Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES

PEMASAKAN
Scouring Pada Kain Kapas Menggunakan
Metoda Exhaust dan Pad-Steam

Nama : Iif Miftahudin 13020076


Febi Septiyane 13020077
Thari Agustini 13020085
Endwi A 13020097

Tgl Praktek : 9 Oktober 2014


Dosen / Asisten Dosen : M. Ichwan, AT, MS.Eng
Yayu E.Y., S.S.T

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


2014
I. Maksud dan Tujuan
1.1. Maksud
Agar praktikan dapat memahami tujuan dan mekanisme pemasakan pada
bahan selulosa.
1.2. Tujuan
Mengetahui pengaruh metoda yang dipakai dalam proses pemasakan.
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pemasakan,
diantaranya pengaruh waktu, scouring agent dan anti sadah pada proses
pemasakan.

II. Teori Dasar


a. Tujuan pemasakan
Tujuan proses pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih
dari kotoran alami dan kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap pada
seluruh permukaan bahan secara merata. Sedangkan pada serat batang adalah untuk
menghilangkan gum sehingga serat dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum
proses pemintalan.

b. Kotoran pada bahan tekstil


Bahan tekstil yang terbuat dari serat alam seperti selulosa dan protein
memiliki kandungan kotoran alami yang cukup tinggi, sedangkan bahan tekstil dari
serat sintetik umumnya sudah bersih, namun kadang masih terdapat kotoran luar
saat proses pembuatan benang atau kainnya. Tabel berikut menunjukkan
kandungan kotoran berbagi jenis serat tekstil :

No Jenis bahan tekstil Kotoran alami Kotoran luar


Pektin, wax, protein,
Oli mesin, zat pelumas,
1 Kapas minyak, debu, senyawa
debu
organik lainnya.
Serat batang (Rami, Oli mesin, zat pelumas,
2 Gum, lignin
Linen, dll) debu
3 Sutera Serisin Oli mesin, zat pelumas,
debu
4 Wol Minyak, keringat Ranting, debu
Oli mesin, zat anti statik,
5 Serat sintetik -
zat pelumas, debu

c. Mekanisme pemasakan

Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,


oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat
efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-
serat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan. Oleh karena itu hasil dari proses
pemasakan akan dipengaruhi oleh :

- Pemilihan zat pemasakan dan zat pembantu serta konsentrasi yang digunakan
- Kondisi proses (suhu, waktu, pH)
- Metoda proses
- Air proses

d. Metoda pemasakan

Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan


menjadi 2 macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya
pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier
ketel dan pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan
mesin J-Box, L-Box. Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan,
proses pemasakan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan
misalnya menggunakan bak, mesin jigger, haspel, Clapbau, J-Box dan L-Box dan
pemasakan dengan tekanan, misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger
tertutup.
e. Pemasakan kapas

Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari


komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran
yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat
dapat dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan,
pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Pada dasarnya
proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium
hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium
carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan
(sintetik) dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai
pencuci (detergen).

Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :

- Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.


- Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
- Mineral-mineral dilarutkan
- Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
- Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.
- Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.

Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada
meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat. Proses pemasakan
(scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena serat sintetik relatif
sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik hanya untuk
menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan adalah
untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam,
protein dan debu. Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap :

1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )


Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik yang menghalangi proses
selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran organik lainnya.
2. Tahap Pemasakan ( Scouring )
Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa
penyabunan. Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh
kesadahn air dan kandungan mineral.

Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) untuk
saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan
pengemulsi kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air
proses pemasakan. Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam
bahan atau dalam air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehingga
mengurangi efektifitas kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam
garam-garam dalam air membentuk endapan dan endapan pektin berikatan dengan
kapas melalui ikatan hydrogen bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) , debu, knitting oil (oli rajut ), dan
kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat ini dapat menghalangi
penyerapan serat pada proses selanjutnya.

Pada prinsipnya proses pemasakan serat kapas adalah dengan mendidihkan


bahan tekstil dengan larutan natrium hidroksida / soda kostik ( NaOH ) dengan
konsentrasi tertentu selama waktu dan temperatur tertentu. Ilustrasi yang terjadi
pada proses pemasakan ( scouring process ) : Soda kostik mengekstraksi pektin ,
wax , protein, abu dan kotoran organik lainnya dengan jalan saponifikasi dan
diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam air dengan bantuan detergen / sabun
yang mempunyai daya pendispersi yang kuat. Proses pemasakan / scouring ini
sangat diperlukan untuk mendapatkan daya serap kain yang baik. Pemasakan
merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil
karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat yang
ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh
bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa
lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan
protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik)
sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata
III. Percobaan
3.1. Diagram Alir
1. Cara Perendaman : 2. Cara Pad-Steam :

Timbang kain dan zat Timbang kain dan zat


sesuai resep sesuai resep

Buat larutan dan Buat larutan dan


masukkan ke dalam masukkan dalam padder
beaker

Rendam-peras kain
Proses pemasakan

Kukus/Steaming

Kain dicuci panas dan dingin

Pengeringan

Evaluasi kain

3.2. Resep
Metoda Perendaman/Exhaust Metoda Pad-Steam
Suhu Mendidih - NaOH padat : 30-60 g/L
- NaOH padat : 4-5 g/L - Zat pembasah : 3-5 g/L
- Zat pembasah : 1-2 mL/L - Zat anti sadah : 2-4 g/L
- Zat anti sadah : 1 mL/L - Zat pereduksi : 4-5 g/L
- Na2CO3 : 1 g/L - WPU : 80%
- Vlot : 1 : 20-30 - Suhu : 105C
- Suhu : 95-100C - Waktu : 10-30 menit
- Waktu : 1-2 Jam
Suhu Tinggi
- NaOH 38Be : 2-5% (berat bahan)
- Zat pembasah : 1-2%
- Zat anti sadah : 1 mL/L
- Na2CO3 : 1%
- NaHCO3 : 0,2%
- Vlot : 1 : 20-30
- Suhu : 130C
- Waktu : 1-2 Jam

3.3. Skema proses


3.3.1. Metoda Exhaust

Kain

NaOH

Zat
100C

60C
30C

20 50

3.3.2. Cara Pad-Steam


Padding Steaming Washing Drying

3.4. Perbandingan Resep


3.4.1. Metoda Exhaust

Resep
1 2
NaOH padat (g/L)
4
Scouring agent (mL/L)
- 1
Anti Sadah (mL/L)
- 1
Vlot (1 : x)
1 : 30
Suhu (C)
100
Waktu (menit)
30

3.4.2. Metoda Pad-Steam

Resep
1 2
NaOH padat (g/L)
30
Scouring agent (mL/L)
3
Zat Anti Oksidasi (
0,5
g/L)
Anti Sadah (mL/L)
2
WPU (%)
80
Suhu (C)
105
Waktu (menit)
5 10
3.5. Cara kerja
3.5.1. Metoda Exhaust
- Mengambil kain yang telah disediakan, kemudian menimbang kain
- Menimbang zat sesuai resep
- Kain direndam didalam larutan, dengan suhu 100
- Mencuci bahan yang telah dihilangkan kanjinya dengan air panas dan
dingin, kemudian dikeringkan
- Melakukan hasil evaluasi praktek

1.5.2. Metoda Pad-Steaming


- Menyiapkan kain dan alat praktikum
- Menimbang kain dan zat sesuai resep
- Memasukkan kain ke dalam bejana larutan kemudian diaduk merata sesuai
waktu yang tercantum pada resep (proses perendaman), melakukan rendam-
peras kain dan pengukusan sesuai waktu yang ditentukan (untuk proses
metoda pad-steam.
- Mencuci bahan yang telah dihilangkan kanjinya dengan air panas dan
dingin, kemudian dikeringkan
- Melakukan hasil evaluasi praktek
IV. Diskusi
Pada proses pemasakan Scouring kain kapas cukup berhasil dengan baik
karena serisin, pectin, wax, protein dan logam-logam lain yang ada telah hilang
walaupun praktikan tidak bisa memprediksi berapa persen serisin, pectin, wax, protein
yang hilang karena untuk membuktikan serisin, pectin, wax, protein yang telah hilang
itu harus membuat test pewarnaan khusus seperti yang telah di jelaskan di teori dasar,
tetapi hilangnya serisin, pectin, wax, protein itu dapat dilihat dari persen pengurangan
berat bahan dan waktu daya serap air yang lebih cepat dibandingkan sebelum proses
scouring.
Proses scouring ini membuat warna kain menjadi lebih putih dibandingkan
sebelumnya. Warna kekuningan tersebut disebabkan oleh serisin, pectin, wax, protein
dan pigmen warna yang ada pada kain kapas disamping kotoran kotoran lain , selain
itu kain kapas ini menjadi berkurang berat bahannya. Hal ini berarti bahwa kotoran
kotoran yang ada sebelumnya telah hilang. Penghilangan kotoran kotoran itupun
dapat dilihat dari daya serap air.

Pada percobaan resep 1 dan percobaan resep 2 menggunakan metode exhaust, daya
serap kain sangat baik. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah NaOH. NaOH
(Soda kostik) berfungsi mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik
lainnya dengan jalan saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam
air dengan bantuan detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat,
dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan. Dari
hasil evaluasi yang didapat terjadi pengurangan berat yaitu pada percobaan resep 1
adalah 10,10% sedangkan pada percobaan resep 2 adalah 12,06% dan daya serap pada
percobaan resep 1 adalah 204 detik sedangkan pada resep no 2 daya serap kainnya
adalah 1 detik. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yang berpengaruh diantaranya
penggunaan Scouring Agent dan Zat Anti Sadah. Scouring Agent berfungsi untuk
mengemulsi, mendispersi dan mendetergensi lemak sehingga lemak larut dalam air,
sedangkan Zat Anti Sadah berfungsi untuk mengikat logam-logam seperti Ca2+, Mg2+
penyebab kesadahan yang berasal dari air proses dan serat kapas yang akan
menghalangi kinerja scouring agent dan mencegah turunnya kinerja NaOH dan sabun.
Apabila dalam proses pemasakan tidak menggunakan zat anti sadah maka logam-
logam yang terdapat pada kapas dan air akan menghalangi kinerja scouring yang akan
menyebabkan daya serap kain buruk seperti pada hasil percobaan resep 1.
Pada percobaan resep 1 dan resep 2 metoda Pad-Steam menggunakan perbedaan
waktu pada saat di steaming yaitu pada percobaan resep 1 selama 5 menit dan pada
percobaan resep 2 selama 10 menit. Dari perbedaan waktu tersebut mengasilkan
perbedaan daya serap dan pengurangan berat. Pada percobaan resep 1 daya serap kain
adalah 2,33 detik dengan persen pengurangan berat 7,74% sedangkan pada percobaan
resep 2 daya serap kain adalah 1,16 detik dengan persen pengurangan berat 9,88%.
Suhu yang digunakan adalah 105C yang akan meningkatkan laju saponifikasi dalam
hal ini penggunaan suhu yang tinggi tidak akan merusak kain karena menggunakan
zat anti oksidasi. Zat oksidasi berfungsi untuk mencegah kain mengalami oksidasi
berlebih pada suhu tinggi dan juga waktu yang berbeda. Semakin lama waktu yang
digunakan maka akan membuat kotoran yang terdapat pada kain berkurang lebih
banyak sehingga jika dilihat dari pengurangan beratnya, kain pada percobaan resep 2
mengalami pengurangan berat yang lebih banyak dibandingkan pada percobaan resep
1. Suhu yang tinggi tidak akan merusak kain Hal ini dipengaruhi oleh suhu persen
pengurangan berat bahan yang lebih besar terdapat pada resep 1. Pada hasil percobaan
kain yang sudah melalui proses scouring, kain menjadi lebih putih. Hal ini
dikarenakan adanya scouring agent yang berfungsi untuk mengemulsi dan
mendispersi kotoran.
Pada metoda exhaust resep yang paling baik adalah resep 2 dan pada metode Pad-
Steaming resep yang paling baik adalah resep 2 ini dapat dilihat dari hasil data
evaluasi yang sudah dilakukan resep 2 metoda exhaust berkurang sekitar 12,06%
sedangkan resep 2 metoda Pad-Steam 9,88%. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
waktu yang digunakan jika kita lihat metode exhaust menggunakan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan metoda Pad-steam, dengan rentan waktu yang ada
sehingga memungkinkan kotoran dalam kain dapat berkurang lebih banyak.

V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa pemasakan
menggunakan metoda exhaust yang paling baik yaitu menggunakan resep 2
dibandingkan dengan resep 1, sedangkan pemasakan menggunkan metoda Pad-Steam
lebih baik menggunakan resep 2. Namun diantara kedua metode tersebut yang paling
baik adalah resep 2 metoda exhaust.
Daftar Pustaka

Suprapto, Agus dan Ichwan, Muhammad. 2005. Teknologi Persiapan


Penyempurnaan. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung
3.6.1. Grafik

3.6.1.1. Daya Serap

250

200

150
Metoda Exhaust
100 Metoda Pad-Steam

50

0
resep 1 resep 2

3.6.1.2. Bobot berat

14.00%

12.00%

10.00%

8.00%
Metoda Exhaust
6.00%
Metoda Pad-Steam
4.00%

2.00%

0.00%
resep 1 resep 2

Anda mungkin juga menyukai