Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PROMOSI KESEHATAN TENTANG REMATIK

A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan
hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian
itu tampak pula pada semua system muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.
Salah satu dari golongan reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang
menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah arthritis rheumatoid
(Fitriani, 2009).
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun
dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan
bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik
dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi
diartroidial.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Penyakit reumatik yang biasa disebut artritis (radang sendi) dan dianggap
sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe kelainan yang
berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otototot skelet, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian pada lakilaki maupun wanita dengan
segala usia. Sebagian gangguan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi
pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih menyerang jenis
kelamin yang satu dibandingkan lainnya. Dampak keadaan ini dapat
mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan
kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit reumatik tidak
hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas
hidup sehari hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat
menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah
seperti rasa nyeri. Keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan
tidur (Kisworo, 2008).
Arthritis rheumatoid memang lebih sering dialami oleh lansia, untuk itu
perlu perawatan dan perhatian khusus bagi lansia dengan arthritis rheumatoid
terutama dalam keluarga. Kedudukan dan peranan orang lansia dalam
keluarga dianggap sebagai orang yang harus dihormati dan dihargai apalagi
dianggap memiliki prestise yang tinggi dalam masyarakat menjadikan secara
psikologis lebih sehat secara mental. Perasaan diterima oleh orang lain akan
mempengaruhi tanggapan mereka dalam memasuki hai tua, dan berpengaruh
pula kepada derajat kesehatan lansia (Fitriani, 2009). Lebih dari 355 juta
orang di dunia ternyata menderita penyakit rematik. Itu berarti, setiap enam
orang di dunia ini satu di antaranya adalah penyandang rematik. Namun,
sayangnya pengetahuan tentang penyakit rematik belum tersebarsecara luas.
Sehingga banyak mitos yang keliru beredar di tengah masyarakat yang justru
menghambat penanganan penyakit itu. Hal yang perlu jadi perhatian adalah
angka kejadian penyakit rematik ini yang relatif tinggi, yaitu 1-2 persen dari
total populasi di Indonesia. Pada tahun 2004 lalu, jumlah pasien rematik ini
mencapai 2 Juta orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih
banyak dari pria. Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita
rheumatoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025
dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang
penyakit arthritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-
20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi
nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini
menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rematik sudah cukup mengganggu
aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas
sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah
arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti,
tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangnya porsi berolah raga, serta
faktor bertambahnya usia.

B. Rencana Promosi Kesehatan


Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x45 menit diharapkan klien
dapat memahami tentang Penyakit Rematik sehingga diharapkan dapat
melakukan upaya pencegahan dan melakukan perawatan jika terjangkit
Penyakit rematik.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini lansia diharapkan dapat :
a. Mampu menjelaskan tentang pengertian rematik
b. Mampu menjelaskan tentang etiologi rematik
c. Mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala rematik
d. Mampu menjelaskan tentang klasifikasi rematik
e. Mampu menjelaskan tentang penatalaksanaan / perawatan rematik
f. Mampu menjelaskan tentang diet rendah purin

C. Rancangan Kegiatan
Topik : Rematik
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Tempat : Aula
Waktu : 08.00 09.00
Pengorganisasian :

Dosen Mata Ajar : Dwi Agustanti, M.Kep, Sp.Kom


Ketua pelaksana :
MC :
Penyaji :
Fasilitator : 1.
2.
3.
Narasumber : 1.
2.
3.
Observer :

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Ruang kondusif untuk kegiatan
b. Media dan materi tersedia dan memadai
c. Sasaran bersedia ikut serta dalam penyuluhan
d. SDM memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran aktif lansia
c. Kesesuaian rencana
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
e. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai:
3. Tes lisan
Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada
sasaran tentang materi penyuluhan yang akan dijelaskan. Bila sasaran
dapat menjawab 80% dari pertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan
baik.
E. Materi
Materi Penyuluhan
Rematik

A. Pengertian Hipertensi
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah,
arthritis berarti radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah
suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan
dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002).
Engram (1998) mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah
penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan
oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif,
akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat,
2006).
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali
akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi.(www.medicastore.com).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar
Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. (Arif Mansjour. 2005 ).
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri
dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya
(Adellia, 2011).

B. Etiologi Rematik
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara
pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas
(antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun,
Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya
artritis reumatoid adalah;
1. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki.
Perbandingannya adalah 2-3:1.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60
tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua
dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit
artritis Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena
juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan


psikososial)

C. Tanda Dan Gejala Rematik


Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang
berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi,
kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih
lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari
nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna
kemerahan, antara lain;

1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang
lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah
immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari
tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut
atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut
atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar
untuk kemandirian pasien.
D. Klasifikasi Rematik
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe,
yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis defisit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3 bulan.

E. Penatalaksanaan / Perawatan Rematik


1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu
menghentikan proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan
pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program
latihan yang tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan

F. Diet Rendah Purin


Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan
asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada
penderita osteoartritis:

Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak


makanan boleh diberikan
Karbohidrat Semua --

Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, hati, usus, limpa, paru-
keju paru, otak, ekstrak
daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.

Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr --


atau tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang


kecuali: asparagus, kacang polong, kacang buncis,
polong, kacang buncis, kembang kembang kol, bayam,
kol, bayam, jamur maksimum 50 jamur maksimum 50 gr
gr sehari sehari
Buah-buahan Semua macam buah --

Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol


mengandung soda

Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi

Anda mungkin juga menyukai