Anda di halaman 1dari 3

..

Dalam pengelolaan limbah berbahaya, versi RCRA yang paling penting temperatur -20 C dan tekanan 1 atmosfir akan terbakar bila bercampur
adalah aturan-aturan yang termasuk dalam Subtitle-C dengan program dengan udara sekitar 13 % volume atau kurang; Divisi Kelas-3: cairan
utamanya adalah Cradle-to-grave , yaitu dari mulai identifikasi limbah mudah terbakar (flammable). Kriteria cairan yang mudah terbakar adalah
berbahaya, persyaratan- persyaratan mulai dari sumber (timbulan), setiap cairan dengan titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60,5 C.
transportasi, pengolahan, penyimpanan, sampai penyingkiran/pemusnahan Kelas-4: padatan mudah terbakar atau berbahaya bila lembab, terbagi
(disposal) limbah berbahaya. Peraturan tersebut,dicantumkan aturan- menjadi 3 divisi dengan nomor 4.1 sampai 4.3 sesuai dengan sifat-sifatnya,
aturan administratif dan tehnis untuk tiga katagori pelaku utama, yaitu: yaitu :Divisi 4.1 : flammable solid yaitu bahan padat, bukan peledak, yang
Penghasil(generator), Pengangkut(transporter), dan Pemilik/operator bila pada kondisi normal terjadi kecelakaan akan menyebabkan
fasilitas pengolah (treatment), penyimpan(storage) dan terbentuknya api akibat gesekan dan sebagainya
pemusnah/penyingkir (disposal) atau TSD Kelas-5: pengoksidasi dan peroksida organik, terbagi menjadi 2 divisi.
Aturan RCRA selanjutnya dikodifikasi dalam Code of Federal Regulation Oksidator adalah bahan kimia seperti khlorat, permanganat, peroksida
(CFR) dengan sebutan Title 40 CFR, antara lain berisi : Identifikasi limbah organik, nitrat dan sebagainya yang dapat mengoksidasi materi organik,
B3, Penghasil limbah B3, Pengangkut limbah B3, Pemilik/operator sedang peroksida organik adalah senyawa yang mengandung struktur - O -
fasilitas pengolah, penyimpan, pembuang limbah B3, Daur ulang limbah O .
B3, Land disposal limbah B3, Izin fasilitas TSD Kelas-6: bahan racun dan menular, terbagi menjadi 2 divisi. Kelompok
KONSEP CRADLE TO GRAVE DI INDONESIA
berikutnya adalah bahan beracun (di luar gas) yang diketahui toksik pada
Dokumen tersebut antara lain berisi:
manusia, dan bahan menular baik berupa mikroorganisme atau toxin yang
Nama dan alamat penghasil limbah atau pengumpul yang menyerahkan
limbah dapat mendatangkan penyakit pada manusia.
Tanggal peneyerahan limbah Kelas-7: bahan radioaktif. Bahan radioaktif (termasuk kelas-7) menurut
Nama dan alamat pengangkut limbah versi USDOT adalah setiap materi atau kombinasi materi yang secara
Tujuan pengangkutan spontan mengionisasi radiasi dengan aktivitas spesifik lebih besar dari
Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah yang diserahkan 0,002 microcurie per-gram.
Kelas-8: bahan korosif. Bahan korosif (kelas-8), baik cair atau padat,
Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3. Label adalah menurut versi USDOT didefinisikan sebagai bahan yang dapat
uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3. menyebabkan kerusakan visibel ke materi yang kontak dengannya.
Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 \Kelas-9: lain-lain. Kelompok lain-lain (kelas-9) adalah bahan yang yang
dan dilengkapi penutup. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah dapat menyebabkan bahaya, tetapi belum termasuk dalam katagori kelas
bangunan atau dalam bentuk lain yang digunakan untuk menyimpan sebelumnya, seperti obat bius dan sebagainya.
kemasan B3.
Klasifikasi B3 : mudah meledak (explosive); pengoksidasi (oxidizing); sangat
LABEL VERSI NFPA Setiap kotak diberi warna: biru (bahaya terhadap
mudah sekali menyala (extremely flammable); sangat mudah menyala
(highly flammable); mudah menyala (flammable); amat sangat beracun kesehatan), merah (bahaya terhadap kebakaran), kuning (bahaya terhadap
(extremely toxic); sangat beracun (highly toxic); reaktivitas), dan putih (bahaya khusus
beracun (moderately toxic); berbahaya (harmful); korosif (corrosive); PENGEMAS DAN PEWADAH LIMBAH B3 VERSI KEP
bersifat iritasi (irritant); berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the NO.01/BAPEDAL/09/1995
environment); karsinogenik (carcinogenic); teratogenik (teratogenic); Di Indonesia, ketentuan tentang pengemasan dan pewadahan limbah B3
mutagenik (mutagenic). diatur dalam Kep.No.01/Bapedal/09/1995
Explosive Simbol berupa gambar bom meledak (explosive exploded bomb) Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi kegiatan pengemasan dan
berwarna hitam. Suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C, Pewadahan limbah B3 di fasilitas:
760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui Penghasil, untuk disimpan sementara di dalam lokasi penghasil;
reaksi kimia dan/fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan PERSYARATAN PRA PENGEMASAN
tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Setiap penghasil/pengumpul limbah B3 harus dengan pasti mengetahui
OXIDIZING Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
karakteristik bahaya dari setiap limbah B3 yang
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, dihasilkan/dikumpulkannya.
FLAMMABLE Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan Penghasil yang menghasilkan limbah B3 yang sama secara terus menerus,
hitam. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu maka pengujian karakteristik limbah B3 dilakukan sekurang-kurangnya satu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Dapat menjadi panas kali.
atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada Prinsip Pengemasan Limbah B3
temperatur ambien Limbah-Limbah B3 yang tidak saling cocok tidak boleh disimpan bersama-
TOXIC Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini sama dalam satu kemasan;
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan
Sifat racun bagi manusia, terjadi
HARMFUL Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Kemasan berisi limbah harus B3 diberi penandaan dan disimpan sesuai
Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan limbah B3.
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang Persyaratan Pengemasan/Pewadahan Limbah B3 (1)
jika terjadi kontak atau melalui inhalasi 1. Kemasan (drum, tong atau bak kontainer) yang digunakan harus :
MATERIAL SAFETY DATA SHEETS. PERSYARATAN MSDS untuk bahan kimia a. Dalam kondisi baik, tidak bocor, berkarat atau rusak;
berbahaya harus berada di lokasi kerja. Pekerja harus dapat mengartikan b. Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah B3 yang akan
informasi MSDS. MSDS bisa tercetak atau berbentuk file elektronik. MSDS disimpan;
yang hilang harus diganti dalam waktu 30 hari. Bahan kimia berbahaya c. Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya;
tidak boleh digunakan bila MSDS tidak ada. MSDS harus dapat dibaca d. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
untuk evaluasi kerja oleh pekerja. pemindahan atau pengangkutan
TIAP MSDS HARUS MENGANDUNG INFORMASI BERIKUT: Nama dan Persyaratan Pewadahan Limbah B3 dalam Tangki
alamat suplayer dan pabrik, serta tanggal pembuatan; Nama kimia dan a. rancang bangun dan peralatan penunjang sistem tangki yang akan
bahan berbahaya yang terkandung, jika berisi > 1% dari produk dipasang;
9 KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA MENURUT VERSI USDOT b. karakteristik limbah B3 yang akan disimpan
Kelas-1: bahan yang mudah meledak (explosive), terbagi lagi menjadi 5 c. jika sistem tangki dan atau peralatan penunjangnya terbuat dari logam dan
divisi dengan nomor 1.1 sampai 1.5sesuai dengan jenis akibat yang dapat kemungkinan dapat terkontak dengan air dan atau tanah, maka evaluasi
ditimbulkan oleh eksplosif tersebut. Kelas-2: gas, terbagi menjadi 3 divisi harus mencakup pengukuran potensi korosi yang disebabkan oleh faktor
dengan nomor 2.1 sampai 2.3 sesuai dengan sifatsifatnya, yaitu : Divisi 2.1: lingkungan serta daya tahan bahan tangki terhadap faktor korosi tersebut
flammable gas (gas mudah terbakar) yaitu bahan berupa gas yang pada
2. Dalam pengoperasian tangki sebagai tempat pengemasan/ pewadahan Alat angkut dan kemasan dipasangi simbol dan label (Kepka No. Kep-
limbah B3, maka: 02/Bapedal/09/1995)
a. tangki dan sistem penunjangnya harus terbuat dari bahan yang saling cocok Memiliki nomor register pengangkut
dengan karakteristik dan jenis limbah B3 yang dikemas/disimpannya
b. limbah-limbah yang tidak saling cocok tidak ditempatkan secara bersama-
sama di dalam tangki. Apabila tangki akan digunakan untuk menyimpan JENIS B3 YANG SERING DIANGKUT
limbah yang tidak saling cocok dengan karakteristik limbah sebelumnya,
maka tangki harus terlebih dahulu dicuci bersih
c. tidak digunakan untuk menyimpan limbah mudah menyala atau reaktif
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi penghasil limbah B3 yang
melakukan kegiatan penyimpanan sementara yang dilakukan di dalam
lokasi pabrik/fasilitas
PENYIMPANAN KEMASAN LIMBAH B3
1. Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri
atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan (gambar 2), sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan sehingga jika terdapat
kerusakan kecelakaan dapat segera ditangani
PENEMPATAN TANGKI
LANDASAN HUKUM DAN MACAM PENGOLAHAN
Penyimpanan limbah cair dalam jumlah besar disarankan menggunakan
Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-03/Bapedal/09/1995
tangki (gambar 4) dengan ketentuan sebagai berikut :
Tujuan untuk mengurangi, memisahkan, mengisolasi dan atau
1. Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi saluran
menghancurkan sifat/ kontaminan yang berbahaya
pembuangan yang menuju bak penampung.
Macam pengolahan:
2. Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung cairan minimal
Pengolahan fisika kimia
110% dan kapasitas maksimum volume tangki.
Pengolahan stabilisasi dan solidifikasi
PERSYARATAN BANGUNAN PENYIMPANAN KEMASAN LIMBAH B3
Pengolahan biologis
a. memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan
Pengolahan thermal
jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;
SYARAT LOKASI
b. terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
Di Dalam Lokasi Penghasil
langsung;
Merupakan daerah bebas banjir
11] PENGUMPULAN LIMBAH B3
Jarak lokasi pengolahan dan fasilitas umum minimal 50 m.
Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi :
Di Luar Lokasi Penghasil
1. penghasil limbah B3 yang melakukan kegiatan penyimpanan sementara
Merupakan daerah bebas banjir;
yang dilakukan di luar lokasi pabrik/fasilitas, tetapi bertindak sebagai
Pada jarak paling dekat 150 meter dari jalan utama/jalan tol dan 50 meter
pengumpul:
untuk jalan lainnya;
2. kegiatan pengumpulan (penyimpanan) limbah B3 yang dilakukan oleh
SYARAT FASILITAS
pengumpul dan atau pengolah;
Sistem Keamanan (24 jam, Pagar, Tanda Bahaya, Penerangan)
PERSYARATAN LOKASI PENGUMPULAN
Sistem Pencegah Kebakaran (Arde, Tanda Peringatan, Pendeteksi Asap/
a. Luas tanah termasuk untuk bangunan penyimpanan dan fasilitas lainnya
Panas, Pemadam, Penataan Jarak Kontainer & Bangunan)
sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar
Sistem Pencegah Tumpahan Limbah (Pengawasan Peralatan, Bahan
b. Area secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan
Penyerap)
c. Lokasi harus cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem tertentu. Jarak
PENGOLAHAN FISIK KIMIA
terdekat yang diperkenankan adalah :
Tujuan : mengurangi daya racun limbah B3 dan/ atau menghilangkan sifat/
Fasilitas pengumpulan harus dilengkapi dengan :
karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya
1.Peralatan dan sistem pemadam kebakaran;
PENGOLAHAN FISIK
2.Pembangkit listrik cadangan;
Pemisahan Cairan dan Padatan :Sentrifugasi,Klarifikasi,
3.Fasilitas pertolongan pertama;
Koagulasi,Filtrasi,Flokulasi,Flotasi,Sedimentasi,Thickening
4.Peralatan komunikasi;
PENGOLAHAN KIMIA
5.Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;
Reduksi Oksidasi,Elektrolisa,Netralisasi,
6.Pintu darurat dan alarm
Pengendapan,Solidifikasi,Absorpsi,
Penukar ion,Pirolisa .
PERSYARATAN BANGUNAN PENGUMPULAN
PENGOLAHAN FISIK
1.Persyaratan bangunan penyimpanan limbah B3 mudah terbakar
Penyisihan Komponen-Komponen Spesifik :Adsorpsi,
2.Persyaratan bangunan penyimpanan limbah B3 mudah meledak
Kristalisasi,Dialisa,ElectrodialisaEvaporasi,Leaching,Reverse osmosisSolvent
3.Persyaratan bangunan penyimpanan limbah B3 bersifat korosif atau
extraction,Stripping
reaktif atau beracun
STABILISASI/ SOLIDIFIKASI
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Proses stabilisasi/solidifikasi adalah suatu tahapan proses pengolahan
Dasar Hukum :
limbah B3 untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3
a).UU No 14 tahun 1992 Lalu Lintas dan angkutan jalan ; Pasal 40
melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/penyebaran
menyatakan pengangkutan bahan berbahaya, barang khusus, peti kemas
dan daya racunnya (immobilisasi unsur yang bersifat racun) sebelum limbah
dan alat berat diatur dengan peraturan pemerintah
B3 tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir (landfill).
b).PP No 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan
Prinsip kerja stabilisasi :pengubahan watak fisik dan kimiawi limbah B3 dgn
c).Keputusan Presiden RI No 21 tahun 2003 tentang pengesahan protocol 9
cara penambahan senyawa pengikat (aditif) sehingga pergerakan senyawa
dangerous goods (protocol 9 barang berbahaya)
B3 dapat dihambat.
d).Keputusan menteri perhubungan No 69 tahun 1993 tentang
penyelenggaraan angkutan barang di jalan
SYARAT PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Memiliki izin diterbitkan Departemen Perhubungan, Rekomendasi dari KLH;
Alat angkut dan kemasan sesuai dengan karakteristik limbah.;
Alat angkut dalam kondisi baik;
TATA CARA KERJA STABILISASI/ SOLIDIFIKASI SYARAT RANCANG BANGUN
1. Limbah B3 sebelum distabilisasi/solidifikasi harus dianalisa karakteristiknya Lapisan pelindung
guna menentukan resep stabilisasi/solidifikasi yang diperlukan terhadap Leachate collection dan treatment
limbah B3 tersebut; Leak detection, dan Lapisan penutup
2. Selanjutnya dilakukan uji TCLP untuk mengukur kadar/konsentrasi Gas collection dan vent (bagi yang organik tinggi)
parameter dalam lindi (extract/eluate). Ground water well monitoring (base line data for ground water quality
3. Selanjutnya dilakukan uji kuat tekan (compressive strength) dengan Soil standard)
penetrometer test dengan harus mempunyai tekanan nilai minimum OPERASIONAL AREA LANDFILL
sebesar 10 ton/m2 dan lolos uji paint filter test Operasi landfill
4. Selanjutnya harus ditimbun ditempat penimbunan (landfill) yang Minimisasi leachete generation
ditetapkan pemerintah atau yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pengolahan leachate (baku mutu)
PENGGOLONGAN SOLIDIFIKASI/ STABILISASI : dibagi menjadi 5 golongan, Cell system
yaitu: Pemantauan kebocoran
Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah Pemantauan air tanah
dibungkus dalam matriks struktur yang besar Pasca operasi (30 tahun after closure) (pernyataan dari corporate)
Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi Verification during erection dan commissioning
bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
Precipitation, yaitu proses pengikatan bahan dengan mengendapkan bahan
pencemar menggunakan bahan kimia pengikat
Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia
pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan

KENDALA SOLIDIFIKSI/STABILISASI
Sifat limbah yang mengganggu proses solidifikasi :
Senyawa mudah terbakar/ meledak,Volatil tinggi.Biodegradable
tinggi,Insektisida,Pestisida,Fungisida.

PENGOLAHAN BIOLOGI
Dengan bantuan mikroorganisme, mendegradasi senyawa organik menjadi
senyawa/unsur dasar.
Hanya dapat untuk senyawa organik.
Relatif murah dan sederhana.
PENGOLAHAN TERMAL
Dengan bantuan panas mendestruksi senyawa organik atau menstabilkan
senyawa anorganik
Persyaratan:
Limbah : pada umumnya untuk senyawa organik, flash point < 40 oC.
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Tujuan dari penimbunan limbah B3 di tempat penimbunan (landfill) adalah
untuk menampung dan mengisolasi limbah B3 yang sudah tidak
dimanfaatkan lagi dan menjamin perlindungan terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan dalam jangka panjang
PERSYARATAN LOKASI
Bebas banjir seratus tahunan, bukan daerah genangan, jarak dengan air
permukaan
Permeabilitas tanah maks 10-7 cm/dt,tidak berongga, tidak bercelah, tidak
berkekar intensif,dan litologi batuan berbutir sangat halus
Sesuai dengan RTR (pemerintah daerah), dan kesuburannya rendah
Secara geologis aman, stabil, tidak rawan bencana dan diluar kawasan
lindung
Tidak merupakan daerah resapan air terutama untuk air minum, jika
terdapat akuifer minimal terdapat jarak 4 meter
SYARAT LIMBAH B3 YANG DAPAT DITIMBUN
Sebagai alternatif pengelolaan limbah B3 terakhir (disposal)
Memenuhi baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure)
Lolos uji Paint Filter Test
Lolos uji kuat tekan (compressive strength)
Sudah melalui proses stabilisasi/solidifikasi, insinerasi, atau pengolahan
fisika dan kimia

Anda mungkin juga menyukai