Anda di halaman 1dari 10

Rancang Bangun Sistem pengendalian Level Unit Storage Tank A

pada Simulator Mixing Process

Oleh:
Dion Hendra Wisudana (2409 030 002)
Pembimbing: Ir. Matraji M.Sc
Ir. Roekmono

Program Studi D3 Teknik Instrumentasi


Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh November
Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111

ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akurasi pengukuran dan pengendalian level
yang baik dalam skala laboratorium maupun industri maka perlu dibuat sebuah sistem
pengukuran yang mampu memberikan akurasi yang baik dengan akurasi yang memadai dan
mampu tahan terhadap gangguan. Untuk hal tersebut diperlukan alat pengendalian level agar
level pada suatu plan tetap terjaga kondisinya seperti kondisi setpoint. Pengendalian yang
digunakan pada tugas akhir ini adalah pengendalian dengan menggunakan PLC
(Programmable Logic Control) untuk mengendalikan putaran propeller pada mixing tank
yang kemudian diintegrasikan dengan DCS sehingga dapat ditampilkan menggunakan HMI
(Human Machine Interface). Pengendalian atau sistem kontrol level pada unit storage tank ini
dimaksudkan untuk menjaga ketinggian permukaan larutan A. PLC yang digunakan adalah
PLC 5/40 Allen Bradley. Sebelum larutan tersebut dicampurkan pada mixing tank.
Pengendali yang digunakan menggunakan kontroller DCS (Distributted Control System).
Pada Tugas Akhir kali ini DCS yang digunakan merupakan tipe ControlLogix 1756 system
dari allen bradley Rockwell.

Kata kunci: PLC,DCS, Pengendali

BAB I PENDAHULUAN besarnya meassurment variabel, sehingga error


1.1 Latar Belakang sama dengan nol. Error yang sama dengan nol
Hampir semua proses industri dalam ini dapat mengakibatkan tidak adanya
menjalankan proses produksinya manipulated variabel untuk membuka atau
membutuhkan bantuan sistem pengendali, Ada menutup valve yang menjadikan sebuah proses
banyak pengendalian yang harus dikendalikan yang berjalan secara kontinyu tanpa gangguan.
di dalam suatu proses. Diantaranya yang Untuk itu diperlukan suatu pengontrol pada
paling umum, adalah tekanan (pressure) system pengendalian dimana controller akan
didalam sebuah vessel atau pipa, aliran (flow) didesain menjadi Local Control Unit ( LCU )
didalam pipa, suhu (temperature) di unit yang nantinya akan dihubungkan dengan
proses seperti mixing process, atau permukaan Human Machine Interface ( HMI ) sehingga
zat cair (level) disebuah tangki. Ada beberapa system control dapat didistribusikan dan LCU
parameter lain diluar keempat elemen diatas akan mengontrol plant sehingga proses
yang cukup penting juga dan juga perlu pengendalian menjadi stabil. Pada
dikendalikan karena kebutuhan spesifik proses pengendalian dan sistem kontrol seringkali
yang disebut juga sebagai variabel proses sering menggunakan sebuah kontroller berupa
analitik, diantaranya : pH, Velocity, berat, lain DCS agar pengendalian dari variabel- variabel
sebagainya. proses tersebut dapat didistribusikan secara
Pengendalian pada umumnya langsung pada server. Sistem kontrol atau
menghendaki proses berjalan dengan stabil. pengendalian level pada storage tank
Proses yang stabil merupakan sebuah proses dimaksudkan untuk menjaga ketinggian
dimana besarnya setpoint sama dengan permukaan larutan pada unit storage tank ini.
Seperti halnya dalam sistem kontrol dan BAB II TEORI PENUNJANG
pengendalian yang dimana sebelum dilakukan 2.1 Sistem Kontrol dan Pengendalian
aksi kontrol harus dilakukan aksi pengukuran Proses
terlebih dahulu. Pada kasus ini digunakan Hampir semua proses di industri
sensor berupa d/p transmitter. membutuhkan peralatan peralatan otomatis
1.2 Permasalahan untuk mengendalikan parameter parameter
Pada pelaksanaan tugas akhir ini terdapat prosesnya. Otomatisasi tidak hanya diperlukan
permasalahan yaitu bagaimana menjaga dan demi kelancaran operasi, keamanan, ekonomi
mempertahankan level pada unit Storage Tank maupun mutu produk, tetapi lebih merupakan
A pada simulator Mixing process agar larutan kebutuhan pokok. Suatu proses industri tidak
tersebut dapat diteruskan menuju mixing tank. akan dapat dijalankan tanpa bantuan sistem
pengendalian. Parameter parameter yang
1.3 Batasan Masalah umum dikendalikan dalam suatu proses adalah
Perlu diberikan beberapa tekanan (pressure), laju aliran (flow), suhu
batasan permasalahan dengan tujuan agar (temperature ) dan permukaan zat cair (level).
pembahasan tidak meluas dan menyimpang Gabungan serta alat alat pengendalian
dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari otomatis itulah yang disebut sistem
sistem yang dirancang ini adalah : pengendalian proses (process control system).
Bahwa tugas akhir ini hanya Sedangkan semua peralatan yang membentuk
membahas tentang sistem sistem pengendalian tersebut disebut
pengendalian untuk variabel instrumentasi pengendalian proses (process
proses level pada unit storage control instrumentation).
tank A sebagai bagian dari suatu Istilah istilah yang perlu diketahui dalam
sistem simulator mixing process. sistem otomatis adalah sebagai berikut:
Dalam tugas akhir ini untuk Proses : tatanan peralatan yang
pengendalian yang digunakan mempunyai suatu fungsi tertentu,
adalah pengendalian dengan contohnya level tangki.
menggunakan kontroller dengan Controlled Variable : besaran atau
PLC 5/40 AB ssebagai slave dan variabel yang dikendalikan. Besaran ini
pengendali utama beserta HMI pada diagram kotak disebut juga dengan
menggunakan controllogix 1756 output proses atau level tangki..
AB. Manipulated Variable : input dari suatu
Software yang digunakan sebagai proses yang dapat di manipulasi agar
HMI aalah factorytalkview SE dan controlled variable sesuai dengan set
software untuk pemrograman point-nya.
ladder PLC dengan RSLogix. Disturbance : besaran lain (selain
Mode pengukuran yang dilakukan manipulated variable) yang dapat
adalah mode pengukuran dengan menyebabkan berubahnya level tangki
menggunakan measuring unit d/p diatas dari tangki yang dikendalikan
transmitter. Sensing Element : bagian paling ujung
Pengendalian level menggunakan suatu sistem pengukuran, seperti sensor
PLC 5/40 AB dengan ladder yang level.
diprogram pada software Transmitter : untuk membaca sinyal
RSLogix. sensing element dan mengubah sinyal
yang dapat dipahami oleh kontroller
seperti signal conditioning (SC).
1.4 Tujuan Tranducer : unit pengalih sinyal.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk Measurement Variable : sinyal yang
merancang suatu sistem pengendalian yang keluar dari transmitter. Jika dalam
bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan pengendalian level, sinyal yang keluar
level pada unit Storage Tank A pada simulator adalah berupa level.
Mixing process agar larutan tersebut dapat Set Point : besar process variable (level)
diteruskan menuju mixing tank. yang dikehendaki.
Controller : elemen yang melakukan
tahapan mengukur - membandingkan
menghitung mengkoreksi. Proporsional
Integral Derivatif (PID) salah satu
controller yang sering digunakan dalam
industri.
Final Control Element : bagian akhir dari
instrumentasi sistem pengendalian yang
berfungsi untuk mengubah measurement
variable dengan cara manipulated
variable, berdasarkan perintah pengendali.
Salah satu final control element yang
digunakan dalam pengendalian level Gambar 2.1 Storage tank[3]
adalah motorized valve.
Secara garis besar suatu rangkaian 2.3 PLC (Programmable Logic Controller)
pengendalian proses dibagi menjadi 4 langkah, Otomatisasi merupakan salah satu
yaitu : mengukur membandingkan - realisasi dari perkembangan teknologi, dan
menghitung mengkoreksi. Langkah pertama merupakan satu-satunya alternatif yang tidak
yaitu mengukur , merupakan tugas dari sensor. dapat dielakkan lagi untuk memperoleh sistem
Langkah berikutnya adalah membandingkan kerja yang sederhana, praktis, dan efisien
apakah hasil pengukuran dari sensor sudah sehingga memperoleh hasil dengan tingkat
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Apabila keakuratan yang tinggi. Segi waktu juga harus
terjadi ketidaksesuaian antara set point dengan dipertimbangkan, karena dengan semakin
hasil pengukuran maka akan dilakukan pendek waktu yang diperlukan untuk proses
perhitungan untuk menentukan aksi apa yang produksi, maka akan mendapatkan hasil yang
dilakukan supaya sesuai dengan set point yang mempunyai kualitas lebih jika dibandingkan
diinginkan. Pada langkah kedua dan ketiga ini dengan proses produksi yang menggunakan
adalah tugas dari pengendali. Langkah terakhir waktu lebih lama. Selain jumlah produksi
adalah melakukan pengkoreksian yang lebih banyak, biaya pengoperasiannya juga
merupakan tugas dari aktuator. dapat ditekan seminim mungkin serta
membutuhkan tenaga yang lebih sedikit,
2.2 Storage Tank sehingga proses produksi tersebut memperoleh
Tangki penyimpanan yang tersedia keuntungan lebih tinggi. Berdasarkan
dalam berbagai bentuk. Tergantung pada pertimbangan-pertimbangan diatas, untuk
status produk, Bisa jadi vertikal dan horisontal menunjang proses otomatisasi agar faktor-
silinder, atas terbuka dan tertutup atas, bawah faktor produksi dapat tercapai dibutuhkan
datar, bagian bawah kerucut, bawah lereng dan sistem kontrol. Programmable Logic Control
bawah piring. Tangki besar cenderung silinder (PLC) merupakan salah satu kontroler yang
vertikal, atau telah sudut bulat sudut (transisi umum digunakan. Pada dasarnya didalam PLC
dari dinding sisi vertikal ke profil bawah, terdapat beberapa peralatan yang berfungsi
untuk lebih mudah menahan tekanan sebagai relay, coil, latching coil, timer,
hidrostatik diinduksi hidrolik cairan). Tank counter, perubahan analog ke digital,
wadah paling untuk menangani cairan selama perubahan digital ke analog dan lain
transportasi dirancang untuk menangani sebagainya yang dapat digunakan untuk
berbagai tingkat tekanan. mengendalikan peralatan dengan bantuan
program yang kita rancang sesuai dengan
kehendak kita. PLC dapat digunakan untuk
mengatur peralatan dengan pengendali
perangkat lunak.
2.4 Sensor Level ( d/p transmitter) dibutuhkan positif bias agar pembacaan
transmitter tidak
Sensor level adalah pengukur instrumen adalah impuls saluran pipa
ketinggian permukaan fluida cair pada suatu dengan berjalan dari sisi hulu dan hilir dari
tangki. Level adalah suatu besaran fisika lubang piring, proses tekanan dari masing-
yang dapat dikatakan sebagai variabel proses masing baris dikirim melalui
dasar yang dapat diukur dengan jenis sensor isolatingdiafrakma dan mengisi minyak
fisika (sesuai dengan klasifikasi sensor). Silicone cairan ke sensing diafrakma di bagian
Sensor yang digunakan adalah dengan tengah kapsul. Capacitance piring di kedua sisi
menggunakan d/p transmitter. sensing diafrakma
Untuk mengukur level dapat mendeteksi posisi yang diafrakma dan
menggunakan d/p transmitter. Sensor berupa mengkonversikan diferensial tekanan menjadi
d/p transmitter merupakan instrument yg sinyal 4-20 mA. 8246-A yang berkomunikasi
paling umum dugunakan untuk pengukuran dengan 8246-C menggunakan Antarmuka
level. Selain harganya lebih murah, standar frekuensi shift keying, yang diterima
instalasinya pun lebih mudah secara luas komunikasi teknik. Antarmuka
dibandingkan level transmitter jenis lain. yang menggunakan frekuensi tinggi sinyal
Level transmitter sendiri banyak dilapiskan keatasnya pada 4-20 mA transmitter
macamnya,seperti radar, ultrasonic, radioaktif, output untuk berkomunikasi atas lingkaran.
D/P, displacer, etc. Jadi d/p transmitter itu Karena energi bersih ditambahkan ke
sendiri juga bisa digunakan sebagai level lingkaran kecil, komunikasi tidak mengganggu
transmitter. Yang membedakan masing- 4-20 mA sinyal sama sekali. Instrumen yang
masing tipe level transmitter adalah prinsip dapat kembali berkisar dengan atau tanpa alat.
kerjanya. Untuk d/p hanya menggunakan Interface unit jika tidak tersedia, kisaran dapat
prinsip tekanan hidrostatis yg rumusnya bisa diatur dengan tombol yang terletak di bawah
kita lihat dibuku- buku fisika dasar. Untuk di label sertifikasi logam. Rentang pengaturan
tangki, d/p transmitter yg digunakan pun dapat mengambil tempat di baris yang
bermacam- macam dengan cara installasi yg disediakan 8246-A-3M (3-katup, zeroing
berbeda pula. manifold) atau 8246-A-5M (5-katup, dan
Untuk tangki yg terbuka kita bisa zeroing baris blowdown manifold) digunakan
menggunakan flanged d/p transmitter dengan untuk mengisolasi yang impuls baris Dari
L side dibiarkan ke ATM. Ini lebih efisien proses
karena kita tidak perlu tubing untuk hook-up. Dalam tahanan mentransfer aplikasi
Untuk tangki tertutup, kita bisa menggunakan ini untuk umum
d/p type level transmitter dengan hook-up menggunakan lubang piring dikombinasikan
tubing. Dry leg dan Wet leg pada d/p dengan diferensial preassure (DP)
transmitter. Untuk dry leg memang tidak transmitters untuk menunjukkan volumetric
direkomendasikan digunakan (tergantung pada arus dan untuk dijadikan sebagai "cash
service tanki juga), karena ada beberapa kasus register." Karena ini, pelanggan Emerson
error yang terjadi pada Plow disebabkan Process Management permintaan handal,
kondensasi dan evaporasi fluida dari tanki. akurasi tinggi perangkat. Bergantung pada
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut kualitas pengukuran perangkat, beberapa
dipakailah wet leg. sumber kesalahan ada di dalam pipa negatif
Sebenarnya selain dry leg dan wet leg, yang mungkin mempengaruhi ketepatan alur
ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan pengukuran. Dua Contoh-contoh termasuk
pada instalasi DP transmitter seperti zero Persen Square Root Error (%SRE) Amerika
suppresion sebagai kompensasi dari jarak dan melebihi Gas Association (Aga) denyut
pemasangan DP transmitter dan zero elevation lingkungan disarankan batas. Bila
sebagai kompensasi dari instalasi wet leg menggunakan DP untuk menentukan arus
(dimana pada P low bisa mendapat P lebih besar menilai, maka persegi akar DP adalah
dari P high, karena tinggi dari wet leg bisa sama proporsional dan mengalir dianggap sangat
atau lebih tinggi dari level tanki tersebut, akurat pengukuran saat operasi di bawah
sehingga hasil DP bisa menjadi negatif, karena steadystate kondisi. Bila proses ini tidak stabil,
itu saat kalibrasi dan set up transmitter untuk contoh ini karena disebabkan oleh
pulsations pompa, Kompresor atau kontrol
katup, maka akan menunjukkan hasil yang dan juga solenoid valve sebagai aktuator yang
lebih tinggi daripada arus menilai sebenarnya. bertujuan untuk mengatur input fluida yang
Sebelum bekerja pada mengidentifikasi% SRE masuk dari water supply ke storage tank.
yang telah diambil bentuk metode signifikan
untuk meningkatkan tingkat yang di DP adalah Start

sampel untuk mencapai virtual seketika DP Studi Literatur

membaca. Teknik ini efektif menghilangkan Perancangan Alat dan


komponen penyusun
square root kesalahan melalui kemampuan mixing process unit

untuk melaporkan rata-rata seketika persegi Uji Alat

akar DP, dianggap oleh dunia industri menjadi Penentuan Model


Pengendali ON-OFF
akurat keterwakilan benar arus tinggi. TIDAK

Sebelumnya telah ada perangkat tersedia baik Validasi pengukuran

untuk memberikan yang handal dan akurat Uji Performansi Plan


YA

tekanan pengukuran serta menawarkan Uji Set Point

indikasi adanya proses denyutan sampai YA TIDAK

sekarang. 3051S yang dilengkapi dengan Pengambilan Data

diagnosa fitur papan memenuhi kedua Penyusunan Laporan

kebutuhan. Khas aliran aplikasi akan Selesai

mengambil persegi akar rata-rata dari beberapa


DP pembacaan sebagai artifact dari sampel TIDAK

menilai bila menggunakan Distributed Control


System (DCS) atau arus komputer. YA

Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan Tugas


Akhir

Gambar 2.10 Wiring DP Prinsip kerja dari unit storage tank A


Transmitter[5] yaitu fluida air yang keluar melalui solenoid
valve dari water supply akan berhenti ketika
sensor level DP transmitter mendeteksi
ketinggian maksimal yang telah ditentukan
oleh set point setelah itu fluida air yang telah
terisi dalam storage tank A akan tersimpan.
Setelah set point tercapai fluida air tersebut
akan dilanjutkan untuk dicampur pada mixing
tank dengan perbandingan ratio control
dengan menggunakan dua buah control valve.
Perbandingan yang akan tercampur yaitu 1 : 3
untuk perbandingan antara storage tank A dan
storage tank B.
Gambar 2.11 Bagian depan DP transmitter[5]

BAB III PERANCANGAN DAN


PEMBUATAN ALAT

3.1 Konsep Perancangan


Perancangan sistem storage tank A
terdiri dari transmitter sebagai sensor level
dikeluarkan dari DP transmitter 4-20 mA dan
tegangan 1-5 Volt yang merupakan sinyal
standart. Untuk pemasangan DP transmitter
sebagai sensor level dengan open tank
dilakukan pemasangan pipa berulir sebagai
penyambung antara tanki dengan transmitter di
bagian lubang pada transmitter yang
bertuliskan LOW sedangkan yang lubang pada
transmitter yang bertuliskan HIGH tidak
terpasang pipa karena pada tangki terbuka
lubang HIGH pada transmitter bernilai 1 atm.
Sedangkan pengkabelan pada transmitter
dihubungkan pada supply ( + dan - ) dan check
yang berada dibelakang bagian transmitter dan
tersambung pada control panel plant
Gambar 3.2 Gambar Storage Tank A keseluruhan.
Dalam proses pembuatan alat terdapat
metodologi yang dilakukan antara lain :
Studi literatur
Melakukan pemahaman sistem
pengendalian level dengan
menggunakan mode on-off dan
pemasangan instrument seperti level
transmitter yang digunakan sebagai
measuring unit pada plan tersebut.
Perancangan Alat
Melakukan perancangan sistem unit
storage tank A dengan memperhatikan
alat-alat instrumentasi yang dipakai Gambar 3.4 Wiring pada transmitter
pada plan seperti sensor atau
transmitter, controller dan aktuator. 3.3 Pengkabelan PLC5/40
Pengujian Alat
Melakukan pengujian alat apakah alat
yang telah di bangun berjalan atau tidak
berjalan.
Pengujian Performansi Alat
Melakukan uji performansi alat apakah
alat yang telah terbangun menunjukkan
hasil performa sesuai yang diharapkan.

3.2 Pemasangan dan wiring DP Transmitter


Gambar 3.5 Allen bradley PLC5/40
Gambar diatas adalah gambar port
input dan output allen bradley PLC5/40,
dimana terdiri dari power supply, 2 modul
input, 2 modul output, downloader, serta ada
kunci yang digunakan untuk memposisikan
keadaan PLC sesuai yang diinginkan yaitu
Gambar 3.3 Pemasangan Transmitter posisi run, program dan remote.
Posisi run digunakan untuk
DP transmitter yang digunakan menjalankan program yang ada, atau program
sebagai sensor level yaitu menggunakan yang telah di download dari software RSLogix
produk dari YOKOGAWA dengan sinyal yang 5 untuk dijalankan. Selain melalui posisi kunci
run, dapat juga pada posisi remote yaitu Gambar diatas merupakan perangkat
keadaan run dapat diperintahkan melalui lunak yang digunakan untuk membuat lader
software pendukungnya. Posisi remote juga diagram sebagai pendukung dari PLC 5/40.
dapat digunakan untuk keadaan download Perangkat lunak tersebut adalah RSLogix 5,
ladder diagram yang telah dibuat didalam Dimana pada perangkat lunak ini sangat
software RSLogix, sedangkan posisi prog pada mudah penggunaanya. Adapun untuk
kunci tersebut merupakan posisi dimana untuk penginstalan RSLogix 5 tersebut harus
mematikan posisi run dan untuk proses memnuhi standart sistem pada komputer yaitu
pendownloadtan pada PLC5/40 untuk keadaan seperti yang ada pada gambar dibawah ini. Hal
manual. ini dikarenakan untuk kelancaran penggunaan

software RSLogix
Gambar 3.8 standar sistem minimum
Gambar 3.6 Port I/O PLC5/40
Selain itu digunakan juga software
Port output dari PLC5/40 berjumlah factorytalk view untuk kontroller controllogix
32 buah begitu jugfa dengan port inputnya 1756 system. Tampilan dari software tersebut
karena dalam satu modul input dan output adalah sebagai berikut.
berjumlah 16 buah. Output dari PLC5/40
ditambah dengan terminal relay dan juga
supply tegangan eksternal. Hal ini dikarenakan
PLC 5/40 tidak mempunyai supply internal
sehingga membutuhkan supply tegangan dari
luar. MCB disini digunakan untuk keamanan
PLC, alat ini ditambahkan untuk menghindari
kejadian yang tidak diinginkan yaitu hubungan
arus pendek karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada PLC5/40.

3.4 Perancangan software

Gambar 3.9 Gambar tampilan dari factorytalk


view

3.6 Diagram Blok Pengendalian Level


Komponen yang terdapat dalam
diagram blok pengendalian level yaitu
controller berfungsi sebagai kontrol level yang
menerima informasi level yang terukur dari
sensor transmitter sehingga dapat
mengkondisikan solenoid valve membuka atau
menutup. Metode pengendalian yang
Gambar 3.7 RSLogix 5 digunakan dalam pengendalian level ini adalah
menggunakan pengendalian ON/OFF.
Input
Output

Contro Solenoid Pros


ller Valve es

Transmitte
r

Gambar 3.10 Diagram Blok


Pengendalian Level
Gambar 3.11 Pemasangan Solenoid Valve
3.5 Pemasangan Solenoid Valve
Solenoid valve adalah katup yang
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
digerakan oleh energi listrik, mempunyai
DATA
kumparan sebagai penggeraknya yang
Dalam bab ini menjelaskan tentang
berfungsi untuk menggerakan piston yang
hasil simulasi dan juga data yang diperoleh
dapat digerakan oleh arus AC maupun DC,
dari suatu plant storage tank yang dibuat.
solenoid valve atau katup (valve) solenoida
mempunyai lubang keluaran, lubang masukan
4.1 Hasil Pengujian Transmitter
dan lubang exhaust, lubang masukan,
Tabel dibawah ini menunjukkan tabel
berfungsi sebagai terminal / tempat cairan
yang berupa nilai perbandingan pengukuran
masuk atau supply, lalu lubang keluaran,
untuk transmitter dalam tegangan (volt) dan
berfungsi sebagai terminal atau tempat cairan
arus (mA). Pengukran dilakukan pada nilai
keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan
standar yang telah tercantum di manual book.
lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran
untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Level Transmitter
piston bergerak atau pindah posisi ketika
solenoid valve bekerja. No V mA
Prinsip kerja dari solenoid valve/katup 1 1.801 4,6
(valve) solenoida yaitu katup listrik yang 2 2.420 8.53
mempunyai koil sebagai penggeraknya 3 3.048 12,46
dimana ketika koil mendapat supply tegangan 4 3.685 12.74
maka koil tersebut akan berubah menjadi 5 4.330 16,38
medan magnet sehingga menggerakan piston 6 4.985 16,97
pada bagian dalamnya ketika piston berpindah 7 5 19,87
posisi maka pada lubang keluaran dari
solenoid valve akan keluar cairan yang berasal Untuk mengetahui keakuratannya
dari supply, pada umumnya solenoid valve transmitter perlu diuji dengan menggunakan
mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC multimeter. Pengujian dilakukan dengan
namun ada juga yang mempunyai tegangan menghubungkan transmitter dengan power
kerja DC. Berikut merupakan gambar supply dan setelah terhubung digunakan
pemasangan solenoid valve beserta multimeter untuk mengukur output yang
pengkabelannya pada unit storage tank A. terbaca oleh transmitter. Probe pada
multimeter dihubungkan pada bagian check di
belakang bagian transmitter. Dari hasil
pengukuran yang diperoleh nilai yang terukur
dengan membandingkan besaran dari tegangan
dengan arus standar pada interval tegangan 1-5
Volt dan arus 4-20 mA. Perubahan nilai
tegangan dan arus terjadi ketika pada lubang
high/low pada transmitter diberikan tekanan
udara.
4.2 Perbandiangan Level dan Tegangan
dengan Set Point 40cm
Pengujian alat dilakukan dengan nilai
set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar
sampai mencapai 40 cm terjadi pula perubahan
tegangan terukur.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian dengan Set Point 40


cm
N Lev Tegangan
o. el (V.Out) Grafik diatas menunjukkan
(cm perbandingan keneikan level dengan tegangan
) yang terukur. Dari grafik diatas dapat
1 0 0 -2,69 7,23 diketahui bahwa sifat perbandingan antara
2 5 1,23 -1,46 2,13 kenaikan level dengan tegangan berbanding
3 10 1,37 -1,32 1,74 lurus.
4 15 2,24 -0,45 0,2025
5 20 2,56 -0,13 0,0169 4.3 Perbandiangan Level dan Tegangan
6 25 3,76 1,07 1,1149 dengan Set Point 30cm
7 30 3,96 1,27 1,6129 Pengujian alat dilakukan dengan nilai
8 35 3,98 1,29 1,6641 set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar
9 40 4,97 2,28 5,1984 sampai mencapai 30 cm terjadi pula perubahan
tegangan terukur. Setelah itu dapat dicarinilai
rata- rata pengukuran, standar deviasi dan nilai
= 19,23 ketidakpastian mutlaknya. Hasil pengujian
didapatkan dengan 9 data pada nilai interval 0
sampai 30 cm.

Dari data diatas dapat dihitung standar Tabel 4.3 Hasil Pengujian dengan Set Point 30
cm
deviasi ( dan nilai ketidakpastian (UA1)
N Lev Tegangan
sebagai berikut
o. el (V.Out)
(cm
)
1 0 0 -3,06 9,36
2 4 0,98 -2,08 4,32
3 8 1,87 -1,19 1,41
4 12 2,09 -0,43 0,18
= 1,55 5 16 3,24 0,18 0,03
Setalah diketahui standar deviasi 6 20 3,98 0,92 0,84
untuk nilai ketidakpastiannya (UA1) adalah 7 24 4,69 1,63 2,65
sebagai berikut. 8 28 5,05 1,99 3,96
9 30 5,13 2,07 4,28
UA1 =
= 27,03
= = 0,17

Grafik 4.1 Perbandingan Level dan Tegangan


dengan set point 40 cm Dari data diatas dapat dihitung standar
deviasi ( dan nilai ketidakpastian (UA1)
sebagai berikut
bandul yang disambungkan dengan
rangkaian pembagi tegangan dan
transmitter.
Logika PLC dirancang dengan
mengalamatkan (addressing) bandul
yang disambungkan dengan rangkaian
pembagi tegangan dan transmitter ke
= 1,83 salah satu I/O pada PLC.
Perbandingan antara kenaikan level
Setelah diketahui standar deviasi dengan tegangan terukur berbanding
untuk nilai ketidakpastiannya (UA1) adalah lurus.
sebagai berikut.
5.2 Saran
UA1 = Dari tugas akhir yang telah dilakukan
didapatkan beberapa saran yang dapat
= = 0,61 dipertimbangkan sebagai berikut :
Rancang bangun dapat dikembangan
dengan memperbaiki slot analog
Grafik 4.2 Perbandingan Level dan Tegangan input pada contollogix 1756 karena
dengan set point 30 cm kontroller tersebut tidak dapat
membaca hasil sensing dari
transmitter
Frameware dan software yang
digunakan harus lebih kompetibel
agar dapat dikembangkan untuk
mengubah set point melalui interface
dari monitor.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.ab.com
2. http://en.wikipedia.org/wiki/programable
_logic_controller
3. http://ikhwanpcr.blogspot.com/2009/12/m
Grafik diatas menunjukkan
ixing-process-industry.html
perbandingan keneikan level dengan tegangan
4. http://angelfire.com/sc/polmanastra/modu
yang terukur. Dari grafik diatas dapat
ler.html
diketahui bahwa sifat perbandingan antara
5. http://asropun.blogspot.com/transmitter/d
kenaikan level dengan tegangan berbanding
ptransmitter.html
lurus.
6. http://facespooks.blogspot.com/2012/02/
water-lever-control-wlc-rangkaian.html
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
7. http://bocah-
5.1 Kesimpulan
cakil.blogspot.com/2011/07/rangkaian-
Dari tugas akhir yang telah dilakukan
sensor-posisi-level-potensiometer.html
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
Tipe pengendalian yang dirancang
berupa on-off dengan menggunakan

Anda mungkin juga menyukai