TINJAUAN PUSTAKA
A. NANDA
Dari hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990 cit Doenges 2000, istilah diagnosa
keperawatan digunakan sebagai verba dan nomina. Istilah Nomina dalam kaitan dengan
karya NANDA, yaitu sebuah label yang disetujui oleh NANDA yang mengidentifikasi
masalah atau kebutuhan pasien yang spesifik, merupakan masalah yang menggambarkan
masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat dapat berupa masalah fisik,
sosiologis dan psikologis.
Untuk memfasilitasi penggunaan bahasa keperawatan dan rekam medik pasien
terkomputerisasi yang seragam, masing-masing diagnosis keperawatan terdiri dari hasil
yang disarankan yang berdasarkan pada riset yang dilakukan oleh IOWA Outcomes
Project (Nursing Outcomes Classification 1997). Hasil yang disarankan ini sensitif
terhadap kebutuhan perawat yaitu dapat mempengaruhi asuhan keperawatan yang
diberikan untuk suatu diagnosis keperawatan yang diakui oleh NANDA. (Wilkinson,
2006).
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan sebagai
badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan mengesahkan daftar terbaru
dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Ketika daftar diagnosis
keperawatan diperluas, NANDA mengembangkan sebuah sistem klasifikasi atau
taksonomi untuk mengatur label diagnostik.
2. NIC Component
a. Name or label (Nama Judul)
b. A definition (pengertian)
c. A set of activities the nurse does to carry out the intervention (tindakan yang
akan dilakukan oleh perawat/intervensi).
3. Keuntungan dan Kelebihan NIC
Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai
berikut :
a. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.
b. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan
praktik keperawatan.
c. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.
d. Memudahkan komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan penyedia
layanan kesehatan lain.
e. Memperbolehkan peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya perawatan.
f. Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat baru.
g. Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang
dibutuhkan lebih efektif.
h. Memudahkan perkembangan dan penggunaan sistem informasi perawat.
i. Mengkomunikasikan kealamiahan perawat kepada publik.
a. Komprehensif.
b. Berdasarkan riset.
c. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada.
d. Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi (Domain,
kelas, intervensi, aktivitas).
e. Bahasa jelas dan penuh arti klinik.
f. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.
g. Menjadi dasar pengujian.
h. Dapat diakses melalui beberapa publikasi
i. Dapat dihubungkan Diagnosa Keperawatan NANDA
j. Dapat dikembangkan bersama NOC.
k. Dapat diakui dan diterima secara nasional. (Bulecheck dan McClokey, 1996).
NIC
Nanda NOC Intervention Intervensi Intervensi
mayor disarankan pilihan
3. Manajemen 3. Konseling
keotherapi prekonsepsi
4. Manajemen 4. Prenatal
hypoglikemi car
5. Manajemen 5. Ajarkan:
imunisasi, vaksinasi proses
penyakit
6. Fasilitasi
pembelajaran 6. Ajarkan:
group
7. Peningkatan
kesiapan belajar
8. Manajemen
medikasi
9. AsistensiPatient-
Controlled
Analgesia (PCA)
10. Teaching
: individual
E. Langkah-Langkah dalam Mengaplikasikan NANDA, NOC, NIC dalam Dokumentasi
Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Dalam website NANDA-I tidak lagi merekomendasikan atau tidak
menyarankan hanya menggunakan toxonomy II frame work ( 13 domain ) sebagai
alat untuk melakukan pengkajian pasien, akan tetapi penting untuk
menggabungkan multiple tool / alat pengkajian yang bisa digunakan secara aman
di praktek klinis, misalnya : pola fungsional Gordon, Nursing Outcome
Classification Clinical Indikator Level, dan tool pengkajian menggunakan doamin
yang sudah dilengkapi, dan sebagainya.
Ketidaktepatan pengkajian yang sering kita jumpai adalah apabila kita
melakukan pengkajian hanya menggunakan pengkajian dengan pendekatan
persystem. Pengkajian persystem lebih umum dilakukan oleh dokter untuk
melakukan pengkajian dan menemukan masalah kelainan pada sistem organ. Ini
berbeda dengan perawat, masalah / diagnosis keperawatan adalah berdasar respon
dari pasien sehingga bila kita hanya menggunakan pengkajian persistem kita akan
mengalami kesulitan untuk memunculkan diagnosis keperawatan dari pasien yang
kita kaji.
Pengkajian berdasarkan 11 Pola Fungsional gordon bisa dilakukan link /
taut dengan diagnosis keperawatan
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan NANDA-I merupakan bahasa standar dalam
merumuskan diagnosa, namun demikian bagaimana menggunakan diagnosa yang
tepat untuk suatu respon pasien memerlukan keahlian penilaian klinis. Sebagai
contoh berdasarkan pengkajian perawat ditemukan pasien maslah pernafasan
,mengalami sesak nafas, dalam NANDA-I nursing diagnosis untuk masalah sesak
nafas terdapat diagnosis diantaranya adalah : pola nafas tidak efektif, bersihan
jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas. Atau masalah yang terkait
dengan aktifitas, mobilisasi di NANDA-I terdapat diagnosis Intoleransi aktifitas,
kerusakan meobilitas fisik, defisit perawatan diri.
Untuk bisa menentukan dengan stadar respon pasien dan diagnosis
keperawatan perlu adanya kesepahaman dalam melakukan penilaian sehingga
respon pasien yang muncul bisa di identifikasi masalah atau nursing diagnosis
secara tepat oleh perawat.
Dalam hal ini dibutuhkan kesepakatan minimal kesepakatan lokal oleh
komunitas perawat di rumah sakit untuk menentukan pada kondisi atau respon
seperti apa yang muncul pada pasien dapat digunakan untuk memunculkan
diagnosis keperawatan tertentu.
Sebagai contoh diagnosis Nyeri akut, dalam buku NANDA-I terdapat
batasan karakteristik / symptom untuk diagnosis ini antara lain : perubahan tonus
otot, perubahan nafsu makan, perubahan tekanan darah, perubahan HR,
perubahan RR, melaporkan dengan kode, berkeringat banyak, perilaku distraksi,
perilaku ekspresif, muka topeng, perilaku melindungi, fokus menyempit,
terobservasi adanya bukti nyeri, posisi menghindar nyeri, protektif gesture,
dilatasi pupil, berfokus pada diri sendiri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara
verbal.
Untuk menetapkan diagnosis nyeri akut bisa diangkat perlu disepakati
batasan karakteristik mana yang harus muncul dan batasan karakteristik mana
yang merupakan data tambahan untuk bisa memunculkan diagnosis nyeri akut,
hal-hal tersebut dapat disepakati oleh komunitas profesional perawat di rumah
sakit sebagai standar lokal. Demikian pula untuk diagnosis keperawatan yang lain
misalnya kapan kita menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien adalah
intoleransi aktivitas dan pada kondisi batasan karakteristik seperti apa kita
mengangkat diagnosis kerusakan mobilitas fisik.
Saat ini sudah banyak buku mengulas tentang diagnosis NANDA-I yang
link dengan NOC dan NIC dan didalamnya mengulas tentang saran penggunaan
untuk masing- masing diagnosis, hal tersebut dapat dijadikan rujukan untuk
membantu perawat memenculkan diagnosis keperawatan secara tepat.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Pada tahap rencana ini terdapat dua garis besar peerncanaan, yaitu
perencanaan tujuan ( out come ) dan perencanaan tindakan ( intervensi ). Bila kita
menggunakan seting NANDA, NOC, dan NIC maka pada tahap perencanaan ini
kita menggunakan NOC untuk perencanaan tujuan (outcome) dan perencanaan
tindakan (intervensi) menggunan NIC.
Bila kita lihat di beberapa literatur terdapat beberapa model aplikasi yang
digunakan, dibeberapa literatur dicontohkan penggunaan NOC dengan skala
untuk rencana tujuan (outcome) dan penggunaan label NIC untuk intervensi.
Beberapa literatur menggunakan gabungan antara otucome menggunakan NOC
tanpa skala dan menggunakan kriteria hasil serta intervensi menggunakan label
NIC digabung dengan intervensi keperawatan biasa.
Penulisan tujuan menggunakan NOC dan NIC secara manual dapat
dilakukan seperti contoh berikut :
Dalam waktu 5 x 24 jam pasien mempunyai pengetahuan tentang pengobatan
dengan indikator : (ket : lihat NOC)
a. Dapat menyebutkan nama obat skala 5 (luas)
b.Mendeskripsikan efek samping obat skala 4 (substansial)
Setelah dilakukan tindakan : ( ket : lihat NIC )
a. Teaching : pengobatan yang diresepkan
b.Fasilitasi pembelajaran
c. Peningkatan kesiapan belajar
d.Manajemen medikasi
4. IMPLEMENTASI
Mendokumentasika implementasi keperawatan menggunakan NIC, pada
penggunaan NIC untuk impelementasi ditulis aktivitas pada label NIC atau dapat
juga dilitulis label NIC kemudian diberi keterangan tambahan. Lihat pada tabel
NIC
5. EVALUASI
Evaluasi menggunakan skala yang di rating setiap hari dan dilihat apakah
bisa mencapai target yang direncanakan atau tidak. Kita akan mengevaluasi ulang
pasien pada interval yang ditentukan. Dengan penggunaan skala pengukuran
untuk menilai pasien, kita dapat menentukan jika pasien sedang mengalami
kemajuan ke arah outcome dan dapat membuat perubahan rencana keperawatan
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan metode pengorganisasian yang sistematis dalam
melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus
pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya dan
untuk menghindari kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada
pasien maka dibutuhkan pendokumentasian terhadap proses keperawatan tersebut yang
juga berfungsi sebagai mekanisme pertanggung gugatan bagi perawat terhadap semua
tindakan yang telah ia lakukan.
Dokumentasi keperawatan itu sendiri merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk
kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
B. Saran
Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk menambah wawasan pembaca dapat melihat
reverensi yang lain.
Daftar Pustaka
Jasun. 2006. Aplikasi Proses Keperawatan dengan Pendekatan, Nanda, NIC NOC
https://soeryanda.wordpress.com/artikel/informatika-kesehatan/sekilas-nanda-noc-dan-nic/
Bulechek, G. M., Butcher, H., & Dochterman., J. M. (Eds.). (2008). Nursing Interventions
Classification (NIC). (5thed.). St. Louis, MO: Mosby.
Johnson, M., Maas, M., & Moorhead, S, (2000). Nursing Outcomes Classification (2ndEd.). St.
Louis: Mosby.