Referat Kawasaki-Disase Handy
Referat Kawasaki-Disase Handy
KAWASAKI DISEASE
Disusun Oleh :
1102012223
Pembimbing :
PENDAHULUAN
merupakan salah satu vaskulitis akut pada anak yang paling banyak ditemui. KD
pertama kali ditemukan oleh dr. Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967 di Jepang
dan sampai saat ini masih ditemukan dalam bentuk endemik dan epidemik di
negara maju terutama Amerika, Eropa, dan Asia.1 Penyakit ini 76% terjadi pada
anak di bawah 5 tahun dan laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Gejala
klinis meliputi demam lebih dari 5 hari, konjungtivitis dan mukosa mulut
hiperemis, limfadenopati servikal, ruam dan eritema. Sebagian besar anak dapat
arteri koroner (AAK) yang dapat meningkatkan risiko infark miokard, gagal
kejadian inflamasi pada dinding arteri coroner dan mencegah aneurisma atau
KAWASAKI DISEASE
2.1 Definisi
Kawasaki Disease (KD) adalah sindrom mukokutan kelenjar getah bening dengan
tahun. Penyakit ini biasanya terdiri dari gejala demam, eritema mukosa mulut dan
bibir, konjungtivitis, limfadenopati servikal serta edema pada tangan dan kaki. 4
2.2 Epidemiologi
Sejak awal ditemukan pada tahun 1967, insiden KD pada populasi Asia
lebih tinggi dibanding negara barat. Lebih dari 170.000 anak di Jepang telah
didiagnosis dengan KD diikuti Taiwan dan Korea. Baru-baru ini, beberapa negara
Eropa seperti Inggris dan Italia telah melaporkan kasus KD. Di Amerika Serikat
Epidemi KD terjadi terutama pada akhir musim dingin dan musim semi, dengan
interval 2-3 tahun. Sekitar 3000 anak dengan KD dirawat setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Pada umur kurang dari 5 tahun, ternyata anak AmerikaAsia
lebih sering diserang dari pada anak kulit hitam (3:1). Penyakit ini banyak
menarik perhatian, kematian akibat infark miokard dapat terjadi beberapa tahun
2.3 Etiologi
adalah faktor yang paling mungkin menyebabkan atau memicu terjadinya KD.
Namun, agen penyebab infeksi yang berperan belum ditemukan melalui berbagai
pemeriksaan serologi dan kultur bakteri atau virus konvensional.1 Anak 12 tahun
merupakan kelompok usia yang paling rentan, karena pada periode ini imunitas
imunologis yang dipicu oleh beberapa agen mikrobial yang berbeda. Penyebab
lain yang juga menjadi perkiraan antara lain strain propionibacterium acnes yang
Adanya badan inklusi dalam sel epitel bersilia bronkus yang mengalami
inklusi yang terbentuk apabila sel terinfeksi virus tertentu, ini memperkuat dugaan
2.4 Patofisiologi
Dasar penyakit Kawasaki adalah adanya vaskulitis pada semua pembuluh darah
terutama pada arteri ukuran sedang, dengan predileksi pada arteri koronaria.
Pemeriksaan patologi menunjukkan adanya proses akut atau sub akut pada endotel
dan sel otot polos dengan infiltrasi sel inflamasi pada dinding vaskuler dimulai
dengan sel PMN kemudian makrofag, limfosit (sel CD 8) dan sel plasma.
Immunoglobulin A banyak ditemukan pada cairan inflamasi. Pada pembuluh
darah yang terkena, proses inflamasi terjadi pada 3 lapisan dinding vaskuler,
sehingga terjadi dilatasi dan aneurisma, dapat terjadi trombus di dalam lumen dan
obstruksi pada masa penyembuhan lesi menjadi fibrotik dengan proliferasi lapisan
Cairan inflamasi yang mengandung IgA ditemukan juga pada jaringan non
vaskuler yaitu miokardium, traktus respiratorius bagian atas, pankreas, ginjal, dan
trakrtus biliaris. Hal ini menunjukan adanya respon imun pejamu terhadap agen
infeksi. Namun tidak ditemukan gejala sisa pada jaringan non vaskuler tersebut.1
edema. Makrofag, banyak terdapat pada tunika intima dan adventitia akan
enzim lain yang merusak lapisan kolagen dan elastin, menyebabkan kerusakan
integritas structural dinding arteri sehingga membentuk aneurisma. 8
2.5 Manifestasi Klinis
Gambaran Klinis lain
1. Kelainan Jantung.
Sekuele utama KD berkaitan dengan kardiovaskuler, terutama sistem arteri
berupa gangguan reaktivitas vaskuler yang bergantung pada endotel dan gangguan
aktivasi TNF-. Gangguan fungsional dan struktural ini pada akhirnya berujung
pada aneurisma arteri koroner, yang dapat menetap atau berkembang menjadi
stenosis. Stenosis pada fase lanjut akan berujung pada iskemia atau infark. 5
subklavia, brakialis, aksilaris, iliaka, dan femoralis, serta aorta abdominal. Harada,
dari 7 poin pada skor Harada menandakan risiko tinggi mengalami aneurisma
koroner.7
b. Miokarditis
c. Regurgitasi Katup.
Gangguan katup dapat berupa regurgitasi mitral (~1%) atau regurgitasi
aorta (~5%) yang disebabkan disfungsi muskulus papilaris, infark, atau valvulitis.
Gangguan katup dapat berujung pada pemulihan, gangguan katup menetap, atau
berjalan
- Mukosa mulut dan lidah menjadi merah dan pecah-pecah
- Disfungsi hati, komplikasi jantung (miokarditis dan perikarditis)
2. Fase subakut (hari 11-21)
- Iritabel, anoreksia dan injeksi konjungtiva
- Tidak ada demam. Jika masih ada demam, biasanya prognosisnya lebih
mendadak
3. Fase konvalesen (hari 21-60)
- Dimulai dengan hilangnya semua tanda dan gejala penyakit, disertai
masa dewasa.
2.6 Diagnosis
Tidak ada gejala klinis patognomonis atau tes diagnosis spesifik pada KD. Kriteria diagnosis telah disusun untuk membantu klinisi dalam
berikut:
1. Perubahan pada Ekstremitas Fase akut : eritema dan edema pada tangan
dan kaki
menonjol
Eritema mukosa orofaring difus
5. Limfadenopati Servikal Unilateral pada trigonum servikal
anterior
Padat, non-fluktuasi, tanpa eritema
1 nodus dengan diameter > 1.5cm
Catatan :
kriteria tambahan)
- Rontgen thorak
- EKG
- Ekokardiografi
dilakukan pada semua pasien yang didiagnosis penyakit kawasaki atau kecurigaan
ekokardiografi diulang 2 minggu setelah awitan dan kemudian diulang lagi setelah
6 minggu sejak awitan. Jika hasilnya normal dan laju endap darah sudah normal
maka ekokardiografi tidak harus diulang lagi. Jika ditemukan kelainan pada fase
akut, ekokardiografi dapat diulang setidaknya sekali seminggu, bahkan jika perlu
tiap 48 jam untuk memantau pertambahan dimensi aneurisma arteri koroner atau
Terapi KD dengan aspirin dan IVIG dalam 10 hari setelah awitan demam
dapat menurunkan risiko AAK dari 20% menjadi < 5%. Namun, 10-20% pasien
KD yang diobati akan mengalami demam dan gejala lain yang menetap dan
Mekanisme IVIG pada Kawasaki masih belum jelas, namun terapi ini
terbukti mengurangi gejala penyakit pada 85-90% kasus1. Dengan terapi tersebut,
koronaria dari 20-25% anak dengan terapi aspirin saja, menjadi 2-4% dengan
terapi kombinasi.10
a. Fase akut
Aspirin 80-100 mg/kgBB/hari per oral dibagi 4 dosis sampai 48-72 setelah
b. Fase penyembuhan
angiografi)
mg/hari)
Kegagalan Pengobatan
lanjut, seperti pengulangan IVIG kedua atau ketiga, steroid, transfusi tukar,
2.9 Komplikasi
anak. Sekitar 1 dari 5 anak dengan sindrom ini mengalami masalah jantung, tetapi
koronaria,vaskulitis.10,11
2.10 Prognosis
memiliki gejala sisa dan tidak memerlukan terapi jangka panjang. Penyakit
rekuren hanya terjadi pada 1-3% kasus. Prognosis pasien dengan abnormalitas
Jepang cukup rendah yaitu 0,01%, dan secara keseluruhan 50% kasus aneurisma
arteri koronaria mengalami perbaikan pada 1-2 tahun setelah onset. Aneurisma
besar jarang sembuh kembali dan berisiko terjadinya trombosis atau stenosis.
KESIMPULAN
Kawasaki Disease (KD) adalah penyakit vaskulitis akut yang self limited dengan
etiologi yang belum pasti. sebagian besar menyerang anak di bawah 5 tahun.
menjadi penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak. Komplikasi berupa
immunoglobulin (IVIG). Diagnosis dan terapi yang tepat dapat menurunkan risiko
6. Wu MH, Chen HC, Yeh SJ, Lin MT, Huang SC, Huang SK. Prevalence
and the long-term coronary risks of patients with Kawasaki disease in
a general population