Karaginan PDF
Karaginan PDF
Disusun Oleh:
Retno Wulandari
I8305036
Disusun Oleh:
Retno Wulandari
I8305036
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini saya susun
sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Teknik
Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas Akhir ini saya susun
berdasarkan data-data yang diperoeh dari hasil percobaan.
Selama penyusunan laporan ini saya banyak sekali mendapat
bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dwi Ardiana ST.,MT selaku Ketua Program Studi DIII Teknik Kimia UNS
Surakarta.
2. Sperisa Distantina ST.,MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
3. Kepada keluarga tercinta terutama Bapak, Ibu, kakak, serta orang terdekat
saya atas doa, dukungan moril dan materiilnya.
4. Teman-teman angkatan 2005 kelas A atas bantuan dan dukungannya.
5. Dan seluruh pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangannya oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Dan akhirnya saya selaku penyusun mohon maaf kepada semua pihak,
apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan. Saya berharap semoga
laporan ini dapat bermaanfaat bagi kita semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
INTISARI...................................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang ............................................................................... 1
B Perumusan Masalah ....................................................................... 2
C Tujuan Percobaan........................................................................... 2
D Manfaat Percobaan......................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI
A Tinjauan Pustaka ............................................................................ 3
B Kerangka Pemikiran ....................................................................... 16
BAB III. METODE PERCOBAAN
A Alat Dan Bahan .............................................................................. 17
B Lokasi ............................................................................................. 22
C Cara Kerja ...................................................................................... 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 26
BAB V. PENUTUP
A Kesimpulan .................................................................................... 28
B Saran............................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
INTISARI
Saat ini Indonesia masih merupakan eksportir penting rumput laut di Asia.
Sayangnya rumput laut masih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah yaitu
berupa rumput laut kering yang memiliki nilai jual relatif murah. Maka dari itu
diperlukan penanganan untuk dapat meningkatkan daya jual produk. Salah
satunya dibuat karaginan, yang berperan dalam industri makanan dan obat-obatan.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
karaginan dengan dua metode yaitu presipitasi KCl dan Freeze-thaw serta
mengetahui kualitas karaginan yang dihasilkan dari rumput laut Eucheuma
cottoni. Percobaan dilakukan di Laboratorium Dasar Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tahapan pengolahan rumput laut Eucheuma cottoni menjadi karaginan
meliputi menimbang sebanyak 100 gr berat kering, merendam dalam air panas (40
0
C) selama 30 menit, dan memotong rumput laut Eucheuma cottoni. Lalu
mengekstraksi rumput laut menggunakan larutan KOH 0,2 N sebanyak 3 liter
pada suhu didih (80-90) oC selama 30 menit dengan sesekali diaduk. Setelah
selesai diekstraksi menyaring filtrat, dilanjutkan memisahkan karaginan dan air
menggunakan metode presipitasi KCl dengan menambah KCl 3,5 % sebanyak 1
liter dan metode Freeze-thaw. Karaginan basah yang diperoleh dikeringkan
menggunakan oven 60 oC sampai berat kostan. Karaginan yang dihasilkan
dianalisa rendemen dan sifat gel yaitu analisa gel strenght, melting temperature,
gelling temperature dan viskositas relatif.
Hasil dua percobaan ekstraksi rumput laut Eucheuma cottoni menunjukkan
rendemen karaginan dengan metode KCl presipitation sebesar 4% dan 5%, dengan
sifat gel strenght rata-rata 150,4 gr/cm2 dan 144 gr/cm2, melting temperature 58-
75 oC dan 56-75 oC, gelling temperature 56-53 oC dan 56-54 oC, dan viskositas
relatif 19,47 dan 22.31. Rendemen karaginan dengan metode Freeze-thaw sebesar
12% dan 14%, dengan sifat gel strenght rata-rata 158 gr/cm2 dan 158,2 gr/cm2,
melting temperature 40-51 oC dan 41-52 oC, gelling temperature 38-36 oC dan 39-
36 oC, dan viscositas relatif 25,96 dan 28,39.
Kesimpulan dari percobaan pembuatan karaginan dari rumput laut
Eucheuma cottoni dengan menggunakan dua metode, yaitu metode presipitasi
KCl dan metode Freeze-thaw adalah rendemen ,Gel Strength dan viskositas relatif
metode Freeze-thaw lebih besar dari pada metode presipitasi KCl. Sedangkan
Melting temperatur dan Gelling temperatur metode Freeze-thaw lebih kecil dari
pada metode presipitasi KCl. Karaginan yang dihasilkan metode Freeze-thaw
lebih banyak dan tebal dibandingkan metode presipitasi KCl yang lebih sedikit
dan cenderung encer.
vii
viii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
Jl. Ir. Soetami No. 36A Surakarta 57126 Telp / Fax (0271) 632112
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dosen Penguji I
Dosen Penguji II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
1
Laporan Tugas Akhir 2
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PERCOBAAN
- Yield / Rendemen
- Sifat-sifat
1. Gel strength
2. Melting Temperatur
3. Gelling Temperatur
4. Viskositas Relatif
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 3
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D. MANFAAT PERCOBAAN
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
Laporan Tugas Akhir 5
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Dalam air dingin seluruh garam dari Lambda karaginan larut sedangkan
Kappa dan lota karaginan hanya garam natriumnya saja yang larut.
Lambda karaginan larut dalam air panas, Kappa dan lota karaginan larut
pada temperatur 70C ke atas.
Kappa, Lambda dan lota karaginan larut dalam susu panas, dalam susu
dingin Kappa dan lota tidak larut, sedangkan Lambda karaginan
membentuk dispersi.
Kappa karaginan membentuk gel dengan ion Kalium, lota karaginan
dengan ion Calsium dan Lambda karaginan tidak membentuk gel.
Semua type karaginan stabil pada pH netral dan alkali, pada pH asam akan
terhidrolisa.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 6
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 7
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 8
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Kelarutan
Kelarutan karaginan dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya tipe karaginan, temperatur, pH, kehadiran jenis ion tandingan dan zat-
zat terlarut lainnya. Gugus hidroksil dan sulfat pada karaginan bersifat hidrofilik
sedangkan gugus 3,6-anhidro-D-galaktosa lebih hidrofobik. Lambda karaginan
mudah larut pada semua kondisi karena tanpa unit 3,6-anhidro-D-galaktosa dan
mengandung gugus sulfat yang tinggi. Karaginan jenis iota bersifat lebih
hidrofilik karena adanya gugus 2-sulfat dapat menetralkan 3,6-anhidro-Dgalaktosa
yang kurang hidrofilik. Karaginan jenis kappa kurang hidrofilik karena lebih
banyak memiliki gugus 3,6-anhidro-D-galaktosa (www.cPKleco.com).
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 10
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Stabilitas pH
Karaginan dalam larutan memiliki stabilitas maksimum pada pH 9 dan
akan terhidrolisis pada pH dibawah 3,5. Pada pH 6 atau lebih umumnya larutan
karaginan dapat mempertahankan kondisi proses produksi karaginan
(www.cPKleco.com).
Hidrolisis asam akan terjadi jika karaginan berada dalam bentuk larutan,
hidrolisis akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu. Larutan karaginan
akan menurun viskositasnya jika pHnya diturunkan dibawah 4,3
(www.damandiri.or.id).
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 11
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Kappa dan iota karaginan dapat digunakan sebagai pembentuk gel pada
pH rendah, tetapi tidak mudah terhidrolisis sehingga tidak dapat digunakan dalam
pengolahan pangan. Penurunan pH menyebabkan terjadinya hidrolisis dari ikatan
glikosidik yang mengakibatkan kehilangan viskositas. Hidrolisis dipengaruhi oleh
pH, temperatur dan waktu. Hidrolisis dipercepat oleh panas pada pH rendah
(www.damandiri.or.id/file). Stabilitas karaginan dalam berbagai media pelarut
dapat dilihat pada Tabel II.4
Tabel II.4 Stabilitas karaginan dalam berbagai media pelarut
Stabilitas Kappa Iota Lamda
pH netral dan alkali Stabil Stabil Stabil
pH asam Terhidrolisis jika Terhidrolisis jika Terhidrolisis
dipanaskan. Stabil dipanaskan. Stabil
dalam bentuk gel dalam bentuk gel
Sumber: www.damandiri.or.id/file
Tabel II.5 Sifat fisik tepung karaginan Eucheuma cottonii dan karaginan
komersial
Parameter Karaginan Karaginan Karaginan
Eucheuma cottonii Komersil Standar
Kekuatan gel (g/cm2) 464,5 685,5 -
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 12
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Viskositas
Viskositas adalah daya aliran molekul dalam sistem larutan. Viskositas
suatu hidrokoloid dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi karaginan,
temperatur, jenis karaginan, berat molekul dan adanya molekul-molekul lain. Jika
konsentrasi karaginan meningkat maka viskositasnya akan meningkat secara
logaritmik. Viskositas akan menurun secara progresif dengan adanya peningkatan
suhu, pada konsentrasi 1,5% dan suhu 75oC nilai viskositas karaginan berkisar
antara 5 800 cP.(www.FAO.org/document)
Viskositas merupakan faktor kualitas yang penting untuk zat cair dan semi
cair (kental) atau produk murni, dimana hal ini merupakan ukuran dan kontrol
untuk mengetahui kualitas dari produk akhir (www.damandiri.or.id/file).
Viskositas karaginan berpengaruh terhadap sifat gel terutama titik pembentukan
gel dan titik leleh, dimana viskositas karaginan yang tinggi menghasilkan laju
pelelehan dan pembentukan gel yang lebih tinggi dibanding karaginan yang
viskositasnya rendah.
Nilai viskositas (Tabel II.5), dari karaginan Eucheuma cottonii sebesar
54,67 cP dan berbeda nyata dengan karaginan komersial sebesar 35,71 cP. Hal ini
disebabkan karena kandungan sulfat pada karaginan Eucheuma cottonii lebih
banyak dibandingkan dengan karaginan komersial.
Viskositas larutan karaginan terutama disebabkan oleh sifat karaginan
sebagai polielektrolit. Gaya tolakan (repultion) antara muatan-muatan negatif di
sepanjang rantai polimer yaitu ester sulfat, mengakibatkan rantai molekul
menegang. Karena sifat hidrofiliknya, polimer tersebut dikelilingi oleh molekul-
molekul air yang terimobilisasi, sehingga menyebabkan larutan karaginan bersifat
kental. Semakin kecil kandungan sulfat, maka nilai viskositasnya juga semakin
kecil, tetapi konsistensi gelnya semakin meningkat. Adanya garam-garam yang
terlarut dalam karaginan akan menurunkan muatan bersih sepanjang rantai
polimer. Penurunan muatan ini menyebabkan penurunan gaya tolakan (repulsion)
antar gugus-gugus sulfat, sehingga sifat hidrofilik polimer semakin lemah dan
menyebabkan viskositas larutan menurun. Viskositas larutan karaginan akan
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 13
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
dalamnya dan membentuk struktur yang kuat dan kaku. Sifat pembentukan gel ini
beragam dari satu jenis hidrokoloid ke jenis lain, tergantung pada jenisnya. Gel
mempunyai sifat seperti padatan, khususnya sifat elastis dan kekakuan. Kappa-
karaginan dan iota-karaginan merupakan fraksi yang mampu membentuk gel
dalam air dan bersifat reversible yaitu meleleh jika dipanaskan dan membentuk
gel kembali jika didinginkan. Proses pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi
dari suhu pembentukan gel akan mengakibatkan polimer karaginan dalam larutan
menjadi random coil (acak). Bila suhu diturunkan, maka polimer akan
membentuk struktur double helix (pilinan ganda) dan apabila penurunan suhu
terus dilanjutkan polimer-polimer ini akan terikat silang secara kuat dan dengan
makin bertambahnya bentuk heliks akan terbentuk agregat yang bertanggung
jawab terhadap terbentuknya gel yang kuat. Jika diteruskan, ada kemungkinan
proses pembentukan agregat terus terjadi dan gel akan mengerut sambil
melepaskan air. Proses terakhir ini disebut sineresis. Kemampuan pembentukan
gel pada kappa dan iota karaginan terjadi pada saat larutan panas yang dibiarkan
menjadi dingin karena mengandung gugus 3,6-anhidrogalaktosa. Adanya
perbedaan jumlah, tipe dan posisi gugus sulfat akan mempengaruhi proses
pembentukan gel. Kappa karaginan dan iota karaginan akan membentuk gel hanya
dengan adanya kation-kation tertentu seperti K+, Rb+ dan Cs+. Kappa karaginan
sensitif terhadap ion kalium dan membentuk gel kuat dengan adanya garam
kalium, sedangkan iota karaginan akan membentuk gel yang kuat dan stabil bila
ada ion Ca2+, akan tetapi lambda karaginan tidak dapat membentuk gel. Potensi
membentuk gel dan viskositas larutan karaginan akan menurun dengan
menurunnya pH, karena ion H+ membantu proses hidrolisis ikatan glikosidik pada
molekul karaginan (www.damandiri.or.id/file). Konsistensi gel dipengaruhi
beberapa faktor antara lain: jenis dan tipe karaginan, konsistensi, adanya ion-ion
serta pelarut yang menghambat pembentukan hidrokoloid .
Kekuatan gel
Kekuatan gel merupakan sifat fisik karaginan yang utama, karena
kekuatan gel menunjukkan kemampuan karaginan dalam pembentukan gel salah
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 15
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
satu sifat fisik yang penting pada karaginan adalah kekuatan untuk membentuk gel
yang disebut sebagai kekuatan gel. Hasil pengukuran kekuatan gel (Tabel II.5),
dari karaginan komersial sebesar 685,50 g/cm2 dan berbeda nyata dengan
karaginan hasil penelitian Eucheuma cottonii sebesar 464,50 g/cm2. Kekuatan gel
dari karaginan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi KOH, pH, suhu dan waktu
ekstraksi (www.damandiri.or.id). Tingginya kekuatan gel pada karaginan
komersial disebabkan kandungan sulfatnya lebih rendah dibandingkan karaginan
Eucheuma cottonii.
Peningkatan kekuatan gel berbanding lurus dengan 3,6 anhidrogalaktosa
dan berbanding terbalik dengan kandungan sulfatnya. Semakin kecil kandungan
sulfatnya semakin kecil pula viskositasnya tetapi konsistensi gelnya semakin
meningkat. Hal lain yang menyebabkan tingginya kekuatan gel pada karaginan
komersial diduga karena kondisi bahan baku, umur panen, metode ekstraksi dan
bahan pengekstrak. Berdasarkan nilai kekuatan gel karaginan yang mencapai
464,50 - 685,50 g/cm2, menunjukkan bahwa karaginan dapat digunakan secara
luas terutama untuk produk-produk yang membutuhkan gel yang kuat seperti
produk gummy, jelly, soft kapsul dan hard kapsul.
Pengolahan Karaginan
Pada dasarnya, pemungutan karaginan dari rumput laut membutuhkan
beberapa tahap, yaitu pencucian, ekstraksi, penyaringan, presipitasi, kemudian
pengeringan karaginan (www.jasuda.net, 2007). Dari beberapa sumber ada juga
yang menyebutkan bahwa proses produksi karaginan pada dasarnya terdiri atas
proses penyiapan bahan baku, ekstraksi karaginan dengan menggunakan bahan
pengekstrak, pemurnian, pengeringan dan penepungan. Penyiapan bahan baku
meliputi proses pencucian rumput laut untuk menghilangkan pasir, garam mineral,
dan benda asing yang masih melekat pada rumput laut. Ekstraksi karaginan
dilakukan dengan menggunakan air panas atau larutan alkali panas. Pemisahan
karaginan dari bahan pengekstrak dapat dilakukan dengan cara penyaringan dan
presipitasi. Penyaringan ekstrak karaginan umumnya masih menggunakan
penyaringan konvensional yaitu kain saring dan filter press, dalam keadaan panas
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 16
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Penelitian Terdahulu
Distantina (2007) telah mempelajari beberapa variabel ekstraksi, yaitu
rasio rumput-pelarut dan konsentrasi pelarut NaOH terhadap parameter dalam
peristiwa perpindahan massa proses ekstraksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi pelarut NaOH dan rasio Volume/Massa tidak mempengaruhi
kecepatan ekstraksi, tetapi mempengaruhi yield karaginan. Waktu ekstraksi yang
diperlukan untuk mencapai kondisi seimbang rata-rata 30 menit. Disarankan
menggunakan rasio Volume/Massa yang lebih besar dan konsentrasi NaOH yang
lebih besar. Setelah melakukan ekstraksi dengan NaOH, ekstrak dipisahkan dari
ampasnya menggunakan kain katun sebagai penyaring. Filtrat ditambah etanol
96% sebagai presipitan dengan rasio volum etanol:ekstrak=1:1. Serat karaginan
yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan kemudian
dikeringkan sampai berat konstan hingga diperoleh karaginan kering (Distantina,
2007).
www.damandiri.or.id/file menyatakan bahwa larutan alkali mempunyai
dua fungsi yaitu membantu ekstraksi polisakarida dari rumput laut dimana
Volume air yang digunakan dalam ekstraksi sebanyak 30 - 40 kali dari berat
rumput laut. Ekstraksi biasanya mendekati suhu didih yaitu sekitar 90 95 oC
selama satu sampai beberapa jam dan larutan alkali juga berfungsi untuk
mengkatalisis hilangnya gugus-6-sulfat dari unit monomernya dengan
membentuk 3,6-anhidrogalaktosa sehingga mengakibatkan kenaikan kekuatan
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 17
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Pencucian
Ekstraksi I
Agitasi
(Penghancuran)
Ekstraksi II
Penyaringan
Pemutihan
Penambahan
Alkohol
Pengambilan
Filtrat
Pengeringan
Tepung karagenan
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 18
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
2. Pengolahan Tekan
Pencucian
Ekstraksi I
Agitasi
(Penghancuran)
Ekstraksi II
Penyaringan
Pemutihan
Penjedalan dengan
KCl
Proses Tekan
Pengeringan
Tepung karagenan
B. Kerangka Pemikiran
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 19
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
karaginan yang optimal dan dapat diketahui pula bahwa rumput laut yang masih
segar dapat menghasilkan rendemen yang lebih besar dari pada yang sudah di
bleaching. Juga terlihat ada peningkatan rendemen dengan bertambahnya waktu
penggumpalan, tetapi mulai waktu 30 menit mulai menurun. Dengan demikian
waktu penggumpalan selama 30 menit sudah memberikan rendemen yang banyak.
Nilai ini digunakan sebagai dasar dalam penentuan waktu penggumpalan
karaginaan pada percobaan tugas akhir ini.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 20
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
BAB III
METODE PERCOBAAN
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
21
Laporan Tugas Akhir 22
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
3
Keterangan :
1. Pemanas
2. Panci
2
3. Termometer
Keterangan :
3
1. Timbangan analitis
2. Gelas Beaker
2 3. Batang Stainlees Steel
Keterangan Gambar :
1. Pemanas Listrik
4 2. Gelas Beaker
3. Viscometer
3
4. Termometer
5. Statif dan Klem
B. LOKASI
Percobaan pembuatan karaginan dari rumput laut Euchema Cottoni dilakukan
di Laboratorium Dasar Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
C. CARA KERJA
a). Pembuatan karaginan dengan metode KCL presipitasi(cara 1)
1.Persiapan
Menimbang 100 gr rumput laut yang akan diekstraksi kemudian
merendam dengan air hangat 400C agar karaginan tersebut dapat
mudah diekstraksi. Setelah itu memotong rumput laut 1 cm.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 25
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
2.Ekstraksi:
Rumput laut yang telah bersih diekstraksi dengan pelarut berupa
KOH 0,2 N sebanyak 3000 ml dengan berat rumput laut 100 gram.
Menjaga volume konstan dengan menambahkan aquadest panas
setiap saat. Ekstraksi dilakukan selama 30 menit pada suhu titik
0
didih (80-90) C. Sambil dilakukan pengadukan untuk
mempercepat proses ekstraksi.
3.Penyaringan:
Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan proses penyaringan
dengan kain penyaring, dalam keadaan panas sehingga
memudahkan penyaringan.
4.Penggumpalan & Presipitasi KCL
Filtrat cara 1 yang di hasilkan dari hasil penyaringan kemudian di
bagi menjadi lima bagian dengan volume yang sama (600 ml).
Presipitasi karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat ke
dalam KCL 3,5% (200 ml) sambil diaduk, setelah itu didiamkan
sampai suhu kamar sehingga terbentuk gumpalan pada
permukaannya. Rasio filtrat KCl = 3 : 1 atau 600ml filtrat :
200ml KCl.
5.Pencucian & Penyaringan
Setelah proses presipitasi dilakukan pencucian sekitar 6Xpencucian
hingga pH = 7 kemudian dilakukan penyaringan dengan
menggunakan saringan dan kain katun.
6.Pengeringan
Karaginan basah kemudian dikeringkan di dalam oven dengan
suhu 60C sampai kering menjadi karaginan lembaran, kemudian
di timbang.
7.Penimbangan
Karaginan lembaran kering kemudian dilakukan penimbangan
hingga berat konstan.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 26
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
8.Analisa Kuatitas
Meliputi rendemen, gel strenght, gelling temperatur, melting
temperatur dan viskositas relatif.
Penimbangan
Rumput laut kering & bersih
100 gr
Pemotongan ( 1 cm)
Penggumpalan
Penimbangan
Analisa Kualitas
Karaginan
10.Analisa Kuatitas
Meliputi rendemen, gel strenght, gelling temperatur, melting
temperatur dan viskositas relatif.
Pemotongan ( 1 cm)
Ampas Penyaringan
Filtrat didinginkan
Freeze
Thawing
Penimbangan
Analisa Kualitas
Karaginan
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 29
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 30
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Arod = r2
r = 0,55 cm
2. Menentukan melting dan gelling temperatur menggunakan metode Metode
Stevenson (1998), yaitu :
a.Membuat larutan karaginan 2 % berat. Karaginan kering 1 gram di
masukkan dalam gelas beaker. Tambahkan aquadest 100 ml, panaskan
karaginan sampai karaginan melarut. Larutan dibuat menjadi 50 ml.
b. Masukkan larutan dalam tabung reaksi
c. Mendinginkan semalam dengan posisi tabung vertical
d. Meletakkan batu didih (diameter 5 mm) di permukaan gel beku.
e.Memanaskan tabung reaksi dalam aquadest (atau waterbath) di atas hot
plate dengan kecepatan pemanasan 2 oC/menit. Pasang thermometer di
waterbath.
f. Melting temperature adalah kisaran dari kelereng mulai tenggelem sampai
mencapai bagian dasar tabung. Mencatat kisaran suhu itu.
g. Pemanasan dihentikan dan dibiarkan mendingin.
h.Setiap menit tabung diambil dengan cepat dari bath dan diposisikan
horizontal.
i.Setting temperature adalah kisaran dimana larutan mulai membentuk gel
sampai larutan tidak mengalir lagi. Catat kisaran suhu itu.
j.Mengulangi 4 kali untuk sample yang sama (ulangi langkah 3 sampai
dengan 9)
3. Menentukan Viskositas Relatif
a..Membuat larutan karaginan 2 % berat. Karaginan kering 1 gram di
masukkan dalam gelas beaker. Tambahkan aquadest 100 ml, panaskan
karaginan sampai karaginan melarut. Larutan dibuat menjadi 50 ml.
b. Memanaskan viskometer dalam glika bath diatas hot plate sampai suhu 75
0
C
c.Menentukan viskositas larutan pada suhu 75 oC dengan memasukkan
larutan karaginan 2% dalam alat viskometer
d. Mengulangi 4X untuk suhu dan sample yang sama.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 31
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
= karaginan x t karaginan
aquades t aquades
karaginan = massa karaginan
volum karaginan
massa karaginan = berat pikno isi karaginan berat picno kosong
berat pikno isi karaginan = 46,78 gr
berat pikno kosong = 20,62 gr
volum karaginan = 25 ml
t aquades = 0,518 detik
aquades = 0,996
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari keraginan diatas dilakukan pengujian lebih lanjut, yang meliputi
seperti dalam tabel IV.2
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
32
Laporan Tugas Akhir 33
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
B. Metode Freeze-thaw
Metode freeze-thaw ini tidak beda jauh dengan metoda KCl presipitasi.
Setelah proses ekstraksi dengan KOH dilakukan penyaringan memisahkan filtrat
dengan ampas. Kemudian filtrat yang dihasilkan didinginkan dilanjutkan tahap
freezing yaitu pembekuan 0 0C selama semalam dan thawing (pencairan kembali).
Proses Thawing ini untuk memisahkan antara cairan (KOH+air) dengan karaginan
basah. Untuk memperoleh keraginan kering dengan berat konstan keraginan basah
di driying sehingga menguapkan air yang tersisa.
Hasil dari keraginan diatas dilakukan pengujian lebih lanjut, yang meliputi
seperti dalam tabel IV.4
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 34
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
Metode ini menghasilkan karaginan yang sangat banyak dan lebih tebal.
Prosesnya juga lebih sederhana tidak membutuhkan waktu banyak dibandingkan
metode KCL presipitasi.
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk menghindari supaya KCl tidak menguap pada saat mulai dicampurkan
ke dalam filtrat, sebaiknya dilakukan dengan proses tertutup.
2. Dalam penyaringan metode freeze-thaw proses dilakukan dalam kondisi panas
menggunakan kain katun untuk memudahkan penyaringan dan tidak adanya
keraginan yang lolos.
3. Dalam penyaringan metode KCL presipitasi dilakukan dalam kondisi suhu
kamar menggunakan kain katun untuk memudahkan penyaringan dan tidak
adanya keraginan yang lolos.
4. Adanya penelitian lebih lanjut dengan variasi daerah asal rumput laut.
5. Penggunaan metode yang berbeda sebagai pembanding
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
35
Laporan Tugas Akhir 36
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
DAFTAR PUSTAKA
Anggadireja, J.T., Istini, S., Zatnika, A., Suhaimi, 1986, Manfat dan Pengolahan
Rumput Laut, hal 128-135, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Jakarta
Asnawi,2008,Pengaruh Kondisi Presipitasi Terhadap Rendemen Sifat Karaginan
dari Rumput Laut Eucheuma Cottoni, Surakarta,
Distantina, S., Dyartanti, E.R, 2007, Ekstraksi Karaginan dari Rumput Laut
Eucheme Cottoni Menggunakan Pelarut NaOH, Surakarta
www.cPKleco.com
www.damandiri.or.id/file
www.dikjen_perikanan.ac.id
www.jasuda.net/index_dtl.php
www.unhas.ac.id/tekpert/index.php
www.FAO.org/document
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir 37
Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dengan Dua Metode
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta