FUNGSI DAN
KEDUDUKAN
BAHASA
02
MK90008 Dra. Hj. Ekawati, M.Pd.
Abstract Kompetensi
Materi Fungsi dan kedudukan bahasa Mahasiswa diharapkan memahami
menjelaskan bahwa kedudukan bahasa kedudukan bahasa Indonesia, baik
Indonesia adalah sebagai bahasa resmi sebagai bahasa resmi kenegaraan
kenegaraan dan bahasa nasional. maupun sebagai bahasa bahasa
Keduanya, masing-masing, mempunyai nasional dengan keempat fungsinya
empat fungsi. masing-masing.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Sejak diikrarkan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, bahasa
Indonesia menjadi bahasa nasonal. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu, yang mendasari bahasa Indonesia itu,
telah dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan
Nusantara. Selain itu, dengan ditetapkannya sebagai bahasa negara, yang dituangkan di
dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945, bahasa Indonesia juga menjadi nahasa resmi
negara Indonesia. Di dalam keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional 1975 dinyatakan
bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang
kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi
kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi
di dalam perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa (1) pembinaan terutama ditujukan
kepada penuturnya, yaitu masyarakat pengguna bahasa dan (2) pengembangan terutama
ditujukan kepada bahasa dalam segala aspeknya. Jadi, pembinaan dan pengembangan
bahasa melibatkan bahasa dan penuturnya dengan penjabaran sebagaiberikut.
(1) Pengembangan bahasa mencakup dua masalah pokok, yakni masalah bahasa dan
masalah kemampuan/sikap.
(2) Pembinaan mencakup dua arah, yakni masyarakat luas dan generasi muda.
Dalam ragam bahasa tulis yang digarap lebih dahulu adalah ejaan dengan
peresmian Ejaan Yang Disempurnakan oleh Presiden Republik Indonesia tahun 1972.
Kemudian, disusul dengan usaha pembakuan di bidang kosakata/istilah dengan
penyusunan buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang pemakaiannya diresmikan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975. Di samping itu, dilakukan
pengolahan kembali Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta
oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang terbit mulai cetakan V tahun 1976.
Kemudian pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia yang hingga kini terus-
menerus mengalami revisi (penyempurnaan). Usaha pembakuan dalam bidang tata bahasa
secara resmi telah dirintis dengan diadakannya Seminar Penyusunan Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia yang kemudian diterbitkan bukunya pada tahun 1988.
Dalam hal pengembangan kemampuan dan sikap, telah ditempatkan dasar yang
kuat, yaitu dicantumkannya di dalam GBHN bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
dilakukan dengan mewajibkan peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia sehingga
penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Di samping itu, telah dan terus dilakukan pengembangan kemampuan dan
sikap positif pemakai bahasa Indonesia melalui siaran pembinaan bahasa Indonesia dengan
media televisi dan radio. Ada pula upaya penyuluhan kabahasaan secara langsung bagi
para pelaku ekonomi dan pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, di
33 propinsi. Dengan demikian, diharapkan akan diperoleh keseragaman kaidah dan
penerapannya dalam berbagai laras (jenis penggunaan bahasa) sehingga tujuan
pengembangan bahasa dapat dicapai.
Pembinaan bahasa mencakup dua arah, yaitu vertikal dan horisontal. Arah vertikal
dengan sasaran pembinaan kepada generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa, yang
merupakan generasi penerus. Arah horisontal dengan sasaran pembinaan kepada generasi
sekarang, yaitu masyarakat luas minus generasi muda. Pada masyarakat generasi sekarang
diutamakan pembinaan ragam bahasa tulis karena merekalah yang akan mewariskan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada generasi penerus. Jadi,
pembinaan dan pengemnagan bahasa meliputi usaha pengembangan bahasa (yang salah
satu sasarannya berupa pembakuan bahasa) dan usaha meningkatkan kemampuan dan
sikap penutur bahasa Indonesia agar dapat menggunakan bahasa Inodnesia dengan baik
dan benar.
Seminar Politik Bahasa yang diadakan pada tanggal 812 November 1999
mengacu (1) Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, (2) Undang-Undang No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan merumuskan simpulan sebagai
berikut.
A. Umum
B. Pengertian Dasar
Politik bahasa nasional, yang selanjutnya disebut kebijakan bahasa nasional, adalah
kebijakan nasional yang berisi pengarahan, perencanaan, dan ketentuan-ketentuan yang
dapat dipakai sebagai dasar pengelolaan keseluruhan masalah kebahasaan, di Indonesia.
2. Bahasa Indonesia
3. Bahasa Daerah
4. Bahasa Asing
Bahasa asing di Indonesia adalah semua bahasa, kecuali bahasa Indonesia, dan
bahasa serumpun Melayu. Bahasa asing yang berfungsi sebagai bahasa ibu warga negara
Indonesia kelompok etnis tertentu tetap berkedudukan sebagai bahasa asing.
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Daerah
3. Bahasa Asing
Di dalam hubungan dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, bahasa selain
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa rumpun Melayu yang digunakan di
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa asng. Bahasa asing itu, baik yang digunakan dan
diajarkan maupun yang digunakan tanpa diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan tingkat
tertentu, tidak bersaing dengan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun
sebagai bahasa negara. Bahasa asing juga tidak bersaing dengan bahasa-bahasa daerah ,
baik sebagai lambang nilai sosial budaya maupun sebagai alat perhubungan masyarakat
daerah.
4. Pengembangan Bahasa
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan. 1998. Bahasa Indonesia Menjelang Tahun 2000 dalam Alwi, Hasan (ed.).
1998. Bahasa Indonesia Menjelang Tahun 2000. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Perssindo.
Gunarwan, Asim. 1998. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing di Indonesia dalam Era
Globalisasi. Makalah Kongres Bahasa Indonesia VIII.
Hamid, Abdul. 1999. Pendidikan Bahasa Asing di Perguruan Tinggi. Makalah seminar
Nasional Bahasa, UGM.