DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR

DENGAN MATERI POKOK UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PINANGSORI TAHUN

PELAJARAN 2016-2017

Penerapan model pengembangan 4-D (Pendefebisian (Define) Perencanaan

(Design) Pengembangan (Develop) Penyebaran Dissminate) pada

bidang studi ekonomi dalam meningkatkan kreativitas belajar dengan

materi pokok uang dan lembaga keuangan peserta didik di kelas X SMA

Negeri 1 Pinangsori Tahun Pelajaran 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai