USULAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN ILMU KELAUTAN
Oleh :
RIZKI HIDAYAT
NIM. 135080601111018
USULAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN ILMU KELAUTAN
Oleh :
RIZKI HIDAYAT
NIM. 135080601111018
i
SIMULASI TUMPAHAN MINYAK PADA FASILITAS PENYIMPANAN INDUSTRI
MIGAS AKIBAT RUN UP TSUNAMI :
STUDI KASUS CILACAP JAWA TENGAH
Oleh :
RIZKI HIDAYAT
NIM. 135080601111018
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing I
Menyetujui
Dosen Pembimbing II
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya meyatakan bahwa dalam skripsi yag saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian harii terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menrima sanksi atas perbuatan tersebut,
sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
__________________
Rizki Hidayat
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
1.4 Kegunaan .................................................................................................................. 4
BAB II. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 5
2.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ............................................................................... 5
2.2 Gelombang Tsunami ................................................................................................. 5
2.3 Potensi Tsunami di Pantai Selatan Cilacap ............................................................... 7
2.4 Tumpahan Minyak Bumi ........................................................................................... 7
2.4.1 Pencemaran Laut Oleh Minyak ......................................................................... 7
2.3.2 Karakteristik Minyak Bumi ................................................................................ 8
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Sebaran Tumpahan Minyak di Laut........................... 11
2.4.1 Angin ............................................................................................................... 11
2.4.2 Arus ................................................................................................................. 12
2.4.3 Pasang Surut ................................................................................................... 13
2.6 Pemodelan Tsunami................................................................................................ 13
2.7 Pemodelan Sebaran Tumpahan Minyak ................................................................. 13
BAB III. Metode Penelitian .................................................................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................ 15
3.2 Data dan Peralatan ................................................................................................. 15
3.2.1 Data ................................................................................................................. 15
3.2.2 Peralatan ......................................................................................................... 16
3.3 Skenario Model Tsunami dan Tumpahan Minyak ................................................. 17
3.3.1 Domain Pemodelan......................................................................................... 17
3.3.2 Syarat Batas Model ......................................................................................... 18
3.3.3 Waktu Pemodelan........................................................................................... 20
3.3.4 Skenario Tsunami ............................................................................................ 20
3.3.5 Skenario Tumpahan Minyak ........................................................................... 20
iv
3.4 Tahapan Penelitian ................................................................................................. 21
3.4.1 Tahap Persiapan .............................................................................................. 22
3.4.2 Tahap Persiapan Data ..................................................................................... 22
3.4.3 Tahap Pengolahan Data .................................................................................. 22
3.4.4 Tahap Analisis Model ...................................................................................... 23
3.4.5 Tahap Penyusunan Laporan ............................................................................ 23
3.5 Skema Kerja Penelitian ........................................................................................... 24
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 25
v
BAB I. PENDAHULUAN
gempa aktif dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut Arnold (1986) dalam
Diposaptono dan Budiman (2005), Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki tingkat kegempaan tinggi di dunia. Salah satu daerah di Indonesia yang
paling rawan mengalami bencana gempa dan tsunami adalah pesisir selatan pantai
Jawa. Ini disebabkan secara geologis pesisir selatan pantai Jawa berada di Jalur
subduksi atau pertemuan dua lempeng besar yang saling bertabrakan, yaitu lempeng
berada di kawasan pesisir selatan patai Jawa dan berhadapan langsung dengan
menjadikan Kabupaten Cilacap rawan akan terjadinya gempa bumi dan gelombang
yang berasal dari tumpahan minyak. Cilacap yang merupakan kota pelabuhan dan
industri migas, memilki banyak fasilitas penyimpanan minyak mentah. Ketika terjadi
tsunami, fasilitas ini dapat rusak dan bocor sehingga menyebabkan terjadinya
1
tumpahan minyak juga akan mengakibatkan terganggunya kegiatan ekonomi
lahan budidaya seperti tambak ikan dan rumput laut (ITOPF,2002). Melihat dampak
yang ditimbulkan oleh tsunami dan tumpahan minyak, diperlukan langkah antisipasi
untuk meminimalisir dampak tersebut. Salah satu cara antisipasi adalah dengan
memprediksi arah dan sebaran tumpahan minyak pada saat tsunami terjadi. Prediksi
arah dan sebaran tumpahan minyak yang dipicu oleh tsunami dilakukan dengan
membuat sebuah simulasi model tsunami dan model tumpahan minyak (Kyaw et al.,
2017).
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki
sebaran tumpahan minyak jika tsunami menerjang kawasan industri dan merusak
untuk merancang rute evakuasi kapal dan penduduk disekitar wilayah rawan tsunami.
Selain itu, prediksi tumpahan minyak juga bisa menjadi bahan peninjauan
Eurasia menyebabkan Cilacap rawan terjadinya bencana gempa bumi dan geombang
didalamnya tumpah ke perairan. Tumpahan minyak ini perlu ditangani dengan tepat.
Salah satu penangan tumpahan minyak adalah dengan memprediksi arah dan pola
tumpahan.
2
Dengan diketahuinya arah dan pola penyebaran tumpahan minyak dapat
dampak.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pola sebaran tumpahan minyak jika terjadi tumpahan pada saat
2. Kemana arah sebaran tumpahan minyak jika terjadi tumpahan pada saat
1.3 Tujuan
3
1.4 Kegunaan
mengetahui metode yang tepat. Pada penulisan skripsi ini memprediksi arah sebaran
tumpahan minyak di laut dengan simulasi kejadian ketika gelombang tsunami yang
diolah dengan model matematis dan diharapkan menghasilkan gambaran yang dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
4
BAB II. Tinjauan Pustaka
dengan luas wilayah 225.360,84 ha. Sedangkan secara topografi, Kabupaten Cilacap
berada pada ketinggian antara 6 198 meter di atas permukaan laut. Di bagian
Terdapat juga Pulau Nusakambangan yang memanjang dari barat ke timur kurang
pelabuhan yang ada di Pantai Selatan Pulau Jawa yang merupakan pintu gerbang
perekonomian bagi daerah Jawa Tengah bagian selatan untuk perdagangan ekspor
dan impor maupun pasar antar Pulau. Selain pelabuhan umum, di sekitar pesisir
Cilacap juga terdapat pelabuhan milik perusahaan besar seperti Pelabuhan Minyak
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang,tsu yang berarti pelabuhan dan
nami yang berarti gelombang laut. Dari gabungan dua kata inilah muncul istilah
Namun, tsunami juga dapat terjadi disebabkan oleh tanah longsor di dasar laut,
5
letusan gunung api dasar laut dan meterot yang jatuh di laut. Gempa bumi akan
kekuatan gempa lebih dari 6,5 skala richter,sumber gempa bumi berada di laut,
kedalaman gempa bumi dangkal kurang dari 40 km, dan terjadi pergeseran vertikal
Sifat gelombang tsunami berbeda dari ombak laut biasa. Gelombang tsunami
energi yang sedikit demi sedikit berkurang. Daerah yang ribuan kilometer jauhnya dari
sumber, dapat merasakan terjadinya tsunami. Oleh karena itu ada selisih waktu antara
gelombang tsunami lebih lama dari waktu yang diperlukan oleh gelombang sesmik
100-200 km. Jika dibandingkandengan ombak biasa dilaut angka ini jauh diatasnya.
Ombak yang biasa digunakan para peselancar memiliki period 10 detik dan panjang
gelombang 150 meter. Oleh karena itu pada saaat masih di tengah laut, gelombang
Tsunami yang terjadi di pesisir pantai dapat merusak apa saja yang
6
2.3 Potensi Tsunami di Pantai Selatan Cilacap
Kawasan ini terdapat zona subduksi lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Aktivitas
tektonik pada kawasan ini cenderung lebih rendah dibanding zona subduksi
disepanjang pantai barat Sumatera. Berdasarkan catatan sejarah dari tahun 1977
hingga 2007, intensitas gempa di Selatan Jawa dengan magnitudo diatas 5 sr telah
terjadi sekitar 400 kejadian dimana semua termasuk dalam kategori gempa dangkal
(<40 km). Pada periode ini, terjadi dua gempa bumi besar dan memicu terjadinya
gelombang tsunami yaitu di Banyuwangi pada tahun 1994 dan Pangandaran pada
tahun 2006.
tumpahan minyak disebabkan oleh bahan bakar dan 29 % oleh minyak mentah.
Kecelakaan kapal tanker menyumbang 5% polusi di laut. 45% polusi minyak di laut
berasal dari pengelolaan kapal yang tidak bertanggung jawab (Minh & Dinh,2009).
penyimpanan dan pemakaian minyak itu sendiri. Statistik menunjukan jumlah minyak
yang masuk kelaut dalam kejadian tumpahan minyak cenderung kecil. Data dari tahun
mencemari lautan 0.003 hingga 0.03 ton. Untuk kasus tumpahan minyak dengan
volume besar (diatas 30 ton), hanya terjadi sektar 0.1 % kejadian (Fingas, 2010).
7
Tumpahan minyak yang terjadi di laut, danau dan badan perairan lainnya
oleh kegiatan manusia. Tumpahan minyak berakibat pada ekologi, lingkngan dan
lingkungan secara luas. Pada bidang ekonomi, akan mengganggu aktivitas nelayan
dan juga mengganggu kegiatan pariwisata. Pada peristiwa tumpahan minyak dalam
skala besar, operasi remediasi dapat memakan waktu dan biaya yang besar. Menurut
tumpahan minyak dari tahun 1970 hingga 2007 berkisar 5.5 juta ton. Meskipun jumlah
al 2008).
pada ekosistem pesisir baik terumbu karang, mangrove maupun biota air, baik yang
Perubahan fisik dan kimia yang dialami oleh minyak yang tumpah ke laut
perubahan ini terjadi secara bersama-sama, namun relatif bervariasi terhadap waktu.
a. Menyebar
8
Seketika setelah minyak tumpah ke laut, minyak mulai menyebar di
b. Menguap
angin. Umumnya, minyak dengan titik didih di bawah 200C akan berevaporasi
9
c. Dispersi
berbagai ukuran yang akan tercampur ke dalam lapusan teratas kolom air.
d. Disolusi
mentah yang berat hampir tidak dapat larut dalam air, sedangkan komponen
e. Emulsifikasi
f. Oksidasi
g. Interaksi sedimen-minyak
Beberapa sisa minyak yang lebih berat memiliki specific gravity lebih besar
h. Biodegradasi
10
i. Kombinasi proses
akhir minyak.
pada karakteristik pantai, seperti porositas substrat dan energi gelombang yang terjadi
di pantai. Paparan gelombang yang kuat meningkatkan baik proses pembersihan fisik
Minyak cair yang tumpah ke laut, semakin lama akan mengalami penyebaran
membentuk lapisan tipis minyak (oil slick). Untuk minyak yang memiliki densitas lebih
tinggi akan langsung tenggelam. Penyebaran minyak berlangsung secara cepat dan
teratur dalam wakto 10 hari. Proses yang terjadi pada minyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kandungan alami minyak, massa jenis minyak, volume
tumpahan minyak dan faktor lingkungan seperi kondisi angin, suhu dan tekanan udara
di laut. Minyak akan membentuk beberapa lapisan dan pembentukan ini dipengaruhi
2.4.1 Angin
perpindahan massa udara dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
11
bertekanan rendah hingga mencapai keseimbangan (Hassel and Dobson, 1986).
Kecepatan dan arah angin diatmosper dipengaruhi oleh tidak meratanya penyinaran
matahari dan karakteristik lempeng benua serta sirkulasi angin pada lapisan vertikal
berhembus melewati permukaan laut, tumpahan minyak yang ada dipermukaan akan
yang digerakan oleh angin dan sebaran minyak disebut faktor angin .Pada
umumnya, kesalahan yang sering terjadi pada pemodelan tumpahan minyak adalah
melebihi 5 hari, peramalan angin berdasarkan prediksi numerik umumnya tidak lebih
2.4.2 Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal maupun vertikal dalam
skala besar sehingga menyebabkan terjadi perpindahan dari satu tempat ke tempat
lainnya hingga mencapai titik keseimbangan gaya-gaya yang bekerja.Massa air yang
berada dibawahnya akan ikut terbawa dan akan semakin melemah seiring dengan
oleh resultan beberapa gaya yang bekerja serta dipengaruhi oleh beberapa
faktor.Menurut Stewart (2008) , ada dua gaya yang menjadi gaya pengerak massa
air yaitu gaya primer (gaya gravitasi, tekanan angin, tekanan atmosfer, dan
pergerakan dasar laut) yang merupakan faktor utama yang menyebabkan massa air
bergerak dan gaya sekunder ( gaya coriolis dan gaya fisik) yang timbul setelah massa
12
air bergerak. Wyrtki (1961) menyatakan bahwa pola arus permukaan umumnya
air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Untuk
pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya yang jauh dan
Arah dan kecepatan pasang surut dipegaruhi oleh angin dan arus. Kekuatan
dari arus pasang surut dipengaruhi oleh volume air yang melewati suatu daerah
dengan luas tertentu. Pada laut terbuka, arus pasang surut bergerak secara melingkar
dengan kekuatan arus yang lebih lemah dibandingkan dengan arus pasang surut yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) model adalah barang tiruan
yang lebih kecil dengan betuk (rupa) persis seperti yang ditiru. Jadi istilah pemodelan
dapat didefenisikan sebagai suatu usaha untuk membuat tiruan (replika) dari suatu
tumpahan minyak menggunakan perangkat lunak Mike 21. Mike 21 adalah perangkat
13
lunak pemodelan 2D dan 3D dinamika perairan pesisir maupun perairan lepas, baik
pemodelan fisik kimia maupun proses biologis di suatu perairan. Perangkat lunak ini
termasuk dalam produk yang dikembangkan oleh DHI Group (MIKE by DHI,2014).
minyak di laut. Modeul yang dugunakan yaitu Flow Model FM (flexible mesh),
mesh dimana struktur atau objek dibagi menjadi elemen-elemen kecil berbentuk
segitiga maupun geometri empat sisi yang tidak teratur yang memiliki batasan berupa
garis yang terbentuk dari titik-titik tiap elemen (MIKE by DHI, 2014).
14
BAB III. Metode Penelitian
3.2.1 Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
a. Data Batimetri
15
b. Data Topografi
3.2.2 Peralatan
lunak utama yang digunakan yaitu Mike DHI. Pembuatan skenario pemodelan
lain Mike Zero Mesh Generator, Mike Zero Time Series, Mike Zero Profile Series,
Mike Zero Data Extraction, Mike Zero Toolbox, dan Mike 21 Flow Model FM. Untuk
skenario analisis tumpahan minyak, digunakan modul Hydrodynamic Modul dan Spill
Analysis Modul. Selain Mike DHI, perangkat lunak lainnya digunakan dalam proses
pra pengolahan data dan validasi data. Perangkat lunak tersebut antara lain Global
16
3.3 Skenario Model Tsunami dan Tumpahan Minyak
pada program Mike 21. Data masukan yang dibuat antara lain domain model dengan
menggunakan data kedalaman dan topografi daratan, pembuatan data profil perairan
ketika terjadi tsunami (run-up) serta data arah maupun kecepatan angin. Proses
minyak dengan masukan input runup tsunami, angin, data tumpahan minyak serta
digunakan dalam pembutan skenario ini yaitu Mike 21 Flow Model FM. Keluaran yang
dihasilkan dari pemodelan ini selanjutnya menjadi hasil akhir dari seluruh proses
pemodelan.
minyak jika terjadinya tsunami. Data komponen gelombang tsunami didapat dari hasil
posisi dan kondisi dari batas model hidrodinamika yang akan digunakan. Model
terjadinya sumber buangan atau tumpahan minyak ke dalam perairan dan juga
ancaman gelobang tsunami. Rancangan domain model dibuat dengan bentuk persegi
2.
17
Domain model dibuat dengan modul mesh generator dengan luas maksimal
mesh pada daerah konsentrasi rawan tsunami sebesar 625 meter persegi, sudut
maksimal elemen mesh ditentukan sebesar 30 derajat dan jumlah nodes maksimum
1.000.000 nodes yang menghasilkan jumlah mesh sebanyak 227.815 dan jumlah
nodes sebanyak 114.464. Semakin banyak jumlah mesh yang dibuat maka akan
semakin detil hasil yang didapatkan namun dalam proses runing akan memekan
waktu yang lebih lam. Daerah perairan yang dimodelkan antara lain Sungai Donan,
Jalur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Intan, Muara Sungai Serayu dan Teluk Penyu.
tersebut. Dalam penelitian ini, syarat batas dibagi menjadi dua, yaitu syarat batas
18
Syarat batas tertutup ditentukan berdasarkan wilayah daratan yang tidak
memiliki pengaruh hidrodinamika dan dalam model ini diberi kode angka 0. Adapun
memiliki pengaruh hidrodinamika seperti angin, pasang surut dan gelombang tsunami.
Untuk syarat batas terbuka diberikan kode angka berurutan berlawanan arah jarum
Batas 2 : Garis lurus yang ditarik horizontal sepanjang Muara Sungai Serayu
Batas 3 : Garis lurus yang ditarik horizontal sepanjang aliran Sungai Donan
Batas 4 : Garis lurus yang ditarik vertikal sepanjang aliran Sungai Segara
Anakan
19
Gambar 3. Syarat batas Model
20
3.4 Tahapan Penelitian
Studi Literatur
Tahap Pengumpulan
Pengumpulan Data
Data
Penentuan Titik
Rawan Tumpahan
Pemodelan
Hidrodinamika dan
Tumpahan Minyak
Tahap Pelaporan
Pembuatan Peta Tumpahan
Minyak
Pembuatan Laporan
21
3.4.1 Tahap Persiapan
dijadikan topik penelitian, perumusan masalah penelitian serta tujuan dan manfaat
dari penelitian.
b. Studi Literatur
Studi Literatur adalah kegiatan mencari referensi teori yang relefan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan. Studi ini merupakan gambaran singkat
dari apa yang telah dipelajari, argumentasi, dan ditetapkan tentang suatu topik, dan
digunakan dalam studi literatur seperti jurnal ilmiah, buku dan laporan penelitian
sebelumnya.
Pada tahap ini data-data yang diperlukan untuk penelitian tugas akhir
Pada tahap ini data yang sudah terkumpul diolah menjadi bentuk yang lebih
informatif atau berupa informasi.Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data
dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari suatu penelitian. Pada penelitian ini,
22
3.4.4 Tahap Analisis Model
Setelah tahap pengolahan data dilakukan, maka didapat data hasil output
yang akan dianalisis kondisi oseanografi dan kondisi tumpahan minyak dilihat dari
kecepatan arus, arah dan kecepatan pergerakan tumpahan minyak, luas sebaran dan
Merupakan tahap akhir dari suatu penelitian. Pada tahap ini dilakukan
23
3.5 Skema Kerja Penelitian
Identifikasi dan
Perumusan MAsalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan
Data
Penentuan titik
Rawan tumpahan
Pemodelan hidrodinamika
tsunami dan tumpahan minyak
Identifikasi arah arus dan Identifikasi luas dan Identifikasi konsentrasi dan
kecepatan pergerakan tumpahan minyak volume tumpahan minyak
Pembuatan peta
Tumpahan minyak
Pembuatan
Laporan
24
Daftar Pustaka
25