Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara filosofis, pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat


mencerdaskan seseorang, dimana di dalam bidang pendidikan terdapat lembaga-
lembaga penyelenggara pendidikan formal maupun non-formal yang merupakan
tempat bagi seseorang untuk mengembangkan potensi, kemampuan, dan
keterampilan seseorang baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotorik
seseorang. Pendidikan yang baik akan membentuk pribadi dan karakter orang
yang baik pula. Khususnya dalam pendidikan sekolah dasar di Indonesia yang
merupakan cikal bakal untuk membentuk warga negara yang maju di jaman
globalisasi ini, berbagai cara pemerintah dilakukan sebaik mungkin untuk
menyusun kurikulum yang efektif dalam menumbuhkembangkan pengetahuan
serta karakter siswa sekolah dasar yang kompeten. Keterbatasan fasilitas
lembaga pendidikan formal pada sekolah dasar di daerah-daerah tertinggal dan
minimnya kemampuan guru yang profesional menjadi kendala dalam
mengefektifkan program-program pemerintah seperti halnya pada kurikulum
2013 yang sangat membutuhkan keprofesionalitas dari seorang guru.

Program wajib belajar untuk pendidikan dasar (tingkat SD dan SMP)


atau dikenal dengan wajib belajar 9 tahun yang sudah dilakukan oleh pemerintah
beberapa tahun yang lalu bahkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional ayat 2 secara tegas telah mengamanatkan
pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Selanjutnya,
pada ayat 3 juga menegaskan wajib belajar tersebut merupakan tanggung jawab
Negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. Wajib belajar 9 tahun ini mendapat antusias yang
sangat baik dari masyarakat di Indonesia, khususnya untuk orang tua peserta
didik yang kurang mampu, tidak usah menghawatirkan soal biaya sekolah.
Karena pemerintah telah menyiapkan dana bantuan operasional sekolah (BOS)

1
untuk membebaskan biaya administrasi atau biaya SPP sekolah bagi orang tua
peserta didik yang kurang mampu agar peserta didik dapat mendapatkan hak
yang sama yaitu mengenyam dunia pendidikan sehingga dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki.

Pendidikan yang ideal merupakan pendidikan yang sangat berkualitas


baik dari segi pendidiknya maupun peserta didiknya. Kebaikan pada akhlak
peserta didik pun juga harus dipertimbangkan, tidak hanya dalam pembentukan
intelektual siswa saja, tetapi juga untuk membentuk karakter peserta didik yang
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Pelatihan guru yang
rutin dilakukan untuk mengembangkan potensi pedagogik guru dalam mengajar
merupakan beberapa upaya pemerintah untuk membentuk guru yang
professional yang mampu mengarahkan murid didiknya membentuk dan
mengembangkan potensinya sendiri, memilih sendiri apa yang ingin ia lakukan
dalam proses pembelajarannya. Namun saat ini proses pembelajaran tidak hanya
terbatas pada ruang kelas yang diajar oleh bapak dan ibu guru saja saat di dalam
lingkungan lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Bisa saja
pembelajaran terjadi saat berada di segala tempat yang ia jumpai, dengan
pengalaman-pengalaman tersebut siswa mengalami proses belajar.

Program PPL adalah Praktek Pengalaman Lapangan, yang salah satunya


program bagi lembaga perkuliahan fakultas pendidikan dan keguruan untuk
menerjunkan secara langsung mahasiswanya dalam menerapkan semua hasil
pembelajaran selama di bangku perkuliahan selama 6 semester di dunia
persekolahan khususnya sekolah dasar untuk mahasiswa PGSD. PPL ini saya
dan kelompok saya ditempatkan di SDN Kraton 3 Bangkalan.

SDN Kraton 3 Bangkalan merupakan salah satu dari beberapa sekolah


dasar yang menjadi sekolah sasaran. SDN Kraton 3 Bangkalan berada di jalan
jokotole dekat dengan alun-alun kota bangkalan. SDN Kraton 3 Bangkalan juga
menjadi sekolah yang terkenal dengan sekolah Adi wiyatanya. Mahasiswa PPL
di SDN Kraton 3 Bangkalan, beruntungnya diberi kesempatan mengajar di kelas
4, kelas 5A dan kelas 5B. Dan yang sedang menggunakan Kurikulum 2013.
Sehingga mahasiswa PPL masih kurang akan pengetahuan tentang Kurikulum

2
2013, dikarenakan di bangku perkuliahan di tidak diajarkan secara menyeluruh
tentang pembuatan RPP dan tidak mengerti secara fisik tentang buku guru dan
buku siswa yang ada di Kurimulum 2013. Tetapi dengan bantuan Ibu-ibu guru
wali kelas serta guru pamong yang ada di SDN Kraton 3 bangkalan saya dan
mahasiswa yang lain dibimbing secara menyeluruh mulai dari cara pembuatan
RPP yang mengkaitkan antara buku guru dan buku siswa, rubrik penilaian,
analisis KD kurikulum 2013, serta memasukan nilai ujian setiap akhir dari
pembelajaran dari Subtema.

Dalam pembelajaran Kurlikulum 2013 yaitu tematik integratif, yang


menuntut siswa harus berpikir kritis, suka menanya dan aktif di kelas, suka
mengalami sendiri pembelajarannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Begitupun dengan cara pengajarannya, pada kurikulum 2013 guru
harus pintar-pintar memilih strategi, model dan metode pembelajaran yang tepat
agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan tepat dan mampu memberikan
semangat belajar pada siswa.

Sehubungan dengan observasi penelitian tindakan kelas , khususnya di


kelas 4 yang fokus saya tempati untuk mengajar selama pelaksanaan PPL
berlangsung di SDN Kraton 3 Bangkalan. Selama awal pembelajaran hingga
akhir pembelajaran proses pembelajaran. Telah saya lakukan observasi tentang
permasalahan-permasalahan yang ada di kelas. Sehubungan dengan observasi
yang di laksanakan bahwa pada pelaksanakan pembelajaran terdapat beberapa
masalah yang berhubungan dengan pembelajaran tematik integratif. Dari hasil
observasi, guru kelas IV (Dewi Astutik, S.Pd) di SDN Kraton 3 yang
menjelaskan bahwa telah menggunakan metode sesuai dengan metodemetode
yang ditetapkan di kurikulum 2013, namun pada kenyatannya siswa terkadang
bosan dan kurangnya semangat untuk menerima pelajaran sehingga siswa ramai
sendiri, siswa merasa tidak tertantang dalam pembelajaran dan ketika
pembelajaran berlangsung masih terdapat beberapa siswa yang masih belum
dapat memahami isi materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil
belajar siswa yang menurun tidak sesuai dengan KKM yang ditentukan.

3
Dari hasil obsevasi tersebut, saya mencoba memberikan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara menggunakan metode pembelajaran
kontekstual dalam pembelajaran tema Berbagai Pekerjaan subtema Jenis-
jenis Pekerjaan Pembelajaran 6. Pada dasarnya guru sudah pernah
menggunakan model tersebut dalam pembelajarannya. Namun masih kurang
efektif. Metode Kontekstual men Johnson dalam Mohammad Jauhar (2011: 182)
merumuskan pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai
berikut: Sistem CTL merupakan suatu prosedur pendidikan yang bertujuan
untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara menguhubungkannya dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan
budayanya.

Metode Kontekstual ini memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan


aktivitas siswa dalam belajar baik secara kognitif maupun afektif, meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan menghubungkan
materi ajar dengan kehidupan sehari-hari siswa,pribadinya, lingkungannya serta
kearifan lokal budayanya sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat.

Dalam penerapan metode pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran


tematik integratif tema Berbagai Pekerjaan subtema Jenis-jenis Pekerjaan
pembelajaran 6 diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan dapat
memberi manfaat bagi siswa untuk meningkatkan belajarnya, dapat memotivasi
siswa untuk belajar lebih rajin dan aktif selama pelaksaaan pembelajaran di
sekolah. Dengan metode pembelajaran Kontekstual diharapkan siswa juga dapat
lebih rajin dalam mengerjakan tugas-tugas maupun latihan soal yang diberikan
oleh guru.

Dari latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk membuat laporan


sebagai perbaikan pembelajaran yang berjudul Perbaikan Pembelajaran
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Tema Berbagai Pekerjaan Subtema Jenis-jenis Pekerjaan
Pembelajaran 6 Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kontekstual
Pada Kelas IV SDN Kraton 3 Bangkalan Tahun Ajaran 2014/2015.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema Berbagai Pekerjaan Subtema
Jenis-jenis Pekerjaan Pembelajaran 6 dengan menggunakan Metode
pembelajaran Kontekstual pada kelas IV SDN Kraton 3 Bangkalan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema
Berbagai Pekerjaan Subtema Jenis-jenis Pekerjaan Pembelajaran 6 dengan
menggunakan metode pembelajaran Kontekstual pada kelas IV SDN Kraton 3
Bangkalan?

C. Tujuan
Seperti yang diuraikan dalam rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema Berbagai
Pekerjaan Sub Tema Jenis-jenis pekerjaan Pembelajaran 6 dengan
menggunakan metode pembelajaran Kontekstual pada kelas IV SDN Kraton 3
Bangkalan.
2. Mendekripsikan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan perbaikan
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Tema Berbagai Pekerjaan Sub Tema Jenis-jenis pekerjaan
Pembelajaran 6 dengan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual pada
kelas IV SDN Kraton 3 Bangkalan.

D. Manfaat
1) Bagi siswa, penelitian ini dapat untuk lebih mendorong semangat mengikuti
pembelajaran, meningkatkan kompetensi dan hasil belajar siswa serta
pemahaman tentang materi yang disampaikan guru.

5
2) Bagi guru, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan keprofesionalan
guru, kekreativitasan dan inovasi dalam proses pembelajaran yang
dilakukan selanjutnya.
3) Bagi sekolah, mampu mencetak siswa yang berprestasi dan mampu berfikir
kritis dengan siswa sekolah-sekolah lain.
4) Bagi Universitas, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
reverensi bagi adik-adik tingkat khususnya Prodi PGSD.
5) Bagi Pembaca, dapat menambah wawasan tentang masalah-masalah
pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai