MATARAM
NOMOR :
Tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi.
lingkungan
penggunaan Antibiotika
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kelima : keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Dr.
Direktur
KEBIJAKAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA MATARAM
A. KEBIJAKAN UMUM.
1. Pelayanan Rumah Sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan
cinta kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan
mereka yang lemah dan kurang mendapatkan perhatian ( option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit diseluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada
mutu layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi
pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan visi, misi, falsafah
dan tujuan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram.
3. Pelayanan rumah sakit diseluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan continouitas
pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga,assesment pasien, pemberian
pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali beberapa
unit pelayanan tertentu.
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui
kegiatan plan-do-check-action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di rumah
sakit dan melibatkan berbagai individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut uang muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang
mampu.
9. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan,
mengendalikan, mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing untuk
mencapai visi-misi unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk
mengurangi dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera,
dan memelihatra kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan
alat pelindung diri (APD).
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6
(enam) sasaran keselamatan pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam konsisi siap pakai.
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki izin/ lisensi/sertifikasi sesuai dengan
profesi dan ketentuan yang berlaku
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar
kompetensi, standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan
semua peratuiran rumah sakit yang berlaku
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapt dijadikan sebagai
sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan
pelayanan kepada masyarakat
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan menggunakan
informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara benar untuk
meningkatkan kesehatan pasien dan kinerja rumah sakit baik secara keseluruhan
maupun individu
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib dilaksakan
melalui rapat rutin minimal satu kali dalam satu bulan
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan, dan tahunan
kepada manajemen rumah sakit
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7 (tujuh) standar
keselamatan pasien, dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
21. Rumah sakit harapan keluarga mataram bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk
melaksanakan PONEK Rumah Sakit Harapan Kelurga Mataram saat ini sedang
mempersiapkan untuk melengkapi sumber daya manusia dan fasilitas PONEK.
Terkait PONEK Rumah Sakit Harapan Keluarga mangupayakan pelayanan
meliputi : penanganan awal/emergency ibu dan bayi dan pelayanan rujukan ke
rumah sakit lain yang mampu memberikan pelayanan lebih lanjut.
22. Rumah Sakit Harapan Keluarga bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk
melakukan pelaynan pasien dengan HIV/AIDS, sehingga pelayanan yang
diselenggarakan Rumah Sakit Harapan Keluraga meliputi : pelayanan voluntary
Conceling and testing (VCT) pelayanan rujukan HIV ke rumah sakit lain yang
ditunjuk melalui HIV/AIDS dan penerapan universal precaution.
23. Rumah sakit melakukan penanggulangan tuberculosa (TB) sesuai dengan
pedoaman strategi DOTS
24. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit, maka pasien
harus dirujuk kerumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat persetujuan
pasien/keluarga.
25. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani
26. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia
medis pasien yang dilayani
27. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data, baik internal
maupun eksternal untuk pengembangan pelyanan rumah sakit
B. KEBIJAKAN KHUSUS :
1. ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
a. Dalam rangka melindungi pasien, pengunjung dan petugas terhadap penularan
infeksi di rumah sakit, maka Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram
melaksanakan pencegahan dan pengendalin infeksi (PPI)
b. Agar pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terorganisasi dengan
baik, direktur membentuk komite pencegahan dan pengendalian infeksi
(KPPI) serta tim pencegahan dan pengendalian infeksi (TPPI). Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Harapan Keluarga
Mataram bertanggung jawab langsung kepada direktur. Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi bertanggung jawab langsung kepada komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
c. Komite dan tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mempunyai tugas
fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan pedoman material
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia tahun
2011
d. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dikelola dan diintegrasikan
antara struktural dan fungsional di semua unit dan menjadi tanggung jawab
seluruh staf dan karyawan
e. Agar kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi berjalan lancar, maka
Rumah Sakit Harapan Keluarga memiliki 1 IPCN (infection, prevention, and
control nurse) purna waktu yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan
pencegahan pengendalian infeksi yang meliputi gugus tugas perawatan,
IPSRS, farmasi, gizi, administrasi, IGD, laboratorium.
f. Dalam melaksankan tugasnya IPCN dibantu oleh IPCLN (Infection prevention
and control link nurse) dan IPCLS (infection prevention and control link staf)
sebagai pelaksan harian/penghubung di unit masing-masing.
2. KEWASPADAAN STANDAR
Meliputi kebersihan tangan, pemakaian alat pelindung diri, disinfeksi dan
sterilisasi, tatalaksana linen, penatalaksanaan limbah dan benda tajam,
pengendalian lingkungan, praktik menyuntik yang aman, kebersihan
pernapasan/etika batuk, praktik lumbal punksi, perawatan peralatan pasien,
penatalaksanaan linen, program kesehatan karyawan, penempatan pasien.
Kewaspadaan standar diterapkan secara menyeluruh disemua area Rumah Sakit
dengan mengukur risiko yang dihadapi pada setiap situasi dan aktivitas pelayanan
sesuai panduan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Harapan
Keluarga Mataram.
3. KEBERSIHAN TANGAN
a. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non klinis
diseluruh lingkunagn Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram
b. Indikasi kebersihan tangan secara umum :
Segera : setelah tiba di tempat kerja
Sebelum :
Kontak langsung dengan pasien
Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasive
Menyediakan/menyiapkan obat-obatan
Mempersiapkan makanan
Memberi makan pasien
Meninggalkan rumah sakit
Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi silang
Setelah :
Kontak dengan pasien
Melepas sarung tangan
Melepas alat pelindung diri
Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ludah, dahak, muntahan,
urin, keringat dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, pispot, urinal baik
menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan.
Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan
(batuk/bersin)
Menyentuh lingkungan disekitar pasien
c. 4 jenis kebersihan tangan
Kebersihan tangan surgical
Kebersihan tangan aseptic
Kebersihan tangan alkohol handrub
Kebersihan tangan sosial
d. Kebersihan tangan dilakukan menurut 5 momen kebersihan tangan (WHO):
Momen 1: sebelum kontak dengan pasien
Momen 2: sebelum tindakan asepsis
Momen 3: setelah terkena cairan tubuh pasien
Momen 4: setelah kontak dengan pasien
Momen 5: setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
e. 6 langkah kebersihan tangan
f. Jenis kebersihan tangan untuk seluruh ruangan/ bagian (klinis dan non-klinis)
di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram yaitu:
Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun (sosial)
Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik chlorhexidine
2% (aseptic)
Kebersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol (handrub)
Kebersihan tangan sebelum pembedahan dengan larutan antiseptic
chlorhexidin 4% (surgical)
g. Kebersihan tangan efektif:
Tidak mengenakan jas lengan panjang saat melayani pasien
Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien (klinisi),
semua perhiasan yang ada (misalnya: jam tangan, cincin, gelang) harus
dilepaskan selama bertugas dan saat melakukan kebersihan tangan.
Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak menggunakan kuku
palsu dan cat kuku
Jika tangan ada luka tangan ditutup dengan plester kedap air
Tutuplah keran dengan siku tangan atau putar keran dengan menggunakan
tissue/handuk sekali pakai
Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar alcohol (handrub)
bila tanga tidak terlihat kotor diantara tindakan
Keringkan tangan menggunakan handuk sekali pakai
Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan atau mengenakan
sarung tangan
Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada
isinya.
Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian
ulang
h. Sediakan disetiap ruangan/ bagian :
Area klinis (area perawatan/ pelayanan langsung terhadap pasien):
Wastafel dengan air yang mengalir
Larutan chlorhexidin 2% (indikasi kebersihan tangan momen 2 dan 3 ):
poli rawat jalan, ICU, kamar bayi, hemodialisa, UGD (area non-
tindakan), ruang perawatan, unit penunjang medic (radiologi,
laboratorium klinik, rehabilitasi medic)
Larutan chlorhexidin 4%: UGD (area tindakan), kamar bedah, VK
Sabun biasa (handsoap): kamar pasien, ruang jaga perawat (indikasi
kebersihan tangan momen 1,4,5), toilet, dapur.
Larutan berbahan dasar alkohol (handrub): setiap tempat tidur pasien
diarea kritis (UGD, kamar bayi, ruang observasi VK, ICU, kamar
bedah ), setiap pintu masuk kamar pasien, meja trolly tindakan.
Area non-klinis (area pelayanan tidak langsung terhadap pasien):
Wastafel dengan air yang mengalir
Sabun biasa (handsoap): toilet, dapur, perkantoran, kantin, aula
Larutan chlorhexidin 2% (indikasi kebersihan tangan momen 3):
sanitasi, kamar cuci, kamar jenazah, Central Sterile Supply
Departement
Larutan berbahan dasar alkohol (handrub): pintu keluar-masuk
petugas/ pengunjung, ruang tunggu rawat jalan, farmasi, kamar
jenazah, area dimana fasilitas kebersihan tangan dengan sabun dan air
mengalir tidak tersedia/ jauh letaknya
i. Melakukan monitoring compaliance kebersihan tangan dengan cara:
Mengukur / mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan:
Petugas klinis setiap 2 minggu sekali (ruang keperawatan, Unit Gawat
Darurat, Intensive Care Unit, kamar operasi, rawat jalan, kamar bayi,
ruang bersalin, rehabilitasi medis, gizi)
Dengan memperhatikan 4,5,6 kebersihan tangan
Sebelum kontak dengan pasien (Momen 1 menurut WHO)
Petugas non-klinis sebulan sekali (kamar cuci, farmasi, dapur, IPSRS,
sanitasi, kamar jenazah): sesuai indikasi kebersihan tangan secara
umum
Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas kinis maupun non
klinis dengan sasaran 30% dari jumlah masing-masing profesi (dokter,
perawat, fisioterapi, dan gizi)
j. Melakukan program edukasi kebersihan tangan pada petugas, pasien, keluarga
dan pengunjung yang merupakan salah satu bagian dari proses penerimaan
pasien baru
k. Setiap petugas di Rumah Sakit Harapan Keluarga wajib mengikuti pelatihan
kebersihan tangan yang diadakan oleh rumah sakit secara berkesinambungan
mengenai prosedur kebersihan tangan melalui orientasi dan pendidikan
berkelanjutan
l. Dilakukan monitoring kepatuhan kebersihan tangan petugas (dokter, perawat,
fisioterapi, gizi). Setiap 2 minggu sekali pada hari selasa pada setiap minggu
kedua.
m. Setiap minggu kedua hari selasa seluruh karyawan bebas aksesoris tangan .
4. KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
Merupakan tambahan kewaspadaan standar diterapkan pada pasien rawat inap
yang suspek atau telah ditentukan jenis infeksinya, berdasarkan cara transmisi
kontak, droplet atau airbone. Tata laksana administratif meliputi percepatan akses
diagnosis, pemisahan penempatan pasien, mempersingkat waktu pelayanan di
rumah sakit, penyediaan paket perlindungan petugas; tata laksana lingkungan
meliputi penataan alur pasien, penataan sistem ventilasi (natural maupun
mekanikal) tatalaksana penyedian dan penggunaan alat pelindung diri
a) Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan dan prosedur isolasi
yang melindungi pasien, pengunjung, staf terhadap penyakit menular dan
pasien yang rentan terhadap infeksi nosokomial (imuno suppressed)
b) Pasien dengan imuno suppressed hanya dilakukan stabilisasi keadaan untuk
selanjutnya dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
c) Rumah sakit berencana untuk saat ini menyiapkan ruangan tekanan negatif,
namun saat ini kita menyiapkan ruang kohort untuk perawatan pasien airbone
disease, dengan system hepa filter dan pertukaran udara 12 kali per jam, yang
terpisah dari pasien non infeksi dan khususnya terpisah dari pasien dengan
kondisi imuno compromise.
d) Tatalaksana perawatan pasien infeksi diterapkan berdasarkan prinsip
kewaspadaan isolasi sesuai cara transmisi spesifiknya petugas menerapkan
prinsip kewaspadaan kontak atau droplet atau airbone atau kombinasinya
e) Transportasi pasien infeksi dari satu unit ke unit lain harus dibatasi seminimal
mungkin, dan bila terpaksa harus memperhatikan prinsip kewaspadaan isolasi
f) Pembersihan ruang kohort dilakukan setelah pembersihan ruang perawatan
umum dengan menggunakan bahan desinfektan.
g) Prosedur penunjang medic (pengambilan darah, pemberian gizi) dilakukan
setelah pasien yang tidak menular
h) Setiap pengunjung atau pasien ruang kohort harus dilakukan edukasi
penggunaan Alat Pelindung Diri, kebersihan tangan, etika batuk
i) Adanya pengaturan alur penyakit menular
RSPR
( )