ANTROPOLOGI BUDAYA
Oleh :
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
keselarasan individu dengan alam d Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
Budaya adalah sebuah warisan sosial mengandung arti bahwa budaya adalah
pemberian suatu hasil akumulasi berbagai macam interaksi tatanan sosial dimasa lalu
kepada generasi setelahnya untuk kemudian berulang seperti sebuah siklus. Siklus itu
hanya akan terputus jika budaya (warisan) itu tidak lagi diulang oleh generasi
selanjutnya. Jadi artinya budaya akan terus menjadi sebuah warisan, jika masyarakat
(faktor sosial) terus menggunakannya sebagai bagian dari keterinteraksian antar
mereka. Budaya adalah sebuah warisan sosial juga adalah segala sesuatu yang
tercipta atau dilakukan oleh sekumpulan individu disuatu tempat tertentu di masa lalu
dan kemudian melalui waktu hingga sampai di masa selanjutnya. Pemberian itu
kemudian diulang sebagai sebuah tradisi yang sebagian berasal dari warisan masa lalu
LAPORAN PERJALANAN
memakan waktu yang cukup lama. Ini dikarenakan waktu perjalanan yang di lakukan
pada malam hari, ditambah lagi cuaca pada malam itu tidak begitu bersahabat karena
hujan. Perjalanan menuju Bone di mulai sejak selesainya pelepasan yang dipimpin
lain. Tetapi karena keadaan bus yang sangat panas dan agak sempit sehinga saya
memutuskan untuk pindah tumpangan untuk naik motor dan berboncengan bersama
kawan ilman.
Ternyata naik motor menuju Bone juga memiliki kelebihan dan kekurangan
,dimana saat naik motor saya lebis bisa menikmati perjalanan namun harusdiselimuti
oleh dinginnya malam ditambah gerimis hujan yang tak hentinya menyambangi
tubuh.
diakibatkan karena waktu perjalan yang dilakukan adalah pada malam hari, hal itu
tidak membuat saya terlalu memperatikan apa yang ada di sekitar saya. Namun,
dalam perjalan menuju ke tempat tersebut, saya bersama 3 orang teman saya
ketinggalan dalam rombongan sehingga kami beristirah di sebuah masjid yang agak
fikiran kami adalah kami hanya sementara di tempat tersebut beristiraat beberapa
waktu saja, namun apa yang terjadi tidak sesuai yang direncanakan. Hal yang terjadi
adalah kami tidur hingga waktu shalat Subuh tiba. Dan karena itu, saya bersama
perjalanan.
Perjalan kami lanjutkan ditengah kegelapan yang sudah agak terang, karena
waktu pagi akan mulai datang. Jalan demi jalan kami telusuri, mencari tempat yang
sebenarnya saya sendiri tidak pernah mendatanginya, dengan modal keberanian saya
pun terus berjalan. Suasana pun tel terang, jalan telah nampak dilihat dan di sekitar
Kata teman saya yang berasal dari Kab. Soppeng tersebut, bahwa biasnya
kalau kita tidak sopan bertanya biasanya kalau tidak dilempari biasanya alamat yang
kita maksud tidak sesuai dengan apa yang akan di beritaukan. Dan biasanya, apabila
kita bertanya dengan sopan maka orang yang kita tanya akan merespon dengan baik,
dan bahkan lebih baik dari apa yang kita bayangkan. Terbukti dari beberapa saya
singgah untuk bertanya dan kemudian ditanggapi dengan baik oleh masyarakat atau
Setelah berjalan menelusuri jalan yang begitu lama dan panjang, akhirnya
kami tiba dilokasi yang merupakan tujuan penelitian. Karena waktu sudah hampir
tengah hari, kami pun menuju tempat penyajian makanan untuk menikmati makanan
sebelum berangkat untuk meneliti beberaoa kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
Adapun infomasi yang saya dapatkan dari beberapa sumber yang saya
desa tersebut. Sebelumnya, hal yang pertama yang harus dilakukan adalah seorang
wali dari pihak laki-laki mendatangi rumah atau kediaman dari pihak perempuan dan
bertemu dengan wali perempuan untuk menanyakan mengenai maksud pihak laki-laki
menenai kepastian bahwa perempuan dari pihak perempun belum ada yang melamar
sebelumnya. Dan biasanya pada proses lamaran ini, kedua belah pihak merundingkan
Biasanya di desa tersebut, mas kawin harus menggunakan sebuah lahan atau
rumah dan mungkin menurut anggapan mereka itu adalah sebuah gensi. Dan biasanya
dalam proses perniakan, pihak laki-laki harus menyediakan sapi atau kerbau, beras
Dari informasi yang saya dapatkan adalah di desa tersebut uang panaik untuk
mengatakan bahwa mas kawin yang berupa tanah atau lahan sekarang sudah bisa di
gantikan dengan seperangkat alat Shalat ditambah dengan uang tunai dan biasanya
diserati dengan emas beberapa gram. Alasan digantikan tersebut seperti apa yang
saya dengar adalah diakarenakan apabila menggunakan lahan sangat sulit karena
harus mengetahui batas-batas lahan tersebut dan harus jelas lokasi lahan tersebut.
Keesokan harinya, setelah rutinitas penelitian selesai kami di ajak oleh anak
kepala desa untuk pergi makan kelapa muda di kebun sekitar 300 meter dari rumah
tempat kami menginap. Saat itu saya melihat prilaku masyarakat bugis yang slalu
memberikan pelayanan terbaik untuk tamunya. Memang sudah dari dulu masyarakat
suguhan pelayanan yang diberikan. Bukan hanya kepuasan dalam hal makanan tetapi
juga kepuasaan batin yang cukup membuat hati ini tersentuh dan bersyukur karena
masyarakat yang begitu ramah dan sangat menghormati kami sebagai tamu. Disana
rombongan baksos dan penelitian bak rombongan dari suatu kerajaan yang dilayani
dengan baik.
bugis masih dijunjung tinggi dan dijaga dengan baik. Walaupun kehidupan
masyarakat yang serba bercukupan karena sebagian besar masyarakat masih bermata
pencaharian sebagai petani namun hal tersebut tetap membuat mereka bisa hidup
sejahtera.