Anda di halaman 1dari 1

1.

Hubungan suami, istri dan anak2

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya


dan menjaga kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali
yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka
atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra
suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara laki-laki
mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka. (An-nur ayat 31)

2. Hubungan ayah dengan anaknya

Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi shallallahu
alaihi wa sallam dalam ucapan, berbicara maupun duduk daripada Fathimah.
Biasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bila melihat Fathimah datang,
beliau mengucapkan selamat datang (ucapan tarhib: Marhaban pen.)
padanya. Lalu beliau berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian
menggamit lengannya dan membimbingnya hingga beliau dudukkan
Fathimah di tempat duduk beliau. Demikian pula jika Nabi shallallahu alaihi
wa sallam datang kepada Fathimah, Fathimah mengucapkan selamat datang
kepada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggamit lengannya lalu
mencium beliau. (Dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-
Albani rahimahullah dalam Shahih al-Adabil Mufrad no. 725)
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah memberi jawaban dari
pertanyaan di atas dengan fatwa beliau sebagai berikut, Tidak ada dosa bagi
seorang ayah untuk mencium putrinya yang sudah besar ataupun yang masih
kecil tanpa disertai syahwat.

3. Hubungan kakak laki2 dengan adik perempuan dan keponakan dengan bibi dari ayah
https://muslim.or.id/8481-siapakah-mahram-anda.html

4. http://media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/Halal/3014.html

5. Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi (1993). Halal dan Haram dalam Islam,
Penerbit: PT. Bina Ilmu

Anda mungkin juga menyukai