Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dunia industri di Indonesia saat ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Teknologi bahan merupakan perkembangan

dari bidang teknik yang telah menghasilkan berbagai macam jenis bahan dan

material teknik. Material dan bahan tersebut masing masing memiliki ciri

khas yang berbeda beda dan banyak digunakan pada dunia industri. Salah

satu diantaranya berupa proses pembuatan besi dan baja yang merupakan

hasil dari campuran berbagai macam logam. Hal ini dapat dilihat dari

berbagai teknologi baru yang telah diciptakan dibidang teknik diantaranya,

dibidang teknik metalurgi, teknik mesin dan teknik otomotif.

Proses pengolahan beragam bahan dan material dapat dilakukan dengan

cara yang sederhana hingga skala industri besar. Contohnya bijibijian dari

tumbuhan diolah menjadi makanan, kapas dipintal menjadi benang, logam

(emas, perak, timah, tembaga, biji besi, baja, seng, dsb) dilebur ditungku

pembakaran menjadi bermacam logam mulia, besi dan baja. Minyak mentah

disuling menjadi beragam jenis minyak sebagai bahan bakar minyak.

Menurut Setiadji (2007), baja merupakan suatu material campuran yang

terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C), dimana unsur karbon menjadi unsur

dasar penyusunnya. Disamping unsur besi (Fe) dan karbon (C), baja juga

1
mengandung unsur lainnya seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), dan

mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi sesuai dengan kebutuhan.

Pada umumnya baja banyak digunakan pada hasil industri, seperti baja

konstruksi mesin, konstruksi bangunan, mesin perkakas, alat berat, berbagai

macam kendaraan transportasi roda dua dan roda empat.

Seiring dengan perkembangannya, kebutuhan akan alat transportasi

tidak dapat dihindari. Sarana transportasi saat ini yang banyak digunakan oleh

masyarakat adalah sepeda motor. Jenis sepeda motor banyak digunakan

karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain: harganya yang relatif

terjangkau, hemat bahan bakar, mudah dioperasikan dan relatif bebas terjebak

kemacetan.

Kendaraan sepeda motor sebagai alat transportasi, saat ini sudah

menjadi kebutuhan pokok untuk mendukung perekonomian masyarakat

Indonesia. Jumlah pemilik kenderaan bermotor di Indonesia terus bertambah

setiap tahunnya, mulai dari daerah kota kota besar hingga daerah terpencil.

Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap transportasi dapat dilihat dari

peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun. Laju

peningkatan kendaraan bermotor seperti dilaporkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) dari tahun 2007 sampai tahun 2013 seperti Tabel berikut.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia dari Tahun


2007 2013.
Tahun Mobil Mobil Mobil Sepeda Jumlah
Penumpang Bus Truk Motor
2007 6.877.229 1.736.087 4.234.236 41.955.128 54.802.680
2008 7.489.852 2.059.187 4.452.343 47.683.681 61.685.063
2009 7.910.407 2.160.973 4.452.343 52.767.093 67.336.644
2010 8.891.041 2.250.109 4.687.789 61.078.188 76.907.127
2011 9.548.866 2.254.406 4.958.738 68.839.341 85.601.351
2012 10.432.259 2.273.821 5.286.061 76.381.183 94.373.324
2013 11.484.514 2.286.309 5.615.494 84.732.652 104.118.969
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2014.

Pada Tabel 1, dapat kita lihat peningkatan dan jumlah kendaraan

terbesar terdapat pada jenis sepeda motor, total peningkatannya mencapai

sekitar 11% per tahun dan jumlah terakhirnya pada tahun 2013 mencapai

84.732.652 unit. Rekapitulasi data kendaraan bermotor yang telah diregistrasi

di Sumatera Barat sampai dengan tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Data Kendaraan Bermotor Yang Telah Diregistrasi


Sampai Dengan Tahun 2014 di Sumatera Barat.
Jumlah
No. Jenis Umum/ Total
Perorangan Pemerintah
perusahaan
Mobil 178.428
1. 161.103 9.856 7.469
Penumpang
2. Mobil Bus 2.314 6.610 419 7.343

3. Mobil Barang 80.287 19.714 2.234 102.235

4. Sepeda Motor 1.643.062 30 12.902 1.655.994

5. Khusus 90 796 886


Jumlah 1.886.856 34.210 23.820 1.944.886
Sumber : Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar

Berdasarkan Tabel 2, diatas dapat diketahui bahwa sepeda motor

merupakan kendaraan yang paling diminati dan banyak digunakan oleh

masyarakat, khususnya kalangan remaja sampai dewasa. Secara keseluruhan

kenderaan sepeda motor di Sumatera Barat mencapai 1.655.994 unit, angka


ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan yang ada di Sumatera Barat adalah

jenis sepeda motor. Kemudian disusul oleh kendaraan kendaraan lain

seperti mobil penumpang, bus, mobil barang, dan kendaraan khusus.

Pada kenderaan jenis sepeda motor tidak dapat dipungkiri bahwa

hampir semua spare parts dan komponennya berbahan baku dari besi, baja,

dan logam paduan lainnya. Berbagai macam komponen penting seperti

engine, rangka (chasis), suspensi (pegas daun, pegas spiral dan shock

absorber), roda (velg dan jari jari), piringan cakram (disc brake) pada

sistem rem terbuat dari besi, baja, dan logam paduan lainnya.

Setiap kenderaan bermotor mempunyai sistem pengereman yang

menjadi suatu komponen vital terhadap keselamatan pengendara. Semakin

tinggi kecepatan kenderaan tersebut melaju maka semakin tinggi pula

tuntutan keamanan sistem rem yang lebih handal dan optimal untuk

menghentikan atau memperlambat laju kenderaan.

Kenderaan jenis sepeda motor biasa menggunakan rem cakram (disc

brake) dibagian roda depan karena dianggap lebih pakem dan mampu

mendukung bobot kenderaan karena adanya gaya inersia. Sedangkan rem

tromol biasanya banyak digunakan pada roda belakang untuk mencegah

terjadinya locking (ban yang mengunci).

Komponen yang dibuat untuk sisem rem harus mempB unyai sifat

bahan yang tidak hanya mengasilkan jumlah gesekan yang besar tapi juga

harus tahan terhadap gesekan dan tidak menghasilkan panas yang

menyebabkan bahan tersebut meleleh atau berubah bentuk. Bahan bahan


yang tahan terhadap gesekan tersebut biasanya merupakan gabungan dari

beberapa bahan yang disatukan dengan melakukan perlakuan tertentu.

Sejumlah bahan tersebut antara lain: tembaga, kuningan, timah grafit, karbon,

kevlar, resin/damar, fiber dan bahan aditif/tambahan lainnya.

Disc brake terdiri dari pingan cakram yang dibuat dari metal, piringan

metal ini akan dijepit oleh kanvas rem (brake pad) yang ditekan oleh sebuah

piston yang ada dalam silinder roda (Northop, 1992).

Piringan cakram merupakan salah satu dari sekian banyak hasil industri

besi dan baja. Pada sepeda motor piringan cakram berfungsi sebagai bidang

gesekan yang diapit oleh sepatu rem (brake shoe) dikedua sisinya pada sistem

rem cakram untuk menghentikan laju sepeda motor dengan cepat dalam

waktu yang singkat.

Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor, yaitu:

1. Rem tromol (drum brake), pengoperasian secara mekanik dengan

memakai kabel baja yang dikaitkan pada handle atau pedal rem.

2. Rem cakram/piringan (disk brake), pengoperasiannya secara hidrolik

menggunakan tekanan fluida/cairan.

Perbedaan kedua rem tersebut yaitu, cara pengoperasian sistem rem tipe

tromol umumnya secara mekanik, sedangkan tipe piringan secara hidrolik.

Selanjutnya dari segi perawatan, menurut Jalius Jama (2010 : 363)

perawatan sistem rem pada rem piringan, yaitu dengan cara memeriksa

komponen rem : kanvas, piringan, seal, caliper maupun selang minimal

setiap kelipatan 5.000 km.


Konstruksi rem cakram/piringan berbeda dengan rem tromol, dimana

rem cakram didesain secara terbuka tanpa penutup. Kondisi ini memang

disengaja agar proses pendinginan pada bidang yang bergesekan terjadi lebih

cepat saat rem bekerja. Kelemahannya desain yang terbuka yaitu debu,

lumpur atau kotoran dari jalan mudah menempel dan memicu kemacetan

pada sistem pengereman. Jika kotoran pasir yang menempel pada piringan

cakram dan sepatu remnya relatif lebih keras maka dapat terkikis sehingga

menyebabkan keausan atau melengkung pada piringan cakram. Selanjutnya,

dapat menimbulkan suara bising, daya pengereman menjadi berkurang dan

dapat mengganggu kenyamanan serta keselamatan dalam berkendara.

Sedangkan rem tromol didesain secara tertutup sehingga proses pendinginan

tidak sebaik rem cakram. Debu dan kotoran yang menempel akan menumpuk

di dalam tromol dan diharuskan melakukan perawatan secara berkala.

Faktor lain yang dapat menyebabkan keausan pada piringan cakram

adalah komposisi bahan dan material logam (ferrite, pearlite, austenite, dan

martensite) yang berbeda antara brake disc original dan variasi.

Piringan cakram terbuat dari jenis besi cor (cast iron)

Tambahan :

1. Perjelas lagi alasan para remaja lebih cenderung memakai PC Variasi dari

pada original.

2. Uraikan sedikit materi tentang nilai kekerasan dan struktur mikro.

3. PC termasuk baja cor (cast iron) perjelas kandungan materialnya.

4. Uraikan sedikit tentang kekerasan dan strktur mikro.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat mengidentifikasi

masalah masalah yang ada yakni sebagai berikut :

1. Piringan cakram yang digunakan akan mengalami keausan, baik dalam

jangka waktu sebentar atau waktu yang lama.

2. Perbedaan komposisi material campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan

Carbon (C) pada masing masing jenis piringan cakram membuat

kekerasan dan struktur mikro juga berbeda.

3. Perbedaan struktur mikro besi (Fe), yaitu unsur Ferrite (0,02% C),

Austenite (2,14% C), Sementite (6,70% C), Pearlite (0,76% C) dan

Martensite dari masing masing jenis piringan cakram menyebabkan

tingkat kekerasannya juga berbeda.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada penelitian ini

hanya pada perbandingan kekerasan dan struktur mikro disc brake original

dengan tipe yang variasi tanpa diberi perlakuan (treatmen). Kemudian

melakukan pengujian menggunakan alat uji kekerasan (Rockwell C) serta

menganalisis dan menyimpulkan data dari hasil penelitian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Seberapa besar perbandingan


kekerasan dan struktur mikro disc brake original dengan tipe yang variasi

pada sepeda motor?

E. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui nilai kekerasan dari brake disc original dan variasi.

2. Mengetahui struktur mikro dari brake disc original dan variasi.

3. Mengetahui seberapa banyak komposisi material dan bahan (ferrite,

pearlite, austenite, martensite, sementite) dari brake disc original dan

variasi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi tentang uji kekerasan dan struktur mikro

dari brake disc original dan variasi yang digunakan.

2. Menguraikan data data hasil dari penelitian dan pengujian yang telah

dilakukan, lalu menyimpulkan hasil penelitian tersebut.

3. Dapat dijadikan sumber referensi ilmiah pada penelitian selanjutnya,

khususnya bidang metalurgi.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1.

B. Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Anda mungkin juga menyukai