Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6
1

Proteksi Ground Fault Untuk Sistem 11 kV


dengan Multiple Bus yang Terhubung
Beberapa Generator, Bus Ties, dan
PLN, dengan Sistem Grounding
yang Berbeda-Beda
Luqman Erwansyah, Rony Seto Wibowo, dan Margo Pujiantara
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: margo@ee.its.ac.id

cadangan yang akan beroperasi. Untuk memenuhi fungsi


Abstrak Makalah ini membahas modifikasi tersebut maka waktu rele pengaman utama disetel lebih
yang diterapkan pada sistem proteksi, dan sistem cepat daripada rele pengaman cadangan. Rele pengaman
pentanahan dari sebuah pabrik gas. makalah ini dengan kemampuan selektif yang baik dibutuhkan untuk
menjelaskan tentang selektifitas proteksi ground fault mencapai keandalan sistem yang tinggi karena tindakan
untuk sistem 11 kV dengan multiple bus yang pengaman yang cepat dan tepat akan dapat mengisolir
terhubung dengan beberapa generator, terhubung gangguan dan seminimal mungkin. Dengan koordinasi rele
dengan beberapa bus tie, dan terinkoneksi dengan PLN. yang baik dan relevan, mengisolir gangguan, keandalan dan
Arus ground fault dikurangi untuk membatasi kontinuitas supplai daya tetap terjaga optimal.
kerusakan peralatan, tetapi sensitifitas, dan selektifitas Pembahasan didalam tugas akhir ini adalah
harus tetap terjaga, oleh sebab itu proteksi ground fault bagaimana koordinasi rele ground fault yang tepat pada
menjadi bagian yang sangat penting pada sistem sistem kelistrikan, dan penambahan rele diferensial untuk
kelistrikan di industri. Rele Directional ground fault mendeteksi arus gangguan ketanah pada internal generator.
dengan koordinasi pickup setting diterapkan untuk Penambahan rele diferensial ini sangat diperlukan karena
memperoleh sistem proteksi ground fault yang baik. selama ini sisi internal generator-generator pada sistem
makalah ini juga menambahkan rele diferensial kelistrikan hanya menggunakan rele diferensial untuk
untuk gangguan ketanah yang dipasang pada sisi mendeteksi gangguan tiga fasa, apabila ada gangguan satu
generator, dengan tujuan untuk mengatasi gangguan fasa ketanah selama ini sistem kelistrikan akan black out.
internal pada generator. Karena selama ini pada Sistem
kelistrikan apabila ada gangguan gangguan ketanah II. STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN
pada internal generator, maka generator tersebut
langsung lepas dan terjadi black out. A. Rating Tegangan
Pada sistem kelistrikan terdapat lima rating tegangan
Kata Kunci : Koordinasi Proteksi, Rele Gangguan Ke yang digunakan, yaitu :
Tanah, Rele Diferensial Gangguan Ketanah.
1. Tegangan 20 KV.
I. PENDAHULUAN Tegangan 20 KV ini berada pada daerah bus PLN
Utility. Tegangan ini yang masuk dari
S emakin meningkatnya pertumbuhan industri harus
diimbangi pula dengan kontinuitas pelayanan listrik
kepada pelanggan industri. Kontinuitas pelayanan listrik
2.
transformator PLN dan menyulang bus BOC-PLN.
Tegangan 11 KV.
Tegangan ini berada di daerah outgoing dari
kepada pelanggan dapat terwujud salah satunya adalah generator-generator yang ada.
dengan melakukan koordinasi sistem pengaman yang tepat. 3. Tegangan 6 KV.
Salah satu metoda yang dilakukan untuk memperoleh 4. Tegangan 3,3 KV.
keandalan sistem adalah koordinasi rele pengaman dengan Tegangan ini berada di bus 1APD-MCC-1 dan bus
memfungsikan rele sebagai pengaman utama dan pengaman 1APD-MCC-2 yang di suplay dari dua buah
cadangan. Proteksi cadangan ini umumnya mempunyai transformator yang berhubungan parallel, yaitu
perlambatan waktu (time delay), hal ini untuk memberikan 1APD-XF-1 dan 1APD-XF-2, yang masing-
kesempatan kepada poteksi utama beroperasi terlebih masing transformator berkapasitas 2 MVA.
dahulu, dan jika proteksi utama gagal baru proteksi 5. Tegangan 0.4 KV.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
2

B. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik


Pada kondisi operasi normalnya, pembangkitan D. Sistem Pentanahan Peralatan
dilayani oleh lima unit generator dan satu utility PLN. Sistem pentanahan peralatan yang digunakan, baik
rincian pembangkitan pada operasi normal dapat dilihat pada generator, maupun pada transfomator memiliki sistem
pada Tabel 2.1. di bawah ini. grounding yang berbeda-beda, dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 1. Pembangkit Tenaga Listrik
berikut ini:
Nama Kapasitas Tabel 2.2. Pentanahan Peralatan
No. Keterangan
Generator Daya
11 kV; 80% pf; 11.338 Rating Hubungan
No Peralatan Pentanahan
1 1TGK-CTG-1 9.07 MW MVA; 4 pole; Voltage Tegangan Belitan
Control Generator NGR 100 A
11 kV; 80% pf; 11.338 11 kV Bintang
1 1TGK-CTG-1 (63.5085 )
2 1TGK-CTG-2 9.07 MW MVA; 4 pole; Voltage Generator NGR 100 A
Control 11 kV Bintang
2 1TGK-CTG-2 (63.5085 )
11 kV; 80% pf; 11.338 Generator NGR 100 A
3 1TGK-CTG-3 9.07 MW MVA; 4 pole; Voltage 11 kV Bintang
3 1TGK-CTG-3 (63.5085 )
Control Generator HV NGR 100 A
11 kV; 85% pf; 10.588 11 kV Bintang
4 1TGA-STG-1 (63.5085 )
4 1TGA-STG-1 9 MW MVA; 4 pole; Voltage Generator HV NGR 100 A
Control 11 kV Bintang
5 1TGA-STG-2 (63.5085 )
11 kV; 85% pf; 10.588 Generator HV NGR 100 A
5 1TGA-STG-2 9 MW MVA; 4 pole; Voltage 11 kV Bintang
6 1TGG-GEG-1 (63.5085 )
Control Generator HV NGR 100 A
11 kV; 80% pf; 3.75 11 kV Bintang
7 1TGG-GEG-2 (63.5085 )
6 1TGG-GEG-1 3 MW MVA; 4 pole; Voltage Transformator NGR 77 A
Control 11 kV Delta - Bintang
8 1APC-XF-2 (2.99922 )
11 kV; 80% pf; 3.75
7 1TGG-GEG-2 3 MW MVA; 4 pole; Voltage Transformator 11 kV Delta Bintang NGR 77 A
Control 9 1APD-XF-1 (24.7436 )
150 kV; 800 MVAsc; Transformator NGR 12.7 A (500
8 PLN Utility 4.636 MW 11 kV Bintang Delta
Swing 10 1APF-XF-1 )
Transformator NGR 100 A
C. Sistem Distribusi 150 kV Delta Bintang
11 TR-PLN (115.47 )
Berbagai macam jenis rangkaian dasar tersedia
untuk distribusi daya bagi industri, pada umumnya biaya Dari tabel 2.2 sistem pentanahan yang digunakan
suatu sistem semakin meningkat bersama dengan keandalan pada pengerjaan tugas akhir ini memiliki sistem pentanahan
sistem apabila didukung dengan kualitas komponen yang yang berbeda-beda, sehingga akan berpengaruh pada arus
tinggi. hubung singkat 1 ketanah.
Tenaga listrik yang di suplai dari lima unit generator E. Peralatan Rele Arah Arus Lebih Gangguan Ketanah
dan satu utility PLN akan didistribusikan ke seluruh beban
yang ada. Rele arah arus lebih Gangguan Ketanah yang akan
digunakan untuk mengamankan BUS BOC PLN-2 pada
Tabel 2. Data Transformator di Sistem Kelistrikan sistem kelistrikan adalah rele dari pabrikan GE Multilin
dengan model F60. Rele ini dirancang untuk multi fungsi
Sekunder yaitu untuk mendeteksi gangguan arus lebih, dan gangguan
No Transformator Primer KV MVA
KV arah.
1 1APC-XF-1 11 0.4 2 III. HASIL SIMULASI DAN ANALISA
2 1APC-XF-2 11 0.4 2
3 1APD-XF-1 11 3.37 2 A. Pemodelan Sistem Kelistrikan
4 1APD-XF-2 11 3.37 2 Pada bab ini akan dilakukan simulasi dan analisa
5 1APF-XF-1 11 20 20 dari sistem kelistrikan. Untuk mempermudah analisis yang
6 100-TF-101 11 6 15 dilakukan pada tugas akhir ini, perlu dilakukan pemodelan
7 100-TF-201 11 6 15 sistem kelistrikan. Data-data yang dibutuhkan untuk
8 200-TF-001 11 6 5 melakukan pemodelan sistem kelistrikan ini, antara lain :
9 300-TF-001 11 6 15 1. Generator atau sumber yang terhubung dengan
10 400-TF-001 11 6 15 sistem.
11 420-TF-001 11 0.4 6.455 2. Transformator
12 420-TF-002 11 0.4 6.455 3. Kabel
13 420-TF-0033 11 0.4 2 4. Beban
14 TR-PLN 150 20 60
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
3

Gambar 3.1. Tipikal Setting Rele yang Dibahas yaitu Rele Diferensial, dan Ground Directional Overcurrent Relay

studi analisis aliran daya (load flow study) dan studi Dimana ; = Tegangan phasa ke netral
analisis hubung singkat (short circuit study). Analisis 1 = Impedansi urutan positif
hubung singkat yang dilakukan adalah hubung singkat 2 = Impedansi urutan negative
maksismum 1 ke tanah (1/2 cycle). 0 = Impedansi urutan nol
Agar mempermudah dalam melakukan studi = Impedansi gangguan
koordinasi proteksi, maka diambil beberapa contoh tipikal
koordinasi yang dapat mewakili sebagian besar seluruh B. Macam-Macam Sistem Grounding Yang Digunakan
koordinasi proteksi yang ada pada sistem tersebut.
Rating Hubungan
Tipikal 1 : Setting rele diferensial untuk proteksi No Peralatan
Tegangan Belitan
Pentanahan
gangguan ketanah (87GN) yang
Generator NGR 100 A
dipasang diseluruh generator pada level 11 kV Bintang
1 1TGK-CTG-1 (63.5085 )
tegangan 11kV. Generator NGR 100 A
Tipikal 2 : Hal ini disebabkan dengan adanya dua 2 1TGK-CTG-2
11 kV Bintang
(63.5085 )
supplai arus kontribusi yang berlawanan Generator NGR 100 A
11 kV Bintang
jika terjadi arus hubung singkat yaitu 3 1TGK-CTG-3 (63.5085 )
dari trafo 1APF-XF-1 dengan belitan Y Generator HV NGR 100 A
11 kV Bintang
- , dan Generator. Maka diperlukan 4 1TGA-STG-1 (63.5085 )
koordinasi rele arah jika terdapat dua Generator HV NGR 100 A
11 kV Bintang
kondisi arah arus yang berlawanan. 5 1TGG-GEG-1 (63.5085 )
Transformator NGR 12.7 A
11 kV Bintang Delta
8 1APF-XF-1 (500 )
A. Rekomendasi Penambahan Rele Pengaman Pada
Sistem Kelistrikan PadaTransformator 1APF-XF-1 menggunakan hubungan belitan
Bintang Delta dengan menggunakan sistem pentanahanNGR 12.7
A (500 ) pada sisi primer trafo.
Untuk menunjang system pengaman diperlukan
penambahan rele yang berfungsi untuk mendeteksi
gangguan ke tanah pada sisi internal dari generator (87GN). C. Rele Differensial Gangguan Ketanah (87GN)
Rekomendasi penambahan rele pengaman yang akan
digunakan meliputi pemasangan rele diferensial (87GN) Penambahan rele differensial disini dipasang pada
pada setiap generator, dan penambahan Ground Directional sisi generator, yang bertujuan untuk mendeteksi gangguan
Overcurrent Relay pada bus yang tehubung dengan utility internal pada setiap generator apabila terjadi gangguan
PLN ke bus yang terhubung ke Generator. ketanah.
Langkah-langkah untuk setting rele differensial adalah
3
1 = [8] sebagai berikut ;
1 +2 +0 +3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
4

P = VA
Dimana; P = Daya (VA)
I = Arus sekunder CT (A)
R = Resistansi ()

Tabel 3.2 Resistansi CT Pada Setiap Generator

Nama Daya Arus Resistansi


No. Ratio CT (VA) (A) ()
Generator
1TGK- 3 5 0.12
1 100:5
CTG-1
Gambar 3.2. Single Line Diagram Rangkaian Rele 1TGK- 3 5 0.12
Diferensial Untuk Gangguan Ketanah Pada 2 100:5
CTG-2
Generator [6] 1TGK- 3 5 0.12
3 100:5
CTG-3
Dari skema rangkain rele diferensial diatas, CT yang 1TGA- 3 5 0.12
4 100:5
digunakan adalah Zct, merupakan rele yang berjenis toroid STG-1
yaitu hanya menggunakan satu CT untuk tiga belitan kabel 1TGA- 3 5 0.12
6 100:5
STG-2
baik disisi netral maupun fasa. Zct berfungsi untuk
1TGG- 3 5 0.12
mendeteksi gangguan ground fault rele diferensial 7 100:5
GEG-1
generator gangguan ketanah merupakan rele utama yang
bekerja mengamankan generator dari gangguan didalam
generator, dan tidak bekerja saat terjadi gangguan di luar 3. Perhitungan Setting Arus Rele Diferensial, dan
generator. Prosentase Perlindungan Pada Belitan Stator
Setting waktu yang digunakan sebesar 1 cycle 3 cycle [8] Generator
Tabel 3.1 Ratio CT Pada Setiap Generator
Pada Perhitungan rele diferensial ini meliputi
No. Nama Generator Pentanahan Ratio CT gradding time setting, arus tap setting, dan kemampuan
NGR perlindungan belitan stator.
1 1TGK-CTG-1 100:5
(100A)
NGR
2 1TGK-CTG-2 100:5 = ( + + 1 ) N [6]
(100A)
NGR
Dimana ;
3 1TGK-CTG-3 100:5 = Arus Eksitasi dari CT
(100A)
NGR = Arus di rele diferensial ketika tegangan pick up
4 1TGA-STG-1 100:5 1 = Arus di unit thyrite dari rele diferensial ketika
(100A)
NGR tegangan pick up
6 1TGA-STG-2 100:5
(100A) = Ratio CT
NGR
7 1TGG-GEG-1 100:5
(100A) Persentase Perlindungan Belitan Stator Generator
[ 1 ( / 1 )] x 100% [6]
1. Kabel Penghubung CT ke Rele Diferensial

Penghantar yang menghubungkan CT ke rele


diferensial menggunakan standart Sil.0210-
78/SPLN.VDE 0271.
Diameter : 4 mm
Resistansi : 4.56 /km
Panjang kabel dari rele ke CT = 5 m
Maka :
4.56
Resistansi per meter = 1000 = 0.00456 /m
Sehingga : RL = 5 x 0.00456 = 0.0228

2. Menentukan Resistansi Pada CT


Cara menentukan resistansi CT yaitu dengan
menggunakan Hukum Kirchof yaitu;
Gambar 3.3. Kurva Karakteristik Eksitasi CT [6]
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
5

Tabel 3.3 Setting Rele Arus Lebih Gangguan Ke Tanah


Time
Rele CT Curve Delay
(s)
Rele 52-2
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60

Rele 15
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60

Rele 16
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60

Rele 17
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60

Rele 18
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60

R_52_16
50/5 Definite 0.7
GE Multilin F60
Gambar 3.4. Kurva Karakteristik Eksitasi CT [6]
Rele 13
50/5 Definite 0.1
GE Multilin F60

Gambar 3.5 Grafik Rele Diferensial Pada Generator

D. Perhitungan Rele Arus Lebih Gangguan Ke Tanah

( 5 10 )% * 50% *

Tap = Gambar 3.6 Kurva Rele Arus Lebih Gangguan Ketanah
Dari hasil kurva diatas, generator 1TGG-GEG-4 tidak
mempunyai sitem pentanahan sehingga ditambahkan rele
arus lebih gangguan ke tanah dengan setting waktu lebih
cepat dari dari generator-generator yang lain yaitu setting
waktu untuk generator 1TGG-GEG-4 adalah 0.1 sekon,
sedangkan untuk generator lainnya 0.7 sekon , sehingga jika
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
6

ada arus hubung singkat generator tidak terkena arus 2. Setting waktu rele diferensial harus lebih cepat
kontribusi hubung singkat atau dapat trip lebih dahulu. dari setting waktu rele-rele yang lain, ha lini
dikarenakan fungsi dari rele diferensial tersebut
E. Setting Ground Directional Overcurrent Relay
hanya bekerja ketika ada gangguan internal satu
fasa ketanah pada generator. Setting waktu yang
digunakan sebesar 0.05 sekon.
3. Generator 1TGG-GEG-4 tidak mempunyai
sistem grounding, sehingga generator tersebut
tidak memerlukan pengaman diferensial
gangguaan ketanah, dan cukup diberi rele
ground overcurrent dengan time delay 0.1 s,
sehingga rele tersebut disetting lebih cepat
daripada rele ground overcurrent yang dipasang
di generator yang lainnya.
4. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
rele arah diperlukan pada sistem kelistrikan. Hal
ini disebabkan dengan adanya dua supplai arus
kontribusi yang berlawanan jika terjadi arus
Gambar 3.7 Tipikal Koordinasi Ground Directional hubung singkat yaitu dari trafo 1APF-XF-1
Overcurrent Relay dengan belitan Y - , dan Generator. Maka
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rele arah diperlukan koordinasi rele arah jika terdapat dua
diperlukan pada sistem kelistrikan. Hal ini disebabkan kondisi arah arus yang berlawanan.
dengan adanya dua supplai arus kontribusi yang berlawanan 5. Dengan penambahan rele arah pada sisi perimer
jika terjadi arus hubung singkat yaitu dari trafo 1APF-XF-1 trafo maka dapat menentukan arah arus
dengan belitan Y - , dan Generator. Maka diperlukan gangguan hubung singkat, baik dari sisi
koordinasi rele arah jika terdapat dua kondisi arah arus generator atau trafo 1APF-XF-1.
yang berlawanan.

( 5 10 )% * 50% * UCAPAN TERIMA KASIH



Tap = = Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang
telah menfasilitasi penulisan penelitian ini.
Rele arah yang digunakan adalah rele dengan kode
ANSI 67- Directional overcurrent, mempunyai karakteristik
DAFTAR PUSTAKA
yang dapat disetting dengan dua cara yaitu; setting dengan
[1] SPLN 52-3 : 1983, Pola Pengaman Sistem Bagian
arus meninggalkan trafo 1APF-XF-1 dan arus yang menuju
Tiga, Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV, Perusahaan
trafo yang akan dilindungi. Untuk setting arus
UmumListrik Negara, Jakarta, Pasal 4, 1983
meninggalkan trafo menggunakan setting dari trafo 1APF-
[2] Penangsang, Ontoseno,DiktatKuliah Analisis Sistem
XF-1, sedangkan untuk setting arus menuju trafo
Tenaga Jilid 2, TeknikElektro ITS, Surabaya, Bab 1,
menggunakan setting dari generator.
2006
[3] Sleva, Anthony F., Protective Relay Principles, CRC
Tabel 4.2 Ringkasan Setting Rele Arah
Press, USA, Ch. 5, 2009
Setting Arus Setting Arus
[4] Hewitson, L.G. (et al), Practical Power Systems
Nama CT Menuju Trafo Meninggalkan
Protection, Elsevier Ltd., USA, Ch.1, 2004
Rele Trafo
[5] ALSTOM, Network Protection & Automation Guide,
Td T Td Levallois-Perret, France, Ch. 2, 2003
(A) (50N) (67N) (A) (50N) [6] IEEE Standard C37.101-2006, Guide For Generator
Rele 19 50/5 0.06 0.7s 0.1s 0.06A 0.7s Protection
New York, USA, 2006
[7] Murata Power Solutions, Inc, MPM. DMS-CT.A01,
KESIMPULAN Mansfield, USA, 2008
1. Pengaman pada generator dalam kondisi [8] IEEE Standard 242-2001, IEEE Recommendation
existing hanya menggunakan rele pengaman Practice for Protect And Coordination of Industrian and
diferensial untuk gangguan fasa, apabila ada Commercial power Systems, New York, USA, 2001
gangguan ke tanah direkomendasikan dengan
penambahan rele diferensial untuk gangguan
ketanah (87 GN).

Anda mungkin juga menyukai