USAHA PERIKANAN
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha
Perikanan)
i
ii
FEASIBILITY STUDY
USAHA PERIKANAN
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha
Perikanan)
Mimit Primyastanto
2011
iii
Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
UB Press
Penerbit:
ISBN: 978-602-8960-41-0
190 hal, 15.5 cm x 23.5 cm
Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari
penerbit
iv
KATA PENGANTAR
v
Disamping itu, buku ini juga menampilkan beberapa program latihan
bagi mahasiswa dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui, memahami,
dan mempraktekkan konsep Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai
Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan) pada bidang tertentu.
Agar terbentuk sifat Entrepreneur pada diri mahasiswa dan mulai
mengembangkan minat wira usaha disektor masing-masing. Sehingga
diharapkan dari pembuatan buku ini dapat mensinkronisasikan antara
kemampuan kognitif dan kemampuan afektif serta psikomotorik mahasiswa
selepas membaca buku ini.
Kami sebagai penyusun buku Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan) merasa
bahwa maha suci DIA (ALLAH) dan sesungguhnya tidak ada yang kami
ketahui kecuali apa yang telah diajarkanNYA dan sesungguhnya DIA-lah
yang maha mengetahui dan maha bijaksana. Dan tak lupa kami
mengucapkan terimakasih jazakumullah khairan katsira kepada semua
pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan buku ini. Saran serta
kritikan yang konstruktif kami harapkan demi perbaikan buku ini dimasa
mendatang. Semoga buku Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai
Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan) ini menjadi metode
pendekatan yang mudah dipahami, menarik, sangat praktis dan bermanfaat
bagi kemajuan anda.
Mimit Primyastanto
DAFTAR ISI
vi
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. POTENSI DAN USAHA PERIKANAN INDONESIA.................................... 3
B. DEFINISI STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)................................ 4
C. ARTI PENTING STUDI KELAYAKAN USAHA PERIKAAN........................... 5
D. RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN USAHA PERIKAAN...................... 5
E. ASPEK-ASPEK PENILAIAN BISNIS.......................................................... 6
F. ALAT DAN KERANGKA ANALISA............................................................ 8
G. DESAIN STUDI KELAYAKAN USAHA PERIKANAN................................... 9
H. IDENTIFIKASI USAHA PERIKANAN........................................................ 10
vii
BAB V ASPEK SOSIAL EKONOMI ................................................................... 51
A. PENDAHULUAN..................................................................................... 52
B. MANFAAT EKONOMI DAN SOSIAL........................................................ 53
C. ANALISIS ASPEK SOSIAL........................................................................ 53
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pertimbangan Menentukan Segmentasi........................................... 16
Tabel 2. Strategi Utama dari Strategi Generic Whellen Hunger...................... 39
Tabel 3. IFAS.................................................................................................... 91
Tabel 4. EFAS.................................................................................................... 92
Tabel 5. Penyusunan Matrik SWOT................................................................. 95
Tabel 6. Matrik Analisa LP............................................................................... 97
Tabel 7. Contoh Table Efisiensi Harga pada Usaha Budidaya.......................... 110
Tabel 8. Indeks Efisiensi Harga (Ki).................................................................. 110
Tabel 9. Perbandingan Modal dan Penerimaan Mula-mula dan Optimum..... 111
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Strategi Generik Porter................................................................ 38
Gambar 2. Organisasi Garis/Lini.................................................................... 44
Gambar 3. Organisasi Lini dan Staf............................................................... 44
Gambar 4. Organisasi Fungsional................................................................... 45
Gambar 5. Organisasi Lini Staf dan Fungsional............................................. 45
Gambar 6. Penggolongan Anggaran Perusahaan.......................................... 47
Gambar 7. Bagan Alur Penyusunan Anggaran............................................... 48
Gambar 8. Kerangka Prinsip Pintar di Jalanan............................................ 89
Gambar 9. Model Internal Eksternal.............................................................. 93
Gambar 10. Bagan Analisis SWOT.................................................................... 94
Gambar 11. Persamaan 1 garis........................................................................ 99
Gambar 12. Persamaan 2 garis........................................................................ 99
Gambar 13. Persamaan 3 garis........................................................................ 100
Gambar 14. Statistik d Durbin Watson.......................................................... 104
Gambar 15. Bioeconomic Equilibrium of Open Acces Fishery "...................... 114
Gambar 16. Keseimbangan bio-ekonomi Gordon-Schaefer............................ 114
x
BAB
BAB
I I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDAHULUAN
2
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
3
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
4
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
5
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
5. Aspek Manajemen
Pada aspek manajemen terdapat beberapa fungsi sebagai bagian dari
proses manajemen tersebut antara lain :
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan sasaran dan arah
yang dipilih.
Perencanaan ini dituntut adanya kemampuan untuk meramalkan,
mewujudkan dan melihat ke depan dengan dilandasi tujuan-tujuan
tertentu.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Fungsi ini merupakan tindakan membagi-bagi bidang pekerjaan antara
kelompok yang ada serta menetapkan dan merinci hubungan-
hubungan yang diperlukan.
3. Fungsi Pergerakan (actuating)
Fungsi ini merupakan tindakan untuk merangsang anggota-anggota
kelompok agar malaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan
dengan baik dan antusias.
4. Fungsi Pengawasan (controlling)
Fungsi ini merupakan tindakan-tindakan untuk mengawasi aktivitas-
aktivitas agar dapat berjalan sesuai rencana yang telah dibuat
(Rahardi, 1997).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) dalam Firdaus (2010), Keempat
fungsi tersebut bukanlah fungsi yang yang berjalan secara terpisah-pisah,
tetapi merupakan fungsi yang saling berkaitan sehingga membutuhkan
tindakan-tindakan yang simultan dan berhubungan dalam melaksanakannya.
Aspek manajemen dalam suatu usaha diantaranya mencakup Manajemen
Operasional, Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Pemasaran,
Manajemen Keuangan dan Manajemen Risiko.
6. Aspek finansial
Menurut Riyanto (1995) aspek finansial adalah inti dari pembahasan
keseluruhan aspek, karena studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui
potensi keuntungan dari usaha yang direncanakan. Aspek finansial berkaitan
dengan penentuan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya
serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga
memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor. Aspek
7
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
8
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
9
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
11
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
12
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDALAMAN MATERI
1. Jelaskan pengertian feasibility secara umum?
2. Sebutkan arti penting feasibility study di bidang perikanan?
3. Apa maksud pembelajaran feasibility study?
4. Sebut dan jelaskan tujuan feasibility study?
5. Bagaimana aplikasi feasibility study dan dimana ruang lingkupnya?
6. Sebutkan mekanisme penyusunan Desain Kelayakan usaha /
feasibility study.
7. Jelaskan aspek aspek study kelayakan dan hambatan hambatan
yang mungkin timbul dalam penerapan nantinya.
8. Bagaimana implementasi alat dan kerangka analisa dari desain
kelayakan usaha yang baik menurut saudara?
13
BAB
BAB
II II
ASPEK
ASPEK
PASAR
PASAR
dandan
PEMASARAN
PEMASARAN
PERAMALAN (forcasting)
12
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
14
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
15
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
18
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Strategi Harga
Harga merupakan suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa
bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Dalam perencanaan usaha pendederan kerapu ini, harga ditentukan
berdasarkan harga produk pesaing ataupun produk subtitusi; jumlah
permintaan; serta tingkat kemampuan masyarakat (konsumen maupun
konsumen potensial) dalam membeli produk. Dengan memperhitungkan hal-
hal tersebut diharapkan harga produk dapat diterima dan dijangkau oleh
masyarakat luas. Selain harus dapat dijangkau harga jual produk juga harus
lebih tinggi dari harga pokok produk dan berpedoman pada harga yang
beredar di pasar.
Penentuan Harga Produk dan Harga Pokok
Harga produk = Harga Pokok(produk) + keuntungan yang diharapkan
Keuntungan () = Harga Pokok(produk) x % keuntungan
Harga Pokok(produk) = VC unit(produk) + FC unit(produk)
Strategi Lokasi dan Distribusi
Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana
pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen
mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang
atau jasa (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Distribusi merupakan salah satu kegiatan yang penting di pemasaran,
yang bertujuan untuk menyampaikan produk kepada konsumen secara tepat
dan cepat. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan dan kepuasaan
konsumen terhadap produsen. Dengan distribusi yang baik diharapkan
konsumen akan lebih mudah memperoleh produk dan kemudian
membelinya.
Untuk mendukung kegiatan distribusi produk maka diperlukan suatu
saluran distribusi agar pendistribusian produk dapat terjadi secara cepat dan
merata. Saluran distribusi merupakan suatu saluran yang menghubungkan
suatu barang atau jasa produsen kepada konsumen akhir melalui perantara-
perantara tertentu.
Strategi Promosi
Promosi merupakan suatu upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen
untuk membeli atau mengkonsumsinya. Tujuan kegiatan promosi di
antaranya yaitu menyebarkan informasi produk kepada target pasar
potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, untuk
mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk
menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar; membedakan serta
mengunggulkan produk dibanding produk pesaing, serta membentuk citra
produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
19
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
D. PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam
melakukan peramalan, peramal harus mencari data dan informasi masa lalu.
Data dan informasi masa lalu merupakan perilaku yang terjadi di masa lalu
dengan berbagai kondisi pada saat itu.
Forecasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat
estimasi berapa besarnya permintaan (demand). Ada dua pendekatan yang
dapat dipakai dalam membuat peramalan (forecasting) suatu bisnis, yaitu
analisis kuantitatif dan analisis kuantitatif. (Rangkuti 2008).
Estimasi Pasar
Untuk mengetahui besarnya pasar nyata, potensi pasar dan total pasar
dalam suatu wilayah perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian
dilakukan untuk memperoleh data, baik dengan metode yang relevan seperti
melalui survei, kuesioner, atau dengan pengumpulan data sekunder dari
berbagai sumber. Kemudian untuk mengetahui pasar nyata dan pasar
potencial dapat digunakan beberapa metode antara lain metode pendapat,
metode eksperimen dan metode survei.
mempengaruhi penawaran yaitu : harga barang itu sendiri, harga barang lain,
biaya produksi, teknologi, kebijakan pemerintah, jangka waktu, dan jumlah
produsen (Portal Pendidikan Utusan Melayu, 2007). Dalam Firdaus (2010)
2) Menentukan Metode Peramalan
Dalam analisa peluang pasar ini yang meliputi perhitungan estimasi
permintaan dan penawaran tahun tahun mendatang dengan menggunakan
metode peramalan (forcasting) kuantitatif yang terdiri dari metode peramalan
Top Down Forcasting dan metode peramalan Bottom Up Forcasting
Metode peramalan Top Down Forcasting yaitu metode peramalan
yang menggunakan data kondisi bisnis secara umum sebagai acuan
peramalan. Data kondisi bisnis secara umum ini berupa data sekunder yang
berasal dari data lembaga seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan
Pusat Statistik dan lembaga- lembaga lainnya.
Sedangkan metode peramalan Bottom Up Forcasting yaitu metode
peramalan yang menghimpun data dari pelaku bisnis terendah (masyarakat)
sebagai acuan peramalan. Data metode yang berupa data primer yang
diambil melalui survey pasar ataupun kuisioner.
Metode kuantitatif
beberapa perhitungan metode kuantitatif diantaranya adalah:
a) Dekomposisi
Demnand = T x S x C x R
Trend (T) = kecenderungan naik atau turunnya data
sepanjang waktu
Seasonality (S) = pola berulang yang sering terjadi pada
suatu periode
Cycles (C) = pola yang terjadi pada data tersebut yang
selalu berulang setelah beberapa tahun
kemudian
Random variation (R) = variasi yang bersifat random atau acak
sehingga sulit di tebak
b) Arithmetic average
t nX
t = Nilai prakiraan periode ke-t
21
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
t N 1
X
X X .... Xt - N 1
i
Ft 1 it
t t -1
N N
Ft = Nilai prakiraan untuk periode t
N = Jumlah deret waktu yang digunakan
Xi = Data pengamatan periode i
ket. : bobot tiap periode dianggap sama
a X bt
f) Tren kuadratik
Fungsi persamaan dari metode ini :
Y= a+bX+cX2
Dimana: Y= Jumlah permintaan/penawaran tahun ke-i
X= tahun ke-i
Untuk memperoleh nilai a,b,c digunakan persamaan sebagai
berikut:
Y = a+bX+cX2
XY = aX+bX2+cX3
2
XY = aX+bX3+cX4
Atau: a =
Y c X 2
22
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
b =
XY
X 2
n X 2
Y X 2 Y
c =
n X 4
X 2
2
Untuk menghitung Peluang Pasar dari suatu produk digunakan
persamaan berikut:
Peluang Pasar tahun ke-i = Market Share tahun ke-i * Kontribusi
tahun ke-i
Dengan:
Market Share ke-i = Permintaan Nasional Penawaran Nasional
PenawaranLokal
Kontribusi tahun ke-i = X 100%
PenawaranNasional
Metode kualitatif
Dalam Rangkuti (2008) Secara umum ada empat pendekatan yang
bisa dipakai dalam penggunaan metode peramalan kualitatif yaitu:
Jury of executive opinion. Metode ini menggunakan pendapat
kelompok kecil para eksekutif untuk mengestimasikan besarnya
permintaan.
Sales force composite. Metode ini merupakan gabungan pendapat
beberapa orang tenaga penjual dalam menentukan besarnya
permintaan di wilayah mereka masing-masing, kemudian hasilnya
digabungkan untuk menentukan jumlah peramalan secara
keseluruhan.
Metode delphi. Metode ini menggunakan proses interaktif dengan
melibatkan para eksekutif yang ditempatkan di beberapa tempat
yang berbeda untuk membuat peramalan. Ada tiga partisipan yang
berbeda dalam proses ini yaitu: para pengambil keputusan, staff
pembantu, dan responden.
Costumer market survey. Metode ini banyak menggunakan
masukan yang diperoleh dari pelanggan atau pelanggan yang
potensial, sesuai dengan rencana pembelian pelanggan di masa
mendatang.
3) Mengolah Data
4) Memproyeksikan Data
5) Mengambil Keputusan
23
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDALAMAN MATERI
1. Jelaskan beberapa Konsep utama dalam aspek pasar dari studi
kelayakan proyek?
2. Apa yang anda ketahui tentang permintaan dan penawaran pasar,
market share dan peluang pasar?
3. PT Ikan Laut merupakan salah satu usaha perikanan yang
memproduksi kerapu. Usaha ini berada di Jawa Timur. Periode
mendatang unit pembesaran PT ini berencana menambah jumlah
keramba pembesaran mengingat produk mereka laku keras dan
sangat digemari konsumen. Adapun
Data Penawaran kerapu Nasional Data permintaan kerapu
nasional
1997 2006 2001-2006
Penawaran kenaikan Permintaan kenaikan
Tahun Tahun
(ton) % (ton) %
2001 221010 2001 445158.00
2002 234859 6.266232 2002 575149.00 29.20
2003 249242 6.1241 2003 615626.00 7.04
2004 420919 68.87964 2004 977240.00 58.74
2005 890074 111.4597 2005 1598946.00 63.62
2006 1347023 51.33832 2006 1658706.00 3.74
jumlah 3568096 61.53022 jumlah 5870825.00 32.47
24
BAB
BAB
III III
ASPEK
ASPEK
TEKNIS
TEKNIS
24
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
25
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
26
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan sserta
persyaratan teknis. (kasmir dan Jakfar, 2003).
Secara umum luas produksi ditentukan oleh beberapa hal diantaranya:
Batasan permintaan, dari perhitungan peluang pasar
Jumlah dan kapasitas mesin/peralatan (sesuai kapasitas teknis dan
ekonomi)
Jumlah dan kemampuan tenaga kerja
Kemampuan Finansial dan Manajemen
Perubahan Teknologi Produksi
27
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
28
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
meningkatkan jumlah kuantitas dan ataupun kualitas ikan itu sendiri. Sesuai
manajemen rantai agribisnis usaha budidaya perikanan usaha budidaya
dapat digolongkan menjadi tiga tahap usaha budidaya yaitu usaha
pembenihan, usaha pendederan dan usaha pembesaran, ada pula beberapa
jenis komoditi ikan yang memiliki tahap penggelondongan (usaha
pendederan ikan dengan ukuran lebih besar) sebelum masuk usaha
pembesaran.
Pada tiap tahapan usaha budidaya jenis kegiatan operasi dan
penaganannya berbeda-beda dan jika di jumlahkan secara keseluruhan dari
awal tahap budidaya (pembenihan) hingga produksi diperlukan waktu yang
lebih panjang, sehingga banyak pelaku usaha budidaya melakukan satu
tahap usaha budidaya tetapi dengan intensitas yang tinggi sehingga usaha
menjadi efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan usaha dengan cepat.
Usaha budidaya dapat dilakukan di perairan darat ataupun perairan
laut jenis-jenis media budidaya sangat bervariatif mulai dari Karamba Jaring
Apung (KJA), tambak hingga kolam beton. Media ini dapat disesuaikan
dengan jenis komoditi perikanan yang dibudidayakan, lokasi budidaya hingga
alokasi daya yang ada. Adapun beberapa teknis budidaya adalah sebagai
berikut :
Usaha pembenihan
Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat adalah faktor utama yang menunjang
keberhasilan budidaya perikanan dimana pengaruh ekologi setempat pada
lokasi budidaya dapat mempengaruhi tingkah laku dan produktifitas induk
serta pertumbuhan larva ikan.
Pembuatan dan persiapan media budidaya
Media budidaya adalah lokasi yang akan dijadikan tempat budidaya,
pada pembuatan dan persiapan media yang dilakukan adalah membuat
dengan kondisi tertentu atau lingkungan yang memiliki kondisi alam yang
cocok bagi ikan atau sesuai dengan habitat aslinya sehingga ikan merasa
nyaman.
Pemilihan dan penyediaan induk
Pemilihan dan penyediaan induk adalah faktor utama yang
mempengaruhi kualitas output budidaya (kualitas benih) dan investasi dimana
pemilihan induk yang baik dengan produktifitas yang tinggi dapat
menghasilkan benih yang baik sedangkan pada sisi investasi benih yang
unggul dapat memproduksi benih lebih dengan jangka waktu yang lebih lama
dari indukan biasa dan kemungkinan kematian induk lebih rendah sehingga
meinimalisir pengeluaran untuk pembelian induk baru sebelum masa
produktifnya habis.
Pemijahan
Pada proses pemijahan ada 2 jenis pemijahan yang umum dilakukan
oleh para pembudidaya yaitu pemijahan alami dengan perkawainan induk
secara alami dan pemijahan buatan.
29
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
30
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
31
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDALAMAN MATERI
1. Hal-hal utama apa saja yang perlu diketahui bila kita ingin
menganalisa aspek teknis suatu proyek?
2. Uraikan pertimbangan dalam menentukan suatu lokasi?
3. Dalam aspek teknis terdapat analisis layout, jelaskan keuntungan
penentuan layout serta uraikan jenis-jenis layout yang anda ketahui
secara lengkap?
4. buatlah sebuah perencanaan teknis usaha perikanan industri
(mungkin berupa hatchery ataupun pabrik pengolahan ikan) yang
terletak di pesisir pantai untuk meminimalisir dan mengoptimalkan
biaya. Jika dimungkinkan cantumkan perbandingan biaya pengadaan
teknologi tersebut?
32
BAB
BAB
IV IV
ASPEK
ASPEK
MANAJEMEN
MANAJEMEN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN MANAJEMEN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
MANAJEMEN STRATEGI
MANAJEMEN OPERASIONAL
MANAJEMEN ORGANISASI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN RISIKO
33
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A. PENDAHULUAN
Aspek ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek.
Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian tepat pada waktunya.
Kita harus mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumberdaya, agar
sarana fisik proyek tersebut (bangunan pabrik dan perlengkapannya, mesin-
mesin, dsb.) bisa disiapkan tepat waktunya. Tentu saja agar proyek ini
nantinya bisa beroperasi, fasilitas-fasilitas penunjang lainnya perlu disiapkan
seperti tenaga kerja, transportasi, komunikasi dan lain sebagainya. Termasuk
didalamnya berbagai perangkat lunak seperti pembuatan berbagai sistem
dan prosedur untuk operasi proyek.
Sebenarnya masa pembangunan proyek adalah bukan hanya
pembangunan sarana fisik saja, tetapi sarana lain, sampai proyek melakukan
produksi percobaan (trial run). Kegiatan yang penting adalah bagaimana kita
bisa menjadual berbagai kegiatan yang perli dilakukan.
Keberadaan bahan, tenaga kerja, modal dan teknologi belumlah cukup
untuk menunjang suatu kegiatan bisnis. Untuk itu diperlukan kecakapan dan
ketrampilan seseorang dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengendalikan kegiatan-kegiatan
tersebut sehingga tercapai tujua-tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Orang-orang yang memiliki kecakapan untuk mengatur organisasi, lembaga,
perusahaan, dan kegiatan lainnya biasanya dikenal dengan sebutan
manajemen atau manajer. Manajemen dibutuhkan olehsemua oganisasi, baik
bisnis maupun sosial, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia
dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama yang
mendasari diperlukannya manajemen bagi organisasi, yaitu :
Mencapai tujuan organisasi.
Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan.
Mencapai efisiensi dan efektifitas.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN
Menurut Handoko (1991) dalam (Firdaus,2010) Manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut ditambahkan oleh Sutojo (1996) dalam (Firdaus,2010)
bahwa uang, gedung, mesin dan bahan baku merupakan benda mati, tampa
manusia dibelakang faktor produksi tersebut tidak dapat beroperasi sehingga
proyek akan sukar merealisasikan potensi keuntungan dan bermacam-
macam tujuan yang dikehendaki, bila tidak dikelola dengan manajemen yang
baik.
Menurut Manullang (1995) dalam (Firdaus,2010) maksud dan tujuan
manajemen proyek adalah untuk meraih sasaran yang telah didefinisikan dan
ditentukan dengan jelas dan seefisien mungkin. Dalam rangka meraih
34
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
C. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), tujuan perusahaan akan lebih
mudak tercapai apabila memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses
manajemen. Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing
fungsi yang ada dalam manajemen. Masing-masing fungsi tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri akan tetapi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya
sangat erat. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah
sebagai berikut :
Perencanaan (Planning) adalah proses menentukan arah yang akan
ditempuh dan kegiatankegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses mengelompokkan
kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unitunit.
Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas,
wewenang dan tanggungjawab serta hubungan kerja dengan sebaik
mungkin dalam bidangnya masingmasing.
Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating) adalah proses untuk
menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam konteks
manajerial, pergerakan adalah suatu usaha atau kiat manajemen
untuk meningkatkan kinerja para pegawai.
Pengawasan (Controlling) adalah proses untuk mengukur dan
menilai pelaksanaan tugas, apakah telah sesuai dengan rencana.
Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera
dikendalikan.
Sedangkan menurut ambarawati dan Jihad (2003), ada lima fungsi
management yaitu :
35
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
D. MANAJEMEN STRATEGI
Perencanaan Strategi
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) dalam Rangkuti (2005), strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian
perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi ?,
bukan dimulai dari apa yang terjadi ?. terjadinya kecepatan inovasi pasar
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencises). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan.
Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir
(sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi rencana
yang disatukan, strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu.
Strategi itu menyeluruh, yaitu strategi meliputi semua aspek penting
perusahaan. Strategi itu terpadu, yaitu semua bagian rencana serasi satu
sama lain dan bersesuaian
Proses analisis, perumusan dan evaluasi-evaluasi strategi-strategi
usaha yang meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, peraturan
peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen,
serta faktor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman
disebut perencanaan strategis (Rangkuti,F, 2005)
Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang
mengarah pada penyususnan suatu strategi atau sejumlah strategi yang
efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen
strategis ialah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan
sasaran dan mengambil keputusan.
Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan
tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran
perusahaan. Rencana-rencana tersebut terdiri atas sembilan tugas penting
yaitu :
36
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
37
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
i. Strategi Utama
Strategi-strategi utama (grand strategies) merupakan strategi yang lebih
operasional yang merupakan tindak lanjut dari strategi generic. Berikut
jabaran strategi utama dari strategi generic menggunakan konsep dari
GE:
38
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
39
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
40
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
2. Faktor ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi,
semakin buruk pula iklim berbisnis. Beberapa factor kunci yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau
Negara adalah:
Siklus bisnis
Ketersediaan energi
Inflasi
suku bunga
investasi
harga-harga produk dan jasa
produktivitas
tenaga kerja
3. Faktor sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Kondisi sosial ini
banyak aspeknya, misalnya gaya hidup, adapt-istiadat, dan
kebiasaan dari orang-orang dilingkungan ekstern perusahaan.
Sebagai yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultiral, ekologis,
demografis, religius, pendidikan dan etnis.
4. Faktor teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus
harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi
yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau
pada cara operasinya. Agar perusahaan tidak terpuruk karena
kesalahan dalam penggunaan teknologi, maka beberapa hal penting
perlu diperhatikan misalnya:
Bagaimana kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja
Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya dan
Bagaimana harga teknologi yang di adopsi
b. Lingkungan internal perusahaan
Analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan
strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan
pengembangan, produksi dan operasi, sumberdaya dan karyawan
perusahaan, serta faktor keuangan dan akutansi untuk menentukan dimana
perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat
menangani ancaman di dalam lingkungan.
41
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
E. MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen operasional adalah sistem untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional atau produksi dengan
efisien. Pada umumnya setiap usaha yang relative besar meliputi tiga tahap
yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan atau pengendalian
(Kasmir dan Jakfar, 2003).
PERENCANAAN OPERASIONAL
Rencana operasional menggambarkan mengapa dan bagaimana
suatu proyek atau kegiatan produksi dilaksanakan. Dalam melaksanakan
kegiatan produksi atau operasional usaha perlu dianalisis rencana kerja yang
meliputi: jenis pekerjaan(aktivitas), waktu penyelesaian, tenaga pelaksana,
peralatan, dan anggaran. Dalam operasional biasanya menggunakan alat
analisis seperti: Bagan Gantt (Gantt Chart), atau perluasan dengan
menggunakan Analisis Jaringan (Network Analysis) seperti Program
Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM).
Rencana proyek yang baik akan meliputi unsur-unsur berikut:
1. Menetapkan tujuan
2. Mendefinisikan proyek
3. Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan
4. Jadwal waktu untuk penyelesaian
5. Analisis biaya/ manfaat
6. Uraian mengenai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan proyek.
Alat-alat yang digunakan untuk maksud tersebut adalah perkiraan
waktu dan biaya, anggaran, cash flow, penjelasan tentang peralatan yang
tersedia, data personel dan diagram teknik (enginering diagrams).
42
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENJADWALAN OPERASIONAL
Penjadwalan proyek/ operasional digunakan untuk beberapa tujuan berikut:
1. Menggambarkan
hubungan dari setiap aktivitas dari keseluruhan proyek
2. Mengidentifikasikan
hubungan yang harus didahulukan antara aktivitas-aktivitas yang ada
3. Memperkirakan waktu,
biaya yang realistis untuk setiap aktivitas
4. Membantu penggunaan
orang, uang dan sumber daya peralatan yang lebih baik dengan
identifikasi jalur kritis dan kemacetan dalam proyek
5. Memperbaiki dan
memperbarui rencana atau jadwal semula
Alat yang digunakan untuk maksud tersebut adalah Bagan Gantt,
Bagan Millistone, PERT, CPM serta jadwal arus kas
PENGAWASAN PROYEK / OPERASIONAL
Mengawasi dan mengendalikan proyek merupakan hal yang penting
untuk menjaga agar proyek selesai tepat pada waktunya. Alat yang sering
digunakan untuk maksud tersebut adalah PERT&CPM.
F. MANAJEMEN ORGANISASI
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen merupakan
alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemudian tujuan tersebut dapat
terlaksana dan tercapai jika ada tempat atau wadah untuk melakukan
kegiatan tersebut. Tempat atau wadah tersebut adalah organisasi (Kasmir
dan Jakfar, 2003)
ORGANISASI secara statis: Suatu wadah atau tempat kerja sama untuk
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
ORGANISASI secara Dinamis: Suatu proses kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Elemen-elemen Umum dalam Organisasi
1. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan
dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa
2. The strategic apex. Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung
jawab keseluruhan dalam organisasi
3. The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating
core dengan strategic apex
4. The technostructure. Para analis yang memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi
5. The support staff. Orang-orang yang mengisi unit staf, yang
memberi jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi.
Struktur Organisasi
Struktur Sederhana
Struktur sederhana dikarakterisasikan oleh hal-hal yang bukan
sebenarnya ketimbang yang sebenarnya. Strukutr sederhana tidak rumit,
43
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
kompleksitas rendah, cepat, fleksibel dan dan biaya rendah. Lapisan struktur
tidak rumir, pertanggung jawaban mudah dan ketidak pastian minim.
Kelemahan struktur sederhana adalah penggunaannya yang terbatas,
mempunyai risiko tinggi karena bergantung pada seseorang.
44
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Adhocracy
Adhocracy dicirikan oleh diferensiasi (perbedaan) horizontal yang
tinggi, diferensiasi vertical yang rendah, desentralisasi, fleksibelitas, dan
daya tanggap yang tinggi. Diferensiasi horizontal besar karena adhocracy
pada umumnya diisi oleh professional dengan tingkat keahlian yang tinggi.
Peraturan hanya sedikit, pengambilan keputusan desentralisasi,
technostructure-nya hampir tidak ada.
45
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Organisasi garis/lini
46
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Organisasi Fungsional
H. MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan manajerial terhadap
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, anggaran/budget
perusahaan. Sebuah manajemen keuangan merupakan alat bagi
management untuk membantu menjalankan fungsi-fungsi manajemen
perusahaan, khususnya yang berhubungan erat dengan penyusunan
rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan
kerja (controlling).
47
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
48
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Anggaran Perusahaan
49
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Anggaran Penjualan
Pemilihan Ramalan
Produk
Penjualan Proyeksi Laporan
Laba Rugi
Anggaran Produksi Perusahaan
I. MANAJEMEN RISIKO
Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang
dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat
(Djojosoedarso, 1999)
Dalam Djojosoedarso (1999), langkah-langkah yang harus dilalui
dalam mengelola risiko adalah:
1. mengidentifikasi/menentukan tujuan dengan melakukan pengelolaan
risiko.
2. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian.
3. Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensiil
4. Mencari cara atau kombinasi cara yang paling baik untuk
menyelesaikan masalah.
5. Mengkordinir dan mengimplementasikan keputusan manajemen
risiko.
6. Memonitor dan mengevaluasi strategi manajemen risiko.
Seluruh kerugian potensiil yang dapat menimpa setiap bisnis pada
pokoknya dapat diklasifikasikan kedalam:
1. Kerugian atas harta
kekayaan (property exposures)
a. Kerugian
langsung
b. Kerugian
tidaklangsung
50
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
c. Atas
pendapatan
2. Kerugian berupa
kewajiban pada pihak lain (liability losses/exposures)
3. Kerugian personil
(personnel losses/exposures)
Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang digunaka,
antara lain:
1. menggunakan daftar pertanyaan (questionair)
2. menggunakan laporan keuangan
3. membuat flow-chart aliran barang mulai pra produksi hingga produk
jadi
4. dengan inspeksi langsung di tempat
5. mengadakan interaksi di setiap bagian-bagian dalam perusahaan
6. menganalisis kontrak-kontrak kerja
7. interaksi dengan pihak luar
8. membuat dan menganalisa catatan/statistic
9. mengadakan analisis lingkungan
Pembiayaan risiko
Penanggulangan risiko dapat dilakukan dengan
menyediakan/mengeluarkan dana yang berhubungan dengan cara-cara
pengadaan dana untuk menanggulangi kerugian. Cara yang dapat
digunakan yaitu:
1. memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)
Pemindahan risiko melalui risk financing berarti
transferor/penanggung harus mencari dana eksternal untuk membayar
kerugian yang di derita oleh tertanggung, yang benar-benar terjadi.
Pemindahan ini dapat dilakukan dengan a) transfer risiko kepada
perusahaan asuransi (mengasuransikan). b) transfer risiko kepada
perusahaan bukan asuransi (noninsurance transfer).
2. menangani sendiri risiko yang dihadapi, dengan meretensi
51
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDALAMAN MATERI
1. Apa yang anda pahami dari aspek manajemen dan sejauh mana arti
pentingnya manajemen bagi keberhasilan suatu usaha atau proyek ?
2. Aspek manajemen terdapat beberapa fungsi manajemen, sebut dan
jelaskan fungsi tersebut jika diterapkan dalam empat kegiatan
manajerial (manajemen strategi, manajemen operasional, manajemen
organisasi, MSDM, manajemen Risiko)?
3. Menurut anda langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh
seorang pengusaha bila ingin merubah usahanya dari manajemen
keluarga menuju manajemen perusahaan ?
52
BAB
BAB
V V
ASPEK
ASPEK
SOSIAL
SOSIAL
EKONOMI
EKONOMI
PENDAHULUAN
MANFAAT EKONOMI DAN SOSIAL
ANALISIS ASPEK SOSIAL EKONOMI
52
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A. PENDAHULUAN
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak
positif dan negatif, yang mana dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh
berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun
masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial, dampak positif yang
diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat
khususnya, dan pemerintah umumnya.
Bagi masyarakat, adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah
akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan
bagi pemerintah. Dampak positif yang diperoleh dari aspek ekonomi adalah
memberikan pemasukan berupa pendapatan, baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Lebih dari itu, yang terpenting adalah ada yang
mengelola dan yang mengatur sumber daya alam yang belum terjamah.
Sebaliknya dampak negatif juga tidak akan terlepas dari aspek ekonomi,
misalnya eksploitasi sumnerdaya alam yang berlebihan, masuknya pekerja
dari luar daerah sehingga menguarangi peluang bagi masyarakat sekitarnya
(Kasmir dan Jakfar, 2003).
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum
adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti
pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Dampak negatif
bagi pemerintah dari aspek sosial yaitu adanya perubahan demografi di
suatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak
negatif dari aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya,
adat istiadat, dan struktur sosial lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Evaluasi proyek tidak hanya dipandang perusahaan yang akan
melaksanakan proyek. Tetapi dari sudut pandang perekonomian nasional.
Dengan melakukan analisis ekonomi diharapkan analisis proyek dapat
menilai apakah proyek memang tidak akan membebani perekonomian
nasional. Mungkin suatu proyek akan menguntungkan pihak perusahaan
(yaitu diharapkan memberikan NPV positif), tetapi sebenarnya membebani
perekonomian nasional. Hal tersebut dapat terd\jadi karena, misalnya proyek
tersebut memperoleh perlindungan (proteksi) sehingga memungkinkan
menjual produknya dengan harga yang jauh lebih mahal.
Contoh lain adalah kemungkinan timbulnya masalah eksternalities.
Suatu proyek mungkin mempunyai dampak eksternal yang menguntungkan
atau merugikan. Seperti misalnya didirikannya industri pengalengan ikan
yang menyerap tenaga kerja cukup banyak, dampak tersebut merupakan
eksternalitas yang menguntungkan. Sebaliknya juga akan menimbulkan
pencemaran lingkungan (eksternalities yang merugikan).
Demikian juga masalah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Pembayaran pajak akan menyebabkan profitabilitas proyek menurun di mata
perusahaan. Sebalinya, pembayaran paak tersebut menguntungkan
pemerintah karena menambah penghasilan. Analisis dari sisi ekonomi perlu
memperhatikan manfaat (atau pengorbanan) yang diterima oleh pihak lain,
tidak terbatas pada perusahaan.
52
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
53
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Komponen Ekonomi
1. Ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan, pola nafkah, dan pola
nafkah ganda)
2. Ekonomi sumber daya alam (pola pemilikan dan penguasaan
sumber daya alam, pola penggunaan lahan, nilai tambah sumber
daya alam dan sumber daya lainnya)
3. Perekonomian lokal dan regional (kesempatan kerja dan berusaha,
memberikan nilai tambah dan proses manufaktur, jenis dan jumlah
aktivitas ekonomi nonformal, distribusi pendapatan, efek ganda
ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli
Daerah (PAD), pusat pertumbuhan ekonomi, fasilitas umum dan
fasilitas sosial, aksesibilitas wilayah)
4. Pengembangan wilayah
PENDALAMAN MATERI :
1. Jelaskan arti penting aspek sosial ekonomi bagi studi kelayakan
bisnis?
2. Disamping dampak positif, pendirian suatu usaha juga berdampak
negatif. Jelaskan dampak negatif yang bakal timbul dari adanya
usaha/proyek?
3. Investasi/pendirian usaha dapat meningkatkan pendapatan nasional,
jelaskan bagaimana pendapatan nasional dapat meningkat?
4. Jelaskan bagaimana menganalisis aspek sosial ekonomi?
54
BAB
BAB
VI VI
ASPEK
ASPEK
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
PENDAHULUAN
RONA LINGKUNGAN HIDUP
ANALISIS MENGENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
UKL-UPL
DOKUMEN LINGKUNGAN SUKARELA
55
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A. PENDAHULUAN
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), lingkungan hidup merupakan salah
satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau
usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik
dampak negatif maupun dampak positif. Dampak lingkungan hidup yang
terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya, seperti
perubahan fisik, kimia, biologi, atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika
tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik
terhadap flora, fauna maupun manusia itu sendiri. Dengan adanya kegiatan
investasi atau usaha maka komponen lingkungan hidup secara otomatis
akan berubah dengan menimbulkan dampak terutama dampak negatif yang
tidak diinginkan. Dampak negatif akan timbul timbul pada : tanah dan
kehutanan, air, udara, dan manusia.
58
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
D. UKL UPL
Upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan;
serangkaian kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
dilakukan oleh pemrakarsa suatu rencana usaha/kegiatan yang tidak
diwajibkan menyusun AMDAL, yaitu kegiatan yang diperkirakan tidak akan
menimbulkan dampak
Pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan terdiri dari dua kategori, yaitu :
Harus melewati suatu kajian lingkungan terlebih dulu yang disebut
Dokumen UKL-UPL
Tidak perlu melewati kajian lingkungan dalam Dokumen UKL-UPL
59
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
60
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PENDALAMAN MATERI
1. Jelaskan mengapa studi kelayakan untuk AMDAL dianggap penting
oleh berbagai pihak?
2. Uraikan komponen lingkungan yang anda ketahui secara lengkap?
3. Jelaskan dampak lingkungan yang timbul dari adanya pendirian
usaha/proyek terutama terhadap air, tanah, udara dan manusia?
4. Uraikan cara mengatasi dampak lingkungan yang terjadi (sesuai soal
no.3)?
5. Buatlah sebuah perumusan dokumen AMDAL untuk usaha perikanan
6. Cari dokomen sukarela yang berkaitan dengan lingkungan selain
yang dijelaskan di materi dan jelaskan tentang dokumen tersebut
serta uraikan perbedaannya dengan dokumen yang telah dijelaskan
dimateri
61
BAB
BAB
VII VII
ASPEK
ASPEK
HUKUM
HUKUM
PENDAHULUAN
BADAN HUKUM
IZIN USAHA
PAJAK
PELANGGARAN HUKUM
62
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A. PENDAHULUAN
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian
ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka
segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan
harus terlebih dahulu sudah terpenuhi. Bagi badan usaha yang akan
dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek
hukum seperti badan hukum perusahaan yang akan dipilih.
B. BADAN HUKUM
Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam, meliputi :
Perusahaan Perseorangan, Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Negara (BUMN), Perusahaan Daerah,
Yayasan, dan Koperasi. Masing-masing badan hukum memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing, dimana hal tersebut dapat dilihat dari
luasnya bidang usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas
tanggungjawab dan kewajiban masing-masing pemilik, serta pembagian
keuntungan masing-masing badan usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Adapun pengertian, kelebihan, dan kelemahan dari ketiga jenis badan
usaha tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
perseorangan (hanya seorang).
Kelebihan perusahaan jenis ini disamping pendiriannya mudah
adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cukup dengan
organisasi dan manajemen yang sederhana. Kelemahan perusahaan ini
adalah kebutuhan modal hanya dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal
dari luar relatif lebih sulit.
2. Firma (Fa)
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara
dua orang atau lebih dengan nama bersama, dimana tanggung jawab
masing-masing anggota firma (disebut firmant) tidak terbatas; sedangkan
laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama.
Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung.
Kelebihan dari Firma yaitu :
- Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga
lebih mudah untuk memperluas usahanya
- Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan
finansiil yang lebih besar
- Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian
kerja di antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di
ambil bersama-sama.
- Risiko ditanggung bersama.
- Pembagian kerja dapat diatur sesuai kemampuan para pemilik.
- Modalnya dapat lebih besar dari perusahaan perseorangan.
63
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
64
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
C. IZIN USAHA
Dokumen penunjang usaha beserta izin-izin selalu diperlukan sebelum
suatu usaha/perusahaan menjalankan kegiatannya. Dokumen dan izin-izin
diperlukan guna melindungi kepentingan perusahaan itu sendiri dari berbagai
hal yang berkaitan dengan hukum dan peraturan. Selain itu, dokumen dan
izin-izin juga diperlukan bagi instansi tertentu sebagai data untuk melakukan
65
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Selain itu penggunaan kapal dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan
dapat merusak ekosistem perairan. Sehingga dibuat peraturan tentang usaha
penagkapan yang bertujuan melestarikan lingkungan.
sebagaimana dimaksud ayat satu, tidak berlaku bagi nelayan kecil dan
atau pembudidaya ikan kecil.
2) Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
Dasar hukum dari surat izin ini adalah UU. Republik Indonesia No.
31 tentang Perikanan pasal 27 yang berbunyi setiap orang yang
memiliki ada atau mengoperasikan kapal penangkapan ikan
berbendera Indonesia yang digunakan untuk penangkapan ikan di
wlayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dan atau laut
lepas wajib memiliki (SIPI)
3) Surat Izin Kapal Penangkapan/Pengangkutan Ikan (SIKPI)
Dasar hukum dari surat izin ini adalah UU. Republik Indonesia No.
31 tentang Perikanan pasal 28 yang berbunyi (1)setiap orang yang
memiliki ada atau mengoperasikan kapal pengangkutan ikan di
wlayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib memiliki
(SIKPI). (2) SIKPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
oleh Menteri.
Selain izin-izin tersebut diatas ada beberapa persyaratan lain yang
harus dilengkapi oleh usaha penagkapan berkaitan dengan pendaftaran
kapal perkanan diantaranya: surat bukti kepemilikan, identitas pemilik dan
surat ukur.
D. PAJAK
Pajak dalam istilah asing disebut: tax (Inggris); import contribution,
taxe, droit (Perancis); Steuer, Abgabe, Gebuhr (Jerman); impuesto
contribution, tributo, gravamen, tasa (Spannyol) dan belasting (Belanda).
Dalam literatur Amerika selain istilah tax dikenal pula istilah tariff.
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak
mendapatkan imbalan secara langsung (kontraprestasi), imbalannya berupa
pelayanan yang baik oleh Negara, baik secara fisik maupun nonfisik.
Setyawan dan Suprapti. (2002).
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
perusahaan, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber
penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama
penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk
dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan.
Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah
sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang
berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam
rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap
warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,
menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan
68
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
JENIS PAJAK
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan
menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak
yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola
oleh Direktorat Jenderal Pajak - Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak
Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak:
69
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek,
yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan.
E. PELANGGARAN HUKUM
Selain untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, prosedur dan
berbagai persyaratan pendirian usaha. Aspek hukum juga berguna untuk
menghindarkan perusahaan dari tindak pelanggaran hukum. Tindak
pelanggaran hukum yang dimaksud adalah tindak pelanggaran dan ataupun
penyelewengan dari peratura-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk menghindari pelanggaran hukum pada tahap penerencanaan
pendirian usaha kita harus menganalisa dan mempelajari peraturan dan
undang-undang yang ditetapkan pemerintah berkaitan dengan usaha yang
akan didirikan. Dalam tindak pelanggaran hukum, perusahaan ataupun
individu akan dikenakan hukuman dan/atau denda dari pemerintah.
Dalam usaha perikanan dan hukuman telah diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2004 Bab.XV tentang ketentuan
pidana yaitu pada pasal (84) hingga pasal (105)
PENDALAMAN MATERI
1. Kemukakan alsan anda mengapa aspek hukum perlu diteliti dan
dianggap penting ?
2. Salah satu bentuk badan usaha yang banyak digunakan dewasa ini
adalah Perseroan Terbatas (PT). kemukakan alasan anda mengapa
demikian ?
3. Suatu misal anda akan mendirikan sebuah pabrik pengolahan ikan,
dimana untuk mendapatkan bahan baku berupa ikan segar hasil
tangkapan nelayan dengan harga yang masih rendah dari Tempat
Pelelangan Ikan (TPI)/ Pasar, perusahaan menggunakan cara
penjemputan nelayan ketika masih ada di perairan sehingga harga
ikan belum terpengaruh oleh pelelangan dan dalam melakukan
strategi ini perusahaan mengalokasikan pembelian kapal-kapal
pengangkut ikan untuk kegiatan distribusi bahan baku dan produk
olahan. Dokumen apa saja yang akan anda siapkan dan lengkapi
agar usaha anda layak diaspek ini jelaskan secara detail?
71
BAB
BAB
VIIIVIII
ASPEK
ASPEK
FINANSIAL
FINANSIAL
PENDAHULUAN
PERMODALAN
BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI
ALIRAN KAS PROYEK / CASH FLOW
DISCOUNT FACTOR
ANALISA PENILAIAN INVESTASI
72
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A. PENDAHULUAN
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai
keuangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek keuangan
meliputi penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan
biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa
periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur
investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode
kedepan, kriteria penilaian investasi dan rasio keuangan yang digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi biasanya diperlukan dana
yang relatif besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana
yang ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya.
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan, salah
satunya dengan cara mengeluarkan saham, baik secara tertutup maupun
secara terbuka. Sedangkan modal pinjaman (modal asing) adalah modal
yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara
pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
ataupun kedua-duanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan
kebijakan dari pemilik usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Dalam prakteknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri
dari dua macam modal yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal
investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin, peralatan serta inventaris lainnya, dan biasanya modal
investasi memiliki jangka waktu yang panjang. Sedangkan modal kerja yaitu
modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan
biasanya memiliki jangka waktu yang pendek. Modal kerja digunakan untuk
keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan biaya
pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Ketidak pastian (uncertainty) adalah kondisi yang dihadapi oleh
seseorang, apabila masa yang akan datang mengandung sejumlah
kemungkinan peristiwa yang akan terjadi yang tidak kita ketahui.dalam
ketidak pastian semua kemungkinan dapat terjadi. Sedangkan kemungkinan
menyangkut yang akan datang yang mengandung suatu kemungkinan hasil
yang sudah dapat diketahui pada waktu ini. Pada kondisi yang realistis yang
dapat dihadapi oleh pimpinan perusahaan dalam finansiil adalah risiko
penganggaran modal. (Riyanto, 1995)
B. PERMODALAN
Penganggaran modal merupakan suatu konsep investasi, sebab
penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penamaan) dana dimasa
sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki
dimasa mendatang. Menurut Riyanto (1995), modal usaha dalam pengertian
ekonomi adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah
73
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
dan tenaga kerja bekerja untuk menghasilkan suatu barang baru. Modal
usaha tersebut biasanya berupa modal tetap/aktiva dan modal kerja.
Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu
periode normal operasi perusahaan (1 tahun), dibeli tidak untuk dijual
kembali melainkan digunakan untuk operasi dan setiap periodenya
disusutkan. Tidak termasuk disusutkan adalah tanah dan disebut capital
expenditure (pengeluaran modal). Sedangkan aktiva lancar/modal kerja
adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang diharapkan
dalam satu periode normal operasi perusahaan (1 tahun) dapat berubah
menjadi kas dan disebut revenue expenditure (pengeluaran pendapatan)
(Suratman, 2001).
Menurut Husnan dan Suwarsono (1999), aktiva tetap yang diperlukan
untuk investasi bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap berwujud
- Tanah dan pengembangan lokasi
- Bangunan dan perlengkapannya
- Pabrik dan mesin-mesin
- Akiva tetap lainnya, meliputi : perlengkapan
angkutan, materials handling, perlengkapan kantor dan sebagainya.
2. Aktiva tetap tidak berwujud
- Aktiva tidak berwujud, misalnya : patent,
lisensi, pembayaran lumpsum untuk penggunaan teknilogi,
engineering fees, copy rights, good will dan sebagainya.
- Biaya-biaya sebelum operasi meliputi : studi
pendahuluan, penyiapan pembuatan laporan studi kelayakan, survey
pasar, legal fee dan sebagainya.
- Biaya-biaya sebelum operasi meliputi : biaya
penarikan tenaga kerja, beben bunga, biaya-biaya selama masa
produksi percobaan.
- Istilah modal kerja menurut Husnan dan
Suwarsono (1999), diartikanb sebagai modal kereja brutto, atau
modal kerja netto. Modal kerrja brutto menunjukkan semua investasi
yang diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari : Kas, Surat-
surat , Piutang, Persediaan, dan lainnya. Modal kerja netto
merupakan selisih antara aktiva lancar dan hutang jangka pendek.
Dimaksudkan dengan aktiva lancar adalah aktiva yang berubah
menjadi kas memerlukan waktu yang pendek, kurang dari satu tahun
ayau satu siklus produksi.
Dana yang dipakai untuk modal suatu usaha pastinya berasal dari
suatu sumber. Husnan dan Suwarsono (1999), dalam bukunya memeparkan
tujuan dasar dari pemilihan sumber dana yang pada akhirnya bisa
memberikan kombinasi dengan biaya terendah, dan tidak menimbulkan
kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaaan yang mensponsori proyek
tersebut (artinya jangka waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu
penggunaan dana). Sumber-sumber dana yang dimaksud adalah :
74
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
75
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
76
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
E. DISCOUNT FACTOR
Discounting factor adalah suatu bilangan kurang dari satu yang dapat
untuk mengalikan atau mengurangi suatu jumlah di waktu yang akan datang
(F) supaya menjadi nilai sekarang (P) (Kadariah, dkk, 1978 dalam M.Furqon
Aziza, 2000). Secara aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :
1
DF
(1 i ) t
Keterangan:
DF = discounting faktor
i = tingkat suku bunga
t = tahun
77
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
pajak, dimana pajak (selain PPh karena kedua pajak tersebut dipotong
berdasarkan keuntungan kotor dan PPN dikenakan pada konsumen)
akan menyebabkan jumlah fixed cost dari suatu usaha naik.
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 261 Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang-orang yang menafkahkan
hartanya ke jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seraus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui .
3) Penerimaan
Penerimaan atau Total Revenue (TR) adalah pendapatan
kotor usaha yang didefinisikan sebagai nilai produk total usaha dalam
jangka waktu tertentu (Primyastanto dan Istikharoh 2006).
4) Keuntungan ()
Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya
penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi baik tetap maupun tidak tetap (Primyastanto dan Istikharo, 2006).
Perhitungan keuntungan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
= TR TC
TC = VC + FC
Keterangan : : Keuntungan (Rp / tahun)
TR : Total Revenue (pendapatan total)Rp / tahun
TC : Total Cost (biaya total) Rp / tahun
VC : Variable Cost (biaya variable) Rp / tahun
FC : Fixed Cost (biaya tetap) Rp / tahun
5) Revenue Cost Ratio (RC Ratio)
Analisis RC Ratio merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan
relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam
kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak bila R/C lebih besar dari 1
(R/C > 1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C, maka tingkat
keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi (Effendi dan Oktariza, 2006).
6) BEP (Break Event Point)
Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan dimana suatu
usaha berada pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan tidak
megalami kerugian. BEP merupakan teknik analisa yang mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, volume kegiatan dan
keuntungan. Dalam perencanaan keuntungan analisa Break Even Point
merupakan profit planning approach yang mendasarkan pada hubungan
antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).
Cara perhitungan BEP ada 2 macam :
1. BEP atas dasar sales, dirumuskan :
FC
BEP
vc
1
s
79
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
7) Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dengan modal yang
bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 1995).Dalam
melaksanakan suatu usaha ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
tolok ukur untuk menghitung efisiensi penggunaan modal yang ditanamkan
pada perusahaan tersebut, hal ini dilakukan untuk melihat gambaran
kelancaran dan keberhasilan usaha. Salah satu dari indikator tersebut adalah
nilai rentabilitas. Menurut Riyanto (1995), Rentabilitas suatu usaha
menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain Rentabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
L
R = X 100 %
M
Dimana R = Rentabilitas (%)
L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu
(Rp)
M = Modal yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp)
b. Analisa Jangka panjang
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) ada lima metode yang bisa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi, diantaranya:
Average Rate of Return, Paybac Period (PP), Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index.
80
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PI :
PV netBenefit 100%
PVInvestasi
3) Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000:210), metode Internal Rate
of Return (IRR)adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih di masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari
pada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka
investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Menurut Rianto (1995), bahwa IRR dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
P 2 P1
IRR P1 C1
C 2 C1
Dimana: IRR = internal reat of return yang dicari
P1 = tingkat bunga ke-1
P2 = tingkat bunga ke-2
C1 = NPV ke-1
81
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
C2 = NPV ke-2
Dalam Husnan dan Suwarsono,(1999). Rumus dari IRR sebagai
berikut :
'
NPV
IRR = i
'
i "
i '
82
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
A Ax.Px
x 1
CV _
A
_
L A 2
Dimana:
= Standar deviasi
Ax = Arus kas untuk kemungkinan x
Px = Probabilitas terjadinya arus kas
A
CV
= expected value atau mean dari distribusi probabilitas
= Koefisien Variasi
L = batas bawah arus kas
Dari rumus diatas dapat diperoleh hubungan antara batas
nilai bawah arus kas dengan koefisien variasi sebagai berikut:
83
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
- Apabila nilai CV < 0,5 atau L > 0. Maka usaha selalu terhindar
dari risiko kerugian.
- Apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0. Maka usaha berpeluang
mengalami risiko kerugian.
b) Pendekatan ekuivalen kepastian (certainty equivalent approach)
C.Et = At- 3
Dimana:
C.Et = certainty-equivalent untuk periode t
At = mean cashflow estimate untuk periode t
= standar deviasi
c) Pendekatan tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko (Risk
Adjusted Discount Rate Approach)
Dimisalkan ada dua produk, produk A dan produk B. Dengan
nilai keuntungan produk A Rp.20.000.000/bulan dan produk B
Rp.22.000.000/bulan. Tetapi nilai penjualan dan pasar produk A lebih
baik dimana hal ini akan membuat nilai standar deviasi produk A
lebih kecil dari produk B. Oleh karena itu produk B mengandung
risiko lebih besar dari produk A sehingga ditetapkan tingkat diskon
untuk produk B lebih besar dari produk A. Semisal tingkat diskon
produk A 10% sedangkan produk B lebih tinggi yaitu sebesar 14%.
d) Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)
Pada penganalisaan risiko dengan analisis sensitifitas yaitu
memperhitungkan risiko kerugian dengan menurunkan dan atau
menaikkan biaya dan atau pendapatan dari suatu usaha. Sehingga
diketahui tingkat sensitifitas atau kepekaan usaha terhadap
perubahan biaya dan atau pendapatan.
PENDALAMAN MATERI:
1. Jelaskan pengertian aspek finansial dalam kaitannya dalam studi
kelayakan bisnis dan hal-hal apa saja yang perlu disusun dan dinilai
dalam aspek ini?
2. Untuk melakukan suatu investasi dibutuhkan sejumlah dana serta
biaya investasi. Uraikan sumber-sumber dana yang dapat dicari dan
biaya investasi apa saja yang perlu dikeluarkan?
3. Untuk menilai kelayakan investasi perlu dilakukan beberapa kriteria
penilaian investasi. Sebutkan dan Jelaskan kriteria penilaian
investasi tersebut?
84
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
85
BAB
BAB
IX IX
APLIKASI
APLIKASI
STUDI
STUDI
KELAYAKAN
KELAYAKAN
BUSINESS PLAN
JENIS BUSINESS PLAN USAHA PERIKANAN
PERUMUSAN BUSINESS PLAN USAHA PERIKANAN
ALAT ANALISIS
85
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Agar kegiatan usaha atau proyek dapat berjalan dengan baik dan
bermanfaat bagi konsumen maupun produsen, maka harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Rencana usaha yang baik harus konkrit dan
ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan usaha ini dilaksanakan secara
operasional. Penyusunan rencana bisnis sangat penting dan diperlukan, agar
calon pengusaha dapat mempersiapkan usahanya dengan matang dan untuk
mengetahui apakah rencana bisnisnya layak atau tidak untuk dilaksanakan.
Dengan perencanaan bisnis akan dapat dihindari kerugian-kerugian, baik
yang bersifat operasional maupun strategis organisasional. Lebih lanjut dapat
dikatakan bahwa suatu rencana bisnis layak untuk dijalankan apabila
memenuhi beberapa kriteria berikut ini :
Kelayakan hukum, artinya rencana bisnis tersebut dapat dijamin
serta mendapat dukungan hukum dalam pelaksanaannya atau tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Kelayakan organisasi dan manajemen, artinya rencana bisnis
tersebut dapat dikelola secara baik oleh tim manajemen yang sudah
direncanakan.
Kelayakan ekonomis, artinya secara perhitungan ekonomi
mempunyai kemampuan dan peluang untuk dikembangkan.
Kelayakn teknis, artinya secara operasional dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana bisnis yang akan diperdagangkan atau sesuai
dengan skala ekonomi yang direncanakan.
Kelayakan finansial, artinya secara perhitungan finansial diperkirakan
dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan yang direncanakan.
2 Jenis-jenis Perencanaan Usaha (Business Plan)
Menurut jenis usaha dan perencanaannya Perencanaan Usaha
(Business Plan) dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis perencanaan :
Perencanaan Pendirian Usaha (New Business Plan)
Perencanaan pendirian usaha adalah suatu perencanaan pendirian
usaha baru, dalam perencanaan ini karena usaha belum pernah ada dan
belum memiliki kelayakan-kelayakan dan analisa usaha sehingga dalam
perumusannya digunakan studi kelayakan usaha usaha lain sejenis yang
telah berdiri untuk digunakan sebagai patokan ataupun kerangka
perencanaan usaha. Studi kelayakan usaha lain tersebut diumpamakan
sebagai keadaan usaha baru tersebut pada saat ini dan proposal
perencanaan usahanya berupa perencanaan usaha yang akan datang
dengan kapasitas dan ukuran usaha sesuai dengan jumlah investasi yang
tersedia.
Perencanaan Kembali(Re-planning)
Pimpinan suatu organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuaian
antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan
(peluang dan ancaman) suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan
secara hati-hati terhadap persaingan, peraturan peraturan, tingkat inflasi,
siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor-faktor lain yang
dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan. Suatu
87
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
88
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
89
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
B. ALAT ANALISIS
Dalam aplikasi studi kelayakan usha berupa Perencanaan Usaha
(Business Plan) alat analisa bertujuan untuk melakukan optimalisasi usaha
ataupun hanya sekedar mengetahui keadaan, posisi ataupun permasalahan
usaha (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) untuk perumusan strategi
selanjutnya. Adapun beberapa alat analisa tersebut diantaranya.
1 Analisis SWOT
Salah satu analisa yang digunakan untuk mengusun perencanaan
strategi yaitu Analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005), Analisis SWOT
adalah identifikasi bebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunities), namun
secara besamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weaknesses) dan
Ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planner) harus
mennganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan Analisis Situasi, dimana model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah analisis SWOT.
Pada perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT ini
didasarkan pada faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada pada
usaha. Sedangkan faktor eksternal didasarkan pada keadaan lingkungan
bisnis usaha (peluang dan ancaman).
Matrik Faktor Strategi Internal
Setelah faktor-faktor strategis internal suatu Usaha diidentifikasikan
suatu table IFAS (internal strategic factors analysis summary) disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka
Strength and Weakness Usaha. Tahapnya adalah :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5-10 kekuatan dan kelemahan).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
90
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Tabel 3. IFAS
Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1.
2.
Kelemahan (W)
1.
2.
Total 1,00
Sumber : (Rangkuti,2005)
91
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Tabel 4. EFAS
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1.
2.
Ancaman (T)
1.
2.
Total 1,00
Sumber : (Rangkuti,2005)
92
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
93
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
94
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
95
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
96
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Persoalan Programming
Persoalan programming pada dasarnya berkenaan dengan
penentuan alokasi yang optimal dari pada sumber-sumber yang langka
(Limited Resource) untuk memenuhi suatu tujuan (objective), misalnya
bagaimana mengkombinasikan beberapa sumber yang serba terbatas
seperti tenaga kerja, material, mesin, tanah, pupuk, air dsb. Sehingga
diperoleh output yang optimal.
Persoalan LP adalah persoalan untuk menentukan besarnya masing-
masing nilai variable sedemikian rupa sehingga (s.r.s) nilai fungsi tujuan
(objective function) yang linier menjadi maksimum atau minimum.
Dengan demikian maka teknik LP dapat digunakan dalam 2 cara
yaitu:
a. Memaksimumkan total penerimaan atau total keuntungan pada kendala
sumberdaya yang terbatas yang selanjutnya disebut dengan istilah
program maksimumkan atau maksimisasi (maximize)
97
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Untuk mencari titik pada garis sumbu X yaitu dengan mensubstitusikan Y=0
0 = -2X +8
2X =8
X =4
Sedangkan untuk mencari titik pada garis sumbu Y yaitu dengan
mensubstitusikan X=0 sehingga 2(0) + Y = 8 Y= 8
Dengan demikian garisnya adalah X =4 dan Y = 8
Terlihat disini bahwa meskipun nilai sebelah kanan atau nilai c-nya
(RHS) berubah dari 8 menjadi 10, garis tidak mengalami perubahan
kemiringan; garis hanya bergeser ke kanan secara sejajar apabila
kemiringan atau g nya sama, walaupun nilai c-nya berubah. Dalam program
LP, nilai c disebut Nilai Kanan (NK) atau Right Hand Side (RHS).
Selanjutnya kita lakukan penentuan titik potong. Pada grafik sebelumnya
akan kita tambah persamaan garis X + 2Y = 8. X = 8 dan Y = 4
Pencarian titik potong antara keduanya dapat dilakukan dengan
mengeliminasi kedua fungsi garis seperti berikut:
2X + Y = 8 x (1) 2X + Y =8
X + 2Y = 8 x (2) 2X + 4Y = 16
0 3Y = -8
8
Y = sedangkan X dapat dicara dengan mensubstitusi Y ke salah satu
3
persamaan maka:
8 8 24 8 16 8
2X + = 8 2X = 8 - 2X = 2X = X=
3 3 3 3 3
100
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Dan sebagai ilustrasi kita umpamakan Z = 5X1 + 7X2 maka hasil optimal
8 8
adalah Z = 5X1 + 7X2 5( ) + 7( ) = 32
3 3
101
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
yakni: content validity (validitas isi), construck validity (validitas konstruk) dan
predictive validity (validitas prediksi). Alat pengukur pada penelitian ini
adalah menggunakan validitas konstruk. Konstruk adalah kerangka dari
suatu konsep. Sebuah konsep tersusun dari beberapa komponen yang tidak
valid, dapat dikatakan bahwa komponen tersebut tidak konsisten dengan
komponen-komponen yang lain untuk mendukung sebuah konsep. Valid
tidaknya suatu item dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi
product momen person yang digunakan untuk mencari hubungan variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2. Uji BLUE Untuk Melihat Kelayakan Model
Sebelum suatu model digunakan lebih lanjut, kita harus menguji
model tersebut apakah model yang digunakan memiliki tingkat kesalahan
(bias) model yang terkecil atau telah termasuk kriteria BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator) atau tidak. Suatu model dikatakan BLUE bila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) Uji normalitas
Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggannggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
analisa grafik dan analisa statistik.
Analisa grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observsi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun pada
penggunaan sampel yang kecil metode ini dapat menyesatkan peneliti.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat grafik normal probabiliti
plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarakan data sesungguhanya
akan mengikuti garis diagonalnya.
Uji statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati
hati. Secara visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya,
oleh karena itu dianjurkan selain menggunakan uji grafik juga digunakan uji
statistik. Uji statistik sederhana dapat dihitung dengan rumus :
skewness
Z skewness dan
6
N
kurtosis
Z Kurtosiss
24
N
102
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
b) Uji Heteroskedatisitas
Uji heterokedastisitas merupakan uji ekonometri yang digunakan
untuk menguji suatu data apakah terjadi korelasi antar variabel rambang atau
pengganggu dengan variabel bebasnya (Santoso, 2001) dalam
(wahyuni,2009). Suatu asumsii penting dari model regresi linier klasik adalah
bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi adalah
homoskedastistitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang
sama. Secara matematis asumsi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
E(uI) = 2 i = 1,2,3,....,n
Adapun metode yang akan dibahas yaitu metode Glejser. Uji Glejser ini
dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh
yaitu ei atas variabel Xi untuk model ini yang dipakai dalam penelitian ini
adalah:
u i + X i vi
2
103
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
104
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
c) Uji Autokorelasi
Dalam menguji ada tidaknya autokorelasi sangatlah sulit karena
dalam pelaksanaanya tidak ada nilai kritis yang unik yang akan membawa
penolakan atau penerimaan hipotesis nol yang menyatakan bahwa ada
tidaknya serial korelasi derajat pertama dalam gangguan atau distribusi u i.
Oleh karena itu Durbin dan Watson berhasil dalam mendapatkan batas
bawah DL dan batas atas DU sedimikian rupa sehingga jika d yang dihitung
terletak di nilai kritis ini, suatu keputusan dapat dibuat negenai adanya serial
korelasi possitif atau negatif. Statistik d dari Durbin-Watson, sebagai berikut :
tN
e et 1
2
t
t2
d tN
e
t 2
2
t
105
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
d < dL : menolak Ho
d > dU : tidak menolak Ho
dL d dU : pengujian tidak meyakinkan
2. Jika hipotesa Ho adalah tidak ada korelasi negatif, maka jika
d > 4 - dL : menolak Ho
d < 4 - dU : tidak menolak Ho
4 dU d 4 dL : pengujian tidak meyakinkan
3. Jika hipotesa Ho adalah dua ujung, yaitu bahwa tidak ada korelasi
baik positif ataupun negatif, maka jika
d < dL : menolak Ho
d > 4 - dL : menolak Ho
dU < d < 4 - dU : tidak menolak Ho
dL d dU : pengujian tidak meyakinkan
4 dU d 4 dL : pengujian tidak meyakinkan
(Gujarati,1991) dalam (wahyuni,2009).
d) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi kolinieritas antar variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka veriabel tersebut tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai antar
variabel independen adalah sama dengan nol (Gozali,2005) dalam
(wahyuni,2009)..
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model
adalah sebagai berikut :
Nilai R2 yang oleh suatu itrasi model regresi empiris sangat tinggi
tetapi secara individual variabelveriabel independen benyak
yang tidak signifikan mempengeruhi veriabel independen.
Mengenelisis matrik korelasi variabelvariabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas.
Multikolonieritas juga dapat dilihat dari (1) nilai toleransi dan lawanya, dan (2)
Variance Inflation Factor (VIF) ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen manakaah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukan adannya
multikolinieritas adalah nilai VIF > 10 (Gozali, 2005) dalam (wahyuni,2009)..
3. Uji Statistik
a) Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa jauh
kemanpuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 R2 1). Nilai yang kecil
106
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
107
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
108
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
109
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Return to scale
Besaran elastisitas hasil pendugaan fungsi produksi melalui fungsi Cobb
Douglas dari analisa regresi linier berganda sekaligus menunjukkan tingkat
besaran return to scale (RTS). Besaran return to scale untuk mengetahui
apakah kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah
increasing, costant, atau decreasing return to scale.
Secara ringkas bentuk-bentuk return to scale dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Decreasing return to scale, bila (b1+b2+bn) < 1. dalam keadaan demikian
dapat diartikan bahwa proporsi penambahan factor produksi melebihi
proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila penggunaan faktor produksi
ditambah 30%, maka produksi akan bertambah sebesar 20%
Costant return to scale, bila (b1+b2+bn) = 1. dalam keadaan demikian
dapat diartikan bahwa proporsi penambahan factor produksai akan
proporsional dengan kenaikan produksi. Bila penggunaan factor produksi
ditambah 35%, maka produksi akan bertambah juga sebesar 35%.
Increasing return to scale, bila (b1+b2+bn) > 1. ini berarti proporsi
penambahan factor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang
proporsional lebih besar. Jadi, misalnya factor produksi ditambah 15% maka
produksi bertambah 25%.
Analisa penggunaan factor produksi yang optimal
Tingkat produksi yang optimal dicapai apabila keuntungan yang diperoleh
maksimum, sehingga tingkat penggunaan faktor produksi yang optimum
dapat didekati dengan persamaan sebagai berikut:
= TR TC
= Y.Hy X. Hy
110
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Sehingga:
bi.Y .Hy
Xi* =
Hxi
bi.Y
Dimana: PMxi =
xi
bi.Y .Hy
NPM = PM.Hy =
xi
Keterangan:
Xi* = factor produksi ke-i yang optimal
Y = produksi (output)
Hxi = harga factor produksi ke-i
Hy = harga jual dari output
bi = ragam dari masing-masing faktor produksi (koefisien regresi)
analisa efisiensi harga
Perhitungan analisa indeks efisiensi harga dilakukan dari penurunan
perhitungan dari fungsi diatas dan dibuat sebuah table efisiensi harga yaitu:
NPM bi.Y .Hy
Ki = =
Hxi Hxi.xi
111
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
bi b2 b3 u
Y=
aX X X e1 2 3
a .lahan benih
( bi ) lahan ( bi ) benih
Y* = pellet (bi ) pellet dedeak (bi ) dedak
Setelah menghitung keseluruhan modal usaha dan penerimaan
mula-mula maupun saat produksi optimum pada masing-masing faktor
produksi selanjutnya dapat dianalisa secara keseluruhan dalam sebuah table
perbandingan sebagai berikut:
112
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
4 Pendekatau Bio-Ekonomi
Analisis bioekonomi merupakan salah satu alternatif pengelolaann
sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dengan pertimbangan biologi
dan ekonomi. Dalam pendekatan bioekonomi, tujuan utama adalah aspek
ekonomi dengan kendala aspek biologi sumberdaya perikanan lemuru.
Optimalisasi Bioekonomi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti Model
Gordon - Schaefer.
Munro dan scott (1984) dalam Purwanto (2002), mengungkapkan
bahwa model bioekonomi penangkapan ikan dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu : model statik dan model dinamik. Model statik ini diperhatikan dinamika
karena faktor waktu, sedangkan model dinamik memasukkan faktor waktu
untuk dianalisis. Dimana model statik ini meliputi :
Model dengan harga tetap
Model dengan harga berubah.
Tetapi yang dipakai dalam penelitian ini adalah model statik . dengan harga
tetap, dimana model ini dikennbangkan pertama kali oleh Gordon (1954)
dengan dasar fungsi produksi dari Schaefer (1954, 1957), sehingga
disebut model Gordon Schaefer merupakan model yang pertama kali
dikembangkan untuk menjelaskar. perilaku ekonomi usaha penangkapan
ikan.
Model Gordon Schaefer disusun dari :
Model fungsi produksi dari Schaefer
Biaya penangkapan
Harga ikan
Menurut Fauzi dan Anna(2004), untuk mengembangkan model
Gordon - Schaefer ini beberapa asumsi akan digunakan untuk memudahkan
pemahaman. Asumsi - sumsi tersebut antara lain :
* Harga per satuan output, (Rp/kg) diasumsikan konstan atau kurva
permintaan diasumsikan elastis sempurna
* Biaya persatuan upaya (c) dianggap konstan
113
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Equilibrium of Open Acces Fishery ". Pada tingkat upaya di bawah EOA,
penerimaan total lebih besar dari biaya totalnya, sehingga pelaku perikanan
akan lebih banyak tertarik untuk meningkatkan upaya panangkapan ikannya.
Pada tingkat upaya di atas EOA biaya total lebih besar dari penerimaan total,
sehingga mendorong pelaku perikanan untuk mengurangi upaya, dengan
demikian hanya pada tingkat upaya EOA, keseimbangan akan tercapai.
EoA
Ell:
Revenue:
116
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
RFP : Ui5i=1
U alat standart
dimana :
RFP : Indeks konversi jenis alat tangkap i (i = 1 - 5)
Ui5i=1 : Catch per Unit Effort masing-masing dari 5 alat
Ualat standart : Catch per Unit Effort total dari alat standard
E(sta)t = ni=1(RFP* Ei(t))
dimana :
E(standart)t: Jumlah alat tangkap standar pada tahun ke-t (unit)
117
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
TC = Total Cost [Total biaya yang digunakan untuk operasi penangkapan ikan
(Rp)
= price [Rata-rata harga dari produksi ikan (Rp/Ton)]
c = cost [Rata-rata biaya operasional per unit effort (Rp / unit effort)] E = effort
(upaya tangkap)
Q = Jumlah hasil tangkapan (tingkat produksi) dalam satuan Ton.
119
BAB
BAB
X X
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
SOFTWARE
SOFTWARE
KOMPUTER
KOMPUTER
SPSS 16
QM for Windows (QM4WIN)
118
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
1. Buka lembar kerja SPSS seperti gambar di bawah, pada kolom tabel
lembar kerja adalah jenis-jenis variabel dan baris adalah data tiap
variabel
119
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Pengisian]
a) Dependent atau variabel tergantung, pilih variabel Produksi.
b) Indepondent (s), atau variabel bebas pilih variabel selain produksi
c) Method atau cara memasukkan/sleksi variabel. Metode ini bermacam-
macam seperti: STEP WISE. REMOVE. BACK WARD dan FORWARD
120
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
(STEP WISE). Untuk seragaman pilih default yang ada enter, yaitu
prosedur pemilihan variabel dimana pemilihan semua variabel dalam
blok di masukkan dalam perhitungan"single step".
d) Pilih kolok statistik, dengan mengklik mouse pada pilihan tersebut, dan
tampak pada layar :
pilihan ini berkenaan dengan perhitungan regresi yang akan digunakan.
Perhatikan default yang ada di SPSS, adalah model Estimates dan
Model fit. Pada kolom residual beri tanda pada durban-Watson pilihan ini
akan menampilkan table Durban-watson untuk analisa autokorelasi.
121
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Tampilan grafik dan plot ini untuk menganalisis uji normalitas dan
heterokedastisitas. Jika tampilan grafik dan plot memang tidak
diperlukan tidak perlu melakukan langkah ini.
8. Abaikan pilihan lain dan tekan Ok untuk mengakhiri prosedur
melakukan analisis dan terlihat Output SPSS. Selanjutnya output di
copy paste pada MS.word dan dianalisis.
Regression
122
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
123
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
124
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
125
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
126
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
127
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
128
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
129
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
130
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Variables Entered/Removedb
Mod Variables Variables
el Entered Removed Method
1 obat, lahan,
. Enter
benih, pakana
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of the
l R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .550 .303 .195 36.80692 2.246
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih, pakan
b. Dependent Variable: produksi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15281.658 4 3820.414 2.820 .046a
Residual 35223.489 26 1354.750
Total 50505.147 30
a. Predictors: (Constant), obat, lahan, benih,pakan
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 63.939 22.874 2.795 .010
lahan .876 2.468 .069 .355 .725
pakan 3.985 1.534 .805 2.597 .015
benih .005 .008 .141 .660 .515
131
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
132
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Charts
133
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
134
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
135
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Lahan 7 75 10000
Pakan 5000 3500 100000
Harga/ton (Rp) 10000000 15000000
2. Selanjutnya klik file pilih new atau klik gambar lembar putih di
pojok kiri atas.
136
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
137
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
DAFTAR PUSTAKA
139
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.
140
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Zaelanie, Kartini, Nurdiani, Rahmi, dan Dayuti, Sri. 2004. Teknologi Hasil
Perikanan I. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.
141
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
LAMPIRAN I
142
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
143
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
144
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
145
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Prasarana
Prasarana pembenihan merupakan fasilitas yang secara tidak
langsung dapat menunjang kegiatan produksi. Prasarana pembenihan
diantaranya adalah sistem aerasi, tenaga listrik, pompa, dan prasarana
transportasi.
2 Aspek Pemasaran
PT. A menerima pesanan benih ikan kerapu tikus dari daerah-
daerah yang membutuhkan yaitu Situbondo, Banyuwangi, Bali dan
sekitarnya. Distribusi yang dilakukan melalui jalan darat. Para konsumen
dapat datang langsung ke PT. A Situbondo atau melalui telepon jika ingin
membeli benih ikan kerapu tikus. Saluran distribusi yang dilakukan di PT. A
menggunakan penyaluran secara langsung, semi langsung, dan tidak
langsung.
Harga benih ikan kerapu tikus adalah Rp.3000,-/ekor. Penentuan
harga berdasarkan kondisi pasar (konsumen) dan tergantung ketersediaan
telur ikan kerapu tikus. Apabila permintaan benih ini meningkat maka harga
benih ikan kerapu tikus akan naik, sebaliknya jika permintaan menurun maka
harga benih ikan kerapu tikus akan menurun. Sedangkan untuk ketersediaan
benih, apabila ketersediaan benih banyak maka harga benih ikan kerapu
tikus akan menurun, sebaliknya jika ketersediaan telur sedikit maka harga
benih ikan kerapu tikus akan menurun.
Pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu dibayar kontan dan
dibayar setelah barang sampai di tempat tujuan.Untuk pembayaran kontan
biasanya dilakukan oleh pembeli atau konsumen yang dekat dengan daerah
Situbondo, sedangkan untuk pembeli yang jauh dari Situbondo atau di luar
Jawa maka pembayaran dilakukan setelah benih kerapu tikus sampai di
tempat tujuan. Biaya packing dan biaya transportasi menjadi tanggungan
bagi pihak pembeli. Dan jika terjadi kerusakan seperti benih ikan kerapu tikus
mati atau tidak sesuai standart yang diinginkan oleh pembeli maka hal yang
demikian itu menjadi tanggungan pihak penjual yaitu PT. A.
3 Aspek Teknis
Persiapan Bak Larva
Sebelum dilakukan penebaran dan penetasan telur dilakukan
persiapan bak. Bak dibersihkan atau disiram dengan air tawar, kemudian di
kaporit 100-150 ppm dan dibiarkan selama 1-2 hari. Setelah 1-2 hari, bak
dicuci dengan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air tawar sampai
bersih dan bau kaporit hilang. Kemudian diisi air laut yang sudah difilter
dengan fliter bak sebanyak 8-10 ton dan dipasang aerasi pada 9 titik yang
berbeda. Air laut yang masuk ke bak pemeliharaan larva terlebih dahulu
harus melaui saringan pasir (sand filter), kemudian pada pipa inlet dan pipa
outlet dipasang filter bag
146
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Filter bag
Pengadaan Telur
Pada PT. Atelur yang digunakan untuk pembenihan masih
didatangkan dari BBAP (Balai Budidaya Air Payau) Pecaron, Situbondo. Hal
ini dikarenakan PT. A belum mampu untuk membesarkan dan memproduksi
induk yang mampu untuk dipijah, selain itu juga dipengaruhi oleh kurangnya
fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Penanganan Telur
Penebaran Telur
Telur berasal dari BBAP (Balai Budidaya Air Payau). Proses
penebaran telur dilakukan pada siang hari pada pukul 13.00 WIB. Sebelum
ditebar ke dalam bak pemeliharaan, bak pemeliharaan diberi larutan elbazin
0,5 ppm, larutan ini berguna sebagai antibiotik. Kemudian telur-telur yang
masih berada didalam kantong direndam pada bak tersebut, tujuan dari
perendaman adalah untuk penyesuaian suhu didalam kantong dan didalam
bak pemeliharaan. Perendaman ini dilakukan 20-30 menit. Apabila
keadaan kantong telur sudah berembun maka suhu didalam dan diluar
dianggap sama.
Setelah itu diluar bak disiapkan ember untuk air laut dan elbazin dan
saringan plankton net. Selain itu juga dilakukan pengaturan aerasi, aerasi
lebih diperlambat agar telur yang akan ditebar dapat menyebar dengan rata
dan tidak menempel satu dengan lainnya. Telur dalam kantong plastik yang
direndam diambil dan dituangkan kedalam plankton net kemudian direndam
beberapa detik pada larutan elbazin dan air laut. Selanjutnya telur-telur yang
sudah mendapat perlakuan seperti diatas ditebar kedalam bak pemeliharaan.
Penebaran dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada telur yang tertinggal di
plankton net.
147
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
148
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
larva harus disaring terlebih dahulu dengan saringan pasir (Sand Filter).
Pada saat penebaran telur, bak hanya diisi air sebanyak 7 m 3. Hingga hari
ke-7 air dalam bak tidak pernah diganti, dan hanya ada penambahan waktu
dimasukkan Chlorella sp. Pada hari ke-8 ketinggian air menjadi 9 m 3. Antara
hari ke 9-12 pergantian air dilakukan sebanyak 10-20%.
Kotoran berupa bahan organik berasal dari sisa pakan, kotoran
larva, plankton, rotifer dan larva mati akan terkumpul didasar bak dan sangat
berbahaya bagi kehidupan larva. Kotoran tersebut dapat dibersihkan dengan
penyiponan. Penyiponan dapat dimulai pada hari ke-9 atau 11, dan setelah
larva diberi pakan buatan, penyiponan sebaiknya dilakukan setiap hari.
Pakan Alami
Tiga jenis pakan biasanya digunakan untuk membesarkan larva
yaitu : rotifer, Chlorella, Artemia. Untuk rotifer ada dua tipe yaitu tipe-SS dan
tipe S dengan ukuran panjng lorika 120-140m untuk tipe SS dan 140-
200m untuk tipe S
Pengendalian Hama dan Penyakit Larva / Benih
Beberapa tanda visual yang dapat dipakai sebagai indikator untuk
menunjukkan bahwa ikan yang dipelihara sedang sakit antara lain warna
tubuh berubah (warna larva pucat dan warna juvenil gelap), nafsu makan
menurun, pertumbuhan lambat, berenang tidak beraturan, luka dan
pendarahan di tubuh juvenil, dan anatomi tubuh abnormal (mata putih,
bengkak). Jika dalam satu wadah atau bak terdapat ikan yang mati, ikan itu
harus segera dibuang agar tidak menularkan penyakitnya ke ikan lain yang
sehat. Adapun penyakit yang sering menyerang benih ikan kerapu bebek
dapat disebabkan oleh penyakit dan parasit.
Pemanenan dan Pengangkutan
Pada PT. A pemanenan dapat dilakukan pada larva berumur 30
hari (D30). PT. A melakukan panen benih ikan kerapu tikus berdasarkan
pesanan. Jadi saat melakukan panen tidak pasti berumur 30 hari atau lebih.
Sebelum dipanen air bak harus diturunkan dulu. Kemudian ikan kerapu tikus
dapat ditangkap menggunakan saringan secara perlahan-lahan. Setelah itu
dimasukkan ke dalam ember atau baskom untuk dilakukan grading. Grading
dilakukan untuk memisahkan ukuran yang kecil dan yang besar serta kualitas
dari ikan tersebut sehingga apa yang diharapkan oleh konsumen dapat
dilakukan dan konsumen merasa senang dan puas. Kemudian dapat
dilakukan perhitungan.
149
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Gradinga Gradingb
Untuk keperluan transportasi, ikan hasil panenan dimasukkan
kedalam kantong plastik, diisi 2 liter air laut dan 2-3 liter oksigen. Suhu air
untuk transportasi harus diatur yaitu antara 23-25 0C. Penurunan suhu air
dapat dilakukan dengan es yang diletakkan diluar plastik dalam sterefoam.
Jumlah ikan yand dimasukkan kedalam kantong plastik untuk keperluan
transportasi biasanya sangat bergantung kepada ukuran ikan dan lama
waktu yang dibutuhkan dalam transportasi.
Pengepakan
4 Aspek Manajemen
Perencanaan (Planning)
Dalam usaha pembenihan ikan kerapu bebek telah menerapkan
fungsi perencanaan dengan baik. Baik dari persiapan teknis, peralatan,
tenaga kerja, biaya, waktu pelaksanaan dan sebagainya meskipun tidak
semua dibuat secara terstruktur.
Pengorganisasian (Organizing)
Pada usaha pembenihan ikan kerapu tikus ini sudah menerapkan
fungsi pengorganisasian. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembagian
tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada pekerja, meskipun kadang-
kadang melakukan kegiatan rangkap, karena jumlah tenaga kerja masih
terbatas.
Pergerakan (Actuating)
Di dalam menggerakkan tenaga kerja pada usaha pembenihan
ikan kerapu tikus ini, cukup berfungsi dengan baik.
150
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Pengawasan (Controlling)
Selama pelaksanaan pembenihan ikan kerapu tikus, pengawasan
pelaksanaan dilakukan terhadap produk, pembukuan keuangan dan
pemasaran.
Penataan Staf (Staffing)
Dalam usaha pembenihan ikan kerapu tikus, penataan staf belum
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini dikarenakan terdapat tenaga kerja yang
masih bekerja secara rangkap. Selain itu penempatan tenaga kerja juga
bukan menurut ahlinya serta tidak adanya promosi dalam kenaikan pangkat
tenaga kerja.
6 Aspek Lingkungan
Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar
dan penting bagi masyarakat disekitar tempat rencana usaha adalah
kepemilikan dan penguasaan lahan, kesempatan kerja dan usaha, taraf
hidup masyarakat dan kesehatan masyarakat. Dari hasil pengamatan pada
usaha pembenihan di PT. A secara otomatis dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif yang sangat tidak diinginkan. Dampak yang ditimbulkan
terhadap air dan manusia. Selain itu juga terdapat alternatif penyelesainnya.
7 Aspek Hukum
151
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
152
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
8 Finansial
Permodalan
Adapun besar modal yang digunakan pada usaha pembenihan
ikan kerapu tikus adalah Rp. 610.920.500 ,-. Modal ini terdiri dari modal tetap
(investasi) dan modal lancar (modal kerja) sebesar Rp. 446.380.500,-.
Biaya Produksi
Tabel 10. Biaya Produksi PT. A Tahun 2007-2008 (dalam rupiah)
Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008
Biaya Bahan baku 25.150.000,- 22.400.000,-
Biaya Tenaga Kerja - -
Langsung
Biaya Produksi Tidak
Langsung 168.526.913,- 183.759.976,-
Bi. Bahan Penolong 6.248.900,- 9.653.750,-
Bi. Pemeliharaan Mesin 31.600.000,- 31.600.000,-
Bi. Penyusutan Mesin
2.450.000,- 2.500.000,-
Bi. Transportasi
Total 233.975.813,- 249.913.726,-
Sumber: PT. A
Tabel 11. Biaya Non Produksi PT. A Tahun 2007-2008 (dalam rupiah)
Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008
Biaya Administrasi dan
Umum: 168.338.500,- 173.995.500,-
Gaji Karyawan
144.100,- 164.550,-
Bi. Alat Tulis Kantor
1.987.350,- 1.168.000,-
Bi. Telepon
60.011.925,- 62.995.350,-
Bi. Listrik
Bi. Jamuan Tamu - -
Bi. Sumbangan 850.000,- 850.000,-
Bi. Rumah Tangga 22.667.850,- 30.039.000,-
Bi. Perjalanan Dinas - -
Bi. Pemeliharaan 13.712.600,- 12.474.400,-
Kendaraan 2.859.000,- 1.727.650,-
Bi. Lain-lain - -
Biaya pemasaran
Total 270.571.325,- 283.414.450,-
Sumber: PT. A
153
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
154
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
155
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Keuntungan
Tabel 14. Laporan Laba Rugi Benih Ikan Kerapu PT. A Tahun 2007-2008
Keterangan Tahun 2007 Tahun 2008
156
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
157
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
158
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
159
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Perhitungan:
(12 x1.512.820.750 x10 4 ) (16.700.000 x9.653.750)
b= =
(12 x319.550 x108 ) (16.700.000) 2
0,19
9.653.750 (0,19 x16.700.000)
a= = 540.062,51
12
Dengan demikian, fungsi biaya pemeliharaan mesin adalah y =
540.062,5 + 0,19x, artinya biaya tetap per bulan sebesar Rp 540.062,5,- atau
Rp 6.480.750,- per tahun dan biaya variabel per benih sebesar Rp 0,19,-.
Tabel 17. Pemisahan Biaya Semivariabel pada Biaya Telepon dengan
Metode Least Square PT. A Tahun 2008 dan Proyeksi Tahun 2009
Bulan Bi. Telepon Volume
Ke-n (Rp) Penjualan xy (102) x2
(benih)
Y x
1 71.250,- 24.600 17.527.500,- 605.160.000
2 89.400,- 32.300 28.876.200,- 1.043.290.000
3 124.850,- 35.600 44.446.600,- 1.267.360.000
4 155.550,- 41.000 63.775.500,- 1.681.000.000
5 82.700,- 30.800 25.471.600,- 948.640.000
6 85.300,- 28.100 23.969.300,- 789.610.000
7 93.600,- 37.090 34.716.240,- 1.375.668.100
8 93.500,- 44.300 41.420.500,- 1.962.490.000
9 80.900,- 40.600 32.845.400,- 1.648.360.000
10 81.900,- 25.800 21.130.200,- 665.640.000
11 68.300,- 37.006 25.275.098,- 1.369.444.036
12 140.750,- - 0 -
Total 1.168.000,- 504.276 359.454.138,- 13.356.662.136
Sumber: PT. A (data diolah)
Perhitungan:
(12 x359.454.138 x10 2 ) (504.276 x1.168.000)
b= = 1,67
(12 x13.356.662.136) (504.276) 2
1.168.000 (1,67 x504.276)
a= = 27.155
12
Dengan demikian, fungsi biaya telepon adalah y = 27.155 + 1,67x,
artinya biaya tetap per bulan sebesar Rp 27.155,- atau Rp 325.860,- per
tahun dan biaya variabel per benih sebesar Rp 1,67,-.
160
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Tabel 18. Pemisahan Biaya Semivariabel pada Biaya Listrik dengan Metode
Least Square PT. A Tahun 2008 dan Proyeksi Tahun 2009
Bulan Bi. Listrik (Rp) Volume
Ke-n Penjualan xy (102) x2
(benih)
Y x
1 5.242.500,- 24.600 1.289.655.000,- 605.160.000
2 5.330.000,- 32.300 1.721.590.000,- 1.043.290.000
3 5.029.150,- 35.600 1.790.377.400,- 1.267.360.000
4 5.139.200,- 41.000 2.107.072.000,- 1.681.000.000
5 5.066.200,- 30.800 1.560.389.600,- 948.640.000
6 5.150.500,- 28.100 1.447.290.500,- 789.610.000
7 5.060.800,- 37.090 1.877.050.720,- 1.375.668.100
8 5.449.600,- 44.300 2.414.172.800,- 1.962.490.000
9 5.294.200,- 40.600 2.149.445.200,- 1.648.360.000
10 4.809.700,- 25.800 1.240.902.600,- 665.640.000
11 5.906.900,- 37.006 2.185.907.414,- 1.369.444.036
12 5.516.600,- - 0 -
Total 62.995.350,- 504.276 19.793.853.234,- 13.356.662.136
Sumber: PT. A (data diolah)
Perhitungan:
(12 x19.793.853.234 x10 2 ) (504.276 x 62.995.350)
b =
(12 x13.356.662.136) (504.276) 2
=121
62.995.350 (121x504.276)
a= = 164.829,5
12
Dengan demikian, fungsi biaya listrik adalah y = 164.829,5 + 121x,
artinya biaya tetap per bulan sebesar Rp 164.829,5 atau Rp 1.977.954,- per
tahun dan biaya variabel per benih sebesar Rp 121,-.
161
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
162
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
163
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Tabel 21. Perhitungan Alokasi Biaya Produksi Tidak Langsung pada Biaya
Pemeliharaan mesin variabel PT. A Tahun 2008 (dalam rupiah).
Volume Produksi
Keterangan Biaya Kerapu Tikus Kerapu Macan Total
Variabel telur 11.000.000 telur
Rp/benih
Bi.Pemel Mesn 0,19 1.083.000,- 2.090.000,- 3.173.000,-
Total 0,19 1.083.000,- 2.090.000,- 3.173.000,-
Sumber: PT. A (data diolah)
Tabel 22. Klasifikasi Biaya Produksi Tidak Langsung PT. A Tahun 2008
(dalam Rp)
Jenis Biaya
Keterangan Biaya Tetap Biaya Variabel Total
Bi. Bahan Penolong - 183.759.976,- 183.759.976,-
Bi. Pemeliharaan Mesin 6.480.750,- 3.173.000,- 9.653.750,-
Bi. Penyusutan Mesin 31.600.000,- - 31.600.000,-
Bi. Transportasi - 2.500.000,- 2.500.000,-
Total 38.080.750,- 189.432.976,- 227.513.726
Sumber: PT. A (data diolah)
= Rp 124.776.211,7,-
164
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
165
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
7.855.249,-
57.073.101,-
Setelah diketahui total biaya administrasi dan umum veriabel untuk
masing-masing jenis benih ikan kerapu tahun 2008, maka pada tabel berikut
166
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
ini akan dilakukan perhitungan biaya variabel per unit (benih) untuk masing-
masing jenis benih ikan kerapu.
Tabel 27. Biaya Non Produksi Variabel per Unit (benih) Tahun 2008
(dalam rupiah)
Macam-macam Benih Ikan Kerapu
Keterangan Kerapu Tikus Kerapu Macan Total
61.009 benih 443.267 benih
Biaya Administrasi dan Umum 129 129 258
Sumber: PT. A (data diolah)
Dalam menerapkan analisis BEP terhadap perencanaan laba, maka
dengan adanya pemisahan biaya tetap dan biaya variabel secara tegas akan
memungkinkan penggunaan Laporan L/R atas dasar variable costing atau
yang disebut juga dengan pendekatan kontribusi. Mengingat perusahaan
menjual lebih dari satu jenis benih ikan kerapu, maka laporan tersebut akan
dapat digunakan untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengenai
margin kontribusi untuk masing-masing benih ikan kerapu tersebut, sehingga
akan lebih memudahkan pihak manajemen dalam melakukan perhitungan
BEP perusahaan.
Tabel 29. Laporan Laba Rugi Pendekatan Kontribusi Benih Ikan Kerapu PT. A
Tahun 2008 (dalam rupiah).
Macam-macam Benih Ikan Kerapu
Keterangan Kerapu Tikus Kerapu Macan Total
Penjualan 274.540.500,- 398.940.300,- 673.480.800,-
Biaya Produksi Variabel:
Bi. Bahan Baku 7.645.491,- 14.754.491,- 22.400.000,-
Bi. Tenaga Kerja - - -
Langsung 64.656.764,3,- 124.776.211,7,- 189.432.976,-
Bi. Prodksi Tidak
Langsung
Harga Pokok Penj. 72.302.255,3,- 139.530.702,7,- 211`.832.976,
Variabl. -
Marjin Kontribusi Kotor 202.238.244,7,- 259.409.597,3,- 461.647.824,-
Biaya Non Produksi Var.:
Bi. Adm & Umum Var 7.855.249,- 57.073.101,- 64.928.350,-
Jumlah Biaya Variabel 80.157.504,3,- 196.603.803,7,- 276.761.326,-
Marjin Kontribusi Bersih 194.382.995,7,- 202.336.496,3,- 396.719.474,-
Biaya Tetap:
Bi. Produksi Tetap 12.997.621,- 25.083.129,- 38.080.750,-
Bi. Non Produksi Tetap 26.433.180,- 192.052.920,- 218.486.100,-
Jumlah Biaya Tetap 39.430.801,- 217.136.049,- 256.566.850,-
Laba Bersih Operasi 154.952.194,7,- 140.152.624,-
Rugi (14.799.552,7,-)
Laba dari Penjualan 56,4% 20,8%
Rugi dari penjualan 3,7%
167
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
BEP Mix(Rp) =
= = Rp 427.611.417,-
Dari perhitungan BEP Mix tersebut, maka besarnya BEP dalam rupiah dan
unit (benih) untuk masing-masing benih ikan kerapu dapat dihitung dengan
menggunakan perbandingan sales mix dan product mix yang konstan, yaitu:
Sales Mix = Kerapu Tikus : Kerapu Macan
274.540.500 : 398.940.300
0,688174396 : 1
Alokasi BEP(Rp) untuk masing-masing benih ikan kerapu tersebut
adalah sesuai dengan komposisi penjualannya, yaitu:
a. BEP(Rp) Kerapu Tikus =
= Rp 174.313.287,-
b. BEP(Rp) Kerapu Macan =
= Rp 253.298.130,-
Product Mix = Kerapu Tikus : Kerapu Macan
61.009 : 443.267
1 : 7,265600157
Alokasi BEP(unit) untuk masing-masing benih kerapu tersebut
adalah sesuai dengan kontinuitas produknya, dimana perhitungannya
168
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
dilakukan dengan cara membagi BEP(Rp) dengan harga jual per unitnya
(benih).
= = 36,5%
Atas dasar perhitungan tersebut diperoleh MoS sebesar 36,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa kebijaksanaan penurunan penjualan tidak boleh turun
lebih dari36,5% agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
RENCANA ANGGARAN 2009 LABA 25%
Penentuan Penjualan Minimal (Sales Minimal)
Salah satu manfaat dari penentuan BEP adalah dapat
memperkirakan penjualan yang dilakukan agar laba tertentu dapat dicapai.
Apabila perusahaan mengaharapkan realisasi laba sebesar Rp168.370.200,-
untuk tahun 2009, maka tingkat penjualan yang harus dilakukan perusahaan
169
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
untuk mencapai hal tersebut dapat dicari dengan cara menentukan penjualan
minimal (Sales minimal) perusahaan. Sebelum melakukan perhitungan
tersebut, Variable Expense Ratio atau biaya variabel yang dinyatakan dalam
presentase dan penjualan harus diketahui terlebih dahulu. Adapun
perhitungannya adalah sebagai berikut:
= 40,17%
Setelah diketahui Variable Expense Ratio, maka dapat ditentukan
besarnya sales minimal dengan cara berikut:
Sales minimal =
= Rp 710.343.996,-
Jadi untuk memperoleh laba bersih operasi sbesar Rp 168.370.200,-,
perusahaan harus menjual produknya sebesar Rp 710.343.996,-, dimana
pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut:
Penjualan Rp
710.343.996,-
Biaya Variabel (40,17%) Rp 285.406.946,-
Biaya Tetap Rp 256.566.850,-
Total Biaya Rp
541.973.796,-
Laba Bersih Operasi Yang Diharapkan Rp 168.370.200,-
Untuk menentukan besarnya tingkat penjualan untuk masing-masing
jenis benih ikan kerapu sesuai dengan laba yang diharapkan tahun 2009
adalah dengan menggunakan komposisi penjualan (sales mix dan product
mix) sebagai berikut:
1. Sales Mix = Kerapu Tikus : Kerapu Macan
= 331.092.000 : 413.470.800
= 0,800762714 : 1
Alokasi Penjualan minimal(Rp) untuk masing-masing jenis benih ikan
kerapu tersebut adalah sesuai dengan komposisinya, yaitu:
315.875.591,-
170
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
394.468.405,-
Untuk mengetahui kuantitas penjualan masing-masing jenis benih
ikan kerapu agar laba yang diharapkan dapat tercapai, maka berikut ini
adalah alokasi Penjualan minimal dalam benih untuk masing-masing jenis
benih ikan kerapu tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan tabel
pembuktian.
2. Alokasi Penj. minimal(benih) untuk masing-masing jenis benih ikan
kerapu tersebut adalah sesuai dengan komposisinya, yaitu:
171
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Perhitungan MoS
Perhitungan MoS akan menunjukkan suatu tingkat presentase
maksimum dengan tingkat mana penjualan yang diharapkan kemungkinan
menurun akan tetapi masih dapat menghasilkan laba merupakan suatu
ukuran yang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba
atau dengan kata lain jumlah benih yang terjual harus berada diatas tingkat
BEP.
Untuk mengetahui berapa besar penjualan boleh turun dari tingkat
penjualan yang diharapkan sebelum perusahaan mengalami kerugian, maka
perhitungan MoS dalam rupiah maupun presentase dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:
Margin Pengaman Penjualan = Penjualan yang Diharapkan Penjualan
BEP
= Rp 710.343.996,- - Rp 428.888.753,-
= Rp 281.455.243,-
MoS =
=
= 39,62%
173
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
O
Conservativ Aggresiv
e e
(1,10;1,40
)
W S
Defensiv Competiti
e ve
T
Berdasarkan analisis tersebut menunjukkan bahwa strategi yang
sesuai untuk diterapkan pada PT.A adalah strategi pemasaran yang
aggressive atau mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth
oriented strategy).
Selanjutnya Untuk analisis SWOT menggunakan Matrik IE pencarian titik
potong pada gambar diagram dilakukan dengan penjumlahan faktor
eksternal (peluang+ancaman) dan faktor internal (kekuatan+kelemahan).
Sehingga didapat nilai Eksternal sebesar 2,80 dan Internal 3,10.
3.0
TOTAL SKOR 2.8 IV V VI
FAKTOR menengah stabilitas pertumbuhan penciutan
STRATEGI
EKSTERNAL 2.0
stabilitas
VII VIII IX
rendah pertumbuhan pertumbuhan likuidasi
1.0
174
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
175
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
176
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
177
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
178
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
179
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
180
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
181
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
perikanan. Entry ini akan terus terjadi sampai manfaat ekonomi terkuras
sampai titik nol.
Perhitungan EMEY dan CMEY Berdasarkan Model Gordon-Schaefer
Diketahui :
Biaya Penangkapan Rata-rata (c) = Rp. 475.942.937,
Harga Ikan Rata-rata (p) = Rp. 1.184.277,4/ton
Koefisien a Model Schaefer = 2876,112
Koefisien b Model Schaefer = -34,5868
EMSY (a/2b) = 42 unit
CMSY (a2/4b) = 59.791,74 ton
a c
Emey
2b 2bp
2876,112 475,942,937
=
2 * -34,5868 2 * -34,5868 * 1.184.277,4
= 36 unit
a2 c2
Cmey
4b 4bp
2876,112 2 475.942.937 2
4 * -34,5868 4 * -34,5868 * 1.184.277,42
= 58.624 ton
Perhitungan Keuntungan () :
TRMSY = p*CMSY
= Rp. 1.184.277,4* 59.791,74 Ton
= Rp. 70.810.006.388,68
TC
MSY = c*EMSY
= Rp. 475.942.937 * 42 Unit
= Rp. 19.989.603.354
TR MSY
TC MSY
Keuntungan(MSY) = TR - TC
= Rp. 70.810.006.388,68 - Rp. 19.989.603.354,00
= Rp. 50.820.403.034,68
Keuntungan (MSY) Perunit = Rp. 50.820.403.034,68 : 42 unit
= Rp. 1.210.009.596/tahun/unit
TR MEY = p * C MEY
= Rp. 1.184.277,4* 58.624 Ton
= Rp. 69.427.078.297,60
TC MEY = C * E MEY
= Rp. 475.942.937 * 36 Unit
= Rp. 17.133.945.732
Keuntungan (MSY) = TR - TC
= Rp. 69.427.078.297,60 - Rp. 17.133.945.732
182
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
= Rp. 52.293.132.5651.60
Keuntungan (MSY)Perunit = Rp. 52.293.132.565,60 : 36 unit
= Rp. 1.452.587.016/tahun/unit
LAMPIRAN II
183
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Rencana Bisnis
nama BISNIS
Masukkan nama Anda
184
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Kekuatan Harga
(Sesi 1): Jelaskan kualitas atau keadaan luar biasa tentang produk atau jasa
Anda yang akan memungkinkan Anda mempertahankan penetapan harga
yang menguntungkan.
Orang
Pengalaman Kerja yang Terkait dengan Bisnis yang saya Minati
(Sesi 2): Uraikan pengalaman kerja Anda dalam bisnis yang akan Anda
rencanakan termasuk daftar ketrampilan dan pengetahuan, yang mungkin
akan diperlukan dalam menjalankan bisnis Anda.
185
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Bagian 3: Komunikasi
Telepon
Masukkan keterangan tentang semua peralatan telepon.
Masukkan anggaran untuk semua peralatan telepon.
Pager
Masukkan keterangan tentang pager.
Masukkan anggaran untuk semua pager.
Faksimile
Masukkan keterangan tentang semua peralatan faks.
Masukkan anggaran untuk semua peralatan faks.
Komputer
Masukkan keterangan tentang semua peralatan komputer.
Masukkan anggaran untuk semua peralatan komputer.
Internet
Masukkan keterangan tentang penyedia layanan Internet.
Masukkan anggaran untuk akses Internet.
Bagian 4: Organisasi
186
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Organisasi Bisnis
(Sesi 4): Jelaskan bentuk dari organisasi bisnis yang akan Anda gunakan
dan mengapa ini Anda anggap terbaik untuk bisnis Anda.
Konsultan Profesional
(Sesi 4): Buatlah daftar nama-nama pengacara, akuntan, agen asuransi, dan
profesional lainnya.
Izin
(Sesi 4): Buatlah daftar tentang lisensi apa saja yang Anda perlukan untuk
menjalankan bisnis.
Bagian 5: Asuransi
Asuransi
(Sesi 5): Buatlah daftar cakupan asuransi termasuk perkiraan biaya.
Kriteria Lokasi
(Sesi 6): Jelaskan secara garis besar kriteria lokasi bisnis Anda.
kebutuhan ruangan
kebutuhan masa depan
studi analisis lokasi, jika diperlukan (lampirkan)
studi demografis, jika diperlukan (lampirkan)
daftar sewa (lampirkan)
perkiraan biaya okupansi dalam % penjualan
Penetapan wilayah dan persetujuan penggunaan
Akuntansi
(Sesi 7): Lengkapi sebagai bukti terpisah dari neraca awal dan proyeksi
laporan laba rugi untuk enam bulan hingga satu tahun pertama.
187
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Analisis Biaya
(Sesi 7): Seluruh biaya saya meliputi apa saja: tetap, variabel, produk,
pengiriman, dll.
Pengendalian Intern
(Sesi 7): Jelaskan: Segala penendalian intern dan pengendalian kas,
kebijakan penandatanganan cek, strategi pengendalian penyusutan dan
ketidakjujuran, dan pengendalian masuknya barang dagangan yang
diinginkan.
Bagian 8: Pembiayaan
Strategi Pembiayaan
(Sesi 8): Sediakan grafik atau spreadsheet yang memperlihatkan semua
sumber modal Anda untuk memulai bisnis. Jelaskan segala bentuk bantuan
pemerintah atau program jaminan pinjaman yang Anda ingin ajukan
permohonan.
Apabila bisnis Anda berurusan dengan calon pemberi pinjaman, maka
lampirkan proyeksi arus kas dan proyeksi laporan laba rugi untuk
menunjukkan sumber-sumber pelunasan pinjaman. Bersikaplah konservatif
dalam peramalan Anda.
Buatlah daftar sumber referensi beberapa lembaga pemberi peminjaman.
(Akuntan Anda dll.)
Bagian 9: E-Commerce
Rencana E-Commerce
(Sesi 9): Uraikan secara terperinci bagaimana Anda berencana
memanfaatkan Internet dalam memasarkan produk atau jasa Anda.
Anggaran E-Commerce
(Sesi 9): Sediakan rincian segala biaya yang berhubungan dengan
pengemasan, pengoperasian, dan pemeliharaan kegiatan e-commerce Anda.
188
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Kompetisi E-Commerce
(Sesi 9): Uraikan bagaimana para pesaing terkuat Anda memanfaatkan e-
commerce dan strategi Anda untuk menyempurnakan penggunaannya.
Rencana Pemasaran
(Sesi 11): Uraikan strategi pemasaran dan penjualan Anda secara
menyeluruh, termasuk bagaimana Anda merencanakan untuk mendapatkan
dan mempertahankan para nasabah.
189
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Kebijakan Pelatihan
(Sesi 11): Uraikan rencana Anda untuk mengangkat dan melatih rekanan
penjualan Anda.
Kompetisi
(Sesi 11): Uraikan para pesaing terkuat Anda dan bagaimana Anda
bermaksud melakukan persaingan.
Ekspansi
(Sesi 12): Uraikan pertumbuhan Anda: Anda bisa memasukkan
pengembangan operasi percobaan yang menguntungkan, sumber-sumber
pembiayaan, arus kas, sistem akuntansi yang ada, rencana kompensasi
insentif bagi manajer, paket dan kebijakan tunjangan, ekonomi skala.
190
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
PERENCANAAN BISNIS
BUSINESS PLAN
Nama Perusahaan
(Nama Perusahaan)
(Alamat Perusahaan)
(Penyusun)
(Jabatan Penyusun)
(Tanggal Sekarang)
191
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
2. RINGKASAN EKSEKUTIF
2.1 PERUSAHAAN
(Berisi rangkuman isi business plan, antara lain: profil perusahan, jenis
komoditi yang diproduksi.)
3. BISNIS
3.1 KEKUATAN dan KELEMAHAN
(Uraikan mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan)
N A M A D A N G E L A R N A M A D A N G E L A R N A M A D A N G E L A R
ja b a t a n ja b a ta n ja b a t a n
192
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
KONSULTAN HUKUM
NAMA STATUS
NOTARIS
LAWYER
Kriteria Lokasi
Jelaskan secara garis besar kriteria lokasi bisnis Anda.
kebutuhan ruangan
kebutuhan masa depan
studi analisis lokasi, jika diperlukan (lampirkan)
studi demografis, jika diperlukan (lampirkan)
daftar sewa (lampirkan)
perkiraan biaya okupansi dalam % penjualan
Penetapan wilayah dan persetujuan penggunaan
PROSES PRODUKSI
SISIPKAN
BAHAN MESIN/ALAT
PROSES PRODUKSI TEKNOLOGI
BAKU PRODUKSI
193
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Kapasitas
1.
2.
3.
4.
5.
KEBUTUHAN
BAHAN PENOLONG RATA-RATA PER SUMBER
BULAN
194
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
KAPASITAS PRODUKSI
FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI YANG DIMILIKI
FASILITAS & MESIN PRODUKSI *) Jumlah Total Nilai
TOTAL 0 -
195
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Jelaskan
( PAMERAN
Uraikan.............................................................................................................................
( BROSUR
Uraikan.............................................................................................................................
( ADVERTISING / IKLAN
Uraikan.............................................................................................................................
196
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
Jelaskan
( KEGIATAN PROMOSI
197
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
3. Alamat
Gudang/Pabrik
3. Rencana Lokasi 1.
Gudang / Pabrik 2.
Produksi
3.
198
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
( STRATEGI PRODUKSI
Uraikan.............................................................................................................................................
( STRATEGI KEUANGAN
Uraikan.............................................................................................................................................
199
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
200
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
5. ANALISIS KEUANGAN
5.1 LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN ARUS KAS
[Nama Perusahaan]
TAHUN 2007
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan 0
Penerimaan Pinjaman 0
Sub Total Penerimaan 0
B. PENGELUARAN
Pembelian Asset (Investasi) 0
Pembelian Bahan Baku 0
Pembelian Bahan Pembantu 0
Upah Buruh Produksi 0
Transport (Pengiriman Produk) 0
Biaya Produksi Lain-Lain 0
Gaji Pimpinan 0
Gaji Staf Administrasi dan Umum 0
Biaya Pemeliharaan 0
Biaya Pemasaran 0
Alat Tulis Kantor 0
Listrik, Air, Telepon 0
Biaya Administrasi Lain-Lain 0
Angsuran Pokok 0
Biaya Bunga 0
Biaya Pajak 0
Sub Total Pengeluaran 0
C. SELISIH KAS 0
201
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
202
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
INDEX
Analisis sensitivitas : 5, 84
B
Budget : 44 - 47, 88
D
Distribusi : 4, 18, 25, 28, 40, 54, 71, 83, 88, 101 - 104, 137,
161, 163
Diversifikasi : 4, 37, 39, 93, 94
E
Efektif : 13, 25, 29, 31, 34, 36, 40, 43, 57, 60, 88
Efisien : 7,8, 25, 26, 27, 29, 31, 34, 41, 43, 57, 65, 80, 83,
88, 96, 97, 103, 105, 106, 107, 109, 110, 113,
116
Ekonomis : 4, 5, 26, 27, 69, 74, 76, 87, 169
Estimasi : 8, 19, 22, 73, 76, 103, 108, 116
Evaluasi : 2, 6,10,16, 36, 37, 48, 52, 58, 59, 61, 86, 90, 106
F
Feasibility : 4, 5, 6, 11
I
Identifikasi : 3, 8, 10, 36, 37, 42, 48, 49, 53, 57, 59, 60, 86,
87, 89, 90, 161
Implementasi : 10, 11, 15, 36, 37, 47
Intensitas : 29, 60
Investasi : 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 28, 29, 40, 52, 54, 56,
65, 73 - 77, 80, 81, 82, 84, 87, 89, 90, 175
K
Kapasitas : 6, 26, 27, 31, 87, 88, 181, 182
Kelayakan : 4, 5, 7, 9, 10, 11, 23, 30, 31, 53, 54, 57, 61, 73,
74, 84, 86 - 90, 102, 114, 115, 134, 165
Komersial : 9
Komoditi : 19, 29, 127, 147, 180
Komperatif : 3
Kompetensi : 6, 36, 61
Kompetitif : 3, 11, 14, 16, 112
Konflik : 43, 44
203
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
L
Legalitas : 6
M
Multidisipliner : 4
O
Overhead : 47
P
Potensi : 3, 53, 59, 131, 160, 163, 189
Praproduksi : 3, 4, 67
Prestise : 14
Prioritas : 5, 25
Promosi : 14, 17, 18, 60, 141, 177, 183, 185
R
Rekayasa : 4
Rentabilitas : 9, 77, 79, 80, 146
S
Segmentasi : 14 - 16
Strategi : 17, 18, 36, 37, 38, 39, 40, 90, 91, 94, 95, 160,
161, 163, 177
V
Validitas : 101, 102, 108
Variabel : 6, 15, 49, 78, 80, 101, 107, 153, 155, 157, 158, 160,
161, 171
204
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
205
Feasibility Study Usaha Perikanan
(Sebagai Aplikasi Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan)
206