BENCANA
BENCANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara geografis Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia,
serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dan kalau dilihat berdasarkan
geologinya, kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif, laut
dibagian Indonesia barat dan timur dangkal, sedangkan di Indonesia tengah
lautnya dalam.
Dari segi letak wilayah, Indonesia menjadi negara yang sangat rawan
terhadap terjadinya bencana. Wilayah Indonesia termasuk daerah yang labil
dan sering mengalami gempa bumi, baik tektonik maupun vulkanik. Dari
gempa bumi dapat menyusul ancaman bencana gunung meletus, banjir dan
juga tsunami.
Bencana yang sering terjadi menimbulkan dampak yang begitu luas terhadap
masyarakat, antara lainmerugikan jiwa dan hartamemunculkan lonjakan
kebutuhan, status gizi memburuk,merubah pola kehidupan dari kondisi
normal dan merusak struktur sosial masyarakat. Mengingat seringnya terjadi
bencana di Indonesia serta besarnya dampak yang ditimbulkan, pemerintah
mengambil langkah dalam rangka untuk melakukan penanggulangan
bencana, baik dari tahap pencegahan & mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap
tanggap darurat dan tahap pasca darurat. Adapun permasalahan yang dihadapi
dalam penanganan krisis kesehatan akibat bencana, antara lain:
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari bencana?
2. Apa saja jenis bencana?
3. Apa saja fase dari bencana?
4. Bagaimana model manajemen bencana?
5. Bagaimana penanggulangan bencana?
6. Bagaimana kebijakan manajemen bencana?
7. Bagaimana pembagian tanggung jawab manajemen bencana?
8. Apa saja peran perawat dalam manajemen bencana?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi Keperawatan Kritis, Mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan tentang konsep bencana.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi bencana.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang jenis-jenis bencana.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang fase-fase bencana.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang model manajemen bencana.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bagaimana penanggulangan
bencana.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan kebijakan pemerintah dalam
manajemen bencana.
3
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan kajian tentang Bencana pada Penanganan Pasien Gawat
Darurat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dalam mempelajari materi Keperawatan Kritis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan kajian dan informasi dalam mengkaji dan mempelajari
kasus bencana kegawat daruratan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan sebagai bahan pustaka.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI BENCANA
Bencana adalah kejadian yang mendadak atau tidak diperkirakan yang
mengakibatkan rumah sakit dan/atau sarana masyarakat lainnya mengalami
kerusakan dan fungsinya terganggau. Bencana dapat disebabkan oleh
kebakaran, cuaca atau iklim, misalnya: gempa bumi, angin rebut, dan ternado,
ledakan, aktifitas teroris, radiasi atau tumpahan zat kimia. Bencana dapat
terjadi karena kesalahan manusia yang mencakup kecelakaan lalu
lintas,kecelakaan pesawat udara, bangunan runtuh, atau kejadian serupa
lainnya
Menurut UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Sementara Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) mendefinisikan
bencana dalam formulasi The serious disruption of the functioning of
society, causing widespread human, material or environmental losses, which
exceed the ability of the affected communities to cope using their own
resources (Abarquez & Murshed, 2004).
Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar,
yaitu:
1. Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak
(hazard).
2. Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan,
dan fungsi dari masyarakat.
5
1. Ancaman
Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
a. JenisAncaman :
Geologi
Gempa bumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir bandang, kekeringan
Biologi
Epidemi, penyakit tanaman, hewan
Teknologi
Kecelakaan transportasi, industri
Lingkungan
Kebakaran, kebakaran hutan, penggundulan hutan.
Sosial
Konflik, terorisme
b. Karakteristik ancaman
Bagaimana karakteristik umum dan khusus ancaman tersebut?
Sumber(penyebab / pemicu terjadinya ancaman)
Kekuatan(faktor yang menentukan kekuatan ancaman, misalnya
intensitas dan besarnya suatu gempa bumi).
Kecepatanterjadinya (datang, pergi, dan dampak) banjir
Frekuensi(pola perulangan).
Durasikejadian (ancaman angin puyuh).
Sebaranancaman / dampak banjir, awan panas dari erupsi gunung
api
Posisi(lateral & vertikal) terhadap sumber ancaman
6
2. Kerentanan
Suatu kondisi yang melekat pada masyarakat yang mengarah dan
menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan perilaku) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
3. Kemampuan
Suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya yang tersedia
dalam suatu masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat
risiko atau akibat dari bencana.
4. Risiko
Kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka, kerusakan harta
dan gangguan kegiatan perekonomian) karena suatu bahaya di suatu
wilayah dan pada suatu kurun waktu tertentu.
5. Hubungan antar-unsur / formulasi
R = (A x K)/M
Dimana:
R = Risiko
A = Ancaman
K = Kerentanan
M = Kemampuan
Pandangan Bencana
1. Konvensional
2. Ilmu Pengetahuan Alam
3. Ilmu Terapan
4. Progresif
5. Ilmu Sosial
6. Holistik
Faktor-faktor berpengaruh
1. Berdasarkan lokasi
a. Di jalur tektonik aktif
b. Di sekitar gunung api
7
c. Di daerah labil
d. Di sekitar sungai
e. Dan lain-lain
2. Berdasarkan Komunitas
a. Pertumbuhan penduduk
b. Kemiskinan
c. Perubahan Budaya
d. Urbanisasi
e. Industrialisasi
f. Dan lain-lain
Dampak :
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang
ekonomi, social dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu
aktivitas social, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka,
sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunikasi, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi
daratan.
Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi, yaitu adanya peristiwa atau
gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan
(vulnerability) masyarakat. Bila terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak
rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang
mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi tidak terjadi
peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana.
B. JENIS-JENIS BENCANA
Bencana terdiri dari berbagai bentuk, UU No. 24 tahun 2007
mengelompokan bencana ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Bencana alam
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
8
2. Bencana non-alam
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi dan wabah penyakitt
3. Bencana sosial
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
2. Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai,
banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.
9
C. FASE-FASE BENCANA
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu
bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.
1. Fase preimpact
Merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah
segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga
masyarakat.
2. Fase impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase
impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan
darurat dilakukan.
3. Fase postimpact
Adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat,
juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi
komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban
akan mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-
menawar, depresi hingga penerimaan.
3. Contract-expand model
Model ini berasumsi bahwa seluruh tahap-tahap yang ada pada manajemen
bencana (emergency, relief, rehabilitation, reconstruction, mitigation,
preparedness, dan early warning) semestinya tetap dilaksanakan pada
daerah yang rawan bencana. Perbedaan pada kondisi bencana dan tidak
bencana adalah pada saat bencana tahap tertentu lebih dikembangkan
(emergency dan relief) sementara tahap yang lain seperti rehabilitation,
reconstruction, dan mitigation kurang ditekankan.
Ada juga yang menyebut istilah disaster reduction, sebagai perpaduan dari
disaster mitigation dan disaster preparedness(Makki, 2006).
E. PENANGGULANGAN BENCANA
1. Defenisi
Penanggulangan bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanganan bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi
bencana yang mencakup pencegahan, pengurangan (mitigasi),
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
Suatu proses yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan penanganan, merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi
dan pembangunan kembali.
Mitigasi
Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk
menghadapi suatu peristiwa alam dengan mengurangi atau
meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap
kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya
(struktural).Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk
mengurangi atau meredam risiko.
14
Pada setiap bencana atau musibah masal harus ada komandan. Pada
umumnya komandan ini berasal dari kepolisian, di daerah militer
(komandan adalah militer setempat).
Unsur yang mungkin terllibat:
a) Sturktur komando
b) Operasional
c) Logistic
d) Perancanaan
e) Keuangan
f) Atau kepala pelabuhan udara, kesehatan diharapkanmempunyai sector
sendiri untuk kegiatan penanganan penderita gawat darurat, yang terdiri
dari komponen: triase (pemilahan Penderita)
g) Terapi (pengobatan sementara) dan Transportasi (rujukan),
20
Apabila kita pertama tiba didaerah bencana atau musibah masal, maka
yang harus dilakukan adalah:
a) Keadaan keamanan daerah bencana atau musibah masal
b) Jumlah penderita
c) Keperluan penyelamatan atau rescue
d) Jumlah ambulance yang dipelukan
e) Unsur-unsur lain yang diperlukan ( pemadam kebakaran, kesehatan
dsb )
f) Jumlah sector kesehatan yang mungkin akan diperlukan
6. Triase Lapangan
Triase lapangan merupakan proses memilih atau mengkaji korban
bencana berdasarkan beratnya cidera dan besarnya kemungkinankorban
untuk diselamatkan dengan tindakan medis.
21
c) Breathing
(1) Bila penderita dapat bernapas spontan, hitung kecepatan pernapasan.
(2) Bila lebih dari 30 Kali permenit: Merah.
(3) Bila kurang dari 30 kali permenit, pergi ke tahap berikutnya.
d) Circulation
(1) Periksa dengan cepat adanya pengisihan kembali kapiler (capiilary
refill).
(2) Bila lebih dari 2 detik : Merah.
(3) Bila kurang dari 2 detik : pergi ketahap berikutnya.
e) Kesadaran penderita harus mengikuti perintah kita ( angkat tanganya?)
(1) Tidak dapat mengikuti perintah : Merah.
(2) Dapat mengikuti perintah : Kuning.
b. Sistem Transportasi
Proses rujukan tentunya memerlukan sistem transportasi memadai.
Penderita gawat darurat harus dievakuasi dengan menggunakan
ambulans yang sesuai (basic hingga advanced ambulance) dan
didukung oleh petugas terlatih. Bila fasyankes tidak memiliki fasilitas
maupun SDM Kesehatan yang memadai untuk melakukan evakuasi
pasien rujukan, fasyankes tersebut dapat menggunakan jasa pihak
ketiga untuk melakukan evakuasi medis dengan menggunakan
fasilitas lengkap dan petugas terlatih.
Ketiga fase di atas (fase Pra-Fasyankes, Fasyankes dan antar
Fasyankes), harus terintegrasi sehingga pertolongan pada penderita
gawat darurat dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. SPGDT yang
berjalan dengan baik dapat menurunkan tingkat kecacatan maupun
kematian pada penderita gawat darurat. Diperlukan adanya kerja keras
dan keseriusan dari semua komponen untuk dapat mewujudkan
SPGDT yang baik di Indonesia.
29
I. PERAN PERAWAT
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ancaman bahaya/hazard dapat datang kapan saja dan dimana pun kita berada,
tanpa mengenal kompromi. Tidak peduli apakah kita siap atau tidak dalam
menghadapinya. Untuk itu diperlukan suatu sistem dan rencana
penanggulangan bencana yang komprehensif dan terintegrasi, mulai dari
tahap pencegahan dan mitigasi sampai dengan tahap pasca bencana, agar
bahaya tersebut tidak menjadi bencana yang dapat menimbulkan dampak
yang begitu besar bagi masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, seorang perawat harus mempunyai pengetahuan
dan wawasan yang cukup tentang bencana, agar dapat menjalankan perannya
dengan baik sewaktu-waktu datangnya bencana. Dengan mengetahui dan
memahami konseptentang bencana, diharapkan seorang perawat dapat
mengambil sikap yang cepat dan tepat, serta dapat berkoordinasi secara baik
dengan pihak-pihak terkait, sehingga dapat mengambil langkah dan tindakan
yang tepat dalam menanggulangi bencana.
B. SARAN
Suatu sistem dan perencanaan penanggulangan bencana yang tepat,
hendaknya dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap elemen masyarakat
dan juga pihak/instansi terkait. Perlu koordinasi yang baik antar berbagai
pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga-lembaga
terkait dan juga masyarakat. Sehingga sistem dan perencanaan
penanggulangan bencana yang telah dibuat dapat dilaksananakan
sebagaimana mestinya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: Araska
Skeet, M. (1988). Emergency Procedures And First Aid For Nurses. Blackwell
Scientific Publication.
https://endrosambodo1984.wordpress.com/2012/04/18/manajemen-bencana/