PEMASAKAN
Scouring Pada Kain Kapas Menggunakan
Metoda Exhaust dan Pad-Steam
c. Mekanisme pemasakan
- Pemilihan zat pemasakan dan zat pembantu serta konsentrasi yang digunakan
- Kondisi proses (suhu, waktu, pH)
- Metoda proses
- Air proses
d. Metoda pemasakan
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :
Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada
meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat. Proses pemasakan
(scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena serat sintetik relatif
sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik hanya untuk
menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan adalah
untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam,
protein dan debu. Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap :
Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) untuk
saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan
pengemulsi kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air
proses pemasakan. Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam
bahan atau dalam air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehingga
mengurangi efektifitas kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam
garam-garam dalam air membentuk endapan dan endapan pektin berikatan dengan
kapas melalui ikatan hydrogen bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) , debu, knitting oil (oli rajut ), dan
kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat ini dapat menghalangi
penyerapan serat pada proses selanjutnya.
Rendam-peras kain
Proses pemasakan
Kukus/Steaming
Pengeringan
Evaluasi kain
3.2. Resep
Metoda Perendaman/Exhaust Metoda Pad-Steam
Suhu Mendidih - NaOH padat : 30-60 g/L
- NaOH padat : 4-5 g/L - Zat pembasah : 3-5 g/L
- Zat pembasah : 1-2 mL/L - Zat anti sadah : 2-4 g/L
- Zat anti sadah : 1 mL/L - Zat pereduksi : 4-5 g/L
- Na2CO3 : 1 g/L - WPU : 80%
- Vlot : 1 : 20-30 - Suhu : 105C
- Suhu : 95-100C - Waktu : 10-30 menit
- Waktu : 1-2 Jam
Suhu Tinggi
- NaOH 38Be : 2-5% (berat bahan)
- Zat pembasah : 1-2%
- Zat anti sadah : 1 mL/L
- Na2CO3 : 1%
- NaHCO3 : 0,2%
- Vlot : 1 : 20-30
- Suhu : 130C
- Waktu : 1-2 Jam
Kain
NaOH
Zat
100C
60C
30C
20 50
Resep
1 2
NaOH padat (g/L)
4
Scouring agent (mL/L)
- 1
Anti Sadah (mL/L)
- 1
Vlot (1 : x)
1 : 30
Suhu (C)
100
Waktu (menit)
30
Resep
1 2
NaOH padat (g/L)
30
Scouring agent (mL/L)
3
Zat Anti Oksidasi (
0,5
g/L)
Anti Sadah (mL/L)
2
WPU (%)
80
Suhu (C)
105
Waktu (menit)
5 10
3.5. Cara kerja
3.5.1. Metoda Exhaust
- Mengambil kain yang telah disediakan, kemudian menimbang kain
- Menimbang zat sesuai resep
- Kain direndam didalam larutan, dengan suhu 100
- Mencuci bahan yang telah dihilangkan kanjinya dengan air panas dan
dingin, kemudian dikeringkan
- Melakukan hasil evaluasi praktek
Pada percobaan resep 1 dan percobaan resep 2 menggunakan metode exhaust, daya
serap kain sangat baik. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah NaOH. NaOH
(Soda kostik) berfungsi mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik
lainnya dengan jalan saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam
air dengan bantuan detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat,
dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan. Dari
hasil evaluasi yang didapat terjadi pengurangan berat yaitu pada percobaan resep 1
adalah 10,10% sedangkan pada percobaan resep 2 adalah 12,06% dan daya serap pada
percobaan resep 1 adalah 204 detik sedangkan pada resep no 2 daya serap kainnya
adalah 1 detik. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yang berpengaruh diantaranya
penggunaan Scouring Agent dan Zat Anti Sadah. Scouring Agent berfungsi untuk
mengemulsi, mendispersi dan mendetergensi lemak sehingga lemak larut dalam air,
sedangkan Zat Anti Sadah berfungsi untuk mengikat logam-logam seperti Ca2+, Mg2+
penyebab kesadahan yang berasal dari air proses dan serat kapas yang akan
menghalangi kinerja scouring agent dan mencegah turunnya kinerja NaOH dan sabun.
Apabila dalam proses pemasakan tidak menggunakan zat anti sadah maka logam-
logam yang terdapat pada kapas dan air akan menghalangi kinerja scouring yang akan
menyebabkan daya serap kain buruk seperti pada hasil percobaan resep 1.
Pada percobaan resep 1 dan resep 2 metoda Pad-Steam menggunakan perbedaan
waktu pada saat di steaming yaitu pada percobaan resep 1 selama 5 menit dan pada
percobaan resep 2 selama 10 menit. Dari perbedaan waktu tersebut mengasilkan
perbedaan daya serap dan pengurangan berat. Pada percobaan resep 1 daya serap kain
adalah 2,33 detik dengan persen pengurangan berat 7,74% sedangkan pada percobaan
resep 2 daya serap kain adalah 1,16 detik dengan persen pengurangan berat 9,88%.
Suhu yang digunakan adalah 105C yang akan meningkatkan laju saponifikasi dalam
hal ini penggunaan suhu yang tinggi tidak akan merusak kain karena menggunakan
zat anti oksidasi. Zat oksidasi berfungsi untuk mencegah kain mengalami oksidasi
berlebih pada suhu tinggi dan juga waktu yang berbeda. Semakin lama waktu yang
digunakan maka akan membuat kotoran yang terdapat pada kain berkurang lebih
banyak sehingga jika dilihat dari pengurangan beratnya, kain pada percobaan resep 2
mengalami pengurangan berat yang lebih banyak dibandingkan pada percobaan resep
1. Suhu yang tinggi tidak akan merusak kain Hal ini dipengaruhi oleh suhu persen
pengurangan berat bahan yang lebih besar terdapat pada resep 1. Pada hasil percobaan
kain yang sudah melalui proses scouring, kain menjadi lebih putih. Hal ini
dikarenakan adanya scouring agent yang berfungsi untuk mengemulsi dan
mendispersi kotoran.
Pada metoda exhaust resep yang paling baik adalah resep 2 dan pada metode Pad-
Steaming resep yang paling baik adalah resep 2 ini dapat dilihat dari hasil data
evaluasi yang sudah dilakukan resep 2 metoda exhaust berkurang sekitar 12,06%
sedangkan resep 2 metoda Pad-Steam 9,88%. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
waktu yang digunakan jika kita lihat metode exhaust menggunakan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan metoda Pad-steam, dengan rentan waktu yang ada
sehingga memungkinkan kotoran dalam kain dapat berkurang lebih banyak.
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa pemasakan
menggunakan metoda exhaust yang paling baik yaitu menggunakan resep 2
dibandingkan dengan resep 1, sedangkan pemasakan menggunkan metoda Pad-Steam
lebih baik menggunakan resep 2. Namun diantara kedua metode tersebut yang paling
baik adalah resep 2 metoda exhaust.
Daftar Pustaka
250
200
150
Metoda Exhaust
100 Metoda Pad-Steam
50
0
resep 1 resep 2
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
Metoda Exhaust
6.00%
Metoda Pad-Steam
4.00%
2.00%
0.00%
resep 1 resep 2