Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan kasih sayangNya kepada kami karena hanya dengan izinNya lah kami
dapat menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan
Kritis.

Shalawat dan salam semoga tetap tecurah limpahkan kepada Nabi kita Nabi
Muhammad SAW. Dan juga tercurah pula kepada keluarganya, sahabatnya dan
kepada kita sebagai umatnya.
Alhamdulillah, makalah ini bisa selesai sesuai dengan apa yang di harapkan.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna sebagai pembenahan
dalam penyusunan makalah yang lebih baik.Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.

Cianjur, 20 September 2017

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 1
A. Definisi Sepsis.............................................................................................. 3
B. Etiologi ......................................................................................................... 3
C. Manifestasi Klinis ........................................................................................ 5
D. Asuhan Keperawatan Sepsis ...................................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepsis merupakan kasus penyakit infeksius yang dapat terjadi pada
dewasa, anak maupun bayi. Sepsis cukup sering dijumpai di Pediatric Intensive
Care Unit (PICU), dengan angka kematian yang cukup tinggi. Angka kejadian
dan angka kematian bervariasi menurut umur dan adanya penyakit yang
menyertai. Di negara maju, angka kematian bisa ditekan hingga 9% namun di
negara berkembang, angka kematian justru masih dangat tinggi, mencapai 50
90%. Kematian akibat syok dan disfungsi multiorgan menempati urutan
tertinggi, yakni 80%.
Sepsis yang terjadi pada anak-anak dan terutama bayi lebih berbahaya
dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada dewasa, karena sistem imunias
yang belum sempurna. Oleh karena itu, apabila bayi atau anak mengalami
sepsis, harus diawasi dan dipantau secara ketat dalam perawatannya.
Kegagalan pemberian antibiotik dalam pengobatan sepsis berhubungan
erat dengan respon inflamasi terhadap pengaruh mikroorganisme penyebab
beserta produknya. Penelitian mengenai virulensi mikroorganisme penyebab,
respon inflamasi terhadap mikroorganisme serta komponennya memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai patofisiologi sepsis. Pengetahuan
mengenai mediator sebagai respon imun pejamu terhadap inflamasi membuka
strategi baru dalam pengobatan. Klasifikasi mengenai terminologi merupakan
hal yang penting dalam pemahaman patofisiologi yang terjadi pada sepsis.
Terminologi ini diadaptasi dari pedoman sepsis pada orang dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sepsis?
2. Bagaimana penyebab terjadinya Sepsis?
3. Bagaimana tanda dan gejala terjadinya Sepsis?
4. Apa komplikasi pada Sepsis?
5. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien Sepsis?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi tujuan
penulisan dari makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah asuhan keperawatan ini diharapkan
mahasiswa dapat memahami serta mampu menjelaskan tentang konsep
penyakit sepsis serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan sepsis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui definisi dari sepsis
b. Mampu memahami patofisiologi sepsis
c. Mampu memahami konsep asuhan keperawatan sepsis meliputi
pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, intervensi serta
evaluasi.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai
mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
penyebab serta upaya pencegahan penyakit sepsis terciptanya kesehatan
masyarakat yang lebih baik.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang sepsis lebih
dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit
sepsis.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam
penanganan sepsis sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan
yang baik.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah informasi tentang sepsis serta dapat meningkatkan
kewaspadaan terhadap penyakit ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sepsis
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi
tubuh dan menyebabkan respon inflamasi sitemik. Respon yang
ditimbulkan sering menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi
organ. Jika disertai dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis (Linda
D.U, 2006).
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis
dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah
septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000).
Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat
bakteri dalam darah. (Surasmi, Asrining. 2003). Sepsis adalah
mikrooganisme patogen atau toksinnya didalam darah. (Dorland, 2010).
Jadi, sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan
sistemik (inflammatory sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi
bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain itu, sepsis dapat juga disebabkan
oleh adanya kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah dan
osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah
terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari
satu organ.

B. Etiologi
Sepsis merupakan respon terhadap setiap kelas mikroorganisme.
Dari hasil kultur darah ditemukan bakteri dan jamur 20-40% kasus dari
sepsis. Bakteri gram negatif dan gram positif merupakan 70% dari penyebab
infeksi sepsis berat dan sisanya jamur atau gabungan beberapa
mikroorganisme. Pada pasien yang kultur darahnya negatif, penyebab
infeksi tersebut biasanya diperiksa dengan menggunakan kultur lainnya atau
pemeriksaan mikroskopis (Munford, 2008).

3
Penelitian terbaru mengkonfirmasi bahwa infeksi dengan sumber
lokasi saluran pernapasan dan urogenital adalah penyebab paling umum dari
sepsis (Shapiro, 2010).
Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi
bakteri gram negatif (-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa
disebabkan oleh infeksi-infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh
penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agen-agen yang mungkin
menyebabkan SIRS. Agen-agen infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai
menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang ditanam
(contohnya, kulit, paru, saluran pencernaan, tempat operasi, kateter
intravena, dll.). Agen-agen yang menginfeksi atau racun-racun mereka (atau
kedua-duanya) kemudian menyebar secara langsung atau tidak langsung
kedalam aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir
segala sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba
untuk melawan kerusakan yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan
darah ini. Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat
bervariasi, meliputi bakteri aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif,
jamur, dan virus
Bakteri gram negative yang sering menyebabkan sepsis adalah E.
Coli, Klebsiella Sp. Pseudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan Proteus Sp.
Bakteri gram negative mengandung liposakarida pada dinding selnya yang
disebut endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah,
endotoksin dapat menyebabkan bergabagi perubahan biokimia yang
merugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang
menunjang timbulnya shock sepsis.
Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah
staphilococus, streptococcus dan pneumococcus. Organime gram positif
melepaskan eksotoksin yang berkemampuan menggerakkan mediator imun
dengan cara yang sama dengan endotoksin.

4
C. Pathway

Infasi Kuman

Pelepasan Indotoksin

Disfungsi dan kerusakan endotel dan disfungsi organ multipel

SEPSIS

Perubahan Perubahan ambilan Terhambatnya Terganggunya


fungsi miokarium dan penyerapan O2 fungsi sistem pencernaan
mitokondria

Kontraksi jantung Suplai 02 terganggu Kerja sel Reflek ingin


menurun menurun muntah

Curah jantung Sesak Penurunan Nafsu makan


turun sistem imun menurun

Reduksi darah Gangguan Resti infeksi Gangguan


terganggu pemenuhan O2 pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Gangguan
perfusi jaringan

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi dari respon sepsis biasanya ditekankan pada gejala dan
tandatanda penyakit yang mendasarinya dan infeksi primer. Tingkat di
mana tanda dan gejala berkembang mungkin berbeda dari pasien dan pasien
lainnya, dan gejala pada setiap pasien sangat bervariasi. Sebagai contoh,
beberapa pasien dengan sepsis adalah normo-atau hipotermia, tidak ada
demam paling sering terjadi pada neonatus, pada pasien lansia, dan pada
orang dengan uremia atau alkoholisme (Munford, 2008).
Pasien dalam fase awal sepsis sering mengalami cemas, demam,
takikardi, dan takipnea (Dasenbrook & Merlo, 2008). Tanda-tanda dari

5
sepsis sangat bervariasi. Berdasarkan studi, demam (70%), syok (40%),
hipotermia (4%), ruam makulopapular, petekie, nodular, vesikular dengan
nekrosis sentral (70% dengan meningococcemia), dan artritis (8%). Demam
terjadi pada <60% dari bayi dibawah 3 bulan dan pada orang dewasa diatas
65 tahun (Gossman & Plantz, 2008). Infeksi menjadi keluhan utama pada
pasien (Hinds et.al,2012). Perubahan status mental yang tidak dapat
dijelaskan (LaRosa, 2010) juga merupakan tanda dan gejala pada sepsis.
Adanya tanda dan gejala disseminated intravascular coagulation (DIC)
meningkatkankan angka mortalitas (Saadat, 2008).

E. Pemeriksaan Penunjang
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi
sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, pungsi lumbal,
analisis dan kultur urin, serta foto dada. Diagnosis sepsis ditegakkan dengan
ditemukannya kuman pada biakan darah. Pada pemeriksaan darah tepi dapat
ditemukan neutropenia dengan pergeseran ke kiri (imatur:total seri
granulosit>0,2). Selain itu dapat dijumpai pula trombositopenia. Adanya
peningkatan reaktans fase akut seperti C-reactive protein (CPR)
memperkuat dugaan sepsis. Diagnosis sebelum terapi diberikan (sebelum
hasil kultur positif) adalah tersangka sepsis (Mansjoer,2000:509
Pengobatan terbaru syok sepsis mencakup mengidentifikasi
danmengeliminasi penyebab infeksi yaitu dengan cara pemeriksaan-
pemeriksaan yang antara lain:
1. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi
organisme penyebab sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat yang
paling efektif.
2. SDP : Ht Mungkin meningkat pada status hipovolemik karena
hemokonsentrasi. Leucopenia (penurunan SDB) terjadi sebalumnya,
diikuti oleh pengulangan leukositosis (1500-30000) d4engan
peningkatan pita (berpindah kekiri) yang mengindikasikan produksi
SDP tak matur dalam jumlah besar.

6
3. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
4. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
5. PT/PTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati
yangdiasosiasikan dengan hati/ sirkulasi toksin/ status syok.
6. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati, syok
7. Glukosa Serum : hiperglikenmio yang terjadi menunjukkan
glikoneogenesis dan glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari
puasa/ perubahan seluler dalam metabolisme
8. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan atau kegagalan ginjal, dan disfungsi atau kegagalan
hati.
9. GDA : Alkalosis respiratosi dan hipoksemia dapat terjadi sebelumnya.
Dalam tahap lanjut hipoksemia, asidosis respiratorik dan asidosis
metabolik terjadi karena kegagalan mekanisme kompensasi
10. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan distritmia
menyerupai infark miokard

F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)

7
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Pemenuhan O2 kurang dari kebutuhan b.d penurunan perfusi
jaringan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d teganggunya sistem pencernaan
3. Pola nafas tidak efektif b.d terjadinya gangguan masukan O2
4. Hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit,
dehidrasi, efek langsung dari endotoksin pada hiptalamus, perubahan
pada regulasi temperature

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Ds : Sepsis Pemenuhan O2 kurang
px mengeluh untuk dari kebutuhan b/d
bernafas dadanya terasa penurunan perfusi
jaringan.
sedikit sesak.
Perubahan penyerapan
O2
Do :
-k/u sadar
-trpasang nasal kanul O2
4lpm . Suplay O2 tergangggu
-sesak
-TTV :
TD :160/100 mmHg sesak
N : 78 x / menit
RR :23 x /menit
S : 37,5 0C
Pemenuhan O2 kurang
dari kebutuhan

8
Ds :
Px mengatakan mual Nutrisi kurang dari
Sepsis
kebutuhan b/d
Do:
trganggunya system
-k/u sadar
-GCS : 4-5-6 Tergangaunya sistem pencernaa
-maslang pencernaan
-terpasang infuse DS
-mual + muntah
-TTV: Reflek ingin muntah
TD : 160/100mmHG
N : 78 x/ menit
RR : 23 x/ menit
S : 37,5 0C Anoreksia

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Ds : - Faktor penyebab Pola nafas tidak efektif


Do :
ada tanda hipoksia
RR : 50x /menit Terjadinya gangguan
Ada cuping hidung masukan O2
Ada retraksi dada

Tubuh menggunakan
alat bantu nafas

Pola nafas tidak efektif

Ds : - Infeksi atau cedera Hipertermi


Do : jaringan

9
Klien tampak tidak
nyaman Inflamasi
RR : 50x / menit
Nadi : 150x / menit
Suhu : 38 c Akumulasi monosit,
Kulit klien tampak makrupag, dan trombosit
merah dan panas
Klien tampak mengigil
Pelepasan irogen
endrogen

Merangsang saraf fagus

Pembentukan
prostaglandin otak

Merangsang hipotalamus
meningkatkan suhu

Menggigil meningkatkan
suhu basa

Hipertermi

10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SEPSIS

1. Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan sepsis meliputi :
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai ganguan penyakit yang
lalu, berhubungan dengan atau yang dapat mempengaruhi penyakit
sekarang.
1) riwayat kesehatan keluarga
2) riwayat kesehatan pasien
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan/gangguan yang
berhubungan dengan gangguan/penyakit yang dirasakan saat ini
d. Keadaan umum pasien :
1) tingkat kesdaran :
2) tinggi badan /berat badan
3) TTV meliputi :
TD : 120/ 80mmHg
Nadi : 115x/menit
Suhu : 41,0
Respirasi : 30x/menit
1) Pemeriksaan fisik
Lebih difokuskan pada saluran cerna, saluran pernafasan, dan
kardiovaskuler
2) Test Diagnostik
1. Intervensi
Diagnosa 1
Gangguan perfusi jaringan b.d reproduksi aliran darah terganggu
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam,
diharapkan perfusi jaringan teratasi

11
Intervensi Rasional
1. Lakukan tirah baring 1. Untuk memperlancar aliran darah
2. Pantau frekuensi dan irama 2. Mengetahui keadaan umum
jantung pasien
3. Perhatikan kekuatan otot 3. Mempercepat proses
denyut perifer penyembuhan
4. Kolaborasi dengan tim medis

Diagnosa 2 :
Pemenuhan O2 kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan perfusi jaringan
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 2 x 24 jam diharapkan
pemenuhan O2 teratasi
Intervensi Rasional
- Observasi tanda-tanda vital - Mengetahui keadaan umum dan
- Berikan posisi yang nyaman perkembangan pasien
- Pemberian O2 sesuai dengan - Membantu mengurangi sesak
kebutuhan - Membantu pemenuhan O2
- Kolaborasi dengn tim medis - Mempercepat proses kesembuhan

Diagnosa 3
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d terganggunya sistem pencernaan
Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1 x 24 jam diharapkan nutrisi
terpenuhi
Intervensi Rasional
- Observasi tanda tanda vital - Mengetahui keadaan umum dan
- Anjurkan oral hygiene sebelum dan perkembangan pasien
sesudah makan - Meningkatkan nafsu makan pasien
- Berikan makan sedikit tapi sering - Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tim medis - Menentukan diit yang tepat

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sepsis merupakan respon terhadap setiap kelas mikroorganisme.
Dari hasil kultur darah ditemukan bakteri dan jamur 20-40% kasus dari
sepsis. Bakteri gram negatif dan gram positif merupakan 70% dari penyebab
infeksi sepsis berat dan sisanya jamur atau gabungan beberapa
mikroorganisme.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Maka, penulis terbuka untuk menerima kritik dan
saran dari pembaca

13
DAFTAR PUSTAKA

Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern (2012), Diagnosa keperawatan Nanda NIC


NOC, Jakarta, EGC

Price, Sylvia A. (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:


EGC

14

Anda mungkin juga menyukai