Anda di halaman 1dari 15

MESIN GERINDA

A. Pengertian Mesin Gerinda


Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang
halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis
mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak
yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja
mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

B. Fungsi Utama Mesin Gerinda


1. Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar tajam.
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )

C. Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda


1. Kelebihan
Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2. Kekurangan
Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.

D. Jenis-Jenis Mesin Gerinda


1. Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )
Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rata atau
untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Pada umumnya mesin ini di gunakan
untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini
dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara diikat pada
kotak meja magnetik. Hasil pengerjaan mesin gerinda permukaan antara lain : Parallel block,
Jangka Sorong, Bed Mesin, dan lain-lain. Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu:
Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda dengan permukaan rata dan menyudut.
Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda dengan permukaan rata,lebar dan menyudut.
Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu
dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

Bagian-bagian utama mesin gerinda permukaan :


1. Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
2. Pembatas langkah meja mesin
3. Sistem hidrolik Penggerak langkah meja mesin.
4. Spindel penggerak meja mesin naik turun
5. Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6. Tuas pengontrol meja mesin
7. Panel kontrol Bagian pengatur prises kerja mesin.A
8. Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9. Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan
secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
2) Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda. Perlengkapan yang digunakan pada mesin gerinda permukaan :
a. Meja magnet listrik
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik.
Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin
gerinda itu sendiri.
b. Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada
mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman
benda kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan
proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya.

c. Ragum mesin presisi


Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang semua bidang
digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan sejajar.

d. Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik
e. Meja sinus universal
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah
horizontal.
f. Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja.
Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
g. Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda

2. Mesin Gerinda Silinder ( Cylindrical Grinding )

Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda
dengan bentuk silinder. Hasil benda yang dapat dikerjakan dari mesin ini antara lain : Shaft,
Poros / As, Spindle Mesin, Test Bar, Bearing, Collet, Sleeve, dan lain-lain. Jenis mesin ini dibagi
menjadi 4 macam, yaitu:
Mesin gerinda silindris luar
Berfungsi menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.
Mesin gerinda silindris dalam.
Berfungsi untuk menggerinda benda dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
Mesin gerinda silindris universal
Untuk menggerinda benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak baik panjang maupun pendek.

Bagian bagian mesin gerinda silinder:


Perlengkapan mesin gerinda silinder :
Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
2) Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki
permukaan yang halus
3) Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda
4) Pembawa: Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter
5) Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter
dan dipasang di spindel utama
6)Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.
7) Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip
kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal
8) Dial indikator : Untuk mengecek kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
9) Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi
defleksi pada saat proses penggerindaan
10) Pengasah batu : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

3. Mesin Gerinda Alat Potong ( tool grinding machine )


Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan
memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda kerja yang
mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya.
Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk
benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan
melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan
penjepitnya.
Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar.
Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lain yang dapat digeser
derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.
4. Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil
atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.

BAB II
RODA GERINDA
A. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda

1. Flat wheels, untuk penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut,
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras,
seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
6. Saucer Grinding Wheels,Mengerinda bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan
penggunaan yang luas di non-mesin daerah
7. Diamond Grinding Wheels, Mengerinda bahan keras seperti beton, batu permata
B. Spesifikasi Batu Gerinda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
35 C 60 R 8 S 15
Artinya:
35 : prefix, kode pabrik
C : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C
(silikon karbida atau crystolon)
60 : ukuran abrasivenya sedang
R : tingkat kekerasannya keras
8 : susunan abrasivenya renggang
S : jenis bond/perekatnya Silikat
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida
dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.
1. Jenis Bahan Asah
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat pertanian
yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak
menggunakan bahan pengasah ini.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive
ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir bisa diatur
dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh
industri, antara lain:
Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan,
dan karbida.
Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi.
Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata.
Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang
sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.

2. Ukuran Butir Asahan


Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka menunjukan semakin
besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda
dengan butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu
gerinda dengan butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang
baik.

Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)


Kasar 12, 14,16,20,24
Sedang 30,36,46,56,60
Halus 70,80,90,100,120
Sangat halus 150,180,220,240
Tepung 280,320,400,500,800,1200
Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki lubang-
lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2 ,
ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
3. Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.

Tingkat kekerasan Simbol

Sangat lunak E,F,G

Lunak H,I,J

Sedang L,M,N,O

Keras P,Q,R,S

Sangat keras T,U,V,W

4. Susunan batu gerinda


Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu
gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari perbandingan
tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a) Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras,
karena sifat yang mudah melepas butir asah.
b) Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak,
karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang
dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.
5. Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda


Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti
luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak
dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda
gerinda yang keras dengan butiran halus.
Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan
(kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang
sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar,
sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja
yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda
kerja yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk
bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur
terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan struktur
tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin
lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya
roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda
dengan perekat yang lebih keras.

D. Pemeriksaan Batu Gerinda


Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa kerataan
permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1. Pengamatan Langsung ( Visual )
Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada bagaian
yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan cepat dalam
pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.
2. Pengecekan suara ( sound test )
Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan cara
dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan metode sound ini
dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring berati batu gerinda rata dan
tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.

F. Penyimpanan Batu Gerinda ( Storing )


Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu gerinda
tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari kerusakan dari batu
gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea untuk penyimpanan roda
gerinda yaitu :
1. Kering
2. Bebas embun
3. Bebas dari perubahan suhu yang besar
4. Bebas dari getaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut :
Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang datar dan tanpa
antara.
Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak
menggelinding.
Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang relative lama.
Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3 tahun.

BAB III
PROSES MESIN GERINDA

A. Definisi Menggerinda
Menggerinda merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya dengan
menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar secara
perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan depth of
cut sangat kecil.

B. Peralatan dalam Menggerinda


1. Kacamata Pelindung
2. Sarung Tangan
3. Masker Pelindung Mulut
4. Pelindung Telinga ( Headphone )
5. Collet
6. Bevel Protector dan Bevel Transfer
7. Angle Gauge
8. Jangka Sorong
9. Pendingin atau Air

C. Jenis-Jenis Penggerindaan
1. Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa
menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang alat bantu
penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada penggerindaan kering
biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat sudut puncaknya, untuk
mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling. Bisanya hal ini dikarenakan adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Jenis benda kerja.
b. Jenis proses pengerjaan.
c. Jenis Mesin Gerinda
d. Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
b. Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
c. Batu gerinda lebih awet.
d. Biaya yang diperlukan lebih murah.

2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan
pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang
tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah
gosong. Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu
gerinda agar chip yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari
penggerindaan kering antara lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.

E. Pengasahan Batu Gerinda ( Truing and Dressing )


Truing berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang diinginkan, menjaga permukaan
batu gerinda agar tetap rata dan memperbaiki putaran yang eksentris Sedangkan
dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk
mengasah batu gerinda sebagai berikut :
a. Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda,
sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah.
b. Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja mesin
sedikit saja.
c. Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda
tidak terjadi panas berlebih.
d. Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan
batu gerinda dan menajamkanya.

DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-pemesinan.blogspot.com/2012/03/mesin-gerinda.html
http://adityaptmfkip2011.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda_2108.html)
http://dc373.4shared.com/doc/f-BhczyL/preview.html
http://materi-tik-ptd.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-batu-gerinda.html
http://www.scribd.com/doc/127488392/Menggerinda-Pahat-Dan-Alat-Potong#download
http://sandisuryaptmstaff.blogspot.co.id/2014/05/proses-gerinda.html

Anda mungkin juga menyukai